a. Tattwa dapat diartikan kebenaran yang sejati dan hakiki. Penggunaan kata Tattwa adalah istilah dalam filsafat yang didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai yakni kebenaran tertinggi dan hakiki. Dalam lontar-lontar di Bali, kata Tattwa lebih sering diguṇakan jika dibandingkan dengan istilah filsafat yang lainnya. Dengan pengertian ini dapat diartikan bahwa Tattwa adalah suatu istilah dalam filsafat agama yang diartikan sebagai kebenaran sejati dan hakiki yang didasari perenungan mendalam dan memerlukan pemikiran yang cemerlang agar sampai kepada hakikat dan sifat kodrati. Ajaran Hindu kaya akan Tattwa, dan secara khusus disebut Darsana. b. Filsafat Hindu atau yang dikenal dengan sebutan darsana adalah proses rasionalisasi dari agama dan merupakan bagian integral dari agama Hindu yang tidak bisa dipisah- pisahkan. Aliran Darśana bertujuan mengungkapkan tentang nilai kebenaran yang bersumber pada Weda. Pada intinya Darsana membicarakan aturan dan prosedur kostruksi pengetahuan dan validitasnya sebagai upaya serius dan sungguh-sungguh mencapai kebenaran (Sukarma, 2020:). Agama memberikan aspek praktis ritual dan darsana memberikan aspek filsafat, metafisika, dan epistemology sehingga antara agama dan darsana sifatnya saling melengkapi. 2. Pembagian Tattwa Sesuai dengan konsep tri kerangka agama Hindu, Tattwa disebut juga filsafat atau sraddha. Di dalam lontar di Bali kata tattwa yang digunakan untuk mengatakan kebenaran yang juga sering disebut uraian Ketuhanan. Kepercayaan kepada Tuhan dikembangkan ajaran Panca Sraddha diantaranya: a. Widhi Tattwa : kebenaran hakekat/filsafat tentang Tuhan atau Widhi. Disebut juga Brahmavidya. Umat tidak aka sujut bakti keda Ida Sang Hyang Widhi apa bila a tidak percaya akan adanya Tuhan. b. Atma Tattwa: Ilmu yang mempelajari secara mendasar hakekat atma. Dalam Upanisad kata atman berasal dari akar kata “an” yag artinya bernafas, hidup. c. Karma Phala Tattwa: dalam bahasa Sansekerta, karmaphala berurat kata kerja “kr” yang artinya berbuat atau bertingkah. Kemudian menjadi kata “karma” yang artinya tingkah laku baik secara jasmani dan rohani d. Punarbhawa Tattwa: keyakinan atau kepercayaan akan adanya kelahiran kembali. Dalam filsafat Hindu bahwa atma masih dibungkus sarira atma masih tetap dipengaruhi oleh unsur maya. e. Moksa Tattwa: tujuan tertinggi dari uamtnya, kebahagiaan sejati baru didapat oleh seseorang bila ia telah dapat menyatukan jiwanya dengan Ida Sang Hyang Widhi. DAFTAR PUSTAKA
Kokog, Nengah. 2010. Panca Sradha: 25-26
Watra, I Wayan. 2016. Pengantar Filsafat Hindu. Denpasar: Paramita