TUGAS 2
Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah
Pembelajaran PKn di SD (PDGK4201)
Dosen Pengampu: Drs. Marga Riswanda, S.H., M.H.
Disusun
UPBJJ BANDUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ-UT)
BANDUNG
2022
PETUNJUK
• Tuliskan identitas dan tanda tangan anda pada lembar jawab uraian dengan tepat dan benar
• Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan padat
• Dahulukan jawaban yang dianggap paling mudah
1. Coba uraikan hak dan kewajiban warga Negara sesuai dengan pasal 27 ayat 1 dan 2
UUD 1945
2. Kasus pembunuhan Munir aktivis HAM Indonesia pada tanggal 7 September 2004.
Munir tewas dalam perjalanan udara dari Jakarta ke Amsterdam. Munir tewas akibat
racun arsenic yang kadarnya sangat mematikan. Dari contoh kasus tersebut hingga saat
ini keluarga masih merasa belum memiliki rasa keadilan. Coba kemukakan faktor
penghambat dalam pelaksanaan HAM di Indonesia
3. Uraikan pengertian, unsur-unsur dan klasifikasi hukum
1. Coba uraikan hak dan kewajiban warga Negara sesuai dengan pasal 27 ayat 1
dan 2 UUD 1945!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia warga negara adalah penduduk sebuah
negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Mengutip
Membangun Kesadaran Warga Negara dalam Pelestarian Lingkungan oleh Bambang
Yuniarto (2013: 12), warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang
hidup atau tinggal di wilayah hukum negara tertentu. Hal ini ditegaskan lagi oleh UUD
1945 Pasal 26, di mana untuk menjadi warga negara maka harus disahkan dalam
Undang-Undang. Istilah warga negara menurut Encyclopedia of the Social Science
mengandung 2 komponen konseptual antara lain:
• Pertama, warga negara merupakan bagian keanggotaan dari suatu negara atau
city-state. Hal ini merujuk pada istilah negara kota yang terdapat pada di masa
Yunani Kuno (Kota Athena) dulu disebut sebagai negara polis lalu di masa
modern bertransformasi secara demokratis-revolusioner menjadi the nation-
state.
• Kedua, keanggotaan negara membawa resiprositas kewajiban dan hak-hak
tergantung tempat dan waktu serta beberapa hak bersifat universal.
Hak dan kewajiban serta kedudukan warga negara telah diatur dalam UUD
1945. Salah satunya dalam pasal 27 ayat 1. Pasal ini juga menjadi penguat bahwa
Indonesia adalah negara hukum.
UUD 1945 merupakan konstitusi negara Republik Indonesia. Hukum dasar
tertulis ini telah mengalami empat kali amandemen dalam kurun waktu 1999-2002.
Hal-hal yang berkaitan dengan kedudukan dan kewajiban warga negara, baik di mata
hukum maupun pemerintahan diatur di dalamnya.
Dalam pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Indonesia adalah negara hukum.
Sedangkan, kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 2.
Bentuk dan kedaulatan negara tersebut juga diperjelas dalam pasal 27 hingga
34 melalui hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Pasal 27 ayat 1 mengatur
Sumber: https://kumparan.com/berita-update/bunyi-pasal-27-ayat-1-sampai-3-
tentang-hak-dan-kewajiban-warga-negara-1widNRSU9r0/full
Salah satu kelompok atau individu yang sangat rentan mengalami Pelanggaran adalah
Pembela HAM. Di dalam deklarasi pembela HAM, setiap orang berhak untuk
memajukan dan memperjuangkan perlindungan HAM yang wajib dilindungi oleh
pemerintah dan organisasi manapun. Dalam kenyataannya, seringkali pembela HAM
menjadi sasaran intimidasi, ancaman,kekerasan bahkan pembunuhan. Salah satu kasus
Pembunuhan Pembela HAM yang masih belum dituntaskan oleh Negara adalah
Pembunuhan Munir Said Thalib, Pembela HAM yang dikenal luas publik tersebut
meninggal dengan cara diracun dalam penerbangan Garuda Indonesia bernomor GA
974 pada Selasa, 7 September 2004.
Oleh karena itu, Kami menilai kasus pembunuhan ini dapat digolongkan sebagai
kejahatan yang bukan tindak pidana biasa (ordinary crimes), melainkan tindak pidana
luar biasa (extra ordinary crimes) atau pelanggaran HAM yang berat (gross violations
of human rights) atau bahkan dinilai sebagai kejahatan yang amat serius (the most
serious crimes) seperti kejahatan melawan kemanusiaan (crimes against humanity).
Sehingga sangat penting bagi Negara cq Komnas HAM untuk segera menetapkan kasus
Pembunuhan Munir sebagai Pelanggaran HAM Berat.
Klasifikasi Hukum
Para ahli hukum membuat klasifikasi hukum berdasarkan kriteria tertentu, karena
lumayan banyak saya mengambil beberapa saja sebagai pemahaman:
1. Menurut Isinya
• Hukum Privat. Hukum yang mengatur hubungan antar individu
• Hukum Publik. Hukum yang mengatur hubungan individu dengan
negara
2. Menurut Bentuknya
• Hukum Tertulis
• Hukum Tidak Tertulis
3. Menurut Fungsinya
• Hukum Materil. Berisi aturan dan larangan mengatur hubungan anggota
masyarakat
• Hukum Formil. Mengatur bagaimana cara mempertahankan dan
melaksanakan hukum materil (Hukum Acara)
4. Menurut Lingkup Keberlakuannya
• Hukum Umum. Berlaku bagi setiap orang
• Hukum Khusus. Berlaku terhadap orang tertentu
Keterpurukan penegak hukum yang ada saat ini diawali oleh terpuruknya
dekadensi moral aparat penegak hukum, konsep atau metode berpikir “Money
10 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
Oriented” sedianya dapat diubah menjadi mindset “Service Oriented without Money”.
Sehingga dibutuhkan reformasi hukum tidak hanya dalam hal pembaruan Undang-
Undang atau substansi hukumnya (legal substance reform), tetapi juga pembaruan
struktur hukum (legal structure reform) dan pembaruan budaya hukum (legal ethic and
legal science /education reform), bahkan dalam situasi saat ini, pembaruan aspek
immateriil dalam hukum yaitu pembaruan budaya hukum, etika / moral hukum,
aparatur penagak hukum, serta ilmu / pendidikan hukum dapat dilakukan pembaruan
untuk mewujudkan hukum yang dicita-citakan (ius constituendum). (Barda nawawi
arief, 2010-6).
11 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
dideskripsikan sebagai pola nilai-nilai, normanorma, sikap, ritual, mitos, dan
kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah
ini dikonsepsi dan diwujudkan melalui pembelajaran dan rancangan aktivitas sekolah
yang melibatkan kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa didik, dan stakeholders.
Keterlibatan bersama mereka sebagai dasar dalam memahami dan memecahkan
berbagai persoalan pendidikan (Zamroni, 2002:21). Berkaitan dengan membangun
budaya demokrasi di sekolah maka sikap mental dan perilaku individu sebagai warga
sekolah harus mencerminkan konsep wawasan, nilai, norma dan prinsip demokrasi
dalam diri individu warga sekolah itu sendiri. Ada sepuluh indikator budaya
kewarganegaraan demokratis yang dapat dijelaskan berikut ini, menurut Winataputra
dan Tim CCE (2007:11-13), yakni:
12 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya termasuk dalam menilai
kebijaksanaan pemerintah negara oleh karena kebijaksanaannya tersebut menentukan
kehidupan rakyat.
13 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
dekokrasi terpimpin, demokrasi parlementer sampai ke demokrasi presidensiil. Namun
pada dasarnya, peranan pemerintahan dalam menjalankan demokrasi masih sangat
dominant, karena dalam UUD 1945 beserta Amandemennya, mamsih Nampak
kekuasaan pemerintahan tetap lebih besar dibanding kekuasaan lainnya. penegakan
hukum terhadap hak-haak asasi manusia perlu lebih dipotimalkan lagi. UUD 1945
berserta amandemen perlu lebih disempurnakan, karena disatu sisi menganut sistem
pemerintahan presidensiil, namun disisi lain menganut sistem demokrasi parlementer.
Perlu ditinjau kembali besarnya kekuasaan pemerintahan dalam mewujudkan demokrasi.
I. PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan Pancasila sebagai
ideologi terbuka. Perumusan Pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945, alenia 4
dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar
tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita
belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan
UUD 1945 sendiri menunjukkan adanya Undang-undang sebagai pelaksanaan dalam
pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaan lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai
arahan utnuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
a. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung
lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
14 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dengan yang
lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh : masyarakat yang tinggal di perkotaan
lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaruan-
pembaruan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari
persaingan karena dalam persaingan akan menggangu keharmonisan dan tradisi
yang turun-temurun.
b. Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk
mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial
juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-
peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan
sesuai dengan peranannya. Contoh : ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan
akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial
juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat.
Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya
tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang
dianutnya.
c. Kimball Young mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering
tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
d. A.W. Green menyatakan bahwa nilai sosial adalah kesadaran yag secara relatif
berlangsung disertai emosi terhadap objek.
e. M.Z. lawang menyatakan nislai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,
yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang
bernilai tersebut.
f. D. Hendropuspito menyatakan nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai
masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan
manusia.
g. Prof. Dr. Notonegoro menyatakan nilai sosial dibagi menjadi 3, yaitu :
h. Nilai material, yakni segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia.
Misalnya: air, makanan, pakaian, dll.
15 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
i. Nilai vital, yakni segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
kegiatan dan aktivitas.
j. Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang berguna bagi batin atau kerohanian
manusia.
III. KLASIFIKASI
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai
dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
a. Nilai Dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai lainnya. Ukuran
dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
• Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh: sebagian besar anggota
masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang,
seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
• Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
• Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh:
memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau
prestise tersendiri.
b. Nilai Mendarah Daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan
sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau
pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang
16 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan
merasa sangat bersalah. Contoh: seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi
nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak
bertanggung jawab. Demikian pula guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan
merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala
tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan
pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.
a. Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalm suatu
masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus. Contoh: cara makan yang wajar dan
baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.
b. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang
sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap
17 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
baik dan benar. Contoh: memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam
suatu kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
c. Tata kelakuan (mores)
d. Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup
dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan
pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata
kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang suatu perbuatan. Fungsi mores
adalah sebagai alat agar para anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-
perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut. Contoh: melarang pembunuhan,
pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
e. Adat Istiadat (costum)
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya
karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang
memilikinya. Koentjaraningrat menyebut adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak
atau sistem nilai. Pelanggaran terhadap adat istiadat akan menerima sanksi yang
keras baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya, orang yang melanggar
hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke daerah lain.
f. Norma Hukum (laws)
Norma hukum adalah norma yang mengatur kehidupan sosial kemasyarakatan yang
berasal dari kitab undang-undang hukum yang berlaku di negara kesatuan Republik
Indonesia untuk menciptakan kondisi negara yang damai, tertib, aman, sejahtera,
makmur, dll. Contoh: tidak melanggar rambu lalu lintas walaupun tidak ada
polantas, menghormati pengadilan dan peradilan di Indonesia, taat membayar pajak,
menghindari KKN.
a. Norma Agama
Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa. Norma agama adalah
peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah
ukurannya karena berasal dari Tuhan. Biasanya norma agama tersebut berasal dar
18 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
ajaraan agama dan kepercayaan-kepercayaan lainnya (religi). Contoh: melakukan
sembahyang kepada Tuhan, tidak berbohong, tidak boleh mencuri, membayar zakat
tepat pada waktunya bagi penganut agama Islam, menjalankan perintah Tuhan YME,
menjauhi apa-apa yang dilarang oleh agama.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik
dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi
pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi). Contoh: orang yang
berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak susila, melecehkan wanita atau
laki-laki di depan orang.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan
dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan
bemasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan
lain-lain tergantung pada tingkat pelanggaran. Contoh: hormat terhadap orang tua dan
guru, berbicara dengan bahasa yang sopan kepada orang, tidak suka berbohong,
berteman dengan siapa saja, tidak meludah di sembarang tempat, dll.
d. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau
peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang
sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini
berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.
Secara etimologis istilah moral berasal dari bahasa latin “mos” (Moris), yang
berarti adat, kebiasaan, peraturan, nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Dewasa ini orang
cenderung untuk memakai moralitas atau moral untuk menunjukkan tingkah laku itu
sendiri. Dapat dikatakan moral adalah ukuran baik buruk seseorang, baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Selain itu moral juga memiliki dua
pengertian yaitu:
a. Serangkaian tentang nilai tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila.
19 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
b. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah dan
berdisiplin sebagaimana terungkap dalam perbuatan (Nata, 2003: 90).
Kemudian menurut C Asri Budiningsih (2004: 24) mengartikan moral yang dikutip
dari pendapat Franz Magnis Soeseno, moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia
sebagai manusia sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi
kebaikan manusia. Definisi lain dikemukakan oleh Piaget, L Kohlberg, B Graham dan
Barbara Leers dalam Ahmad Kosasih Djahiri (1986: 76) yang menyatakan bahwa moral
adalah segala hal yang menyangkut, membatasi, dan menentukan serta harus dianut,
dijalankan, karena hal tersebut dianut, diyakini, dilaksanakan, atau diharapkan dalam
kehidupan dimana kita berada. Moral ada di dalam kehidupan serta menuntut dianut,
diyakini, akan menjadi moralitas sendiri.
