Motif Wisata
merupakan mekanisme alamiah perilaku manusia menurut kodratnya. Pada ilmu ekonomi, manusia dinyatakan sebagai homo econumicus, yaitu manusia pada hakikatnya merupakan mahkluk ekonomik. Dalam ilmu pariwisata, manusia merupakan mahkluk wisatawan, orang yang mengadakan perjalanan kunjungan ke tempat-tempat lain.
Manusia memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat diklasifikasikan menjadi:
1.
2.
3.
Kebutuhan Fisik makan, minum, beristirahat, kesehatan, mandi, dsb. Kebutuhan Psikis hasrat ingin tahu, hasrat untuk menyelidiki, kebosanan yang menimbulkan keinginan untuk mencari kesenangan, dll. Kebutuhan Sosial manusia merupakan mahkluk sosial yang hanya dapat mencapai kesempurnaannya dalam pergaulan sesama manusia.
manusia dengan perjalanan wisata. Untuk memenuhi hasratnya tersebut, maka manusia harus bergerak, mencari tempattempat di mana hasratnya yang konkret dapat dipenuhi.
konkret, yang berupa keperluan atau dorongan atau alasan tertentu itulah yang dimaksud dengan motif perjalanan. Perbedaan budaya seseorang mempengaruhi motif perjalanan seseorang. Salah satu motif perjalanan seseorang adalah motif wisata, sedang apa yang diharapkan akan dapat memenuhi keperluan atau motif itu disebut atraksi wisata.
terjadi apabila ada kesesuaian, dimana atraksi wisata mengisi kebutuhan motif wisata. Atraksi wisata merupakan kelengkapan, pengisian atau komplemen dari motif wisata.
mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Namun, McIntosh, mengklasifikasikan motifmotif wisata menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. 2. 3. 4.
Motif Fisik Motif Budaya Motif Interpersonal Motif Status atau Motif Prestise
Penutup
Walaupun kita mengetahui pengelompokkan
motif-motif seperti di atas, namun dapat menimbulkan pengertian yang kurang tepat, karena:
1. 2.
Motif-motif itu tidak bersifat eksklusif. Sudah tentu tidak mungkin mengetahui semua motif perjalanan seseorang. Pada hakikatnya tidak diketahui secara tuntas mengapa seseorang mengadakan perjalanan wisata.
Penutup
Namun, pengetahuan tentang motif wisata itu
esensial untuk pembangunan pariwisata, khususnya pembangunan atraksi wisata, mengingat bahwa ada komplementaritas antara motif wisata dan atraksi wisata.