Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN SCHOLASTISISME

Dosen:

SOPYAN HENDRAYANA, S. PD, M. PD

KELOMPOK 3:

Hana Maria Sinaga 195060097

Eti Kisni Putri 195060112

Renaldi Dewanata 195060121

Tedi Septriadi 195060094

Dinda Nabila S. A 195060105

Silmi Zalmiati 195060099

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PASUNDAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan karunianya kita selalu diberikan kesehatan dan kesempatan terutama kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang berjudul
“ Filsafat Pendidikan Scholastisisme” ini.
Ucapan terima kasih kepada para pendukung penulis di dalam
menyelesaikan tugasnya, terkhususnya kepada Bapak Sopyan Hendrayana, S. Pd,
M. Pd selaku dosen mata kuliah yang banyak memberi bimbingan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Oktober 2019


Penulis

Kelompok 3 – Kelas C

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 2
2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan Scholastisisme .................................. 2
2.2 Konsep-konsep Filsafat dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme....... 3
2.3 Konsep-konsep Pendidikan dalam Filsafat Pendidikan Scholastisisme.. 5
2.4 Peranan Guru dan Siswa. ................................................................... 7
BAB III PENUTUP ...........................................................................8
3.1 Kesimpulan. ....................................................................................... 8
3.2 Kritik dan Saran.................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Segala kegiatan dalam kehidupan manusia, tidak akan terlepas dari
pengaruh filsafat. Karena seperti yang diketahui bersama bahwa filsafat telah
memasuki dan mendominasi dari sebagian bahkan seluruh kegiatan manusia. Hal
ini dikarenakan manusia selalu menggunakan akal pikirannya dalam menuju
kebahagiaan hidupnya.
Demikian halnya sekarang, filsafat telah merasuki dan merupakan bagian
penting dalam pendidikan. Adapun aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan
banyak sekali, salah satunya adalah Filsafat Pendidikan Scholastisme. Filsafat
Pendidikan Scholastisme lahir pada abad pertengahan (976-1492 M).
Scholastisme itu sendiri bermakna sekolah atau ajaran (madzhab), didalamnya
dibahas ajaran tentang manusia dan Tuhannya serta bagaimana pendidikan
seharusnya.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan Tuhan secara
sempurna dengan dibekali akal dan nafsu. Sehingga derajat dan kedudukan
manusia mampu melampaui makhluk-makhluk Tuhan yang lain, ketika manusia
itu sanggup memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan untuk mendapatkan
kebahagiaan hidupnya. Sehingga penting sekiranya dipelajari mengenai Filsafat
Pendidikan Scholastisme.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalahnya
yakni:
a. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan Scholastisme?
b. Bagaimana konsep-konsep filsafat dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme?
c. Bagaimana konsep-konsep pendidikan dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme?

3. Tujuan
Adapun tujuannya, sebagai berikut.
a. Untuk memperoleh data tentang Filsafat Pendidikan Scholastisme.
b. Untuk mengetahui konsep-konsep filsafat dalam Filsafat Pendidikan
Scholastisme.
c. Untuk mengetahui konsep-konsep pendidikan dalam Filsafat Pendidikan
Scholastisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Scholastisme


Filsafat Pendidikan Scholastisme memiliki tiga unsur kata yang semuanya
mengandung makna, yakni: Filsafat, Pendidikan dan Scholastisme. Filsafat
sendiri sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya berasal dari bahasa Yunani
yaitu Philos dan Sophia. Philos artinya cinta dan Sophia berarti kebijaksanaan.
Secara istilah menurut Yaya Sunarya (2012:16) “Arti filsafat secara harfiah
adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan dan kebijakan”.
Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Paedagogic yang berarti pergaulan bersama anak-anak. Secara istilah John
Dewey mengatakan, “Pendidikan adalah suatu proses pengalaman” (Yaya
Sunarya, 2012:18). Sedangkan menurut Crow and Crow, “Pendidikan adalah
proses pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan (insight) dan
penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia berkembang” (dikutip dalam
Yaya Sunarya, 2012:18).
Dua kata diatas jika digabungkan menjadi Filsafat Pendidikan, yang akan
memiliki makna berbeda dan lebih luas lagi dari kata asalnya. Asy-Syaibani
mengartikan bahwa Filsafat Pendidikan yaitu aktifitas pikiran teratur yang
menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan, (dikutip dalam Jalaluddin dan Abdullah,
2002:13). Mengutip perkataan John Dewey, Jalaluddin dan Abdullah (2002:13)
lebih lanjut menjelaskan bahwa Filsafat Pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental (paling mendasar), baik yang
menyangkut daya pikir (intelektual) maupun perasaan (emosional), menuju ke
arah tabiat manusia.
Selanjutnya, Scholastisme dalam bahasa Inggris yaitu school yang berarti
sekolah atau ajaran atau madzhab. Sedangkan Ahmad dan Mudzakir (2004:81)
mengemukakan bahwa Scholastisme berasal dari kata schuler yang memiliki
makna sama dengan sebelumnya yakni sekolah atau ajaran. Kata ‘isme’ dalam
Scholastisme menunjukkan suatu paham atau aliran. Jadi, bisa dikatakan bahwa
Scholastisme ini adalah aliran mengenai sekolahan.
Dari beberapa uraian diatas, dapat diambil pengertian mengenai Filsafat
Pendidikan Scholastisme adalah filsafat pendidikan yang berorientasi dan
meliputi segala tentang sekolah. Jadi bisa dikatakan Filsafat Pendidikan
Scholastisme ini memberikan pengetahuan dan bekal bagi manusia tentang
bagaimana konsepsi-konsepsi sekolah. Karena seperti yang diketahui, sekolah

2
sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia masa kini dan hampir
selalu mempengaruhi bagaimana nasib manusia di masa depan nanti.
Ada dua tokoh terkenal dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme, pertama
yakni Peter Abelard seorang filosof asal Perancis yang lahir pada tahun 1079 di
Pallet (Palais) dan kedua adalah Thomas Aquinas. Dalam salah satu
pemikirannya, Abelard mengemukakan bahwa peranan akal dapat menundukan
iman, iman harus mau didahulukan oleh akal. Hal ini menjadi dasar bahwa
berfikir itu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri dan berada diluar iman
(dikutip dalam civiceducation.blogspot.com).
Dalam pembahasannya mengenai Filsafat Pendidikan Scholastisme ini,
sangat erat hubungannya dengan Filsafat Pendidikan Perenialisme. Hal ini
dikarenakan bukan hanya tokoh yang menjadi figur didalamnya saja, melainkan
juga isi dan cakupan pembahasannya tidak jauh membelok diantara keduanya
yakni pembahasan mengenai akal, manusia dan Tuhannya. Mengenai hubungan
keduanya Disebutkan oleh Jalaluddin dan Abdullah (2002:91) bahwa Thomas
Aquinas telah mengadakan beberapa perubahan sesuai dengan tuntutan agama
Kristen tatkala agama itu datang, kemudian lahir apa yang dikenal dengan nama
Neo-Thomisme atau Neo-Scholastisme. Tatkala Neo-Thomisme atau Neo-
Scholastisme masih dalam bentuk awam maupun dalam paham gerejawi sampai
pada tingkat kebijaksanaan, maka ia terkenal dengan nama perenialisme.

B. Konsep-Konsep Filsafat Dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme


Redja Mudyahardjo (2008:230-232) menyebutkan Konsep-Konsep Filsafat
Dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme, yakni:
1. Metafisika (Hakikat Kenyataan)
Dalam kaitannya mengenai kenyataan, dikenal dua kenyataan dalam
Filsafat Pendidikan Scholastisme, yaitu:
a. Bentuk/Potentia/Morphe (Form)
b. Mater/Actu/Hyle (Materi)
c. Kenyataan yang tersusun secara hierarkis dari Tuhan sebagai kenyataan tertinggi
dan materi sebagai kenyataan terendah. Tuhan sebagai kenyataan tertinggi,
karena Tuhan-lah yang menciptakan dan memberikan kemampuan kepada
manusia.
2. Humanologi (Hakikat Manusia)
Ada beberapa hakikat manusia dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme
menurut Redja, yakni:

3
a. Manusia diciptakan Tuhan. Oleh karena Tuhan adalah Maha Bijaksana dan Maha
Baik, Tuhan harus menciptakan manusia untuk suatu tujuan. Tujuan tersebut
adalah kebahagiaan, suatu kebahagiaan harus diwujudkan secara sempurna hanya
dalam Tuhan.
b. Manusia terdiri atas tubuh dan jiwa, bersatu dalam kesatuan yang hakiki. Manusia
bukanlah jiwa yang berpikir tapi pribadi.
c. Jiwa manusia adalah immaterial, rohaniah, yang secara insting atau secara
sewajarnya bergantung pada materi, karena harus bersatu dengan tubuh untuk
membentuk satu kesatuan.
d. Manusia mempunyai intelek, karena itu dapat memahami, membuat
pertimbangan, dan menyimpulkan.
e. Manusia mempunyai kemauan bebas, yakni kemampuan menentukan suatu
pilihan.
f. Manusia adalah binatang yang rasional, yang dapat berfikir dan berkemauan,
karena itu merupakan bentuk tertinggi dari binatang.
g. Manusia hanya dapat dihancurkan oleh Tuhan sendiri, karena manusia
mempunyai jiwa yang bersifat rohaniah.
h. Ada suatu norma yang menentukan suatu tindakan adalah baik atau jahat.
i. Jadi, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
dibekali akal pikiran, manusia hendaklah mampu memanfaatkan fasilitas tersebut.
Bukan hanya untuk membuktikan bahwa manusia itu bukan binatang, melainkan
untuk menunjukkan bahwa manusia mampu memelihara alam ini sebagai
khalifah.
3. Epistimologi (Hakikat Pengetahuan)
Mengenai Hakikat Pengetahuan dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme,
Redja mengemukakan bahwa pengetahuan itu bertingkat-tingkat, yang dapat
dibedakan dalam dua macam, yaitu:
a. Pengetahuan tentang alam yang diketahui melalui rasio.
b. Pengetahuan tentang kebenaran diluar alam yang diperoleh melalui percaya
berdasarkan intiusi. Pengetahuan berdasarkan kepercayaan seperti ini, harus terus
berlaku apabila ada perbedaan dengan yang diperoleh melalui rasio.
4. Aksiologi (Hakikat Nilai)
Redja menyebutkan empat (4) point penting dalam kaitannya mengenai
Hakikat Nilai dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme, empat (4) point tersebut
adalah.
a. Pertama-tama manusia harus mengetahui kebaikan agar mau berbuat baik.
b. Kebaikan yang tertinggi atau kebajikan adalah kebahagiaan dan cinta kasih
Tuhan.

4
c. Ada dua macam kebajikan yaitu:
 Kebajikan teologis yang berkenaan dengan keimanan, harapan dan kemurahan
hati.
 Kebajikan kardinal berkenaan dengan kesucian, keberanian, kesederhanaan dan
keadilan.
d. Cara-cara utama dalam mencapai kebahagiaan adalah kesehatan, kemakmuran
dan persaudaraan.
Uraian-uraian diatas akan dapat dipahami ketika dilakukan penghayatan
mendalam yang disertai berpikir kritis. Hal tersebut sekiranya perlu dilakukan,
agar mampu sepenuhnya memahami apa dan bagaimana serta kenapa konsep-
konsep filsafat dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme demikian adanya.

C. Konsep-Konsep Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme


Lebih lanjut Redja Mudyahardjo (2008:232-234) menjelaskan mengenai
Konsep-Konsep Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme, kemudian
beliau menyebutkan beberapa point penting seperti dibawah ini.
1. Tujuan-Tujuan Pendidikan
Sebagaimana diketahui tujuan pendidikan adalah menjauhkan manusia dari
keterbelakangan pengetahuan dan menjadikan manusia yang memiliki banyak
pengetahuan untuk kebahagiaan hidupnya di masa mendatang. Akan tetapi, lebih
jelasnya dalam pembahasan Filsafat Pendidikan Scholastisme Redja
menyebutkan ada 2 hal penting, yakni:
a. Pendidikan tidak semata-mata ditujukan untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia, tetapi terutama untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat dalam
pengenalan jiwa dengan Tuhan.
b. Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan harus tertuju pada pengembangan
keseluruhan potensi manusia yang mencakup intelektual, fisik (jasmaniah),
volitional (kemauan) dan vokasional (bekerja).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang mengatakan pendidikan
merupakan jalan mencapai kebahagiaan hidup di dunia adalah salah menurut
Filsafat Pendidikan Scholastisme, karena dalam ajarannya tujuan akhir segalanya
adalah Tuhan itu sendiri, yang telah menciptakan segala sesuatunya.
2. Isi Pendidikan atau Kurikulum
Mengenai hal ini, ada dua hal penting yaitu:
a. Isi pendidikan harus mencakup agama dan humaniora sebagai bagian pendidikan
liberal atau pendidikan umum.

5
b. Pendidikan liberal tersebut, terdiri atas:
1) Mata-mata pelajaran fundamental yang berhubungan dengan pengembangan
nilai-nilai kemanusiaan.
2) Mata-mata pelajaran instrumental yang berhubungan dengan pengembangan
vokasional dan penunjang bagi mata-mata pelajaran fundamental.
Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme tentu harus mencakup
agama karena sebagaimana yang diketahui bahwa Scholastisme mengarah kepada
agama itu sendiri. Dimana menurut Ahmad dan Mudzakir (2004:81) bahwa
secara garis besar filsafat abad pertengahan (masa scholastik) dapat dibagi dua
periode, yaitu: Periode Scholastik Islam dan Periode Scholastik Kristen.
3. Metode-Metode Pendidikan
Dalam setiap pendidikan pasti akan ditemui mengenai bagaimana metode
pendidikannya itu disampaikan, sehingga akan dapat diprediksi bagaimana hasil
akhirnya dari metode-metode yang digunakan tersebut. Namun, prediksi tersebut
tidak bersifat mutlak karena sifatnya lebih kearah prasangka atau dugaan.
Sebelum pada metode-metode dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme, perlu
sekiranya mengetahui bagaimana caranya memperoleh pengetahuan. Menurut
Redja (2008:233), ada dua macam memperoleh pengetahuan, yaitu:
a. Melalui penemuan atau rasio alami sendiri yang tertuju pada pengetahuan yang
tidak diketahui.
b. Melalui intruksi atau latihan, yakni orang lain memberi bantuan kepada rasio
alami untuk tertuju pada pengetahuan yang tidak diketahui. Bantuan tersebut
disebut pengajaran.
Setelah mengetahui dua macam cara pengetahuan bisa diperoleh.
Selanjutnya, mengenai metode-metode pendidikan yang digunakan dalam Filsafat
Pendidikan Scholastisme, yakni:
a. Metode dialektik,
b. Metode ceramah dan
c. Metode debat, diskusi atau tanya jawab
Metode-metode tersebut sangat tepat apabila dilakukan didalam lingkungan
sekolah, karena seperti yang diketahui bersama kegiatan pendidikan disekolah
sangat erat kaitannya antara guru dengan murid, dan antara murid dengan
temannya. Interaksi inilah yang akan membantu wawasan ilmu peserta didik
cepat meningkat.

6
4. Peranan Peserta Didik dan Pendidik
Berikut Peranan Peserta Didik dan Pendidik dalam Filsafat Pendidikan
Scholastisme.
a. Pengajaran berpusat pada guru yang diberikan melalui ceramah, latihan yang
teratur dan terarah serta tanya jawab.
b. Tak seorangpun dapat mengajar dengan berhasil tanpa kebajikan dari cahaya
pikiran oleh Tuhan. Dengan demikian Tuhan mengajar manusia dalam dirinya
berupa memberikan potensi-potensi berpikir. Tuhan adalah guru bathiniyah
manusia.
c. Guru memberikan teladan yang baik.
d. Peserta didik berperanan pasif.
Pada bagian terakhir peranan pasif yang dimaksud bukan berarti peserta
didik tidak boleh atau haram aktif dikelasnya, melainkan dalam pembelajaran
penyampaian yang berperan aktif adalah guru, karena gurulah yang mengajarkan
mata pelajaran.

7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang bisa penulis uraikan.
a. Pengertian Filsafat Pendidikan Scholastisme
Scholastisme dalam bahasa Inggris yaitu school yang berarti sekolah atau
ajaran atau madzhab. Kata ‘isme’ dalam Scholastisme menunjukkan suatu paham
atau aliran. Jadi, bisa dikatakan bahwa Scholastisme ini adalah aliran mengenai
sekolahan.
b. Konsep-Konsep Filsafat Dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme
Ada beberapa point, yaitu:
1) Metafisika (Hakikat Kenyataan)
Ada dua kenyataan, yaitu: Morphe dan Mater.
2) Humanologi (Hakikat Manusia)
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali akal.
3) Epistimologi (Hakikat Pengetahuan)
a) Pengetahuan tentang alam diketahui melalui rasio.
b) Pengetahuan tentang kebenaran diluar alam diketahui dengan kepercayaan.
4) Aksiologi (Hakikat Nilai)
Kebaikan tertinggi disebut kebajikan dan kebajikan adalah kebahagiaan dan
cinta kasih Tuhan.
c. Konsep-Konsep Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan Scholastisme
Ada beberapa konsep, yakni:
1) Tujuan-Tujuan Pendidikan
Pada intinya, tujuan pendidikan bukan hanya untuk mencapai kebahagiaan
di dunia, akan tetapi yang terpenting adalah untuk mencapai kebahagiaan di
akhirat.
2) Isi Pendidikan atau Kurikulum
Kurikulum didalamnya harus mencakup agama.
3) Metode-Metode Pendidikan
Metode-metodenya meliputi:
a) Metode dialektik
b) Metode ceramah
c) Metode debat, diskusi atau tanya jawab
4) Peranan Peserta Didik dan Pendidik

8
Pada umumnya guru dalam filsafat pendidikan ini bersifat aktif dan murid
bersifat pasif.

2. Kritik dan Saran


Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini, baik
dari ejaan penulisan, tata kalimat, tata bahasa maupun yang lainnya. Tetapi
setidaknya penulis telah berusaha menguraikan maksud dari Filsafat Pendidikan
Scholastisme. Oleh karena banyaknya kekurangan dalam makalah ini, penulis
mengharapkan adanya wujud apresiasi pembaca untuk memberikan koreksi dan
masukkan agar penulis mampu memperbaikinya dan tidak melakukan kesalahan
sama untuk yang kedua kalinya. Terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA
Education, Civic. 2011. Pemikiran-Pemikiran Peter Abelard. Diunduh melalui
civiceducation.blogspot.com, tanggal 9 maret 2013, pkl. 17.00 WIB.
Jalaluddin dan Abdullah. 2002. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat dan Pendidikan).
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sunarya, Yaya. 2012. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Arfino Raya.
Syadali, Ahmad dan Mudzakir. 2004. Filsafat Umum. Bandung: CV Pustaka Setia

10
1

Anda mungkin juga menyukai