Manusia menurut kodratnya selain dikaruniai akal juga dikaruniai hawa nafsu.
Selain itu apda dasarnya manusia itu “kosong” menerima segala bentuk tingkah laku, oleh
karena itu pendidikan moral sangat penting. Pendidikan moral adalah pendidikan untuk
menjadikan anak manusia bermoral baik dan manusiawi. Tanpa pendidikan moral, akhlak
terpuji dan mulia tidak akan menjadi bagian yang menyatu dengan kepribadaian seseorang
dan manusia akan terbiasa dengan moral yang tercela karena hanya dilandasi nafsu. Ada
beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral, dengan tujuan
membentuk watak atau karakterstik anak. Pakar-pakar tersebut di antaranya Newman,
Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar tersebut, pendapat Lickona-lah yang
lebih cocok diterapkan untuk membentuk watak/karakter anak. Pandangan Lickona (1992)
tersebut dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak untuk
membangun karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran
filosof Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk
melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang mana
satu sama lain saling berhubungan dan terkait. Lickona menggarisbawahi pemikiran
Novak. Ia berpendapat bahwa pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan
melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral
feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap
karakter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan
perilaku moral.
20 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/moralitas
adalah suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki oleh individu sebagai moralitas,
yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Moral seseorang tidak
hadir, tumbuh dan berkembang dengan begitu saja, akan tetapi perkembangan moral
seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama dari orang tuanya. Dia
belajar untuk menganal nilai-nilai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia SD,
karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral anak,
yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
Menganalisis Materi PKn SD Pada Kompetensi Dasar Ditinjau dari Nilai dan
Moral
Ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1)
Persatuan dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan warga
Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8)
Globalisasi. Menurut Mulyasa (2007), delapan kelompok tersebut dijelaskan pada bagian
berikut:
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di
sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, dan
hukum dan peradilan internasional.
c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
d. Kebutuhan Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan rnengeluarkan Inisiasi Pendidikan
Kewarganegaraan 3 pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warga negara.
21 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
e. Negara, meliputi proklamasi kemerdekaañ dan konstitusi yang pertama, konstitusi-
konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan
daerah dan otonomi-pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik,
budaya demokrasi menuju masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam
masyarakat demokrasi.
g. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional,
dan mengevaluasi globalisasi.
PKn SD terdiri dari 24 standar kompetensi yang dijabarkan dalam 53 kompetensi dasar.
Pada pembelajaran PKn SD, Kompetensi Dasar yang disusun memuat tentang sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran PKn yang
berkaitan dengan nilai dan moral diantaranya adalah sebagai berikut:
Kelas II SD
a. Kompetensi Dasar:
1) Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong.
2) Melaksakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di
sekolah.
3) Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan.
4) Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam.
5) Mengenal kegiatan bermusyawarah.
6) Mengharagi suara terbanyak (mayoritas).
7) Menampilkan sikap mau menerima kekalahan.
8) Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan
sehari-hari.
9) Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-
hari.
22 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
Hubungan Nilai dan Moral Pada Kompetensi Dasar PKn SD
Kelas II
b. Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan yang ada di
sekitar kita.
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang dapat dimanfaaatkan potensinya
dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar. Cinta lingkungan merupakan salah satu
kompetensi yang ingin dicapai oleh mata pelajaran ini. Melalui lingkungan alam yang
ada, siswa dapat diajarkan tentang bagaimana memelihara kelestarian lingkungan.
Selain itu siswa juga dapat diajarkan tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan, dan
sebagainya. Sistem pembelajarannya dapat dilakukan dengan cara memberikan
pengalaman langsung tentang kompetensi yang hendak ditanamkan dengan
memanfaatkan lingkungan alam yang ada. Berdasarkan Kompetensi Dasar ini, siswa
23 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3
SD akan mampu mengamalkan nilai-nilai cinta terhadap lingkungan alam yang
merupakan salah satu sikap atau moral yang baik dalam memelihara dan menjaga
lingkungan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
M. IRSAL FEBRIANDI
857488993
24 | T T 2 P E M B E L A J A R A N P K N – M I R S A L F E B R I A N D I | 8 5 7 4 8 8 9 9 3