Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan tugas ini, yang berjudul “Ciri-ciri filsafat india, cina, islam, barat dan
perbedaan karakteristik nya”.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini,

Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

PALOPO, 12/10/2017
PENYUSUN: Klp 3

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1
A. Latar belakang........................................................................................
1
B. Rumusan masalah..................................................................................
1
C. Hipotesis.................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2
A. Ciri-ciri Filsafat India, China, Islam dan Barat........................................
2
a. Ciri-ciri Filsafat India.........................................................................
2
b. Ciri-ciri Filsafat China.......................................................................
2
c. Ciri-ciri Filsafat Islam........................................................................
4
d. Ciri-ciri Filsafat barat........................................................................
4
B. Karakterisrik yang membedakan 4 Filsafat tersebut.............................
5
a. Karakteristik Filsafat India................................................................
5
b. Karakteristik Filsafat China...............................................................
7

2
c. Karakteristik Filsafat Islam...............................................................
8
d. Karakteristik Filsafai Barat...............................................................
10

BAB III PENUTUP..........................................................................................


11
A. Kesimpulan.............................................................................................
11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan Islam di era pertengahan tidak saja mewarisi pengetahuan Yunani dan
Romawi, akan tetapi telah memodifikasi dan menyempurnakan pengetahuan
sebelumnya. Peradaban Yunani, Romawi dan Persia jelas menyumbangkan
pengetahuan yang sangat berharga bagi seluruh dunia terutama filsafat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi atas masalah-masalah yang ada, memberikan argumentasi dan
alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Masyarakat dunia harus mulai sadar bahwa tidak hanya filsafat Yunani dan
Romawi yang mendunia, tetapi filsafat India, filsafat Cina, filsafat Islam dan filsafat
Barat juga tidak kalah pamornya. Filsafat India menggusung keyakinan akan
kesatuan fundamental antara manusia (individu) dengan alam (kosmos).
Sedangkan filsafat Cina merupakan salah satu filsafat tertua dan dipercaya
menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi
sejarah filsafat dunia.
Tampilnya filsafat Islam di area pemikiran merupakan hasil interaksi agama
Islam dengan faktor ekstern. Faktor ekstern yang dimaksud adalah budaya dan
tradisi non Islam yang sepanjang sejarah diwakili oleh Eropa di belahan Barat
serta India, Iran dan Cina di belahan Timur.
Awal perkembangan filsafat Barat mulai ada di Yunani. Dalam filsafat Barat tiap
tahun memiliki ciri dan nuansa yang berbeda.

B. Rumusan masalah
Dari uraian di atas, pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut :
 Bagaimana karakteristik filsafat India, Cina, Islam dan Barat.

C. Hipotesis
Untuk mengetahui karakteristik dari filsafat India, Cina, Islam dan Barat.

4
BAB II
CIRI-CIRI FILSAFAT INDIA, CINA, ISLAM, BARAT dan KARAKTERISTIK DARI
4 FILSAFAT TERSEBUT

A. Cri-ciri Filsafat India, China, Islam, dab Barat


a. Ciri-ciri Filsafat India
 Motif sipiritual, motif spiritualnya dinamisme/berhala, Totemisme (batu),
dan animism (roh nenek moyang), mayoritas beragama Hindu yang
menyababkan filsafatnya cenderung ke hal tersebut.
 Siap intropeksi dan pendekatan inrtospektif terhadap realitas. Selain itu.
Filsuf india juga mengandalkan logika untuk menemukan kebenaran.
 Mengakui hubungan erat antara hidup dengan filsafat. Karena
didalamnya menjelaskan tujuan dari hidup itu sendiri.
 Idealis dalam hal ini diartian sebagai cita-cita yang tinggi muncul pada
filsuf india melalui kata kata filsafatnya
 Memberikan peran sentral intuisi atau mengandalkan daya atau
kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau
dipelajari.
 Mengakui otoritas, mengikuti perintah dari raja, hal ini yang
menimbulkan mayoritas perbudakan dan tersirat dalam kata filsafatnya
kerindua akan kebebasan secara totalitas
 Tendsi atau kecendrungan untuk mendekati berbagi aspek pengalaman
dan ralitas dengan pendekatan sintesis.

b. Ciri-ciri Filsafat China


Pertama-tama karena masalah politik dan pemerintahan merupakan
masalah sehari-hari yang tidak dapat dihindarkan, maka filsafat Cina
berkecendrungan mengutamakan pemikiran praktis berkenaan masalah dan
kehidupan sehari-hari. Dengan perkataan lain ia cenderung mengarahkan
dirinya pada persoalan-persoalan dunia. Para ahli sejarah, mengemukakan
beberapa ciri yang muncul akibat kecenderungan tersebut, adalah:
 Dalam pemikiran kebanyakan orang Cina antara teori dan
pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian pemikiran
spekulatif kurang mendapat tempat dalam tradisi filsafat Cina, sebab
filsafat justru lahir karena adanya berbagai persoalan yang muncul dari
kehidupan yang aktual.
 Secara umum filsafat Cina bertolak dari semacam ‘humanisme’.
Tekanannya pada persoalannya kemanusiaan melebihi filsafat Yunani
dan India. Manusia dan perilakunya dalam masyarakat dan peristiwa-

5
peristiwa kemanusiaan menjadi perhatian utama sebagian besar filosof
Cina.
 Dalam pemikiran filosof Cina etika dan spiritualitas (masalah keruhanian)
menyatu secara padu. Etika dianggap sebagai intipati kehidupan manusia
dan sekaligus tujuan hidupnya. Di lain hal konsep keruhanian
diungkapkan melalui perkembangan jiwa seseorang yang menjunjung
tinggi etika. Artinya spiritualitas seseorang dinilai melalui moral dan
etikanya dalam kehidupan sosial, kenegaraan dan politik. Sedangkan inti
etika dan kehidupan sosial ialah kesalehan dan kearifan.
 Meskipun menekankan pada persoalan manusia sebagai makhluk sosial,
persoalan yang bersangkut paut dengan pribadi atau individualitas tidak
dikesampingkan. Namun demikian secara umum filsafat Cina dapat
diartikan sebagaoi ‘Seni hidup bermasyarakat secara bijak dan cerdas’.
Kesetaraan, persamaan dan kesederajatan manusia mendapat perhatian
besar. Menurut para filosof Cina keselerasan dalam kehidupan sosial
hanya bisa dicapai dengan menjunjung tinggi persamaan, kesetaraan dan
kesederajatan itu.
 Filsafat Cina secara umum mengajarkan sikap optimistis dan demokratis.
Filosof Cina pada umumnya yakin bahwa manusia dapat mengatasi
persoalan-persoalan hidupnya dengan menata dirinya melalui berbagai
kebijakan praktis serta menghargai kemanusiaan. Sikap demokratis
membuat bangsa Cina toleran terhadap pemikiran yang anekaragam dan
tidak cenderung memandang sesuatu secara hitam putih.
 Agama dipandang tidak terlalu penting dibanding kebijakan berfilsafat.
Mereka menganjurkan masyarakat mengurangi pemborosan dalam
penyelenggaraan upacara keagamaan atau penghormatan pada leluhur.
 Penghormatan terhadap kemanusiaan dan individu tampak dalam
filsafat hukum dan politik. Pribadi dianggap lebih tinggi nilainya
dibanding aturan-aturan formal yang abstrak dari hukum, undang-
undang dan etika. Dalam memandang sesuatu tidak berdasarkan mutlak
benar dan mutlak salah, jadi berpedoman pada relativisme nilai-nilai.
 Dilihat dari sudut pandang intelektual, Para filosof Cina berhasil
membangun etos masyarakat Cina seperti mencintai belajar dan
mendorong orang gemar melakukan penelitian mendalam atas segala
sesuatu sebelum memecahkan dan melakukan sesuatu. Demikianlah
pengetahuan dan integritas pribadi merupakan tekanan utama filsafat
Cina. Aliran pemikiran, teori dan metodologi apa saja hanya bisa
mencapai sasaran apabila dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuan luas dan integratitas pribadi yang kokoh.

6
c. CIri-ciri Filsafat Islam
 Para filsuf islam mempunyai kesamaan dalam melihat kebenaran al-
Qur’an dan ajaran Islam sehari-hari. Jadi tidak ada seorang filsuf Islam
yang meragukan kebenaran al-Qur’an atau menyimpang dari ajaran
agama Islam.
 Para filsuf percaya bahwa ada garis yang menghubungkan antara Islam
dengan Filsafat Yunani. Mereka meyakini bahwa wahyu Islam merupakan
kelanjutan dari mata rantai perenial yang telah muncul dalam alam
pikiran Yunani.
 Filsafat Islam mempunyai tujuan yaitu mendapatkan pengetahuan dalam
rangka mendapatkan hikmah.
 Ciri ini berhubungan erat dengan ciri yang sebelumnya, yaitu kualitas
kebijaksanaan yang hendak digapai oleh para filsuf Islam adalah
keagamaan.
 Filsafat Islam menunjukkan kegemarannya akan masalah pengetahuan
dan dasar-dasar psikologi serta ontologinya.

d. Ciri-ciri Filsafat Barat


Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan:

 Cara berfilsafat dipimpin oleh gereja


 Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aritoteles
 Berfilsafat dengan pertolongan Agustinus
 Penuh dominasi gereja
 Dibagi menjadi masa skolastik awal, skolastik puncak, dan skolastik akhir

7
B. Karakteristik yang membedakan 4 Filsafat tersebut
a. Karakteristik Filsafat India
Filsafat India mulai ada sejak bangsa Arya masuk ke daratan India dari utara,
yang sebelumnya telah di huni oleh bangsa Dravida sekitar 1500 sebelum
masehi (SM). Masuknya bangsa Arya ke dalam kebudayaan Dravida tentu
menghasilkan sebuah perpaduan budaya atau tradisi baru di India.

Filsafat India memang jarang atau tidak terlalu sering mendapat perhatian
masyarakat dunia, karena masyarakat dunia lebih senang membahas mengenai
filsafat Yunani ataupun filsafat Islam. Filsafat India mengusung keyakinan akan
kesatuan fundamental antara alam dengan manusia. Dengan demikian tidaklah
mustahil jika filsafat India bisa jadi solusi bagi krisis spiritual dengan alam saat
ini.

Filsafat India tidak mengajarkan seseorang untuk menguasai alam, tetapi untuk
berteman dengan alam . mendidik seseorang agar mempunyai kearifan local
dalam menelaah masalah hidup. Banyaknya catatan sejarah yang hilang serta
kurangnya tokoh India zaman dulu yang kurang menuliskan kisahnya menjadi
salah satu kesulitan yang dihadapi pengkaji filsafat India.

Cukup banyak kesalahpahaman terjadi dalam memandang filsafat India. Filsafat


India sering dikaitkan dengan mistik tanpa adanya logika, berdasarkan instuisi
supranatural, hanya filsafat pemujaan sakti, yaitu kekuatan dewi dalam bentuk
energi. Berkembangnya filsafat India membuktikan eksistensi mereka yang
benar-benar menggedepankan nilai-nilai spiritual, cinta kasih dan persaudaraan.

Perkembangan filsafat India mengalami pembabakan selama lima periode


antara lain :

 Perkembangan filsafat India pada zaman Veda (2000 – 600 SM)

Filsafat Veda adalah filsafat yang membahas pikiran-pikiran yang terkandung


dalan bagian mantra-mantra kitab suci Veda. Mantra-mantra tersebut
merupakan bagian paling tertua dari seluruh kesustraan Veda yang pada
dasarnya berupa pemujaan, pujian, permohonan kepada dewa-dewa yang
dipuja.

Kemudian, penafsiran dari Veda semakin berkembang dan melahirkan kitab


Brahmana, Upanishad, dan Saivagama. Ke empat kitab suci ini menjadi
sumber utama filsafat India serta dianggap sebagai kitab suci agama Hindu.
Dari keempat kitab suci tersebut, kitab Upanishad bisa dikatakan lebih kaya
akan nilai-nilai filsafat India.

8
 Perkembangan filsafat India pada zaman Skeptimisme (600 SM – 300 M)

Perkembangan filsafat India pada zaman ini ditandai dengan munculnya


ajaran Sidharta Gautama ( buddhisme ) yaitu ajaran yang
memberikanpedoman praktis untuk mencapai keselamatan. Buddhisme
merupakan penggerak reformasi kehidupan spiritual India. Buddhisme juga
menawarkan sesuatu yang mudah diterima masyarakat luas. Ia
menggajarkan protes keras terhadap agama Brahmaoa. Dalam
perkembangannya, filsafat India pada masa ini muncul pula ajaran lain yaitu
Jainisme ( Jaina ). Jaina merupakan sebuah agama dan masih ada di India.

Semua ajaran ini dilandasi oleh pemikiran yang sama yaitu Skeptis
(keraguan). Jika diberbagai tradisi, pemikiran sikap Skeptis jadi tonggak
lahirnya pemikiran baru, begitu pula di filsafat India. Ajaran-ajaran ini
dengan kandungan filsafat, dianggap lebih menarik dari pada ritualisme dan
spekulasi para imam dan rahib agama Hindu.

 Perkembangan filsafat India pada zaman Puranis (300 – 1200 M)

Perkembangan filsafat India pada zaman ini ditandai dengan mulai


lenyapnya penggaruh Buddhisme. Pada zaman Puranis di sebut abad
pertengahan. Pada masa ini lebih banyak diwarnai spekulasi teologis,
khususnya mengenai inkarnasi dewa-dewa dengan avatari ( pewujutan dewa
dalam bentuk manusia ) masing-masing. Tercemin dalam berbagai karya
sastra pada saat itu, yaitu dua epos besar Mahabharata dan Ramayana.

 Perkembangan filsafat India pada zaman Muslim (1200 – 1757 M)

Perkembangan filsafat India pada zaman ini ada dua pemikiran yang
berkembang, yaitu pemikiran yang mencoba menggembangkan suatu ajaran
(agama) universal. Pemikiran yang lain pemikiran yang terjadi perpaduan
antara ajaran Islam dan Hinduisme. Di kemudian hari ajaran pemikiran ini
berkembang menjadi aliran Sikh.

 Perkembangan filsafat India pada zaman Modern (pasca 1757)

Perkembangan filsafat India pada zaman ini ditandai dengan kembalinya


nilai-nilai klasik India bersama dengan reformasi sosial. Seperti yang
diajarkan oleh Raja Ram Mohan Roy, mengenai monotoisme berdasarkan
Upanishad dan moral berdasarkan khotbah di bukit.

Melalui setiap masa dengan para pemikir yang berkreasi didalamnya filsafat
India terus berkembang. Membuka dialog dengan filsafat Barat tanpa
melepas ciri khas filsafat India yang menggedepankan harmoni antara
manusia dengan alam.
9
b. Karakteristik Filsafat Cina
Filsafat cina adalah filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu
filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan
dunia, disamping filsafat India dan filsafat Barat. Berdasarkan penemuan
arkeologis, filsafat Cina sudah ada sebelum Neolitik baik disebelah timur laut
maupun barat laut. Pada periode tersebut kehidupan komunitas suku berpusat
pada penyembahan dewa-dewa leluhur dan dewa-dewa alam. Tradisi pemikiran
filsafat di Cina bermula sekitar abad ke 6 SM atau pada masa pemerintahan
dinasti Chao. Pemerintahan dinasti Chao mengalami perpecahan dan perang
diantara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda. Akibatnya
rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia yang
disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi. Dengan adanya
kekacauan ini, mendorong sejumlah kaum terpelajar untuk bangkit dan mulai
memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali
kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.

Kaum terpelajar ini juga tersingkir dari kehidupan politik dan pemerintahan,
karena pada saat negeri dilanda perang yang diperlukan adalah para jendral dan
penggambil kebijakan politik, bukan para terpelajar. Selanjutnya para
bangsawan, jendral dan pejabat berlomba-lomba melakukan tindakan
penyelewengan, korupsi, menimbun harta dan kekuasaan, mereka
memanfaatkan situasi, sehingga mereka saling menghasut hingga perpecahan
tidak bisa dihindari.

Di latarbelakangi keadaan seperti itu. Filsafat Cina lebih banyak memusatkan


perhatian pada persoalan politik, kenegaraan dan etika. Kecenderungan inilah
yang membuat filsafat Cina memiliki cirri yang berbeda dari filsafat India, Yunani
dan Islam.

Para ahli sejarah pemikiran, mengemukaan beberapa karakteristik filsafat Cina,


antara lain :

 Dalam pemikiran, kebanyakan orang Cina antara teori dan


pelaksanaannya tidak dapat di pisahkan.
 Secara umum filsafat Cina bertolak dari semacam humanisme atau
kemanusiaan yaitu manusia dan perilakunya dalam masyarakat dan
peristiwa-peristiwa kemanusiaan menjadi perhatian utama.
 Dalam pemikiran filosof Cina, etka dan spiritualitas atau kerohanian
menyatu secara terpadu. Artinya etika dianggap sebagai intipati
kehidupan manusia dan sekaligus tujuan hidupnya. Di hal lain konsep
kerohanian diungkapkan melalui perkembangan jiwa seseorang. Etika
spiritulitas seseorang melalui moral dan etikanya dalam kehidupan

10
sosial,kenegaraan dan politik. Sedangkan untuk etika dan kehidupan
sosial adalah kesalehan dan kearifannya.
 Meskipun menekankan pada persoalan manusia sebagai makhluk sosial,
persoalan yang bersangkut paut dengan pribadi atau individu tidak
dikesampingkan, artinya kesetaraan, persamaan dan kesederajatan
manusia dapat perhatian besar.
 Mengajarkan sikap optimis dan demokratis. Artinya bahwa manusia
dapat mengatasi persoalan-persoalan hidupnya dengan menata dirinya
melalui berbagai kebijakan praktis serta menghargai kemanusiaan. Sikap
demokratis membuat bangsa Cina toleran terhadap pemikiran yang
beranekaragam dan tidak cenderung memandang sesuatu secara hiotam
atau putih.
 Agama dipandang tidak terlalu penting disbanding kebijakan berfilsafat.
Artinya masyarakat di anjurkan mengurangi pemborosan dalam
penyelenggaraan upacara keagamaan atau penghormatan pada leluhur.
 Penghormatan terhadap kemanusiaan dan individu tampak dalam filsafat
hokum dan politik. Artinya pribadi dianggap lebih tinggi nilainya
disbanding aturan-aturan formal yang absrtak dari hokum, undang-
undang dan etika. Dalam memandang sesuatu tidak berdasarkan mutlak
benar dan mutlak salah.
 Dilihat dari sudut pandang intelektual, para filosof Cina berhasil
membangun etos masyarakat Cina seperti mencintai, belajar dan
mendorong orang gemar melakukan penelitian mendalam atas segala
sesuatu yang belum terpecahkan.

c. Karakteristik Filsafat Islam


Tampilnya filsafat Islam diarea pemikiran merupakan hasil interaksi agama Islam
dengan factor ekstern. Factor ekstern yang di maksud adalah budaya dan tradisi
non Islam yang sepanjang sejarah yang diwakili oleh Eropa dibelahan barat serta
India, Iran dan Cina dibelahan timur. Kemajuan Islam diera pertengahan tidak
saja mewarisi pengetahuan Yunani dan Romawi, akan tetapi telah memodifikasi
dan menyempurnakan pengetahuan sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil
usaha kreatif cendekiawan muslim seperti Al kindi Ibn Sina, Al- Farabi, Al-Razi
dan setelahnya. Selain mengadopsi kekayaan pengetahuan, mereka juga
melahirkan teori dan pemikiran orisinil yang sama sekali baru.

Peradaban Yunani, Persia dan Romawi jelas menyumbangkan peradapan yang


sangat berharga bagi Islam.pusat urat syarafnya berada di akademi terbesar
pada masa itu, yaitu Akademi Jundi Shapur di Persia di bagian tenggara. Bahkan
bukan itu saja, setelah lahirnya Islam dan penaklukan Persia oleh orang-orang
Arab, perkembangan kebudayaan terpenting dalam Islam, misalnya bidang
11
sains, teknologi, matematika, logika, filsafat, Kimia dan lain-lain adalah
kontribusi pemikiran dan cendikiawan Persia yang pada permulaan abad-abad
Islam telah menulis dalam bahasa Arab dan atas nama Islam.

Filsafat Islam memiliki karakteristik yang sekaligus sebagai keunikkan tersendiri.


Setidaknya ada 3 karakteristik yang dapat pemakalah kemukakan, yaitu :
peripatetisme (masysya’iyyah), iluminasi (israqiyah), dan teosofi trasenden (al
hikma-muta’aliyah).

 Peripatetisme adalah paham kelanjutan dari pengaruh ide-ide Aristoteles


yang bersifat deskursif-demotrasional. Corak dari Aristoteles yaitu suatu
paham yang cenderung bersifat material. Peripatetisme dimulai sejak Al-
Kindi.
 Iluminasi adalah suatu kilatan atau dadakan dalam bentuk pemahaman
atau ilham sebagai suatu arus cahaya serta upaya-upaya religious dan
mistik dalam dunia ilmiah. Artinya sebuah kebenaran dapat diukur
dengan pengalaman intuitif yang kemudian diverifikasikan secara logis
dan rational.
 Teosofi trasenden diperkenalkan oleh Mulla Shadra. Dia membangun
aliran baru filsafat dengan semangat untuk mempertemukan berbagai
aliran pemikiran yang berkembang dikalangan kaum muslim. Filsafat ini
cenderung berbicara masalah esensi (wujud), sehingga sering disebut-
sebut sebagai eksistensialisme Islam. Aliran ini mempercayai bahwa
pengetahuan diperoleh tidak melalui penalaran rasional, tetapi hanya
melalui penyaksian batin.

Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekiawannya adalah muslim.


Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain, yaitu :

 Meskipun semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya


filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian
menyesuaikan dengan ajaran Islam.
 Islam adalah agama tauhid maka bila dalam filsafat lain masih “ mencari
Tuhan”. Dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah ditemukan”, dalam arti
bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsafat Islam
lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena
sebagaimana kita ketahui pembahasan Tuhan hanya akan menjadi
sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
 Kehadiran filsafat berpotensi untuk membantu penyelesaian problem-
problem dasar kemanusiaan. Bahkan dikatakan bahwa filsafat bisa
menyelesaikan problem-problem kongkrit dalam kehidupan manusia.
Dengan berpijak kembali kepada filsafat Islam, diharapkan bisa
menentaskan pengetahuan dan kearifan religious yang bernilai tinggi.
12
Akar-akar persoalan modernitas yang menyeret manusia kedalam dunia
dapat disadarkan lewat penelusuran filsafat Islam.
d. Karakteristik Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-
universitas di eropa dan jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi
filsafat Yunani kuno. Tokoh-tokoh utama filsafat Barat antara lain : Plato,
Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, George Hegel dan lain-lain.

Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal dengan adanya pembidangan dalam filsafat
yang menyangkut tema tertentu, diantaranya :

 Metafisika mengkaji hakekat segala yang ada. Dalam hal ini hakekat yang
ada secara umum dikaji secara khusus dalam antologi. Sedangkan
hakekat manusia dan alam dibahas dalam kosmologi.
 Epistemology mengkaji tentang hakekat dan wilayah pengetahuan.
Dalam hal ini membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti
batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
 Aksiologi membahas nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan
manusia. Dari aksiologi lahirlah 2 cabang filsafat yang membahas aspek
kualitas hidup manusia yaitu etika dan estetika.
 Etika atau filsafat moral membahas tentang bagaimana seharusnya
manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari
dasar tindakan itu diketahui. Beberapa hal yang dibahas disini adalah
soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati dan lain-lain.
 Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada
kehidupan. Dari sinilah lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian
dari berbagai macam hasil budaya.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat biasanya
diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budaya.
a. Karakteristik filsafat India mengusung keyakinan akan kesatuan fundamental
antara alam dan manusia.
Filsafat India mengalami pembabakan selama 5 periode antara lain :
 Perkembangan filsafat India pada zaman Veda
 Perkembangan filsafat India pada zaman Skeptisisme
 Perkembangan filsafat India pada zaman Puranis
 Perkembangan filsafat India pada zaman Muslim
 Perkembangan filsafat India pada zaman Modern
b. Karakteristik filsafat Cina adalah toleransi dalam keterbukaan untuk
pendapat-pendapat yang sama sekali berbeda dari pendapat-pendapat
pribadi. Filsafat Cina kuno memandang soal perubahan dan trasformasi
sebagai sebuah sifat dunia yang tidak bisa direduksikan lagi, termasuk
didalamnya benda-benda dan manusia itu sendiri.
c. Karakteristik filsafat Islam sebagai filsafat yang mempunyai keunikan
tersendiri. Setidaknya ada 3 karakteristik yang di kemukakan pemakalah
antala lain : peripatetisme, iluminasi, teosofi trasenden.
d. Dalam tradisi filsafat Barat dikenal dengan adanya pembidangan, antara lain :
metafisika, epistemology, aksiologi, etika dan estetika.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Burhanuddin Salam, 2012, Pengantar Filsafat, Bumi Aksara.


2. Putu Suamba I.B, 2003, Dasar-dasar Filsafat India.
3. Mujtahid, 2005, Karakteristik Filsafat Islam, UIN Malang.
4. http://iccsg.wordpress.com/2006/09/04/rangkuman-filsafat-cina/

15

Anda mungkin juga menyukai