Anda di halaman 1dari 5

Ayu Lika Purnama

2114036004
Teori dan Metode Antropologi Budaya

Sebelum terjun kelapangan, seseorang ahli antropologi lebih dahulu mendalami semua bahan-
bahan dan keterangan yang ada tentang kebudayaan yang hendak di pelajarinya. Dan
mempelajari masalah masalah yang terutama menarik perhatian. Dalam mempelajari bahan
bahan ini. Ahli antropologi berusaha untuk mendapat pengertian pendahuluan tentang
kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan mungkin menghasilkan gagasan gagasan atau
proposisi mana dapat diteliti kemudian di lapangan. peneliti lapangan mungkin mendapat
keterangan tentang pola pola kebudayaan melaui dua cara yaitu pengamatan dan wawancara.

Ada pula teori di dalam Antropologi budaya ini. Yaitu:

1. Teori/Aliran Evolusi Predeterminasi

Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang
mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap
kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan fase-fase yang sudah pasti. Ada 2
kebudayaan aliran evolusi predeterminasi yaitu:
1.kebudayaan masyarakat umumnya berkembang menurut cara yang telah
tertentu sifatnya dan dengan perkembangan yang seragam
2.kebudayaan manusia berkembang dari dari yang sederhana sampai menjadi
kompleks dengan melewati 3 tahapan Utama evolusi yaitu tahap liar (savagery),tahap
biadab (babrarism),dan tahap peradaban (Civilization).

2. Teori Kekhususan Sejarah

Salah satunya teori itu adalah Teori Kekhususan Sejarah / Partikularisme. Teori ini berkembang
pada awal abad 20 an, tokoh yang menjadi pencetus teori ini adalah Franz Boas (1858-1942).
Teori Kekhususan Sejarah isinya adalah Boas tidak setuju dengan teori evolusi dalam hal
asumsi tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan manusia. Ia
menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya bahwa terlalu
prematur merumuskan teori yang universal.

Pendapat Boas:
1. Teori evolusi predeterminasi terlalu prematur dalam memformulasikan hukum
universal dalam kebudayaan karena teori evolusi predeterminasi hanya berdasarkan
catatan harian pedagang, penyiar agama dan penjelajah (dipandang kurang objektif dan
ilmiah).
2. Ciri-ciri budaya haruslah dipelajari dalam rangka konteks masyarakat di mana ciri-
ciri itu timbul.
3. Haruslah melakukan kunjuangan lapangan guna mendapatkan data-data dan fakta-
fakta yang akan digunakan untuk meng-interpretasi-kan suatu kebudayaan
3. Teori/Aliran Difusi

Difusi Inggris: Beranggapan manusia tidak cenderung menciptakan hal-hal baru dan cenderung
suka meminjam saja penemuan-penemuan dari kebudayaan orang lain daripada mencipta unsur
budaya yang baru.

Difusi Jerman-Austria: Ciri-ciri khas dari kebudayaan yang tertua di dunia dapat direkontruksi
dengan mempelajari unsur-unsur kebudayaan yang masih dipertahankan oleh kelompk=ok-
kelompok yang menurut penilaian etnologis adalah kelompok yang paling tua yaitu yang cara
hidupnya masih primitif

Difusi Amerika: Ciri-ciri budaya yang khas yang terdapat pada dalam suatu (culture area)
“wilayah kebudayaan” yang bersumber dari pusat kebudayaan (culture center). Yang bersifat
pusat geografi. Dirumuskan melalui prinsip “age area”

4.Teori/Aliran Fungsionalisme

Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942). Teori ini


beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan adalah bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat di mana unsur-unsur tersebut berada. Pandangan fungsionalis menekankan bahwa
setiap pola perilaku, kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian dari kebudayaan suatu
masyarakat, memiliki peran mendasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.

5. Teori/Aliran Fungsionalisme Struktural

Arthur Reginald Radeliffe-Brown (1881-1955) Seorang ahli lain dalam antropologi sosial
mendasarkan teorinya mengenai perilaku manusia pada kosnsep fungsionalisme. Radeliffe-
Brown merasa bahwa berbagai aspek perilaku sosial, bukanlah berkembang untuk memuaskan
kebutuhan individual, tapi justru timbul untuk mempertahankan struktur sosial. Struktur sosial
dari suatu masyarakat adalah seluruh jaringan dari hubungan-hubungan sosial yang ada. Satu
masalah terbesar dari pendekatan teori fungsional struktural ini, adalah sulitnya untuk
menentukan apakah satu kebiasaan tertentu pada nyatanya berfungsi dalam arti membantu
pemeliharaan sistem sosial masyarakat.

6. Teori/Aliran Strukturalisme Perancis

Strukturalisme adalah metodologi yang unsur budaya manusia harus dipahami dalam hal
hubungan mereka dengan yang lebih besar, sistem secara menyeluruh atau umum disebut
struktur. Ia bekerja untuk mengungkap struktur yang mendasari semua hal yang manusia
lakukan, pikirkan, rasakan, dan merasa. Atau, seperti yang dirangkum oleh filsuf Simon
Blackburn, strukturalisme adalah "keyakinan bahwa fenomena kehidupan manusia yang tidak
dimengerti kecuali melalui keterkaitan mereka. Hubungan ini merupakan struktur, dan
belakang variasi lokal dalam fenomena yang muncul di permukaan ada hukum konstan dari
budaya abstrak.
7. Pendekatan dari sudut ilmu jiwa

Awal tahun 1920-an, beberapa orang ahli antropologi Amerika mulai tertarik pada hubungan
antara kebudayaan dengan kepribadian. Fokus yang khusus dari studi-studi permulaan tersebut
adalah tentang pengalaman masa kanak-kanak dan bahwa pengalaman tersebut tampaknya
mempengaruhi perilaku setelah dewasa.

Selama perang dunia ke II dan tidak lama sesudahnya, orientasi studi kebudayaan dan
kepribadian itu diterapkan dalam masyarakat-masyarakat yang kompleks. Hampir semua
penelitian yang mendalami “Kepribadian nasional”menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian
yang tampak berbeda-beda pada bangsa-bangsa didunia ini bersumber pada cara pengasuhan
pada masa kanak-kanak. Dalam perkembangannya kemudian, fokus dari pendekatan
psikologis pada keanekaragaman kebudayaan berubah. Perhatian pada teori-teori Freud dan
minat terhadap hubungan antara pengasuhan semasa kanak-kanak dengan kepribadian setelah
dewasa tetap dipertahankan namun beberapa orang ahli antropologi mulai meneliti faktor-
faktor penentu apa saja yang mungkin menjadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak-anak
yang beraneka ragam itu. Untuk membuat kesimpulan umum tentang pendekatan psikologis
dalam antropologi budaya, dapat dikatakan bahwa yang dilakukannya adalah menghubungkan
variasi-variasi dalam pola-pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan-
kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang mungkin merupakan konsekuensi dari faktor-
faktor psikologis dan prosesnya.

8. Evolusi yang kemudian

Teori evolusi merupakan sebuah teori yang membahas mengenai perubahan atau
perkembangan makhluk hidup, asal-usulnya, serta keterkaitan genetiknya antara satu makhluk
hidup dengan yang lainnya. Dalam teori evolusi, perubahan atau perkembangan makhluk hidup
terjadi karena kombinasi tiga proses utama, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi alam. Teori
evolusi juga menyebutkan bahwa evolusi terjadi karena proses seleksi alam. Dalam seleksi
alam ini, sifat yang merugikan bagi makhluk hidup akan semakin berkurang, sementara sifat
yang menguntungkan akan memiliki peluang besar untuk bertahan dan bereproduksi. Jadi, akan
ada lebih banyak makhluk hidup pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat
menguntungkan tersebut.

9. Teori/Aliran Ethnoscience

etnosains merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu komunitas budaya. Kemudian ilmu
ini mempelajari atau mengkaji sistem pengetahuan dan tipe-tipe kognitif budaya tertentu.
Kesimpulannya ialah Pengikut ethnoscience bukanlah menghimpun data menurut kategori-
kategori antropologi yang telah tertentu sifatnya. Tetapi mereka mencoba untuk memperoleh
pemahaman tentang dunianya penduduk asli menurut pandangan mereka.
10.Teori/Aliran Ekologi Kebudayaan

Ekologi budaya adalah bagian dari rangkaian teori ilmu sosial lingkungan yang memberikan
cara bagi antropolog, arkeolog, ahli geografi, sejarawan, dan cendekiawan lain untuk
memikirkan mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan, menyusun penelitian dan
mengajukan pertanyaan yang baik tentang data. Suatu ciri dalam ekologi budaya adalah
perhatian mengenai adaptasi pada dua tataran. Yang pertama adalah sehubungan dengsn cara
sistem budaya beradaptasi terhadap lingkungan totalnya dan kedua sebagai konsekuensi
adaptasi sistematik itu terhadap cara institusi-institusi dalam suatu budaya untuk beradaptasi
dan saling menyesuaikan diri.

Adapun jenis-jenis penelitian dalam antropologi budaya. Yaitu:

Etnografi

Etnografi yaitu suatu deskripsi dan analisis tentang satu masyarakat yang di dasarkan pada
penelitian lapangan, menyajikan data yang bersifat hakiki untuk semua penelitian antropologi
budaya. Etnografi dapat mendorong pemikiran tentang bagaimana kaitan di antara aspek yang
berbeda-beda dari suatu kebudayaan dan kaitan dengan berbagai segi dari alam sekitar. Di
lapangan ahli etnografi mempunyai kesempatan untuk dapat mengetahui konteks yang
menyeluruh dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat itu dengan menanyakan tentang kebiasaan-
kebiasaan mereka dan dengan mengamati gejala-gejala yang tampaknya berhubungan dengan
mereka. Dalam etnografi ketepatan dari pendapat barulah dapat agak dipastikan apabila studi
perbandingan mengenai suatu sampel masyarakat-masyarakat memperlihatkan hasil buktinya.

Perbandingan yang diawasi yang bukan historis

Perbandingan terkontrol yang bukan historis merupakan perbandingan yang di lakukan oleh
seorang ahli antropologi yang membandingkan informasi-informasi etnografis dari sebuah
masyarakat di kawasan tertentu yang di perkirakan mempunyai sejarah sama yang mendiami
lingkungan yang sama.dan perbandingan yang di awasi berguna untuk menghasilkan
penjelasan-penjelasan yang di ajukan karena sering kali antropologi mencakup sejumlah
masyarakat dalam bidang perhatiannya dan beberapa memiliki ciri sejarah yang tidak di miliki
oleh masyarakat yang lainnya.

Penelitian lintas budaya

Penelitian lintas budaya merupakan perbandingan di antara kebudayaan pada tingkat


sejagat,dalam hal ini mempelajari perbedaan-perbedaan antara masyarakat yang memiliki
cirikhas kebudayaan tertentu yang tidak di miliki oleh masyarakat yang lain atau peneliti lintas
budaya merupakan kajian dalam berbagai unsur kebudayaan yaitu kajian perbandingan di
bidang politik,ekonomi,komunikasi,sosiologi,teorimedia,antropologibudaya,filsafat,sastra,dan
musik.
Jenis jenis penelitian yang bersifat historis

Melalui keterangan etnohistoris atau studi yang di dasarkan pada bahan-bahan yang deskriptif
seseorang dapat memperoleh data yang esensial sifatnya untuk segala jenis studi yang bersifat
sejarah dan dalam penelitian historis,kajian yang akan di jadikan objek berupa sejarah atau
fakta-fakta fenomena yang telah terjadi di masa lampau.data utama dari penelitian historis ini
berupa dokumentasi baik suara,gambar digital,objek nya langsung,atau bahkan penuturan
langsung dari para penjelajah,penyiar agama,pedagang,pejabat-pejebat pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai