KEPRIBADIAN INDIVIDU
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Psikologi Umum
Dosen :
Prof. Dr. Cece Rahmat, M.Pd.
Dra. Hj. Setawati, M.Pd.
Oleh
Kelompok 11
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulisan makalah ini dapat rampung sesuai dengan jadwal yang
ditentukaan oleh penulis sendiri. Shalawat beriring salam diperuntukkan bagi nabi
besar junjungan umat islam, Nabi Muhammad SAW. Yang telah menuntun umat
menuju jalan kebenaran yang dilimpahi berkah oleh Allah SWT.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan
berkontribusi dalam penulisan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan sebagaimana mestinya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Umum di
program studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan lingkungan Fakultas Ilmu
Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.s Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dra. Hj. Setiawati,
M.Pd. dan Prof. Dr. Cece Rahmat, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi
Umum.
Akhir kata tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu penulis menyadari
terdapat banyak kesalahan disana-sini dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini. Diharapkan kririk dan saran untuk perbaikan makalah ini kedepannya, Terima
kasih.
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………... 1
1. LATAR BELAKANG…………….………………………….. 1
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………..
2
3. TUJUAN PEMBAHASAN………………………………………...
2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………............
3
1. PENGERTIAN KEPRIBADIAN…………………………………. 3
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI……………..... 4
3. TEORI KEPRIBADIAN ERIK ERIKSON…...………………...... 7
4. TIPE-TIPE KEPRIBADIAN……………………...…………….....
14
5. ASPEK-ASPEK KEPRIBADIAN………………...………… 20
BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………
26
1. KESIMPULAN………………………………………………………
……. 26
2. SARAN…………………………………………………………………
….. 26
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang diberi akal
sehat yang paling sempurna dari makhluk hidup di dunia untuk berpikir
dan berkarya di dunia ini. Manusia adalah makhluk sosisal, dimana ia
tidak bias hidup sendirian. Yang berarti manusia pasti bergantung pada
orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kepribadian?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepribadian?
3. Bagaimana teori kepribadian menurut Erik Eriksom?
4. Apa saja tipe-tipe kepribadian?
5. Apa saja aspek-aspek kepribadian?
C. Tujuan Pembahasan
KEPRIBADIAN MANUSIA
A. Pengertian Kepribadian
1. Faktor Internal
a. Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu.
Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot
dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik
yang pada umumnya dianggap bawaan dari individu. Terdapat tiga
dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah
kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki
peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar
pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak, kedua berfokus pada anak-anak kembar
yang dipisahkan sejak lahir, dan ketiga meneliti konsistensi
kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat
terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan
bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif
dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin
dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-
faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang
tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang
manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam
membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi
seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens
berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh
pada kultur yang lain.
b. Budaya
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri
masing – masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan
masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek
kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
Nilai-nilai (Values)
Adat Istiadat
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping
menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-
anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan
bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian
seseorang.
Pengetahuan dan Keterampilan
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang
atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya
kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu
masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara
kehidupannya.
Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan
di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat
hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki
bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat
berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu
bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang
lain.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ;
yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan.
Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat
istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku
dimasyarakat itu. Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul
dengan orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang
pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan
keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan
kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang
berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula
terhadap perkembangan kepribadian anak.
A. Ego Kreatif
Ego memiliki komponen yang tidak ada dalam teori Psikoanalisis Freud,
yaitu kepercayaan, penghargan, otonomi, kemauan, kerajinan, kompetensi,
identitas, kesetiaan, keakraban, cinta, generativitas, pemeliharaan dan
integritas. Dengan kompinen-komponen tersebut, manusia bisa menemukan
pemecahan kreatif atas masalah pada setiap tahap kehidupannya melalui
penggunaan dari hasil kombinasi antara kesiapan batin dan kesempatan yang
disediakan lingkungan. Sehingga, Ego yang mengatur Id, superego dan dunia
luar, bukan sebaliknya, sebagaimana teorinya Freud, ego justeru menjadi
budak dari Id.
C. Aspek Psikoseksual
Erikson mengakui adanya aspek psikoseksual dalam perkembangan
individu, yang menurutnya bisa berkembang positif dan negatif. Dia
memusatkan perhatiannya kepada mendeskripsikan bagaimana kapasitas
kemanusiaan mengatasi aspek psikoseksual itu; bagaimana mengembangkan
insting seksual menjadi positif.
Adapun tahapan perkembangan menurut Erik Erikson, yaitu:
D. Tipe-Tipe Kepribadian
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi pertama kali digaungkan oleh
Hipokrates (460-375 SM), Bapak Ilmu Kedokteran yang berpendapat bahwa
kepribadian seseorang dipengaruhi oleh proses-proses faali dalam tubuh,
terutama oleh bekerjanya cairan-cairan dalam tubuh. Teorinya tentu saja
tentang cairan-cairan tubuh yang sekarang tidak relevan lagi, namun
tipologinya masih banyak dipakai. Seperti tipe Sanguinis yang sebagian
dipengaruhi oleh darah, tipe Plegmatis yang paling berpengaruh adalah
kelenjar ludah, tipe Melankolis banyak dipengaruhi oleh empedu hitam, dan
Koleris banyak dipengaruhi oleh empedu kuning.
Kemudian pendapat ini dikembangkan oleh Galenus yang mengemukakan
adanya dominasi salah satu cairan tadi akan menyebabkan munculnya
kepribadian khas pada diri seseorang, berikut penjelasannya.
1. Sanguinis
2. Melankolis
3. Koleris
4. Plegmatis
Tidak suka kekerasan dan selalu cinta damai adalah karakter khas
dari seorang Plegmatis. Plegmatis juga seorang yang sering menyebarkan
kebahagiaan lewat humor-humornya yang jenaka. Mereka orang yang
tidak mudah terpengaruh dan tipe yang tidak mau terlihat populer.
Plegmatis lebih suka ketenangan dan tidak mau ambil pusing terhadap hal-
hal yang menurutnya tidak terlalu penting. Namun negatifnya, Individu
dengan tipe koleris tidak suka dipaksa, cenderung menunda sesuatu hal
dan tidak cepat tertarik terhadap hal-hal baru.
Plegmatis termasuk Introvert. Biasanya, sang plegmatis adalah
orang yang memiliki kerendah hatian dan simpati yang tinggi. Ia juga
seringkali menjadi penengah suatu masalah.
Selanjutnya tipologi yang lebih modern dilakukan antara lain oleh Carl
Gustav Jung (1875-1961) yang mendasarkan penggolongannya pada perilaku
atau karakteristik psikologis saja.
1. Tipe Introvert, yaitu orang dengan kepribadian yang cenderung untuk
menarik diri dan menyendiri, terutama dalam keadaan emosional, sedang
menghadapi masalah atau konflik. Ia pemalu dan lebih suka menyendiri
daripada bergabung dengan orang banyak.
2. Tipe Ekstrovert, yaitu orang yang dalam keadaan tertekan justru akan
menggabungkan diri dengan orang banyak sehingga bebannya
berkurang. Ia peramah dan memilih pekerjaan-pekerjaan seperti
pedagang, pekerja sosial, jurubicara dan semacamnya, yaitu pekerjaan-
pekerjaan yang banyak melibatkan orang-orang.
Jung percaya bahwa tidak ada yang 100% ekstrovert atau 100%
introvert sebagai gantinya kita membawa kedua sifat tersebut. Namun
kebanyakan pikiran cenderung bersandar di satu sisi atau di sisi lain. Jika
kedua karakteristik sama-sama hadir, kita dapat berbicara tentang
seseorang yang memiliki kepribadian ambivert.
3. Tipe Ambivert, yaitu orang orang yang tidak termasuk introvert maupun
ekstrovert. Ciri kepribadiannya merupakan campuran dari kedua jenis di
atas.
E. Aspek-Aspek Kepribadian
M. Ngalim Purwanto (1990:156-159) menguraikan beberapa aspek
kepribadian yang penting dan berhubungan dengan pendidikan dalam rangka
pembentukan pribadi anak, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat-sifat kepribadian (personality traits), yaitu sifat-sifat yang ada pada
individu, seperti penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, serta menyendiri.
b. Intelegensi kecerdasan temasuk di dalamnya kewaspadaan, kemampuan
belajar, kecakapan berfikir.
c. Pernyataan diri dan cara menerima pesan-pesan (appearance and
inpressien).
d. Kesehatan jasmani.
e. Bentuk tubuh.
f. Sikapnya terhadap orang lain.
g. Pengetahuan, kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang.
h. Keterampilan (skill).
i. Nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika,
kepercayaan yang dianutnya.
j. Penguasaan dan kuat lemahnya perasaan
k. Peranan (roles) adalah kedudukan atau posisi seseorang di dalam
masyarakat di mana ia hidup.
l. The self, yaitu anggapan dan perasaan tertentu tentang siapa, apa, dan di
mana sebenarnya ia berada.
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu:
1. Aspek Kognitif (pengetahuan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan,
daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan.
Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan,
dan mengendalikan tingkah laku.
2. Aspek Afektif, yaitu kejiwaan yang berhubungan dengan
kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak,
kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan element motivasi
lainnya disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan
atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif.
Kedua aspek tersebut sering disebut aspek finalis yang berfungsi
sebagai energi atau tenaga mental yang menyebabkan manusia
bertingkah laku.
3. Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku
manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmani lainnya.
BAB III
ANALISIS PERILAKU
Saya mengamati seorang pria lanjut usia yang terlihat sedang membaca
Koran tanpa berkomunikasi dengan siapa pun. Disaat orang lain berkutat dengan
ponselnya atau tidak melakukan apa apa, kakek itu mengisi waktu perjalannya
dengan membaca koran. Setelah mungkin cukup lelah, beliau berhenti sejenak
dalam kegiatan membacanya dan tak lama kemudian pun tertidur. Lalu, setelah
terbangun dari tidurnya, beliau memperhatikan keadaan sekitar lalu kembali
memakai kacamatanya dan kembali membaca koran.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian
sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu
struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat
berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh
dan mengalami perubahan.
B. Saran
1. Selalu jalin hubungan antara guru dengan orang tua untuk memantau
perkembangan perilaku anak.
2. Menanamkan sejak dini sikap toleransi, karena kepribadian setiap individu
beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Binus, P. (2015). Pengaruh Kepribadian Menurut Teori Big Five Factor terhadap
Sikap Altruisme pada Mahasiswa Bina Nusantara.
Nurhibatullah. Pengertian Kepribadia dan Aspek Kepribadian. Diakses dari
nurhibatullah.blogspot.com.
Satura, Syahrul. (2016). Teori kepribadian Erik H. Erikson.
file:///C:/Users/yushi/Downloads/1779-3683-1-SM.pdf
Savitra, K. (2017). 36 Tipe Kepribadian Manusia Menurut Psikologi. Online.
Diakses dari: https://dosenpsikologi.com/tipe-kepribadian-manusia
Koblin, J. (2018). Introverts vs. Extraverts. Online. Diakses dari:
https://docs.google.com/document/d/1YCiXRT8h26R-
eYBKPYG6i_C0x1bYrpdRRn6Kjxqja0Y/edit
Krismawati, Yeni. (2014). Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson dan
Manfaatnya Bagi Tugas Pendidikan Kristen Dewasa Ini. Kurios: Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Diakses dari
file:///C:/Users/yushi/Downloads/20- 43-1-SM.pdf.
Wirawan Sarwono, S. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Depok: Rajawali Pers.
Wikipedia. 2019. Diakses dari Id.wikipedia.org.
Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2019). Teori Kepribadian. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.