Anda di halaman 1dari 9

Definisi Kepribadian

Kepribadian dalam bahasa inggris disebut “personality”, yang berasal dari bahasa
latin “persona”, yang berarti topeng. Kata persona lambat laun berubah menjadi istilah yang
mengacu pada gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu.
Istilah kepribadian dalam pengertian populer dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
keterampilan atau kecakapan sosial dan kesan yang paling menonjol yang dimiliki seseorang
terhadap orang lain. Dalam bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak
seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individu yang khusus .
Kepribadian memiliki banyak arti karena perbedaan sudut pandang para ahli yang
didasarkan dari hasil penelitian, cara pengukuran, maupun teori yang dikemukakan. Beberapa
batasan pengertian atau definisi kepribadian dapat dikemukakan menurut :
a. Koswera (1991) dalam pengertian sehari-hari. Kepribadian: “Bagaimana individu
menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain”.
b. Allport (1937) sebagaimana dikutip oleh Gunarso.S.D dan Ny. Gunarsa.S.D (1987).
Kepribadian: “Suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikofisis didalam
individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungan”.
c. Maramis (1999) Kepribadian: “Keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang
sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap
hidupnya”.
d. Freud (1991) yang dikutip oleh koswara (1991). Kepribadian: “Suatu struktur yang
terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan superego”.
e. Kusumanto Setyonegoro. Kepribadian: “Segala corak kebiasaan manusia yang
terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan terhadap
segala rangsang, baik yang datang dari dalam dirinya maupun lingkungannya
sehingga corak dan cara kebiasaannya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang
khas untuk manusia itu”.
f. Soeharto Heerdjan (1987) Kepribadian: “Himpunan segala fungsi kejiwaan seseorang
sebagai suatu kesatuan dinamis dengan mengusahakan penyesuaian diri orang tadi
terhadap tuntutan hidup sambil menjaga keseimbangan diri, baik secara fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.
g. Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (2000) Kepribadian: “Sesuatu yang memberi tata
tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang
dilakukan si individu”.
h. Cattel, (1965:27): “Kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi
yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan”.
i. May : “kepribadian itu merupakan perangsang atau stimulus sosial bagi orang lain.

Ludwig Klages adalah seorang tokoh yang terkenal, baik dalam lapangan psikologi
maupun dalam lapangan filsafat. Ahli-ahli di Eropa kontinental terutama, Klages masih
dipandang sebagai peletak dasar psikologis kepribadian modern, dan karya utamanya dalam
lapangan ini : Prinzipien der Charakterologie (Leipzig. 1907), yang pada penerbitan-
penerbitan ulangan di ubah menjadi Grundslagen der Charakterkunde, diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa dan tetap menjadi sumber bagi banyak ahli.
Klages digolongkan pada ahli-ahli yang memakai cara pendekatan pensifatan, dan
menentang cara pendekatan tipologis. Cara pendekatan tipologis itu sama sekali tidak
memuaskan Klages karena tidak dapat memenuhi fungsinya untuk memahami sesama
manusia. Jadi menurut Klages dengan cara pendekatan tipologis itu orang tidak dapat
mendekati kepribadian secara layak.
Koentjaraningrat : (1980) menyebut “kepribadian” atau personality sebagai “Susunan
unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-
tiap individu manusia
Menurut para psikolog, istilah “kepribadian” mempunyai arti yang lebih daripada
sekedar sifat menarik. Kepribadian seseorang itu tersusun dari semua sifat yang dimilikinya.
Sifat itu bermacam-macam, antara lain berikut ini :
1. Ada yang berkenaan dengan cara orang berbuat, seperti tekun, tabah, dan cepat.
2. Ada yang menggambarkan sikap, seperti sosiabilitas dan patriotisme.
3. Ada yang berhubungan dengan minat, seperti estetis, atletis, dan sebagainya.
4. Yang terpenting ialah tempramen emosional, meliputi optimisme, pesimisme, mudah
bergejolak, dan tenang .
Dalam bukunya The Anatomy of Personality (1954), Adams berpendapat bahwa
pengertian istilah kepribadian itu bisa digali jika kita selidiki dengan seksama apa yang kita
maksudkan dengan cakap setiap kali kita menggunakan istilah “saya”.
Kepribadian barangkali dapat diberi batasan sebagaimana dikatakan oleh Newcomb
(1950:344-345), yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap
(predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perikelakuan.
Diantara berbagai perbedaan, sebagian besar definisi yang dirumuskan oleh para
psikolog, khususnya oleh para teoritis kepribadian, memiliki beberapa persamaan yang
mendasar, yaitu :
1. Pada umumnya, definisi menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan
individual.

