2. Tujuan
Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2011:12) adapun tujuan dari pembelajaran
kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.
a.
Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.
menyeimbangkan
kemampuan
otak
kiri
dan
otak
kanan,
serta
Jadi,
dapat
dikatakan
bahwa
pembelajaran
kuantum
sangat
memperhatikan
pengkondisian suatu kelas sebagai lingkungan belajar dari peserta didik mengingat model
pembelajaran kuantum merupakan adaptasi dari model pembelajaran yang diterapkan di luar
negeri.
pemaparan
keunggulan
dan
kelemahan
pembelajaran
kuantum,
pembelajaran kauntum sangat memperhatikan keaktifan serta kreatifitas yang dapat dicapai
oleh peserta didik. Pembelajaran kuantum mengarahkan seorang guru menjadi guru yang
baik. baik dalam arti bahwa guru memiliki ide-ide kreatif dalam memberikan proses
pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan siswa.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
3.
4.
5.
6.
Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilainilai dan perilaku kita menyatu.
Akuilah Kegagalan Dapat Membawa Kesuksesan
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan
dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga
kita dapat berhasil.
Berbicaralah dengan Niat Baik
Dalam pembelajan, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan
bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung.
Tegaskanlah Komitmen
Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa
ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan.
Jadilah Pemilik
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak mungkin terjadi
pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
Tetaplah Lentur
Dalam pembelajaran, pertahanan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar lebih-lebih , harus pandai-pandai membaca
lingkungan dan suasana, dan harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana
bilamana diperlukan.
7. Pertahankanlah Keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahanan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan dan
kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran kuantum (quantum
learning) menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2011:13) diantaranya:
1. Sikap positif
2. Motivasi
3. Keterampilan belajar seumur hidup
4. Kepercayaan diri
5. Sukses
2. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan.
4. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
5. Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, Aku tahu bahwa aku
memang tahu ini.
6. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu
pengetahuan.
Perayaan dalam pembelajaran kuantum sangat diutamakan atau sangat penting.
Perayaan dapat membangun keinginan untuk sukses dalam pembelajaran. Menurut Bobbi
DePorter,et al., (2004:31-34), terdapat beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang biasa
digunakan yaitu:
a.
Tepuk Tangan
Teknik ini terbukti tidak pernahh gagal memberikan inspirasi.
b. Hore! Hore! Hore!
Cara ini sangat mengasyikkan jika dilakukan bergelombang ke seluruh ruangan. Caranya
adalah guru memberikan aba-aba, semua orang atau siswa melompat berdiri dan berteriak
c.
senyaring mungkin, Hore, Hore, Hore! sambil mengayunkan tangan ke depan dank e atas.
Wussss
Jika diberi aba-aba, semua orang bertepuk tangan tiga kali secara serentak, lalu mengirimkan
segenap energi positif mereka kepada orang yang dituju. Cara melakukannya adalah setelah
bertepuk, tangan mendorong kea rah orang tersebut sambil berteriak Wusssss.
d. Jentikan Jari
Jika guru atau pengajar memerlukan pengakuan yang tenang, daripada tepuk tangan, gunakan
jentikan jari berkesiinambungan.
e. Poster Umum
Mengakui individu atau seluruh kelas, misalnya Kelas Enam The Best!.
f. Catatan Pribadi
Sampaikan kepada siswa secara perseorangan untuk mengakui usaha keras, sumbangan pada
kelas, perilaku atau tindakan yang baik hati.
g. Persekongkolan
Mengakui seseorang secara tak terduga. Misalnya seluruh kelas dapat bersekongkol untuk
mengakui kelas lain dengan cara memasang poster positif (atau surat) misterius yang
bertuliskan hal-hal seperti Kelas VI hebat lho! atau Selsangat Menempuh Ujian hari Ini!.
h. Kejutan
Kejutan harus terjadi secara acak. Kejutan bukan merupakan hadiah yang diharapkan oleh
i.
keterampilan menulis
Keterampilan Menulis
1. Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memegang peran penting
dalam proses komunikasi yang lebih efektif. Menulis seperti halnya keterampilan berrbicara,
merupakan salah satu keterampilan yang produktif. Artinya, menulis merupakan salah satu
kegiatan yang menghasilkan atau menulis merupakan kegiatan yang aktif menghasilkan
tulisan. Disamping itu, menulis juga merupakan kegiatan yang ekspresif karena dengan
menulis seseorang dapat mengungkapkan gagasan, maksud, pikiran, ataupun pesan yang
dimiliki kepada orang lain.
Taringan (1994) menyatakan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Selain itu, beliau juga menyatakan bahwa melalui kegiatan menulis, gagasan dapat
dikembangkan. Ini berarti menulis merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu dalam
mengembangkan gagasan-gagasan yang dimiliki. Dengan kata lain, melalui kegiatan menulis,
gagasan-gagasan yang dimiliki dapat diorganisasikan dan disampaikan secara tersurat kepada
orang lain.
Selanjutnya, Semi (1990) menyatakan menulis itu merupakan salah satu keterampilan
berbahasa, merupakan kegiatan perekaman bahasa lisan ke dalam bentuk bahasa tulis. Pada
hakikatnya, menulis sama dengan berbicara karena materi yang digunakan sama, yaitu kata
dan kalimat sehingga wajarlah dikatakan bahwa menulis ialah upaya memindahkan bahasa
lisan ke dalam wujud tertulis. Hanya saja dalam kegiatan menulis, diperlukan pengetahuan
tentang ejaan dan tanda baca.
Depdikbud mengemukakan, keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi
dalam bahasa Indonesia. Gagne menyatakan bahwa menulis sebagai kegiatan tertinggi karena
keterampilan
menulis
merupakan
keterampilan
kognitif
(memahami,
megetahui,
mempersepsi) yang kompleks yang menghendaki strategi kognitif yang tepat, keterampilan
intelektual, informasi verbal dan motivasi yang tepat. Dibandingkan dengan ketiga
keterampilan yang lain (menyimak, berbicara, dan membaca), keterampialn menulis lebih
sulit karena dalam menulis, disamping pengetahuan tentang kosakata, perlu juga pengetahuan
tentang ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif. Atau dengan kata lain, keterampilan menulis
ini meliputi bagaimana cara menuangkan pikiran dalam kalimat dengan menggunakan kata
yang tepat serta penulisan yang sesuai dengan ejaan. Selain itu, dalam kegiatan menulis
dituntut adanya pengethauan dan pemahaman mengenai topik yang akan ditulis dan
bagaimana cara yang baik dalam menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Berdasarkkan pandangan dan pemaparan mengenai pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling
kompleks yang bersifat produktif dan ekspresif yang dapat menghasilkan gagasan yang
tertuang ke dalam bahasa tulis yang diperoleh dari proses berfikir. Untuk dapat menghasilkan
tulisan, diperlukan keterampilan kognitif berupa pengetahuan, pemahaman, dan apersepsi
penulis mengenai apa yang akan ditulis, yang tentu saja melibatkan unsur pikiran.
Arini,dkk; (2007:183) menyatakan bahwa menulis sebagai proses berfikir
mengandung makna bahwa sebelum, saat, atau setelah menuangkan gagasan dan perasaan
secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berfikir. Melalui proses berfikir, gagasan yang
dituangkan ke dalam kalimat/paragraf dapat dianalisis kelogisannya. Dengan demikian,
menulis dan proses berfikir berkaitan erat dalam menghasilkan tulisan yang runtut. Tulisan
yang runtut merupakan manifestasi dari keterlibatan proses berfikir. Proses berfikir sangat
menentukan sebuah tulisan yang berkualitas. Pada saat menulis, siswa dituntut berfiikir untuk
menuangkan gagasannya secara tertulis berdasarkan skema, pengetahuan, dan pengalaman
yang
dimiliki.
Dalam
proses
tersebut,
kesungguhan
menyusun,
menata,
serta
mempertimbangkan secara kritis dan menata ulang gagasan yang dicurahkan. Hal tersebut
diperlukan agar tulisan yang dihasilkan dapat dipahami dengan baik oleh orang lain.
2. Keterampilan Menulis
Arini,dkk; (2007:183) menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seseorang. Dalam kegiatan menulis,
banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Sebuah tulisan yyang baik memiliki ciri-ciri,
diantaranya bermakna,
memmenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu, tulisan yang baik harus bersifat komunikatif.
Dalam menghasilkan tulisan sesuai dengan syarat di atas, dituntut beberapa
kemampuan. Apabila misalnya menulis sebuah essay, kita harus memiliki pengetahuan
tentang apa yang akan ditulis. Artinya, kita harus memiliki pengethuan mengenai isi tulisan.
Disamping itu, kita juga harus mengetahui bagaimana menuliskkannya. Hal ini meliputi
kemampuan menggunakan bahasa dab teknik penulisannya. Oleh karena itu, keterampilan
menulis harus dibina dan ditingkatkan secara intensif. Kebiasaan menulis, termasuk menulsi
karya ilmiah harus dikembangkan dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Agar pembelajaran menulis terlaksana secara terarah dan efektif, perluu ada prinsipprinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi pendidik yaitu guru. Dixon dan Nassel
(dalam Arini dkk; 2007), mengemukakan beberapa prinsip pembeljaran menulis. Prinsip
pembelajaran menulis. Prinsip pembelajaran menulis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Dalam kegiatan menulis, siswa bertitik tolak dari topik priibadi yang bermakna. Prinsip ini
mengisyaratkan bahwa topik yang dipahami dan diminati oleh siswa.
2.
Sebelum menulis siswa hendaknya diberi bercakapan. Prinsip ini mengisyaratkan agar
kegiatan menulis didahului oleh kegiatan berbicara pengalaman, pengetahuan, dan
kegemaran siswa yang ada kaitannya dengan topik.
3.
Menulis bukan merupakan keterampilan yang mudah. Prinsip ini mengisyaratkan agar
keterampilan menulis dibelajarkan dalam konteks yang menyenangkan, khususnya bagi
penulis pemula. Mereka perlu mendapatkan bimbinggan tentang komposisi penulisann yang
sederhana agar mereka bergairah menulis dan tidak mempunyai rasa frustasi.
4.
Menulis hendaknya diberikan ke dalam bentuk komunikasi. Segal aide yang ditulis
hendaknya merupakan sesuatu yang dapat mereka sampaikan. Mereka menjadi yakin bahwa
melalui tulisan, idea tau gagasan siswa dikomunikasikan kepada orang lain.
Antara tugas menulis dan tugas membaca atau keterampilan berbahasa lainnya hendaknya
ada hubungan yang jelas. Pembelajaran menulis hendaknya mempunyai keterkaitan dengan
cerita yang telah dibaca atau didengar.
3. Proses Menulis
Selain memahami mengenai prinsip-prinsip pembelajaran menulis, seorang guru juga
harus memahami mengenai proses menulis. Proses menulis mengikuti alur yang terdiri dari
lima tahap, yaitu (1) pramenulis, (2) menyusun draf, (3) merevisi, (4) mengedit, dan (5)
mempublikasikan. Adapun proses menulis tersebut menurut Arini dkk;(2007) adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Pramenulis
Tahap pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan
berbagai aktivitas, yakni menetukan/menemukan ide tulisan yang dijadikan topik,
menentukan bentuk/jenis karangan, menulis judul, menyususn kerangka karangan, dan
mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat ditentukan berdasarkan pengalaman, hasil
observasi, hasil membaca, atau berdasarkan imajinasi seseorang. Selanjutnya, seorang penulis
menetapkan bentuk penulisan sesuai dengan tujuan penuliisan, sehingga ada berbagai bentuk
tulisan, yakni narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi. Seorang penulis juga
menentukan judul tulisan. Judul tulisan dirumuskan sedemikian rupa, sehingga judul tersebut
singkat, provokatif, dan relevan dengan ide. Di samping itu, judul diusahakan disusun dalam
bentuk frase dan bukan kalimat. Berdasarkan ide yang telah ditetapkan, selanjutnya
keterampilan menulis adalah menulis gagasan yang bernuansa menyenangkann maka secara
otomatis tulisan yang telah disusun akan tidak sesuai.
Bertitik tolak dari uraian di atas, dapat diduga bahwa tingkat emosional yang terkontrol
akan menimbulkan sikap yang positif pada siswa terhadap keterampilan menulis siswa
perkembangan
kecerdasan
intelektual
dengan
kecerdasan
seluruh
potensi
dirinya
sebagaimana
disebutkan
di
atas.
Learning?
Bagaimana pelaksanaan model & strategi pembelajaran Quantum
3.
A.
berdasarkan
teori-teori
pendidikan
seperti
Accelerated
juga
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan
peserta
didik
setelah
mengikuti
kegiatan
ini,
seorang
guru
yang
akan
menjadi
pancaran
atau
ledakan-ledakan
gairah
(dalam
c.
Bersifat konstruktivistis,
artinya
bermutu
dan
bermakna
yang
dapat
mengubah
energi
pembelajaran
dengan
taraf
kebermaknaan
pengalaman
yang
dapat
dan
kebermutuan
dimengerti
dan
akan
berarti
menghadirkan
bagi
pembelajar,
isi
pembelajaran
meliputi:
penyajian
yang
prima,
keterampilan hidup.[9]
Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan
j.
prestasi material.
Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini
mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu
kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya
l.
pembelajar.
Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran,
sehinga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya lebih
optimal.
3. Prinsip-Prinsip dalam Quantum Teaching
Secara eksplisit dalam ilmu pendidikan Islam belum dijumpai
rumusan teori pengajaran yang mirip dengan Quantum Teaching. Hal ini
dapat
dimaklumi,
mengingat
Ilmu
Pendidikan
Islam
terlambat
yaitu:
1)
segalanya
berbicara;
2)
segalanya
bertujuan;
3)
interaksi yang ada di pasar, baik antara penjual dan pembeli maupun para
pengunjung yang ada di pasar.
2) M: Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskn manfaat yang diperoleh dari pelajaran
yang diajarkan. Contohnya, pelajaran tenteng berwudlu. Guru tidak hanya
menjelaskan syarat sah dan rukun wudlu, tetapi lebih dari itu guru harus
bisa menjelaskan kepada siswa apa hikmah yang bisa diambil dari
berwudlu. Intinya guru harus mendorong siswa bisa memahami sesuatu
situasinya yang sebenarnya (insight), sehingga siswa tertantang untuk
mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.
3) B: Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat di kemudian hari dengan
mempelajari ini semua. Misalnya, pelajaran bersuci dengan tayammum.
Mungkin bagi siswa yang berada di daerah dengan paskoan air melimpah,
mungkin pelajaran tayammum tidak banyak memberikan arti. dalam
kondisi ini, guru harus bisa menjelaskan kepada siswa bahwa suatu ketika
model bersuci dengan tayammum pasti akan bermanfaat, terlebih ketika
dalam suatu perjalanan tidak menemukan air atau ketika sakit yang tidak
diperkenankan terkena air.
Teknik AMBAK dia atas, meneunjukkan kepada kita betapa Quantum
Teaching lebih menekankan pada pembelajaran yang sarat makna dan
sistem nilai yang bisa dikotribusikan kelak saat anak dewasa nanti.
b. Teknik TANDUR
Teknik pembelajaran
Quantum
Teaching
yang
lain
yang
dapat
tidak
hanya
memposisikan
diri
sebagai
pentransfer
ilmu
namun
hal
itu
tidak
boleh
menjadi
alasan
bagi
guru
mendahulukan yang lebih pandai dari yang kurang pandai. Semua siswa
harus mendapat perlakuan yang sama.
3) N: Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi terlebih
dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat
mungkin
memberikan
pengantar
terhadap
materi
yang
hendak
kesempatan
kepada
mereka
untuk
unjuk
rasa
dan
Pengulangan
materi
dalam
suatu
pelajaran
akan
sangat
belajar,
sehingga
pendidikan
mereka
lebih
dari
sekedar
mencapai nilai tertentu. Hal ini untuk menummbuhkan rasa senang pada
diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk
c.
ARIAS
terdiri
dari
lima
komponen
untuk
membangkkitkan
dan
menngkatkannya
kegiatan
siswa
baik
berupa
juga
harus
dipelihara
selama
kegiatan
pembelajaran
keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru evaluasi merupakan alat
untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh
siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai
kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk
membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan
balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong
belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi.[17]
5) Satifaction
Yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang
dicapai.
Dalam
teori
belajar
satisfaction
adalah
reinforcement
mempertnyakan,
pembelajaran
tidak
dan
memberikan
mengemukakan
kesempatan
gagasan.
kepada
siswa
Jika
untuk
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
secara
meningkatkan
nyaman,
prestasi
memasang
individu,
musik
latar
menggunakan
di
dalam
kelas,
poster-poster
untuk
Learning
menggabungkan
suggestology,
teknik
kepramukaan,
sugestopedia,
dan
belajar
melalui
berbuat.
Teaching
diperuntukkan
guru
dan
Quantum
Learning
yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik
sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti,
guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman
pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum
pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.[22]
Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan
oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran
untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya,
seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya
berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan
cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya
setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning. Segalanya
dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan
suasana yang menyenangkanTeaching dan Learning merupakan model
pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi De Porter yang diilhami
dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat.
1. Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas,
berhadapan
dengan
siswa,
merencanakan
pembelajaran,
dan
atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan relak.
Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik
dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak
perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan
terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh
fasilitator.
Pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk
sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung.
[24]
yang
Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari:
tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan
untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya
terjadi, menarik diri dari kehidupan.[27]
Oleh karena itu, metode Quantum Teaching & Learning perlu
digunakan dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Demi meningkatkan sarjana muslim yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi
menjadi
cahaya.
menciptakan
Quantum
lingkungan
Teaching
belajar
adalah
yang
metode
efektif.
belajar
Quantum
yang
Learning
merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain
siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja
dengan cara mantap dan berkesan.
Quantum Teaching dan Learning
menawarkan
model-model
dalam
pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Amir dan Zulfanah. 2008. Menyiapkan Anak jadi Juara. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
http://forumkuliah.wordpress.com/2009/02/05/quantum-learning/, diakses
pada tanggal 3 Oktober 2012
Mulyono,
Tri,
pembelajaran
2012.
Nasih, Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah. 2009. Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajarkan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Nata, Abuddin. 2004. Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.
Jakarta:
Tri
Mulyono,
http://trimulyonoes.blogspot.com/2009/01/strategi-pembelajaranquantum-teaching.html, diakses tanggal 12 September 2012.
[23]Ibid.
[24] Ibid.
[25] Abuddin, Manajemen, h. 44.
[26]Tri Mulyono, http://trimulyonoes.blogspot.com/2009/01/strategipembelajaran-quantum-teaching.html, diakses tanggal 12 September
2012.
[27]
http://forumkuliah.wordpress.com/2009/02/05/quantumlearning/, diakses pada tanggal 3 Oktober 2012
[22]