Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MODEL SHARED DAN WEBBED

Resume ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pembelajaran Tematik Terpadu

Oleh Kelompok 4:

Dewita Purnama Sari (17129202)

Anisa (17129189)

Feren Sefiyanti (17129209)

Nadia Fatrisia (17129370)

Zaini Awaliyah (17129447)

Seksi 17 BB 04

Dosen Pembimbing : Dra. Yeti Ariani, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Model Bagian (Shared)

1. Pengertian

Prastowo (2019:55) Model ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran


akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat
bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam ilmu pengetahuan social,
dalam pendidikan agama, dan sebagainya. Atau dalam istilah yang lain,
perencanaan tim dan/ atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu
difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap (attitude) yang sama.

Sejalan dengan itu Daryanto (2014:81) menyatakan bahwa pembelajaran


terpadu tipe shared merupakan perpaduan pembelajaran akibat adanya
overlapping konsep atau ide pada dua materi pelajaran sehingga menjadi konsep
utuh yang dapat menuntun siswa dalam membuka wawasan dan cara berpikir
yang luas dan mendalam melalui pemahaman terhadap konsep secara lintas
disiplin ilmu.

Kemudian Fogarty (2009:57) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu tipe


shared merupakan pembelajaran yang pelajarannya melibatkan dua disiplin ilmu
yang difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap yang sama.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model


bagian (shared) merupakan perpaduan dua pelajaran yang memiliki konsep,
keterampilan dan sikap yang sama akibat adanya overlapping.

Gambar 1. Model Bagian (Shared)

2. Karakteristik Model Shared

Karakteristik model shared menurut Ajeng (2018):

a. Menggabungkan dua mata pelajaran


b. Memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama
c. Menggunakan konten yang berbeda

3. Kelebihan dan Kelemahan

Adapun kelebihan dan kelemahan model shared menurut Prastowo (2019:55)


yaitu:

a. Kelebihannya

1) terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama,


2) dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah kolaborasi
juga.

b. Kelemahannya

Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi.

4. Langkah-Langkah Model Shared

Adapun langkah-langkah penyusunan model Shared menurut Fogarty


(2009:57-59) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan dua mata pelajaran yang akan difokuskan pada konsep, sikap
dan keterampilan yang sama
b. Menyeleksi konsep-konsep, keterampilan, dan sikap yang diajarkan dalam
satu semester
c. Memilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki
keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di anatara mata pelajaran
tersebut
d. Memilih tema yang cocok untuk pembelajaran tersebut

5. Penerapan Model Shared

Model pembelajaran tematik terpadu tipe shared ini dapat siterapkan


diberbagai jenjang pendidikan seperti SD,SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi,
pembelajaran terpadu model shared dapat diterapkan pada tingkat SD sebagai
alternative pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena peran guru di tingkat SD
merupakan guru kelas, yang dapat mengatur sendiri cara menyajikan beberapa
pelajaran disesuaikan dengan keterbatasan alat pelajaran, waktu, bahan ajar dan
kondisi serta kemampuan siswa. Guru dapat memilih mata pelajaran yang
memiliki topik yang sesuai dan dapat dipadukan dan tidak semua mata pelajaran
dapat dipadukan, karena setiap mata pelajaran memiliki konsep masing-masing
yang berbeda satu sama lain.

2
Salah satu contoh pembelajaran menggunakan model shared dapat kita lihat
pada gambar di bawah ini.

PJOK SBdP

Cara gerak
 Gerak  Gerak
(konsep)
berjalan memutar
 Gerak Berani (sikap)  Gerak
berlari berjalan
Memeragakan(
 Gerak  Gerak
keterampilan)
melompat berlari

Gambar 2.

Pada gambar ini, seorang guru melakukan pembelajaran dengan melakukan


pembelajaran yang memadukan materi PJOK dan SBdP. Pada materi PJOK
terdapat materi gerak berjalan, gerak berlari, dan gerak melompat. Sementara itu,
di dalam materi SBdP terdapat materi gerak memutar, gerak berjalan, dan gerak
berlari. Setelah dianalisis, pada kurikulum tersebut ada bagian yang tumpang
tindih antara materi PJOK dengan materi SBdP, yaitu pada konsep gerak. Selain
belajar konsep-konsep tentang gerak, pada pembelajaran tersebut siswa juga
berlatih sikap berani, percaya diri, kerjasama, toleransi, dan sebagainya. Beberapa
keterampilan proses juga dapat dilatihkan pada materi macam-macam gerak
misalnya keterampilan mengamati, mencoba, mencontohkan, memeragakan, dan
mengkomunikasikan.

Dalam melakukan pembelajaran ini, guru dapat menggunakan strategi yang


sama, misalnya menggunakan media pembelajaran nerupa video tentang macam-
macam gerak dan mendemontrasikan langsung. Maka dalam hal ini kedua
pembelajaran akan terjalin keterpaduan.

3
B. Model Jaring Laba-Laba (Wabbed)

1. Pengertian

Model jaring laba-laba (webbed) adalah pembelajaran terpadu yang


menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi bersama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya
dengan bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang
harus dilakukan siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Aisyah (2007:3-4) bahwa
“istilah jaring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya
memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang
dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut,
kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama
dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan”.

Model jaring laba-laba (webbed) adalah pembelajaran terpadu yang


menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi bersama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya
dengan bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang
harus dilakukan siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Aisyah (2007:3-4) bahwa

istilah jaring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk


rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba,
dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan
tema tersebut, kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas
tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin
dikembangkan.
Sedangkan menurut Fogarty (dalam Kurniawan, 2014:70) menyatakan bahwa
“karakteristik model model jaring laba-laba (webbed) adalah adanya pandangan
luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapat membentuk jaringan dari
berbagai bidang pengembangan”.