2. Pada umumnya, definisi melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau


organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan
diintegrasikan oleh kepribadian.

3. Pada umumnya, definisi menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut


“sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif.
Teori-teori Kepribadian

Teori kepribadian ialah satu buah pikiran yang sistematis mengenai manusia sebagai
individu. Teori ini dilahirkan oleh adanya kebutuhan-kebutuhan manusia untuk mengenal
individu manusia lainnya lebih mendalam, dan melihatnya dari jarak yang lebih dekat. Ia
mencoba mengenal individu manusia, dihubungkan dengan situasinya sehari-hari dan
lingkungannya serta pengalaman-pengalamannya. Yang dipelajari ialah : semua aspek-aspek
individualnya. Bukan hanya ciri-cirinya yang umum saja sebagai manusia, tapi juga ciri-
cirinya yang khas dan yang unik. Dengan demikian teori kepribadian ini menitikberatkan
pada sifat-sifatnya yang individual dari manusia, dan dihubungkan dalam situasi-situasi yang
konkrit. Maksudnya ialah : mendekati keadaan manusia sebagai subyek yang sebenar-
benarnya dan yang lebih konkrit.
Termasuk dalam teori kepribadian ini ialah : tipologi dan karakterologi. Tipologi atau
sistem tipe ini berusaha mencari pola-pola tertentu yang bisa membedakan suatu golongan
manusia dengan golongan lainnya, berdasarkan ide-ide umum dan berdasarkan perbedaan-
perbedaan sifatnya yang fundamental. Sedang karakterologi ialah ilmu pengetahuan tentang
karakter manusia; yang mencari garis-garis persamaan, hukum-hukum yang kurang lebih
bersifat sama, dan kemungkinan-kemungkinan perkembangan dari karakter atau watak
manusia.
Teori kepribadian lahir karena didorong pula oleh kebutuham-kebutuhan dalam
kehidupan praktis, ialah untuk mengenal manusia dalam hidupnya sehari-hari. Sebab pada
setiap manusia itu selalu ada dorongan azali untuk mengenal lebih banyak sesama makhluk
hidup, sebagai partner dalam kehidupan ini. Pada manusia itu selalu ada hasrat ingin tahu
(nieuwsgierigheid) untuk mengenal manusia lainnya dengan segala sifat dan kehidupan
psikisnya. Misalnya apabila seorang pendidik berminat benar untuk menyelidiki
perkembangan anak didiknya sebagai individu yang akan diberi bimbingan, ia akan
memperhatikan sifat-sifat anak yang individual, dan kemungkinan-kemungkinan apa yang
bisa dikembangkan dari anak didiknya itu.
Teori juga dapat diartikan dengan berlawanan fakta. Pengertian teori adalah hipotesis
(dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum
diketahui secara pasti (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2000).
Menurut Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (2000) teori kepribadian dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Teori umum tentang tingkah laku, yaitu teori yang berusaha menjelaskan semua gejala
tingkah laku yang dianggap penting (misalnya teori belajar dan teori motivasi).
b. Teori ranah tunggal, yaitu teori yang membatasi perhatiannya pada peristiwa-
peristiwa tingkah laku golongan tertentu (misalnya teori tentang persepsi, proses
sensoris, dan belajar keterampilan menyuntik).
Macam-macam teori kepribadian :

Teori Kepribadian Psikoanalisis


Dalam mencoba memahami sistem kepribadian manusia,Freud membangun model
kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain.Tiga
sistem tersebut id,ego,dan superego.
Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan,mencari pemuasan segera impuls biologis; ego
mematuhi prinsip realita,menunda pemuasan sampai bias dicapai dengan cara yang diterima
masyarakat,dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki standar moral pada individu.
Namun dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi konflik
antara id dan superego,melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang datang dari
ketidaksadaran kolektif(yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu
dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran.
Berbeda dari Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.Kemudian
teori Freud mengenai perkembangan kepribadian menyatakan bahwa individu melewati
tahap psikoseksual (seperti oral , onal, falik) dan harus memecahkan konflik oedipal,saat anak
kecil memandang orang tua berjenis kelamin sama sebagai saingan untuk mendapatkan
kasih sayang dari orang tua berjenis kelamin lain.

Teori-Teori sifat (Trait Theories)


Yang dimaksud dengan teori-teori sifat (general trait) pada dasarnya meliputi “
psikologi individu “ Gordon Williard Allport, “ psikologi konstitusi “ William Sheldon, dan “
teori factor “ Raymond Cattell (Hall & Linzey, 1993:9). Teori-teori tipe (type theories) yang
menekankan aspek kepribadian yang bersifat stabil atau menetap.
Bagi Allport sifat adalah sesuatu yang sesungguhnya eksis, namun tidak terlihat.Allport
membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan pribadi (personal
disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu
sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-
sifat yang ada dalam diri individu.

Selanjutnya, Allport, membagi sejumlah perbedaan diantara berbagai jenis sifat, yaitu:
1). Sifat-sifat cardinal (cardinal trait)
2) .Sifat-sifat sentral (central trait)
3) Sifat-sifat sekunder (secondary trait)
Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari William Sheldon.
Sheldon, dikenal sebagai pendukung utama “ psikologi konstitusi ” pada zamannya.
Teori Sheldon sering digolongkan sebagai teori tipologi (Yuniarni, 1977).
Shelldon melakukan penelitian terhadap 33 mahasiswa pascasarjana, dosen, dan lain-
lain. Dengan yang ada, diperoleh 20 sifat yang dimasukkan dalam tiga komponen atau
dimensi temperamental.
Ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
1).Viscerotonial
2). Somatotonia
3). Cerebretonia
Teori Kepribadian Behaviorisme
Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepridian hanya sah jika memenuhi berbagai
kriteria ilmiah.
Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah
lakunya melalui belajar. Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada
penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai
konsekuensi yang diperkuatnya.
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk
mengontrol perilaku. Teknik tersebut adalah sebagai berikut (Wulansari & Sujatno, 1977):
a. Pengekangan fisik (physical restraints).
b. Bantuan fisik (physical aids).
c. Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus condition).
d. Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions).
e. Melakukan respons-respons lain (performing alternative responses).
f. Menguatkan diri secara positif (positive self-reinforcement).
g. Menghukum diri sendiri (self-punishment).
Teori Psikologi Kognitif
Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari pandangan
psikologi Gestalt di Jerman beberapa saat sebelum Perang Dunia II. Menurut tokoh psikologi
Gestalt-Christian von Ehrenfels, sebuah lagu akan dikenal, walaupun nadanya berbeda.
Tokoh psikologi Gestalt lainnya, Kurt Koffka, membuktikkan bahwa simpanse dapat
mengambil pisang yang terletak diluar kandangnya dengan menyambung dua batang pipa,
walaupun simpanse itu belum pernah mendapatkan pengalaman seperti itu (Sarwono, 1977).
Teori psikologi Gestalt kemudian dikembangkan oleh Kurt Lewin (1936) dengan teori
lapangannya, dan berkembang di Amerika Serikat menjadi psikologi kognitif.
Teori Kepribadian menurutu para ahli

Teori Sigmund Freud : Psikoanalisis


Pengantar
a. Situasi Ilmiah
Waktu psikologi mulai timbul sebagai ilmu pengetahuan pada pertengahan abad XIX di
Jerman, maka yang di jadaikan obyek adalah kesadaran orang normal, dewasa dan beradab.
Hal ini timbul terutama karena pengaruh Descartes yang dengan berpangkal kepada
semboyan: Cogito ergo sum menetapkan bahwa obyek psikologi adalah kesadaran. Tugas
psikologi adalah menganalisis kesadaran itu, kesadaran digambarkan terdiri dari unsur-unsur
struktural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses dalam panca indera.
Pendapat yang demikian itu banyak yang menentang. Salah satu tantangan ialah dari
Freud. Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja daripada
seluruh kehidupan psikis; Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan,
yang ada di atas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan yang di bawah
permukaan air laut yang merupakan bagian terbesar menggambarkan ketidak-sadaran.
b. Sigmund Freud, Bapak psikoanalisis
Sigmund Freud, Bapak psikoanalisis itu dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1865
dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Hampir 80 tahun Freud tinggal di
Wina dan baru meninggalkan kota ketika Nazi menaklukkan Austria. Freud bercita-cita ingin
menjadi ahli ilmu pengetahuan dan dengan keinginan itu pada tahun 1873 masuk fakultas
kedokteran Universitas Wina, dan tamat pada tahun 1881.
Teori Kepribadian G. Ewald
Karya utamanya dalam bidang teori kepribadian adalah “Temperament Und Character
(Berlin 1924, Basel 1925). Di dalam tinjauannya yang bersifat psikiatrik itu Ewald membuat
perbedaan secara tajam antara temperament dan watak.
a. Temperament: kontitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani.
Temperament itu sangat erat hubungannya dengan bionotus (tegangan hidup, kekuatan
hidup, tegangan energi), yaitu intensitas serta irama hidup yang mengatur kecepatan
serta kekuatan kegiatan-kegiatan hidup. Temperamen dibedakan menjadi tiga, yaitu:
 Temperament sanguinis atau hipomanis dengan biotonus kuat.
 Temperament melancholia atau depresif dengan bionotus lemah
 Temperament biasa atau lemah dengan bionotus sedang.
b. Watak: totalitas dari keadaan-keadaan dan cara bereaksi jiwa terhadap perangsang.
Secara teoritis dibedakan antara:
 Watak yang dibawa sejak lahir (angeborener charakter, watak genotipis), yaitu
aspek yang merupakan dasar daripada watak, watak genotipis sangat erat
hubungannya dengan keadaan fisiologis, yakni kualitas susunan syaraf pusat.
 Watak yang diperoleh (erworbener charakter, watak phaenotipis), yakni watak
yang telah dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman, dan pendidikan.
Temperatur boleh dikatakan tetap selama hidup, jadi tak mengalami perkembangan,
karena temperament tergantung kepada konstelasi hormon-hormon, sedangkan konstelasi
hormon-hormon itu tetap hidup. Sedangkan watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi
masih mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Watak sangat tergantung kepada faktor-
faktor eksogen.
Teori Kepribadian E. Meumann
Ernst Meumann (1862-1915) boleh dikatakan seorang sarjana yang ideal pada
zamannya. Bukunya yang mengupas tentang kepribadian berjudul “Intelligenz Und Wille”.
Watak diberinya batasan sebagai disposisi kemauan, yaitu: Watak – Kemauan – Perbuatan.
Oleh karena watak (character) adalah disposisi kemauan yang manifes dalam perbuatan,
maka pembahasan tentang watak dapat dikerjakan dengan melalui pembahasan kemauan.
Kemauan mengandung tiga aspek pokok, yaitu:
a. Aspek yang mempunyai dasar kejasmanian.
b. Aspek afektif, yang menjelma dalam temperament.
c. Aspek kecerdasan (intelegenz).
Teori Kepribadian Kurt Lewin
Struktur Kepribadian
Kenyataan psikologi yang selalu dipegang lewin ialah bahwa pribadi itu selalu ada
dalam lingkungannya, pribadi tidak dapat lepas dari lingkungannya.
a. Pribadi.
b. Lingkungan psikologi.
c. Ruang lingkup.
d. Diferensiasi ruang hidup.
Teori Kepribadian Eysenck
Di dalam merumuskan pendapatnya mengenai tingkah laku manusia, eysenck konsepsi-
konsepsi yang sederhana dan bercorak operasional. Inti pandangan eysenck daalam sikologi
dapat dicari sumbernya pada keakinannya bahwa pengukuran adalah vunda mental dalam
segala kemajuan ilmiah, dan bahwa dalam lapangan fisikologi sebenarnya orang belum pasti
tentang hal “apa” yang sebenarna diukur.

Anda mungkin juga menyukai