Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan tugas ini, yang berjudul “Ciri-ciri filsafat india, cina, islam, barat dan
perbedaan karakteristik nya”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini,
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
PALOPO, 12/10/2017
PENYUSUN: Klp 3
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1
A. Latar belakang........................................................................................
1
B. Rumusan masalah..................................................................................
1
C. Hipotesis.................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2
A. Ciri-ciri Filsafat India, China, Islam dan Barat........................................
2
a. Ciri-ciri Filsafat India.........................................................................
2
b. Ciri-ciri Filsafat China.......................................................................
2
c. Ciri-ciri Filsafat Islam........................................................................
4
d. Ciri-ciri Filsafat barat........................................................................
4
B. Karakterisrik yang membedakan 4 Filsafat tersebut.............................
5
a. Karakteristik Filsafat India................................................................
5
b. Karakteristik Filsafat China...............................................................
7
2
c. Karakteristik Filsafat Islam...............................................................
8
d. Karakteristik Filsafai Barat...............................................................
10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan Islam di era pertengahan tidak saja mewarisi pengetahuan Yunani dan
Romawi, akan tetapi telah memodifikasi dan menyempurnakan pengetahuan
sebelumnya. Peradaban Yunani, Romawi dan Persia jelas menyumbangkan
pengetahuan yang sangat berharga bagi seluruh dunia terutama filsafat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi atas masalah-masalah yang ada, memberikan argumentasi dan
alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Masyarakat dunia harus mulai sadar bahwa tidak hanya filsafat Yunani dan
Romawi yang mendunia, tetapi filsafat India, filsafat Cina, filsafat Islam dan filsafat
Barat juga tidak kalah pamornya. Filsafat India menggusung keyakinan akan
kesatuan fundamental antara manusia (individu) dengan alam (kosmos).
Sedangkan filsafat Cina merupakan salah satu filsafat tertua dan dipercaya
menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi
sejarah filsafat dunia.
Tampilnya filsafat Islam di area pemikiran merupakan hasil interaksi agama
Islam dengan faktor ekstern. Faktor ekstern yang dimaksud adalah budaya dan
tradisi non Islam yang sepanjang sejarah diwakili oleh Eropa di belahan Barat
serta India, Iran dan Cina di belahan Timur.
Awal perkembangan filsafat Barat mulai ada di Yunani. Dalam filsafat Barat tiap
tahun memiliki ciri dan nuansa yang berbeda.
B. Rumusan masalah
Dari uraian di atas, pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana karakteristik filsafat India, Cina, Islam dan Barat.
C. Hipotesis
Untuk mengetahui karakteristik dari filsafat India, Cina, Islam dan Barat.
4
BAB II
CIRI-CIRI FILSAFAT INDIA, CINA, ISLAM, BARAT dan KARAKTERISTIK DARI
4 FILSAFAT TERSEBUT
5
peristiwa kemanusiaan menjadi perhatian utama sebagian besar filosof
Cina.
Dalam pemikiran filosof Cina etika dan spiritualitas (masalah keruhanian)
menyatu secara padu. Etika dianggap sebagai intipati kehidupan manusia
dan sekaligus tujuan hidupnya. Di lain hal konsep keruhanian
diungkapkan melalui perkembangan jiwa seseorang yang menjunjung
tinggi etika. Artinya spiritualitas seseorang dinilai melalui moral dan
etikanya dalam kehidupan sosial, kenegaraan dan politik. Sedangkan inti
etika dan kehidupan sosial ialah kesalehan dan kearifan.
Meskipun menekankan pada persoalan manusia sebagai makhluk sosial,
persoalan yang bersangkut paut dengan pribadi atau individualitas tidak
dikesampingkan. Namun demikian secara umum filsafat Cina dapat
diartikan sebagaoi ‘Seni hidup bermasyarakat secara bijak dan cerdas’.
Kesetaraan, persamaan dan kesederajatan manusia mendapat perhatian
besar. Menurut para filosof Cina keselerasan dalam kehidupan sosial
hanya bisa dicapai dengan menjunjung tinggi persamaan, kesetaraan dan
kesederajatan itu.
Filsafat Cina secara umum mengajarkan sikap optimistis dan demokratis.
Filosof Cina pada umumnya yakin bahwa manusia dapat mengatasi
persoalan-persoalan hidupnya dengan menata dirinya melalui berbagai
kebijakan praktis serta menghargai kemanusiaan. Sikap demokratis
membuat bangsa Cina toleran terhadap pemikiran yang anekaragam dan
tidak cenderung memandang sesuatu secara hitam putih.
Agama dipandang tidak terlalu penting dibanding kebijakan berfilsafat.
Mereka menganjurkan masyarakat mengurangi pemborosan dalam
penyelenggaraan upacara keagamaan atau penghormatan pada leluhur.
Penghormatan terhadap kemanusiaan dan individu tampak dalam
filsafat hukum dan politik. Pribadi dianggap lebih tinggi nilainya
dibanding aturan-aturan formal yang abstrak dari hukum, undang-
undang dan etika. Dalam memandang sesuatu tidak berdasarkan mutlak
benar dan mutlak salah, jadi berpedoman pada relativisme nilai-nilai.
Dilihat dari sudut pandang intelektual, Para filosof Cina berhasil
membangun etos masyarakat Cina seperti mencintai belajar dan
mendorong orang gemar melakukan penelitian mendalam atas segala
sesuatu sebelum memecahkan dan melakukan sesuatu. Demikianlah
pengetahuan dan integritas pribadi merupakan tekanan utama filsafat
Cina. Aliran pemikiran, teori dan metodologi apa saja hanya bisa
mencapai sasaran apabila dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuan luas dan integratitas pribadi yang kokoh.
6
c. CIri-ciri Filsafat Islam
Para filsuf islam mempunyai kesamaan dalam melihat kebenaran al-
Qur’an dan ajaran Islam sehari-hari. Jadi tidak ada seorang filsuf Islam
yang meragukan kebenaran al-Qur’an atau menyimpang dari ajaran
agama Islam.
Para filsuf percaya bahwa ada garis yang menghubungkan antara Islam
dengan Filsafat Yunani. Mereka meyakini bahwa wahyu Islam merupakan
kelanjutan dari mata rantai perenial yang telah muncul dalam alam
pikiran Yunani.
Filsafat Islam mempunyai tujuan yaitu mendapatkan pengetahuan dalam
rangka mendapatkan hikmah.
Ciri ini berhubungan erat dengan ciri yang sebelumnya, yaitu kualitas
kebijaksanaan yang hendak digapai oleh para filsuf Islam adalah
keagamaan.
Filsafat Islam menunjukkan kegemarannya akan masalah pengetahuan
dan dasar-dasar psikologi serta ontologinya.
7
B. Karakteristik yang membedakan 4 Filsafat tersebut
a. Karakteristik Filsafat India
Filsafat India mulai ada sejak bangsa Arya masuk ke daratan India dari utara,
yang sebelumnya telah di huni oleh bangsa Dravida sekitar 1500 sebelum
masehi (SM). Masuknya bangsa Arya ke dalam kebudayaan Dravida tentu
menghasilkan sebuah perpaduan budaya atau tradisi baru di India.
Filsafat India memang jarang atau tidak terlalu sering mendapat perhatian
masyarakat dunia, karena masyarakat dunia lebih senang membahas mengenai
filsafat Yunani ataupun filsafat Islam. Filsafat India mengusung keyakinan akan
kesatuan fundamental antara alam dengan manusia. Dengan demikian tidaklah
mustahil jika filsafat India bisa jadi solusi bagi krisis spiritual dengan alam saat
ini.
Filsafat India tidak mengajarkan seseorang untuk menguasai alam, tetapi untuk
berteman dengan alam . mendidik seseorang agar mempunyai kearifan local
dalam menelaah masalah hidup. Banyaknya catatan sejarah yang hilang serta
kurangnya tokoh India zaman dulu yang kurang menuliskan kisahnya menjadi
salah satu kesulitan yang dihadapi pengkaji filsafat India.
8
Perkembangan filsafat India pada zaman Skeptimisme (600 SM – 300 M)
Semua ajaran ini dilandasi oleh pemikiran yang sama yaitu Skeptis
(keraguan). Jika diberbagai tradisi, pemikiran sikap Skeptis jadi tonggak
lahirnya pemikiran baru, begitu pula di filsafat India. Ajaran-ajaran ini
dengan kandungan filsafat, dianggap lebih menarik dari pada ritualisme dan
spekulasi para imam dan rahib agama Hindu.
Perkembangan filsafat India pada zaman ini ada dua pemikiran yang
berkembang, yaitu pemikiran yang mencoba menggembangkan suatu ajaran
(agama) universal. Pemikiran yang lain pemikiran yang terjadi perpaduan
antara ajaran Islam dan Hinduisme. Di kemudian hari ajaran pemikiran ini
berkembang menjadi aliran Sikh.
Melalui setiap masa dengan para pemikir yang berkreasi didalamnya filsafat
India terus berkembang. Membuka dialog dengan filsafat Barat tanpa
melepas ciri khas filsafat India yang menggedepankan harmoni antara
manusia dengan alam.
9
b. Karakteristik Filsafat Cina
Filsafat cina adalah filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu
filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan
dunia, disamping filsafat India dan filsafat Barat. Berdasarkan penemuan
arkeologis, filsafat Cina sudah ada sebelum Neolitik baik disebelah timur laut
maupun barat laut. Pada periode tersebut kehidupan komunitas suku berpusat
pada penyembahan dewa-dewa leluhur dan dewa-dewa alam. Tradisi pemikiran
filsafat di Cina bermula sekitar abad ke 6 SM atau pada masa pemerintahan
dinasti Chao. Pemerintahan dinasti Chao mengalami perpecahan dan perang
diantara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda. Akibatnya
rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia yang
disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi. Dengan adanya
kekacauan ini, mendorong sejumlah kaum terpelajar untuk bangkit dan mulai
memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali
kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
Kaum terpelajar ini juga tersingkir dari kehidupan politik dan pemerintahan,
karena pada saat negeri dilanda perang yang diperlukan adalah para jendral dan
penggambil kebijakan politik, bukan para terpelajar. Selanjutnya para
bangsawan, jendral dan pejabat berlomba-lomba melakukan tindakan
penyelewengan, korupsi, menimbun harta dan kekuasaan, mereka
memanfaatkan situasi, sehingga mereka saling menghasut hingga perpecahan
tidak bisa dihindari.
10
sosial,kenegaraan dan politik. Sedangkan untuk etika dan kehidupan
sosial adalah kesalehan dan kearifannya.
Meskipun menekankan pada persoalan manusia sebagai makhluk sosial,
persoalan yang bersangkut paut dengan pribadi atau individu tidak
dikesampingkan, artinya kesetaraan, persamaan dan kesederajatan
manusia dapat perhatian besar.
Mengajarkan sikap optimis dan demokratis. Artinya bahwa manusia
dapat mengatasi persoalan-persoalan hidupnya dengan menata dirinya
melalui berbagai kebijakan praktis serta menghargai kemanusiaan. Sikap
demokratis membuat bangsa Cina toleran terhadap pemikiran yang
beranekaragam dan tidak cenderung memandang sesuatu secara hiotam
atau putih.
Agama dipandang tidak terlalu penting disbanding kebijakan berfilsafat.
Artinya masyarakat di anjurkan mengurangi pemborosan dalam
penyelenggaraan upacara keagamaan atau penghormatan pada leluhur.
Penghormatan terhadap kemanusiaan dan individu tampak dalam filsafat
hokum dan politik. Artinya pribadi dianggap lebih tinggi nilainya
disbanding aturan-aturan formal yang absrtak dari hokum, undang-
undang dan etika. Dalam memandang sesuatu tidak berdasarkan mutlak
benar dan mutlak salah.
Dilihat dari sudut pandang intelektual, para filosof Cina berhasil
membangun etos masyarakat Cina seperti mencintai, belajar dan
mendorong orang gemar melakukan penelitian mendalam atas segala
sesuatu yang belum terpecahkan.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal dengan adanya pembidangan dalam filsafat
yang menyangkut tema tertentu, diantaranya :
Metafisika mengkaji hakekat segala yang ada. Dalam hal ini hakekat yang
ada secara umum dikaji secara khusus dalam antologi. Sedangkan
hakekat manusia dan alam dibahas dalam kosmologi.
Epistemology mengkaji tentang hakekat dan wilayah pengetahuan.
Dalam hal ini membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti
batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
Aksiologi membahas nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan
manusia. Dari aksiologi lahirlah 2 cabang filsafat yang membahas aspek
kualitas hidup manusia yaitu etika dan estetika.
Etika atau filsafat moral membahas tentang bagaimana seharusnya
manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari
dasar tindakan itu diketahui. Beberapa hal yang dibahas disini adalah
soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati dan lain-lain.
Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada
kehidupan. Dari sinilah lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian
dari berbagai macam hasil budaya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat biasanya
diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budaya.
a. Karakteristik filsafat India mengusung keyakinan akan kesatuan fundamental
antara alam dan manusia.
Filsafat India mengalami pembabakan selama 5 periode antara lain :
Perkembangan filsafat India pada zaman Veda
Perkembangan filsafat India pada zaman Skeptisisme
Perkembangan filsafat India pada zaman Puranis
Perkembangan filsafat India pada zaman Muslim
Perkembangan filsafat India pada zaman Modern
b. Karakteristik filsafat Cina adalah toleransi dalam keterbukaan untuk
pendapat-pendapat yang sama sekali berbeda dari pendapat-pendapat
pribadi. Filsafat Cina kuno memandang soal perubahan dan trasformasi
sebagai sebuah sifat dunia yang tidak bisa direduksikan lagi, termasuk
didalamnya benda-benda dan manusia itu sendiri.
c. Karakteristik filsafat Islam sebagai filsafat yang mempunyai keunikan
tersendiri. Setidaknya ada 3 karakteristik yang di kemukakan pemakalah
antala lain : peripatetisme, iluminasi, teosofi trasenden.
d. Dalam tradisi filsafat Barat dikenal dengan adanya pembidangan, antara lain :
metafisika, epistemology, aksiologi, etika dan estetika.
14
DAFTAR PUSTAKA
15