4
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jaring
labalaba (webbed) merupakan pembelajaran yang secara keseluruhan terikat
dalam suatu tema yang berbentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan.

Gambar 3. Model Jaring (Webbed)

2. Karakteristik Model Webbed

Karakteristik model webbed secara umum yaitu:

a. Berpusat pada siswa


b. Memberi pengalaman langsung
c. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
e. Bersifat fleksibel
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan

3. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dan kekurangan model webbed menurut Fogarty (dalam


Kurniawan, 2014:17) yaitu:

a. Kelebihan
1) Penyelesaian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk
belajar
2) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
3) Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema
kesemua bidang isi pelajaran
4) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa
5) Memeberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan
dan ide-ide yang berkaitan
b. Kekurangan

5
1) Suasanaa kelas lebih riuh dan guru akan mengalami kesulitan untuk
mengatasi siswa dalam kelas
2) Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan
daripada pengembangan konsep
3) Memerlukan keseimbangan anatara kegiatan dan pengembangan
materi pelajaran.

4. Langkah-langkah Model Webbed

Langkah-langkah model pembelajaran Jaring laba-laba menurut Aisyah


(2007:4) yaitu

1) mempelajari kompetensi dasar;


2) menentukan tema;
3) mengidentifikasi tema dan sub tema dan memetakkannya dalam
jaringan tema;
4) mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang
pengembangan melalui tema dan subtema;
5) dari tema yang telah ditentukan siswa akan mendapatkan beberapa
kosa-kata yang berkaitan dengan tema;
6) siswa diminta agar mengembangkan kosa-kata tersebut sehingga
menjadi karangan sederhana;

Menurut Prastowo (2019:70) langkah-langkah dan contoh penerapan dalam


pembelajaran dalam model webbed adalah :

1) Menentukan tema (bisa diperoleh dari hasil diskusi antar, diskusi


peserta didik aatu berdasarkan ketetapan sekolah atau ketentuan yang
lain). tema ditulus dibagian tengah jaring.

2) Menentukan tujuan atau kompetensi dasar dari beberapa mata


pelajaran yang dapat dicapai melalui tema yang dipilih. Misalnya,
apabila tema cuaca yan dipilih, maka guru perlu memikirkan apa yang
dapat membantu peserta didik dalam tema tersebut untuk memahami
konsep-konsep yang ada. KD ini bisa diletakkan/ditulis di jaring-jaring
tema sesuai mata pelajaran yang ditentukan.

3) Memilih kegiatan awal unutk memperkenalkan tema secara


keseluruhan. Hal ini dilakukan agar peserta didik meiliki pengetahuan
awal yang akan meningkatkan rasa ingin tahu mereka sehingga peserta
6
didik terdorong untuk mengajukan banyak pertanyaan terhadap materi
yang sedang dibahas. Kegitan awal yang dapat dilakukan misalnya
guru membacakan buku tentang cuaca atau mengajak anak untuk
menonton film tentang cuaca.

4) Mendesain pembelajaran yang dapat mengaitkan tema dengan


kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) yang ingin dicapai .
contoh kegiatan seperti peserta didik ditugaskan untuk mengamati
cuaca selama satu minggu, setiap hari peserta didik mengambil gambar
yang sudah disiapkan sesuai dengan keadaan cuaca misalnya cuaca
mendung, cuaca cerah ataupun berawan. Setelah satu minggu berjalan
peserta didik menghitungnya dan mengambil kesimpulan dari cuaca
dari data yang ada.

5) Menghubungkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar peserta


didik dapat melihat dari berbagai aspek sehingga memperoleh
pemahaman yang baik.

6) Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya mendatangkan narasumber,


untuk memberi informasi tentang cuaca atau melihat papan pajangan
hasil pekerjaan peserta didik untuk dibahas bersama.

5. Penerapan Model Webbed

Penerapan model webbed lainnya yaitu dapat kita lihat bahwa pembelajaran
terpadu model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh tema
yang ditentukan adalah “Lingkungan”. Dari tema ini dikembangkan dan
dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran,
misalnya:

1. IPA
Subtema: mengenal berbagai bentuk energy dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Siswa diajarkan tentang macam-macam bentuk

7
energy dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, energy
cahaya kita manfaatkan sebagai penerangan saat kita belajar.
2. Matematika
Subtema: mengenal bangun datar. Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk
bangun datar. Misalnya, ban sepeda berbentuk lingkaran, buku tulis
berbentuk persegi, penggaris berbentuk persegi panjang.
3. PKn
Subtema: tenggang rasa dan kedisiplinan. Siswa diajarkan tentang
bagaimana cara manusia bersikap dan bertingkah laku sebagai makhluk
social seperti tenggang rasa dan bekerja sama dengan orang lain.
4. Bahasa Indonesia
Subtema: membuat ringkasan. Siswa menceritakan dengan kata-katanya
sendiri tentang bentuk-bentuk energy, dan bentuk bangun datar yang kita
jumpai di lingkungan sekitar.

Gambar 4.

8
Daftar Rujukan

Aisyah, Siti. 2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Universitas Terpadu

Ajeng, Fransisca. 2018. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe


Shared untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013.
(Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Daryanto. 2014. Pendekatan Tematik Terpadu Terintegrasi (Kurikulum 2013).


Yogyakarta: gava media.

Fogarty, Robin. 2009. How To Integrate The Curricula. USA: Library Of Crown

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan


Penilaian ). Bandung : Alfabeta.
Prastowo, Andi. 2019. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai