Keluarga merupakan unit terkecil yang menyusun suatu sistem dalam
masyarakat. Keluarga sendiri memiliki definisi yang multitafsir dan multidimensi dikarenakan para ilmuwan masih memperdebatkan konsep dari definisi keluarga. Menurut Murdock (dalam Lestari, 2016) keluarga adalah suatu kelompok sosial yang tinggal bersama, bekerja sama dalam perekonomian, dan melakukan sebuah proses reproduksi. Secara struktural, keluarga dapat diartikan sebagai suatu kehadiran atau tidak hadirnya anggota keluarga, termasuk orang tua, anak dan kerabat lainnya. Keluarga secara fungsional menuntut para anggota didalamnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukan seperti peduli terhadap satu sama lain, merawat anggota keluarga, sosialisasi, adanya dukungan emosi dan materi dan pemenuhan peran-peran tertentu. (Koerner dan Fitzpatrick, 2004).
Keluarga ideal adalah keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga
bahagia-sejahtera merupakan keluarga yang dibentuk atas suatu ikatan pernikahan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup berupa spiritual dan materiil secara layak, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN, UU RI No. 52 tahun 2009).
Kebahagiaan menurut Seligman (dalam Miranti, 2014) adalah sebuah
konsep yang mengarah pada adanya emosi positif yang dirasakan oleh individu serta terlibatnya individu dalam aktivitas positif. Berdasarkan konsep tersebut, keluarga yang bahagia dapat didefinisikan sebagai kelompok sosial yang tinggal bersama dan bekerjasama dalam melakukan aktivitas positif, saling berbagi dan menyebarkan emosi-emosi positif seperti kasih sayang dan kepedulian.
Terciptanya keluarga yang bahagia dan sejahtera dirasa sangat
diperlukan sebab keluarga merupakan rujukan pertama dan utama bagi individu untuk hidup, tumbuh dan berkembang sehingga mampu menghadapi segala tantangan didalam kehidupan.
B. Tujuan Keluarga Bahagia-Sejahtera
Tujuan adanya keluarga bahagia-sejahtera adalah untuk menciptakan
rasa aman, tentram dan damai. Keluarga yang bahagia dan sejahtera juga dapat membuat individu menjadi lebih produktif dan mandiri.
Bkkbn, retrieved from http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx
Lestari, S. (2016). Psikologi Keluarga : penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta : Penerbit Kencana
Miranti, A. (2014). Faktor-Faktor Pembentuk Kebahagiaan Dalam Keluarga
(Konteks Budaya Jawa Dan Pengaruh Islam) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Di Kelas VIII