Anda di halaman 1dari 34

MINAT INDIVIDU

Diajuakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum


yang diampu oleh Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. dan Dra. Setiawati, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 10
Almer Aprillia Edika Putri (1908060)
Fitri Fanisa Burli (1902257)
Khansa Meradhaputhi (1904742)
Mega Suciyanti Dewi (1907955)

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi i
Bab I : Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Pembahasan 2
Bab II : Pembahasan 3
A. Pengertian Minat 3
B. Pentingnya Minat 3
C. Aspek-Aspek Minat 4
D. Minat dalam Berbagai Tahapan Perkembangan 5
Bab III : Analisis Perilaku 20
Bab IV : Penutup 24
A. Simpulan 24
B. Saran 24
Daftar Pustaka25

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang tidak mengerti arti sebenarnya istilah “minat” (interest).
Akibatnya, mereka sering mengacaukannya dengan apa yang tepatnya dapat
disebut suatu “kesenangan”. Suatu “minat” telah diterangkan sebagai “sesuatu
dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya”. Minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih (Elizabeth, 1978).
Minat akan padam bila tidak disalurkan. Bila misalnya lingkungan tempat
anak hidup membatasi kesempatan bermain dengan anak lain, minat terhadap
teman bermain mulai berkurang dan minat lain akan menggantikannya. Bila abak
dapat menemukan pengganti teman bermain yang memuaskan, akan tiba suatu
saat mereka merasa kurang berminat terhadap teman bermain. Anak itu kemudian
bahkan menyatakan bahwa teman sebaya “membosankan”-nya. Suatu kegiatan
yang tidak memuaskan, merangsang atau menantang individu disebut
“membosankan” : individu tidak mampu melihat bagaimana kegiatan itu dapat
memberikan keuntungan pribadi atau kepuasan. Jadi, kebosanan, yang terdiri atas
perasaan jemu dan ketidakpuasan, merupakan lawan dari minat.
Mungkin sekali akan terlibat dalam kenakalan dan menyebabkan kesulitan
bagi orang lain dengan harapan akan terjadi keributan, sehingga situasi yang
membosankan menjadi mengasyikkan. Pada umumnya anak-anak merasa bila
mereka dipaksa melakukan sesuatu yang tidak memenuhi kebutuhan atau
memberi kepuasan. Kebosanan terutama sering terjadi di sekolah, karena
urikulum dan metode pengajaran harus dirancang bagi kelompok dan bukannya
bagi individu. Penting sekali dalam mengenal perbedaan antara minat dan
kesenanganm dan menyadari bahwa kesenangan sering kemudian mengarah pada
kebosanan, karena minat dan kebosanan berpengaruh pada penyesuaian pribadi
dan sosial anak. Bila anak dipaksa melanjutkan suatu kegiatan setelah minat
berkurang hingga mencapai titik kebosanan, akibatnya ialah sikap dan perilaku
yang akan merusak penyesuaian mereka terhadap situasi ini dan kebehagiaan
mereka.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari minat?
2. Bagaimana pentingnya minat bagi individu?
3. Apa saja aspek yang dapat mempengaruhi minat individu?
4. Bagaimana minat dalam berbagai tahapan perkembangan individu?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan pengertian dari minat.
2. Mendeskripsikan pentinya minat bagi individu.
3. Mendeskripsikan aspek-aspek yang mempengaruhi minat individu.
4. Mendeskripsikan minat dalam berbagai tahapan perkembangan individu.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Minat
Menurut Elizabeth B.Hurlock, minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka
merasa beminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang,
minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan
anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa.
Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut.
Sedangkan, menurut Crow and Crow, minat adalah suatu hal yang memiliki
hubungan dengan gaya gerak yang akan mendukung seseorang untuk tertarik pada
sebuah benda, pada orang atau kegiatan tertentu. Bisa juga berupa pengalaman
yang cukup efektif yang mungkin saja dimulai dari kegiatan itu sendiri. Minat
bisa dimulai dari kebiasaan yang sering dilakukan. Minat dalam KBBI adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan dan dapat membuat seseorang tertarik pada suatu hal.

B. Pentingnya Minat
Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan
seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini
terutama pada masa kanak-kanak. Jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan
oleh minat yang berkembang. Sepanjang masa kanak-kanak, minat menjadi
sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah
kegiatan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang
kurang berminat. Jika kita mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan
kemampuan anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan
minat anak. Ini merupakan “saat siap diajar” yaitu saat anak-anak siap belajar

5
karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat
diperoleh lewat pengalaman belajar. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas
aspirasi anak. Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka dimasa
mendatang misalnya, mereka menentukan apa yang ingin mereka lakukan bila
mereka dewasa
Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.
Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih
menyenangkan daripada bila mereka merasa bosan. Jika anak-anak tidak
memperoleh kegembiraan suatu kegiatan, mereka hanya akan berusaha seperlunya
saja. Akibatnya, prestasi mereka jauh lebih rendah dari kemampuan mereka. Ini
menjadikan mereka merasa bersalah dan malu, sikap ini lebih mengurangi
kesenangan mereka pada kegiatan tersebut.

C. Aspek-Aspek Minat
Menurut (Hurlock, 2004:116) mengemukakan bahwa minat mempunyai dua
aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.
1. Aspek Kognitif
Aspek Kognitif minat didasarkan pada konsep yang dikembangkan anak
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya aspek kognitif dari
minat anak terhadap sekolah. Bila mereka menganggap sekolah sebagai tempat
mereka dapat belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu
mereka dan tempat mereka akan mendapat kesempatan untuk bergaul dengan
teman sebaya yang tidak didapat pada masa pra sekolah. Minat mereka terhadap
sekolah akan sangat berbeda dibandingkan bila minat itu didasarkan atas konsep
sekolah yang menekankan frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan
kerja keras untuk menghafal pelajaran. Menurut (Hurlock, 2004:116) mengukur
aspek kognitif dapat dilihat dari:
a. Kebutuhan akan informasi
Anak yang berminat terhadap sesuatu akan menggali sebanyak mungkin
informasi yang berkaitan dengan apa yang diminatinya.
b. Rasa ingin tahu

6
Besarnya rasa ingin tahu seseorang terhadap sesuatu dapat menentukan
tingkat ketertarikan seseorang terhadap sesuatu tersebut. Semakin besar
ketertarikn seseorang untuk tahu dan memperoleh pengetahuan, maka semakin
besar pula minat mereka dalam keingintahuan dalam suatu hal.
2. Aspek Afektif
Aspek afektif minat berkembang dari pengalaman pribadi yang berasal dari
sikap orang yang penting seperti orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut. (Hurlock, 2004:17).
a. Pengalaman dari sikap orang tua
Sikap orang tua yang memperhatikan dan mendukung kegiatan anak dalam
suatu hal, dan semakin besar perhatian dan dukungan orang tua, maka anak akan
semakin senang dan semakin besar minatnya, sebaliknya semakin kurang
perhatian dan dukungan orang tua , minatpun akan semakin kurang. Sikap orang
tua yang berupa perhatian dan dukungan anak menjadi pengalaman pribadi bagi
anak yang bias mempengaruhi minat mereka.
b. Pengalaman dari sikap guru
Guru yang merupakan orang tua anak ketika berada di sekolah juga sangat
menentukan besarnya minat siswa, hubungan baik siswa dan guru tanpa
mengurangi rasa hormat siswa ke guru sangat menentukan pola pikir siswa,
karena sosok guru sebagai panutan siswa.
c. Pengalaman teman sebaya
Anak selalu mencari lingkungan yang sesuai dengan dirinya, dalam hal ini
anak akan menghubungkan diri dengan teman sebayanya, itu menjadi pengalaman
yang mempengaruhi pola pikirnya.
Dari beberapa aspek tersebut, maka disimpulkan bahwa semakin besar
keinginan seseorang untuk memperoleh apa yang diinginkan, maka aka semakin
besar pula minatnya dan semakin besar perhatian dukungan orang tua, maka anak
akan semakin senang dan semakin besar minatnya.

D. Minat dalam Berbagai Tahapan Perkembangan


1. Minat Pada Awal Masa Kanak-Kanak

7
Ada beberapa minat yang berlaku umum di antara anak-anak dalam kebudayaan
Amerika masa kini. Minat-minat ini meliputi minat pada agama, tubuh manusia,
diri sendiri, seks, dan pakaian.
a. Minat Pada Agama
Keyakinan agama sebagian besar tidak berarti bagi anak-anak meskipun
mereka menunjukkan minat dalam ibadah agama. Tetapi karena banyaknya
masalah yang kepada anak-anak dijelaskan dalam rangka agama seperti kelahiran,
kematian, pertumbuhan dan unsur-unsurnya, maka keingintahuan tentang
masalah-masalah agama menjadi besar dan mereka mengajukan banyak
pertanyaan. Anak-anak menerima jawaban terhadap pertanyaan mereka tanpa
ragu-ragu, sebagaimana sering dilakukan oleh anak yang lebih besar dan remaja.
Konsep anak-anak mengenai agama adalah realistik, dalam arti anak-anak
menafsirkan apa yang didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang sudah
diketahui. Bagi anak misalnya, Tuhan adalah seseorang yang pakaiannya berbeda
dengan pakaian orang-orang yang ia kenal dan berambut putih panjang dan
jenggot yang panjang. Anak menerima apa yang diajarkan , seperti Tuhan adalah
maha tahu, maha kuasa, dan “pengamat” yang mengamati apa yang dilakukan
orang-orang dan menghukum anak yang berbuat salah tetapi baik dan murah hati
kepada anak yang berusaha berbuat baik. Bagi anak-anak malaikat adalah pria dan
wanita yang mempunyai sayap putih dan surga adalah tempat dimana semua
keinginan manusia terpenuhi.
Sepanjang awal masa kanak-kanak, minat pada agama bersifat egosentris.
Doa, misalnya, adalah suatu cara untuk mencapai kehendak. Bagi sebagian besar
anak, berdoa merupakan “upacara memohon” dimana ia memohon agar Tuhan
melakukan sesuatu untuknya. (Diambil dari Bil Keane. “The Family Circus.”
Register and Tribune Syndicate, 6 Feb. 1978. Digunakan dengan izin).
b. Minat Pada Tubuh Manusia
Minat timbul lebih dahulu pada anggota bagian luar tubuh daripada minat
pada bagian dalam tubuh. Tetapi sebelum periode ini berakhir, kebanyakan anak
menunjukkan minat besar pada bagian dalam tubuhnya dan ingin mengetahui
dimana letak hati, paru-paru, otak, dan sebagainya. Dan juga apa fungsinya. Anak
juga ingin mengetahui tentang pembuangan dan darimana asalnya kotoran itu.

8
Jika anak-anak sudah mengenal perbedaan anatomis antara anak laki-laki
dan anak perempuan, antara pria dan wanita, ia ingin mengerti apa arti perbedaan
ini dan apa penyebabnya. Anak ingin tahu tentang kuman, bagaimana kuman
dapat menyebabkan orang sakit dan bagaimana obat dapat mengeluarkan kuman
dari tubuh dan membuat orang sehat kembali.
Apabila ada orang meninggal, anak ingin mengetahui tentang tubuh orang
tersebut, dan bagaimana dapat masuk surga. Anak-anak menyatakan minatnya
pada tubuh dengan memberikan komentar tentang berbagai bagaian tubuh dan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Berbeda dengan remaja dan mungkin
dengan beberapa orang dewasa, minat anak-anak terhadap tubuh manusia sangat
objektif. Anak-anak ingin tahu mengenai tubuhnya, tetapi keingintahuannya tidak
bersifat pribadi, dalam arti bahwa anak tidak memandang tubuhnya sebagai tubuh
diri pribadinya sendiri tetapi sebagai benda asing dan anak-anak ingin tahu
bagaimana cara kerja organ tersebut.
c. Minat terhadap Diri Sendiri
Anak menunjukkan minat pada dirinya sendiri melalui banyak cara. Yang
paling sering adalah dengan mengamati dirinya sendiri melalui kaca, meneliti
bagian-bagian tubuh dan pakaiannya, mengajukan pertanyaan tentang dirinya,
membandingkan milik dan prestasinya dengan milik dan prestasi teman-
temannya, membanggakan milik dan prestasinya atau mengganggu untuk menarik
perhatian.
Meskipun semua anak cenderung egosentris, tetapi ada hal-hal tertentu
dimana lingkungan lebih mendorong egosentrisme. Anak laki-laki cenderung
lebih egosentris daripada anak perempuan, sebagian disebabkan karena anak laki-
laki merasa diri anak kesayangan orang tua dan sebagian lagi karena diberi lebih
banyak keistimewaan. Perilaku anak laki-laki yang salah lebih sering diabaikan
daripada anak perempuan pada usia yang sama. Anak yang penampilannya
menarik, cerdas, dan cekatan atau anak yang cacat biasanya menjadi pusat
perhatian di rumah. Ini mendorong anak untuk lebih memikirkan dirinya sendiri
daripada orang lain.
Di dalam kelompok keluarga, anak sulung, anak tunggal, atau anak bungsu
dalam keluarga besar cenderung lebih didorong untuk bersikap egosentris melalui

9
perlakuan-perlakuan yang diterima. Adanya perlakuan yang terus menerus untuk
mendorong egosentrisme dalam masa prasekolah mengakibatkan kebiasaan
egosentrisme yang kuat pada saat anak masuk sekolah dan ingin menjadi anggota
kelompok bermain.
d. Minat terhadap Seks
Beberapa anak yakin bahwa bayi datang dari surga, tetapi sebagian besar
anak percaya bahwa bayi berasal dari rumah sakit, atau toko. Banyak anak
memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan membicarakannya dengan
teman-teman bermain jika tidak ada orang dewasa, dengan melihat gambar-
gambar pria dan wanita dewasa dalam pose yang merangsang, bermain seks
dengan teman sejenis ataupun lawan jenis dan dengan masturbasi. Karena banyak
orang tua menganggap permainan seks dan masturbasi sebagai perbuatan nakal,
bahkan jahat, maka aktifitas seperti itu biasanya dilakukan secara sembunyi-
sembunyi.
e. Minat terhadap Pakaian
Anak-anak tidak banyak berminat mengenai penampilannya, apakah itu
bersih, kotor, rapih, tetapi ia mempunyai minat yang besar dalam berpakaian. Ini
disebabkan dalam usia yang lebih muda, anak menemukan bahwa pakaiannya
menarik perhatian. Anak-anak menaruh minat terhadap pakaian pada umumnya,
tetapi khususnya pada pakaian yang akan dilihat oleh orang lain. Yang menjadi
pusat perhatian adalah baru atau tidaknya pakaian, warna dan hiasannya,
persamaan dengan pakaian teman dan sesuai tidak pakaian itu dengan jenis
kelamin pemakai.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa anak perempuan sebagai
kelompok, lebih sadar akan masalah pakaian daripada laki-laki. Hal ini tidak
benar, baik dalam awal masa kanak-kanak maupun pada tingkatan usia lainnya.
Minat anak laki-laki pada pakaian berbeda dengan minat anak perempuan tetapi
tidak ada bukti yang menunjukkan berbedaan intensitas. Misalnya, anak laki-laki
lebih memperhatikan sesuai tidaknya pakaian sebagai pakaian laki-laki,
sedangkan anak perempuan cenderung lebih berminat pada masalah warna dan
baru tidaknya pakaian.
2. Minat Pada Akhir Masa Kanak-Kanak

10
Karena adanya perbedaan dalam kemampuan dan pengalaman, minat anak
yang lebih besar lebih beragam daripada minat anak yang lebih muda. Meskipun
setiap anak akan mengembangkan minat individual tertentu, namun semua anak
dalam kebudayaan mengembangkan minat-minat lain yang hampir dimiliki oleh
semua anak dalam kebudayaan itu. Minat-minat yang umum pada akhir masa
kanak-kanak adalah sebagai berikut : (1) Penampilan; (2) Pakaian; (3) Nama dan
julukan; (4) Agama; (5) Tubuh manusia; (6) Kesehatan; (7) Seks; (8) Sekolah; (9)
Pekerjaan masa depan; (10) Simbol status; dan (11) Otonomi.
3. Efek minat
Bagaimana minat, yang dibentuk pada akhir masa kanak-kanak, dapat
mempengaruhi anak di terangkan sebagai berikut; Pertama, minat mempengaruhi
bentuk dan intensitas cita-cita. Misalnya, seorang anak perempuan yang menaruh
minat pada masalah kesehatan atau fungsi tubuh manusia, akan bercita-cita
menjadi perawat atau dokter. Sedangkan anak laki-laki yang sangat berminat
dalam olah raga mungkin ingin menjadi atlet profesional atau pelatih atlet.
Kedua, minat dapat dan memang berfungsi sebagai tenaga pendorong yang
kuat. Anak yang berminat untuk bersikap otonom seperti teman-teman sebaya
akan berusaha keras untuk berperilaku matang agar dapat mencapai otonomi yang
diinginkan. Ketiga, prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat
seseorang. Anak yang berminat pada matematik, misalnya akan berusaha keras
untuk memperoleh nilai baik dalam mata pelajaran itu, sedangkan anak yang
kurang beminar cenderung kurang berhasil di bidang ini. Keempat, minat yang
terbentuk dalam masa kanak-kanak sering kali menjadi minat seumur hidup,
karena minat menimbulkan kepuasan. Anak cenderung mengulang kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan minatnya dan dengan demikian menjadi suatu
kebiasaan yang dapat menetap sepanjang hidup. Misalnya, minat melukis atau
minat pada musik bagi orang dewasa biasanya berasal dari minat pada masa
kanak-kanaknya.
4. Minat Pada Remaja
Minat yang pada awal masa remaja dianggap sangat penting, seperti minat
pada pakaian dan penampilan, sekarang menjadi kurang penting, sementara
sekarang remaja lebih berminat pada masalah karier. Pengalaman juga membantu

11
remaja yang lebih besar untuk menilai minatnya secara lebih kritis dan untuk
mengetahui mana yang benar-benar penting. Dengan adanya penilaian kritis ini
remaja yang lebih besar cenderung menstabilkan minatnya dan membawanya ke
dalam masa dewasa.
a. Minat rekreasi
Pada awal masa remaja, aktifitas permainan dari tahun-tahun sebelumnya
beralih dan diganti dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang.
Berangsur-angsur bentuk permainan yang kekanak-kanakan menghilang dan
menjelang awal masa remaja, pola rekreasi individual hampir sama dengan pola
akhir masa remaja dan awal masa dewasa. Berikut beberapa bentuk rekreasi yang
digemari oleh remaja:
1) Permainan dan olahraga
Permainan dan olah raga yang terorganisasi tidak menarik lagi dalam
perjalanan masa remaja, dan remaja mulai menyukai olah raga tontonan.
Permainan-permainan yang menuntut keterampilan intelektual seperti kartu,
bertambah popular.
2) Bersantai
Remaja gemar bersantai-santai dan mengobrol dengan teman-teman. Mereka
makan sambil membicarakan orang lain dan bergurau. Remaja yang lebih besar
merokok, minum minuman keras atau minum obat-obatan terlarang.
3) Bepergian
Remaja senang bepergian selama libur dan ingin pergi jauh-jauh dari rumah.
Bagi banyak remaja hal ini dimungkinkan karena orang tua yang kaya dan adanya
rumah-rumah penginapan khusus untuk kawula muda.
4) Hobi
Karena sebagian besar hobi merupakan kegiatan rekreasi seorang diri
maka remaja yang tidak popular lebih berminat pada hobi dibandingkan dengan
bentuk rekreasi lainnya. Banyak remaja melakukan berbagai hobi bermanfaat,
misalnya remaja perempuan menjahit bajunya sendiri, remaja laki-laki gemar
memperbaiki radio, sepeda, atau mobil.
5) Dansa

12
Meskipun banyak anak laki-laki tidak menyenangi dansa, tetapi
mereka seperti halnya anak perempuan, berusaha menjadi pedansa yang baik
karena dansa merupakan bagian yang penting dari berkencan.
6) Membaca
Karena remaja telah membatasi waktunya untuk membaca sebagai rekreasi,
mereka cenderung lebih menyukai majalah daripada buku-buku. Lama kelamaan
buku-buku komik tidak lagi menarik dan surat kabar semakin menjadi populer.
7) Menonton
Menonton film merupakan kegiatan klik yang digemari. Anak perempuan lebih
menyukai film yang romantis sedangkan anak laki-laki lebih menyukai film
petualangan.
8) Radio dan Kaset
Remaja gemar mendengarkan radio sambil belajar atau mengikuti bentuk-
bentuk hiburan untuk seorang diri. Yang paling digemari adalah program-program
musik populer. Mereka juga gemar mendengarkan tape recorder atau kaset.
9) Televisi
Menonton televisi lama kelamaan tidak menarik, sebagian karena remaja
semakin kritis pada acara-acara televisi dan sebagian lagi karena mereka tidak
dapat belajar atau membaca sambil menonton televisi.
10) Melamun
Dalam lamunan remaja yang khas, remaja membayangkan sebagai pahlawan
yang dielus-elukan oleh kelompok sebaya karena prestasinya yang tinggi.
Melamun merupakan bentuk rekreasi yang populer di antara remaja apabila
mereka merasa bosan atau kesepian.
b. Minat Sosial
Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh
remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan pada kepopulerannya dalam
kelompok. Seorang remaja yang status sosio ekonomis keluarganya rendah,
misalnya, mempunyai sedikit kesempatan untuk mengembangkan minat pada
pesta-pesta dan dansa dibandingkan dengan remaja dengan latar belakang
keluarga yang lebih baik. Begitu pula, remaja yang tidak populer akan mempunyai

13
minat sosial yang terbatas. Namun demikian, ada beberapa minat sosial tertentu
yang hampir bersifat universal di antaranya diuraikan sebagai berikut :
1) Pesta
Minat terhadap pesta dengan teman-teman lawan jenis pertama kali tampak
sekitar usia tiga belas atau empat belas tahun. Sepanjang masa remaja anak
perempuan lebih menyukai pesta daripada anak laki-laki.
2) Minum Minuman Keras
Minuman keras pada saat berkencan atau pesta semakin bertambah popular
selama masa remaja. Remaja perempuan bersama teman-teman sejenis jarang
minum minuman keras dibandingkan dengan remaja laki-laki.
3) Obat-obatan Terlarang
Meskipun tidak bersifat universal, penggunaan obat-obat terlarang merupakan
kegiatan klik dan kegiatan pesta yang populer, yang dimulai pada awal masa
remaja. Banyak remaja mencoba obat-obatan ini karena “harus dicoba,” meskipun
beberapa kemudian menjadi kecanduan.
4) Percakapan
Setiap remaja memperoleh rasa aman bila berada di antara teman-teman dan
membicarakan hal-hal yang menarik atau yang mengganggunya. Pertemuan-
pertemuan seperti ini merupakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hati dan
memperoleh pandangan baru terhadap masalah yang dihadapi.
5) Menolong Orang Lain
Banyak kawula muda sangat berminat untuk menolong mereka yang merasa
dirinya tidak mengerti, diperlakukan kurang baik atau yang merasa tertekan. Lama
kelamaan minat ini berkurang, karena dua hal. Pertama, remaja mulai merasa
bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kekeliruan-
kekeliruan ini, dan kedua mereka merasa bahwa usaha-usaha mereka seringkali
tidak dihargai.
6) Peristiwa Dunia
Melalui pelajaran-pelajaran di sekolah dan media massa, remaja seringkali
mengembangkan minat terhadap pemerintaham politik dan peristiwa-peristiwa
dunia. Minat ini diungkapkan terutama melalui bacaan dan pembicaraan-
pembicaraan dengan teman-teman, guru-guru dan orang tua.

14
7) Kritik dan Pembaruan
Hampir semua kawula muda terutama remaja perempuan, menjadi kritis dan
berusaha memperbaiki orang tua, teman-teman, sekolah, dan masyarakat. Kritik-
kritik mereka biasanya bersifat merusak, bukan kritik membangun, dan usul-usul
untuk memperbaiki biasanya tidak praktis.
c. Minat-minat pribadi
Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan kawula
muda. Adapun sebabnya adalah mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat besar
dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial ini
menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah,
keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang dibelanjakan. Ini adalah “simbol
status” yang mengangkat wibawa remaja di antara teman-teman sebaya dan
memperbesar kesempatan untuk memperoleh dukungan sosial yang lebih besar.
Minat minat pribadi diantaranya yaitu :
1) Minat pada Penampilan Diri
Minat pada penampilan diri tidak hanya mencakup pakaian, tetapi juga
mencakup perhiasan pribadi, kerapihan, daya tarik dan bentuk tubuh yang sesuai
dengan seksnya. Cross dan Cross menerangkan mengapa penampilan begitu
penting sehingga menimbulkan minat pribadi yang kuat. Menurut mereka,
“Kecantikan dan daya tatik fisik sangat penting bagi umat manusia. Dukungan
sosial, popularitas, pemilihan teman hidup dan karier dipengaruhi oleh daya tarik
seseorang”.
2) Minat pada Pakaian
Karena penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian sosial sangat dipengaruhi
oleh sikap teman-teman sebaya terhadap pakaian, maka sebagian besar remaja
berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelompok
dalam hal berpakaian. Seperti ditunjukkakn oleh Ryan, “Salah satu persyaratan
utama dalam hal berpakaian bagi kawula muda adalah bahwa pakaian yang
dikenakan harus disetujui oleh kelompok”. Minat ini semakin besar pada saat
remaja mengakhiri masa sekolah dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia
kerja. Mereka sadar bahwa penampilan yang menarik memudahkan mereka untuk
mencari pekerjaan.

15
3) Minat pada Prestasi
Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Inilah
sebabnya mengapa prestasi, baik dalam olah raga, tugas-tugas sekolah maupun
berbagai kegiatan sosial, menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja. Bila
prestasi yang baik diharapkan memberi kepuasan bagi remaja, maka prestasi itu
mencakup bidang-bidang yang penting bagi kelompok sebaya dan dapat
menimbulkan harga diri dalam pandangan kelompok sebaya. Misalnya, jika
teman-teman menaruh minat pada keberhasilan akademis, maka nilai-nilai
akademis yang tinggi akan merupakan prestasi yang memuaskan. Tetapi
sebaliknya, bila prestasi tidak dihubungkan dengan nilai akademis yang baik,
melainkan dengan keberhasilan dalam atletik maka prestasi akademis tidak
memuaskan bagi remaja.
Pada remaja cenderung bercita-cita tinggi yang tidak realistis. Oleh karena itu,
mereka seringkali tidak memperoleh kepuasan dari prestasi. Dengan prestasi yang
sama mereka akan memperoleh kepuasan bila cita-cita mereka lebih realistis. Jika
mereka gagal mencapai apa yang diinginkan, maka apa yang mereka capai tidak
mendatangkan kepuasan.
4) Minat pada Kemandirian
Keinginan yang kuat untuk mandiri berkembang pada awal masa remaja dan
mencapai puncaknya menjelang periode ini berakhir. Ini menimbulkan banyak
perselisihan dengan orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Karena anak
perempuan diharapkan lebih banyak mengikuti kehendak orang tua dibandingkan
dengan anak laki-laki, maka mereka lebih banyak memberontak terhadap
pengekangan di rumah.
5) Minat Pada Uang
Semua remaja lambat atau cepat akan menemukan bahwa uang adalah kunci
kebebasan. Sepanjang orang tua melayani semua kebutuhan dan memberikan
uang saku, orang tua dapat mengendalikan perilaku remaja. Jika remaja dapat
bekerja sendiri untuk memperoleh uang, dapat menikmati kebebasan dan
kemandiriannya. Minat ini terutama berkisar pada bagaimana caranya
mendapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa memperdulikan jenis pekerjaan yang
dilakukan.

16
6) Minat Pendidikan
Pada umumnya remaja muda sering mengeluh tentang sekolah dan tentang
larangan-larangan pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin, dan
cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru-guru dan cara
guru mengajar. Ini sudah merupakan “mode.”
Remaja muda yang ingin menjadi populer di antara teman-teman sebaya harus
menghindari kesan bahwa ia “pandai.” Hal ini terutama berlaku bagi remaja
perempuan karena hanya sedikit wibawa yang dihubungkan dengan prestasi
akademik dibandingkan dengan remaja laki-laki. Meskipun demikian, sebagian
besar remaja muda dapat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah, baik dengan
masalah-masalah akademik maupun sosial dan diam-diam mereka menyukainya.
Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat
mereka pada pekerjaan. Jika remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut
pendidikan tinggi maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Ada tiga
macam remaja yang tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci
sekolah. Pertama, remaja yang orang tuanya memiliki cita-cita tinggi yang tidak
realistik terhadap prestasi akademik, atletik atau prestasi sosial yang terus-
menerus mendesak untuk mencapai sasaran yang dikehendaki. Kedua adalah
remaja yang kurang diterima oleh teman-teman sekelas, yang merasa tidak
mengalami kegembiraan sebagaimana dialami oleh teman-teman sekelas dalam
berbagai kegiatan ekstra kulikuler. Ketiga adalah remaja yang matang lebih awal
yang fisiknya jauh lebih besar dibandingkan teman-teman sekelasnya dan karena
penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya, seringkali diharapkan
berprestasi lebih baik di atas kemampuannya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Pendidikan:
1. Sikap Teman Sebaya;
2. Sikap Orang Tua;
3. Nilai-nilai;
4. Relevansi;
5. Sikap terhadap warga sekolah dan aturannya;
6. Keberhasilan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler;
7. Derajat dukungan sosial diantara teman sekelas.

17
7) Minat pada Pekerjaan
Anak sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka secara
bersungguh-sungguh. Anak laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam
hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang kebanyakan
memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah. Anak laki-laki
menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa memperhatikan
kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan atau oleh kesempatan yang ada untuk
memperolah pekerjaan. Mereka juga menginginkan pekerjaan bermartabat tinggi,
sekalipun bayarannya lebih sedikit daripada berbagai pekerjaan yang tidak lampau
bergengsi.
Banyak laki-laki dari keluarga yang statusnya rendah, berharap mencapai
status sosial yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Pada umumnya anak perempuan
lebih memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak
menuntut waktu. Dalam memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan
unsur melayani orang seperti mengajar atau merawat.
Pada akhir masa remaja, minat pada karier seringkali menjadi sumber pikiran.
Seperti diterangkan oleh Thomas, bahwa pada saat tersebut remaja belajar
membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan yang
dicita-citakan.
8) Minat pada Agama
Bertentangan dengan pandangan populer, remaja masa kini menaruh minat
pada agama dan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan.
Minat pada agama antara lain tampak dengan membahas masalah agama,
mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi,
mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti berbagai upacara agama.
9) Minat pada Simbol Status
Simbol status merupakan simbol yang menunjukkan bahwa orang
yang memilikinya lebih tinggi atau mempunyai status yang lebih tinggi dalam
kelompok. Selama masa remaja simbol status mempunyai empat fungsi, yaitu:
menunjukkan pada orang-orang lain bahwa remaja mempunyai status sosial
ekonomi yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok; bahwa
remaja mencapai prestasi yang tinggi; bahwa remaja bergabung dengam

18
kelompok dan merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan
atau perbuatan yang sama dengan penampilan dan perbuatan anggota kelompok
yang lain; dan bahwa remaja mempunyai status hampir dewasa di dalam
masyarakat.
5. Masa Dewasa Dini
Remaja umumnya mempertahankan minat-minat mereka sewaktu beralih ke
masa dewasa. Tetapi minat pada waktu dewasa kemudian akan berubah juga. Hal
ini disebabkan karena beberapa minat yang dipertahankan dalam kehidupan
dewasa tidak sesuai dengan peran sebagai orang dewasa, sedangkan yang lain
tidak memberikan kepuasan seperi semula. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi
perubahan minat pada masa dewasa dini antara lain :
a. Perubahan dalam kondisi kesehatan
b. Perubahan dalam status ekonomi
c. Perubahan dalam pola kehidupan
d. Perubahan dalam nilai
e. Perubahan dalam seks
f. Perubahan dari status belum menikah ke status menikah
g. Menjadi orang tua
h. Perubahan kesenangan
i. Perubahan dalam tekanan-tekanan budaya dan lingkungan
Beberapa jenis minat tertentu dapat dianggap sebagai ciri orang dewasa muda
dalam kebudayaan Amerika, yaitu: minat pribadi, minat rekreasional, dan minat
sosial.
a. Minat pribadi
Hingga masa dewasa, minat pribadi yang kuat pada masa remaja masih
terbawa. Minat pribadi yang kuat ini dapat menyebabkan seseorang bersifat
egosentris. Namun dengan bertambahnya tugas dan tanggung jawab, egosentris
biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat sosial mulai berkembang.
b. Minat rekreasi
Rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran rohani sesudah lelah bekerja atau
sesudah mengalami keresahan batin. Pada masa dewasa tersedia banyak

19
kesempatan, namun banyak orang muda yang tidak mendapatkan kepuasan dari
kegiatan-kegiatan rekreasi mereka. Faktor yang mempengaruhi rekreasi orang
dewasa adalah sebagai berikut: (1) Kesehatan; (2) Waktu; (3) Status perkawinan;
(4) Status sosio-ekonomi; (5) Jenis kelamin; (6) Penerimaan sosial; dan (7) Minat
sosial.
Masa dewasa dini sebagaimana ditekankan oleh Erickson merupakan masa
“krisis keterpencilan.” Dalam masa ini pria dan wanita sering merasa kesepian.
Orang muda yang belum menikah merasa kesepian dan sering tidak tahu apa yang
harus dikerjakan pada waktu-waktu luang karena teman-teman lama sudah
berpencar dan sudah sibuk dengan urusan keluarga. Akibatnya mereka kehilangan
pergaulan yang menyenangkan saat remaja. Orang muda yang sudah menikahpun,
terkadang merasa kesepian dan rindu pada teman-teman. Posisi mereka
mempersulit pemecahan masalah kesepian ini. Menjelang usia tiga puluhan
biasanya orang muda, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah
telah menemukan dirinya dan dapat menyesuaikan dirinya serta telah mulai
mapan dalam pekerjaan maupun dalam pergaulannya.
6. Masa Dewasa Lanjut
Seperti perubahan fisik, mental dan gaya hidup orang berusia lanjut, juga
terjadi perubahan minat yang tidak dapat dihindari. Perubahan dalam hal minat
disebabkan oleh banyak faktor yaitu memburuknya kondisi kesehatan dan status
ekonomi, tempat tinggal yang berubah dan dalam status perkawinan serta
perubahan dalam nilai.
Tipe minat yang menjadi ciri orang dewasa lanjut pada umumnya antara lain
minat pribadi, minat rekreasi, minat sosial, minat yang bersifat keagamaan, minat
mati.
a. Minat pribadi
Minat pribadi orang dewasa lanjut termasuk tertarik pada diri sendiri,
penampilan, pakaian, dan uang.
b. Minat rekreasi
Perubahan dalam kegiatan rekreasi pada usia lanjut lebih banyak
disebabkan oleh perubahan kesehatan, kemampuan ekonomi, perubahan status

20
perkawinan, dan kondisi kehidupan, sehingga mereka mengubah minat
rekreasinya.
c. Minat sosial
Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang mengurangi
kegiatan sosial yang dilakukannya, diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan
kemasyarakatan (social disengagement), yaitu suatu proses pengunduran diri
secara timbal balik pada masa usia lanjut dari lingkungan sosial.
d. Minat terhadap keagamaan
Minat pada agama sering dipusatkan pada masalah tentang kematian pada
usia tersebut, menjadi sesuatu yang bersifat pribadi sebagai pengganti sesuatu
yang bersifat abstrak, teoritis yang sering dijumpai pada kehidupan.
e. Minat untuk mati
Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin kurang
tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih mementingkan tentang kematian itu
sendiri serta kematian dirinya.

21
BAB III
ANALISIS PERILAKU

Nama : Almer Aprillia Edika Putri


NIM : 1908060

Analisis Perilaku
Tepat pada tanggal 8 September 2019, saya bersama rekan-rekan
kelompok hendak akan melakukan observasi di sekolah menegah atas (SMA)
yang ada didaerah Sumedang yaitu SMAN Rancakalong. Kami berangkat pada
pukul 15:30 WIB dengan menggunakan transportasi umum yang biasa saya sebut

22
elf, namun perjalanan kali ini berbeda dengan sebelumnya karena kondektur elf
tersebut menaikan ongkos perjalanan dari Bandung ke Sumedang sebesar 20%.
Hal ini membuat beberapa penumpang menjadi risih hingga ada seorang ibu-ibu
yang emosi dan beradu argument dengan kondektur elf, namun hal itu membuat
kondektur kesal sehingga kondekter elf itu menyuruh ibu-ibu tersebut untuk turun.
Bukan hanya itu beberapa penumpang turun ditengah perjalanan karena kondektur
elf tidak melihat kursi penumpang yang sudah penuh sehingga membuat kurang
nyaman, tapi anehnya kondektur itu malah mengumpat pada penumpangnya yang
turun tadi. Dalam peristiwa tersebut maka dapat dilihat bahwa kondektur elf
tersebut memliki sifat negative attitude, pembohong, dan memiliki kepribadian
bermuka dua.

Nama : Fitri Fanisa Burli


NIM : 1902257

Analisis Perilaku
Pada Senin, 9 September 2019 pukul 11.19 di MTs Al-Inayah Bandung
terdapat seorang siswi yang dipanggil guru BK nya karena ia melanggar beberapa
peraturan sekolah seperti menggunakan kutek, memakai rok yang tidak sesuai,

23
dan kaos kaki yang bercorak polkadot namun siswa tersebut seperti merasa kesal
karena tidak merasa bersalah atas tindakanya tersebut. Berdasarkan minat pada
remaja, siswi ini menunjukkan minatnya pada penampilan dan pakaian karena
menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelompok dalam berpakaian
meskipun tidak sesuai aturan, siswi ini juga menunjukkan sikap kritis terhadap
guru bahwa ini merupakan “mode”. Remaja muda yang ingin populer di antara
teman sebayanya harus menghindari kesan “pandai.”

Nama : Khansa Meradaputhi


NIM : 1904742

Analisis Perilaku
Pada Selasa, 17 Desember 2019, bapak saya beserta teman-temannya yang
sudah memasuki usia lanjut pergi memancing. Bapak saya dan temen-temannya
sudah memiliki hobi memancing sejak usia muda. Berdasarkan minat pada lanjut

24
usia, mereka memiliki minat yang sama seperti minat mereka saat masa muda.
Memancing masuk ke contoh minat pribadi dan rekreasi.

Nama : Mega Suciyanti Dewi


NIM : 1907955

Analisis Perilaku

25
Pada Sabtu, 7 Desember 2019 pukul 9.50 pagi di Gymnasium tempat
mahasiswa UPI melakukan kegiatan olah raga, terdapat mahasiswa PPB yang
sedang melakukan kegiatan Futsal. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan karena
adanya Kegiatan GEC (Guidance and Counseling Experia) dalam bidang olah
raga salah satunya yaitu Futsal putra. Terlihat sekali bahwa mereka bermain
dengan semangat dan tanpa adanya paksaan, melainkan senang dan gembira
dalam melaksanakannya.

Berdasarkan minat pada dewasa dini, mahasiswa tersebut menunjukkan


minatnya pada minat rekreasi salah satunya adalah olah raga. Minat rekreasi ini
dilakukan biasanya sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran rohani sesudah lelah bekerja atau
sesudah mengalami keserasahan batin. Jadi, olah raga disini dijadikan sebagai
rekreasi disamping dari kegiatan utama.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan dan dapat membuat seseorang tertarik pada
suatu hal. Minat akan padam bila tidak disalurkan. Bila misalnya lingkungan
tempat anak hidup membatasi kesempatan bermain dengan anak lain, minat
terhadap teman bermain mulai berkurang dan minat lain akan menggantikannya.

B. Saran
Minat terhadap sesuatu harus disalurkan selagi minat tersebut positif dan tidak
merugikan orang lain. Jika kita terus-menerus melakukan minat tersebut, maka
kita bisa menjadi berbakat dalam hal tersebut.

26
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembanagn Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (2004). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tiffany. (2017). 10 Pengertian Minat Menurut Para Ahli. Retrieved from
https://dosenpsikologi.com: https://dosenpsikologi.com/pengertian-minat-
menurut-para-ahli
https://kbbi.web.id/minat

27
LAPORAN DISKUSI

Nama Kelompok : Kelompok 10 (Kelas PPB – A)


Tempat : Gedung FIP B Lantai 7, Ruang kelas 4
Hari, Tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Waktu : Pukul 08.30 – 11.30
Dosen Pengajar : 1. Bapak Prof. Dr. Cece Rakhmat, M.Pd.
2. Ibu Dra. Setiawati, M.Pd.
Materi : Minat Individu
Moderator : Silfia Dindasari
Operator : Silfia Dindasari
Pemateri : 1. Almer Aprilia Edika P (1908060)
2. Fitri Fanisa Burli (1902257)
3. Khansa Meradaputhi (1904742)
4. Mega Suciyanti Dewi (1907955)

Pertanyaan :

28
1. Kelompok 11 : Kania Risma S
Pertanyaan : Bagaimana jika kita mempunyai minat, namun orang lain
menganggap minat kita buruk, bagaimana kita menyikapinya?
Jawaban : Menurut kelompok kami, sebaiknya kita memikirkannya kembali,
apakah minat tersebut buruk untuk kita, dan merugikan orang lain atau tidak.
Tetapi, jika dirasa minat tersebut tidak merugikan orang lain dan diri sendiri,
sebaiknya tidak usah dengarkan apa pendapat orang lain.
2. Kelompok 1 : Shalza Arthya F
Pertanyaan : Apakah minat selalu dibarangi dengan bakat?
Jawaban : Tidak selalu, tetapi minat dan bakat saling menunjang. jika seseorang
yang memiliki minat tapi tidak berbakat, orang tersebut harus mengasahnya lebih
keras dari orang yang memiliki minat dan bakat akan hal tersebut.
3. Kelompok 2 : Dhila Ihsanul H
Pertanyaan : Jika seseorang memiliki minat yang tinggi, namun berpengaruh
terhadap akademiknya. bagaimana solusinya?
Jawaban : Minat merupakan sumber dorongan yang dapat membuat seseorang
melakukan sesuatu, dan tertarik terhadap sesuatu itu. minat seseorang dapat
berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan ketertarikan pada sesuatu hal. maka
dari itu, ketika minat seseorang tinggi terhadap suatu hal, atau dalam hal ini
terhadap hal yang bersifat non akademis, maka dapat dikatakan bahwa seseorang
tersebut telah tertarik dan mengetahui keuntungan yang didapatkan dari minatnya
itu. sedangkan jika karena minatnya itu dapat mempengatuhi akademis seseorang
tersebut, banyak kemungkinan atau faktor-faktor yang menyebabkan akademisnya
menjadi terganggu, atau mungkin saja disebabkan karena minat seseorang tersebut
pada bidang akademis tidak terlalu tinggi, sehingga dia lebih memilih minat pada
non akademisnya. faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu seseorang tersebut
tidak dapat membuat skala prioritas, mana yang harus lebih dahulu di prioritaskan
dan mana yang harus dikesampingkan. Ketika memang akademis yang menjadi
prioritas, maka kegiatan akademis seseorang tersebut tidak akan terganggu dan
tetap baik-baik saja, lalu bisa juga disebabkan karena seseorang tersebut kurang
bisa dalam membagi waktu, kapan saatnya ia minat pada akademis dan kapan
saatnya ia minat pada non akademis. solusinya yaitu seseorang tersebut harus

29
dapat mengatur prioritas dan dapat membagi waktu, sehingga adanya
keseimbangan antara minat dia terhadap akademis dan non akademis, dengan
demikian akademisnya tidak akan terganggu. namun lepas dari hal itu, kembali
lagi pada minat setiap orang yang berbeda-beda, karena minat tidak dapat
dipaksakan, harus sesuai dengan ketertarikan seseorang terhadap sesuatu hal.
4. Kelompok 3 : Miftah Al Mubarok
Pertanyaan : Bagaimana jika minat seseorang ke hal-hal yang buruk? bagaimana
solusinya?
Jawaban : Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu diantaranya:
1. Memahami diri sendiri,
2. Tentukan dan harus memiliki tujuan hidup dari sekarang,
3. Melakukan peningkatan pengetahuan,
4. Berperan aktif di lingkungan.
Setelah hal-hal tersebut diatas dilakukan, maka minat seseorang tidak akan sampai
ke hal-hal yang tidak baik. Karena, pada dasarnya setiap orang memiliki minat
terhadap hal yang baik, namun tergantung pada pengalaman dan pengaruh
lingkungan yang dapat menjadi faktor penyebab seseorang memiliki minat yang
terhadap hal-hal yang buruk.
5. Kelompok 4 : Elin Maulida R
Pertanyaan : Bagaimana jika minat bertentangan dengan bakat atau tidak sesuai?
Jawaban : Menurut kami jika minat tidak sesuai dengan bakat, maka pilihlah
minat. Alasannya adalah
a. Bakat tanpa minat tidak memberikan motivasi pribadi. Walaupun punya
bakat, tapi kalau tidak diiringi oleh keinginan untuk mengembangkannya,
maka bakat tersebut tidak dapat berekmbang dan akan sia- sia saja.
b. Minat akan memicu munculnya bakat dalam diri seseorang. Minat
menumbuhkan rasa penasaran, dan membuat kita mencoba untuk terus
mempelajari hal baru dan terus berlatih. Pada akhirnya, ini akan membuat kita
jadi semakin ahli dan menemukan potensi yang ada dalam diri kita.
c. minat membuat daya tahan lebih kuat. Tanpa minat seseorang akan mudah
menyerah terhadapa suatu hal jika dihadapi dengan suatu hambatan dan
masalah.

30
Individu juga dapat melakukan hal berikut ini jika minat dan bakat tidak sesuai
a. gabungkan minat dan bakat dalam bidang yang sama. Misalnya seseorang
memiliki bakat dalam menulis dan minat berpetualang, maka dapat menulis
buku tentang kisah petualangannya.
b. Mencari kesamaan diantara minat dan bakat. Contohnya, berbakat dalam
public speaking dan berminat dalam bermusik. Hal ini memiliki kesamaan
dalam hal penampilan dan penguasaan panggung.
c. Apabila bakat dan minat sangat tidak sesuai, maka tidak hanya fokus pada satu
hal, namun dapat menjalankan keduanya dengan manajemen waktu yang baik.
6. Kelompok 5 : Erina Agisya P
Pertanyaan : Mengapa minat laki-laki dan perempuan jauh berdeda? apa yang
mempengaruhinya?
Jawaban : Sebenarnya minat itu tergantung pada setiap individu masing-masing,
dimana minat dapat dilihat dari seberapa besar ketertarikan individu pada suatu
hal. seperti yang dijelaskan oleh Rast, Harmin dan Simon (dalam Mulyati,
2004:46) menyatakan bahwa dalam minat itu terdapat hal-hal pokok di antaranya:
adanya perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian pada objek
tertentu, adanya ketertarikan terhadap objek tertentu, adanya aktivitas atas objek
tertentu, adanya kecenderungan berusaha lebih aktif, objek atau aktivitas tersebut
dipandang fungsional dalam kehidupan, dan kecenderungan bersifat mengarahkan
dan mempengaruhi tingkah laku individu. Namun, dalam hal ini Kesetaraan
gender pada saat ini dipermasalahkan, pasalnya gender perempuan tidak setara
dengan gender laki-laki. Gender perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-
laki. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya seperti orang tua
melarang anak perempuannya untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang
yang lebih tinggi, karena menurut mereka jenjang pendidikan tinggi hanya untuk
laki-laki. Akibatnya, terjadilah cemoohan, bullying, dan juga pelecehan terhadap
perempuan. Akan tetapi pada zaman ini, banyak perempuan yang berkarir dan
juga memiliki jenjang pendidikan yang tinggi, namun pelecehan terhadap
perempuan masih ada, banyak orang yang masih berfikiran perempuan itu lemah
dan derajatnya harus di bawah laki-laki. Bagi mereka karir dan jenjang pendidikan
yang tinggi tidaklah berpengaruh.

31
tidak hanya faktor itu saja, peran, tipe dan stereotip menjadi faktor juga. Laki-laki
dan perempuan memiliki peran, tipe, dan stereotip yang berbeda. Peran gender
memiliki arti peran laki-laki dan perempuan yang tidak ditentukan oleh perbedaan
kelamin. Terdapat 3 jenis peran gender:
a.Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, perempuan atau
laki-laki menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa.
b.Peran reproduktif adalah peran yang dilakukan laki-laki maupun perempuan
untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia, seperti
mengasuh anak.
c.Peran social adalah peran yang dijalankan oleh laki-laki maupun perempuan
untuk berpartipasi dalam masyarakat, misalnya gotong royong.
Tipe gender memiliki makna penerapan peran pada gender tersebut, misalnya
berantem karakteristik peran dari laki-laki dan menangis karakteristik peran
perempuan. Sedangkan stereotip gender memiliki arti control social yang bersifat
menentukan prefensi sikap maupun perilaku terhadap kedua gender yang
dianggap ideal dan diterima di masyarakat. Dan biasanya menimbulkan kerugian
dan ketidakadilan.
bisa jadi faktor-faktor tersebut menjadi penyebab kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan, yang menyebabkan laki-laki dan perempuan berbeda derajat dan
kesetaraan sehingga dalam minatnya pun antara laki-laki dan perempuan menjadi
berbeda pula.
7. Kelompok 6 : Indah Nur I
Pertanyaan : Bagaimana mengatasi seseorang yang memiliki minta mati?
Jawaban : Menurut kami, untuk mengatasi seseorang yang mempunya minat
mati, kita harus melakukan pendekatan dan memberi tahu bahwa mati itu
perbuatan yang tidak baik, memberi tahu bahwa hidupnya lebih berharga dan
masih banyak orang-orang yang membutuhkannya, dan diberikan pendekatan
melalui agamanya.
8. Kelompok 7 : Rahmi Rajfalni A
Pertanyaan : Bagaimana caranya meningkatkat minat baca?
Jawaban : Cara meningkatkan minat baca yaitu sebagai berikut :

32
a. menumbuhkan rasa butuh dan haus ilmu pengetahuan. Orang yang haus ilmu
pengetahuan, pasti memiliki minat baca yang tinggi, merasa butuh dan
sungguh-sungguh mencari sumber bacaan, baik dari buku, media-media
online seperti blog, Koran, majalah atau literature lainnya.
b. memelihara dan menjaga minat baca. Ketika rasa membutuhkan sudah
tumbuh, minat pun bisa mengikuti. Tentu saja tidak instant, biasanya dimulai
dari bacaan yang paling disukai hingga yang paling dibutuhkan.
c. menanamkan pemahaman mengenai manfaat membaca. Pemahaman
mengenai manfaat dari membaca sangat penting agar persepsi bahwa
membaca sekedar hobi atau budaya bisa berubah menjadi kebutuhan bahkan
lifestyle
d. Bergabung dengan Komunitas membaca, untuk menjaga minat baca Anda
dan menumbuhkannya, Anda harus berada di lingkungan yang mendukung di
mana semua orang membaca sebagai bagian dari rutinitas mereka.
9. Kelompok 8 : Marwan Maulana Y
Pertanyaan : Bagaimana jika seseorang bingung dalam menentukan apa
minatnya? apakah wajar?
Jawaban : Menurut kami, wajar jika seseorang masih bingung dalam menentukan
apa minatnya. Hal yang harus dilakuan orang tersebut adalah melakukan banyak
aktivitas yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mencari tahu apa
minatnya.
10. Kelompok 9 : Atikah Zahra
Pertanyaan : Bagaimana seseorang mempunyai minat pada suatu bidang tetapi
tidak berbakat?
Jawaban : Jika kita memilki minat pada suatu hal namun tidak berbakat, maka
hal tersebut harus didasari oleh kemauan atau keinginan yang kuat dan usaha yang
lebih ekstra. Jika tidak maka kita akan tertinggal dengan orang yang berbakat
terhadap hal yang kita minati. Minat kita ini juga jangan sembarang memilih
hanya karena mengikuti tren ataupun teman, namun ikuti minat berdasarkan yang
benar kita sukai dan yakin akan menggeluti minat tersebut dengan maksismal.

33
34

Anda mungkin juga menyukai