ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika
pada bilangan Romawi melalui metode latihan pada siswa kelas 1V SDN
Suriyan Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas 1V SDN Suriyan dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 7 orang
siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Untuk mengetahui meningkat
atau tidaknya hasil belajar siswa dengan menggunakan metode latihan pada
bilangan romawi dapat di lihat melalui hasil tes prasiklus, tes siklus 1, dan tes
siklus II.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian di peroleh kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan disertai dengan
media gambar merangsang siswa untuk belajar lebih aktif, sehingga siswa dapat
lebih memahami konsep bilangan romawi. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan hasil belajar siswa yang di capai setelah dilaksanakan tindakan
perbaikan. Dari hasil prasiklus, pembelajaran masih menggunakan metode
caramah. Dari Pembelajaran ini nilai rata-rata 65,50 dengan 8 orang siswa atau
40 % yang mencapai KKM dan 12 orang siswa atau 60 % yang tidak mencapai
KKM. Pada siklus 1 dan siklus II setelah menggunakan metode latihan disertai
alat peraga atau media gambar terjadi peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-
rata mencapai 73,50, dengan 12 orang siswa atau 60 % mencapai KKM dan 8
orang siswa atau 40 % yang tidak mencapai KKM dan pada siklus II nilai rata-
rata 81.Dengan 18 orang siswa atau 90% yang mencapai KKM dan 2 orang
siswa atau 10% yang tidak mencapai KKM dengan nilai batas KKM 6,5.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Metode Latihan, Media Gambar
1
1. PENDAHULUAN
Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang baik
antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan
sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki
peran sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. (Sudjana 1988 : 50)
Guru harus selalu berpikir kreatif agar dapat melaksanakan pembelajaran yang
menuntut siswa aktif, membangun suasana kelas semakin hidup sehingga siswa
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Hal ini
dimaksudkan supaya siswa dapat mengembangkan potensi dan prestasinya.
Untuk menguasai matematika perlu adanya perhatian khusus dan latihan yang
berulang-ulang secara rutin dan relatif lama, sehingga terjadi suatu kebiasaan
dalam belajar (Siagian, 2015). Hal ini terjadi karena kebanyakan siswa pada akhir
pembelajaran ada yang belum memahami materi pembelajaran , ini terbukti
melalui perolehan nilai evaluasi siswa.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal ini
dikuatkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
matematika khususnya di kelas 1V SDN Suriyan. Dari data yang dihimpun dari
tes yang telah dilaksanakan di kelas 1V SDN Suriyan, hanya 12 orang siswa dari
20 siswa atau 60 % siswa yang tuntas belajar sedangkan yang lain sebanyak 8
siswa atau 40% belum tuntas belajar dengan batas nilai KKM 6,5.Untuk
meningkatkan materi yang telah di sampaikan, maka perlu diadakan latihan-
latihan soal bilangan romawi yang perlu di bimbing dengan melibatkan siswa
karena dengan melalui metode latihan pada bilangan romawi di harapkan siswa
terampil dan mampu dalam mengerjakan soal serta dapat mengembangkannya
pada materi yang relevan. Berdasarkan data dari guru kelas 1V di SDN Suriyan
nilai hasil ulangan matematikanya selama dua tahun terakhir pada materi bilangan
romawi siswa yang memperoleh nilai 70 tidak mencapai 60 % sehingga nilai
siswa tergolong rendah. Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 1V terhadap mata pelajaran matematika pada topik materi
bilangan romawi melalui penerapan metode latihan pada SDN Suriyan Kecamatan
Haruai Kabupaten Tabalong.
kelas 1V terhadap mata pelajaran matematika pada topik materi bilangan romawi pada
SDN Suriyan. Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan informasi tentang
hal- hal yang bersangkutan dengan metode latihan ini. Menurut (Aditya, 2016)
mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Menurut (Siagian,
2015) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara dan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan.Menurut (Kamal, 2016) belajar dapat diartikan sebagai hasil akhir dari latihan
berupa perubahan tingkah laku yang relatif mantap dan merupakan akhir dari suatu
periode waktu yang cukup lama. Dari pendapat Aditya dan Kamal di atas terlihat adanya
suatu persamaan yang mendasar bahwa belajar adalah proses perubahan.
1. Pengertian Hasil Belajar
1. Pengertian Metode
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru dalam
proses pembelajaran yang di lakukan di dalam kelas baik secara individual
maupun kelompok agar pelajaran mudah di pahami oleh siswa sedangkanMenurut
Joni (1992/1993:1.24) mengemukakan bahwa metode adalah berbagi cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi
metode pembelajaran adalah berbagi cara kerja dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Metode Latihan
a. Pengertian Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Penerapan metode
latihan dalam pengajaran matematika dan berhitung sangat dipengaruhi dan
didasari oleh psikologi daya yang mengatakan bahwa dalam diri setiap individu
itu terdapat sejumlah daya atau potensi yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu
metode latihan menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi latihan-
latihan yang diberikan oleh guru. Pengunaan metode latihan sangat berperan
sekali dalam mengukur kemampuan siswa dalam hasil belajar.
4.Hakikat Matematika
c. Pengertian Matematika
Pengertian matematika tidak di definisikan secara mudah dan tepat mengingat ada
banyak fungsi dan peranan matematika terhadap bidang studi yang lain, jika ada definisi
maka itu bersifat tentative, maksudnya yaitu tergantung pada orang yang
mendefinisikan, bila orang tertarik dengan bilangan maka ia akan mendefinisikan
matematika adalah kumpulan bilangan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan hitungan dalam perdagangan.Menurut (Anggraini, 2022) mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya. Jadi
matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang angka- angka untuk mengembangkan
kemampuan menghitung dalam kehidupan sehari-hari.(Muhsetyo et al., 2014)
menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta,
konsep, operasi dan prinsip. Ini berarti perlu ada “jembatan” yang dapat
5
menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah
dipahami.Dalam proses belajar matematika, (SULISTIYO, 2020) menyatakan
pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intutitif dan analitik
akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan
pola (pattern) dan hubungan/keterkaitan (relations). Format laporan penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada siswa kelas 1V yang sedang melakukan
proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran menjadi patokan
dalam penelitian ini. Dengan demikian, subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa
yaitu, siswa kelas 1V SDN Suriyan Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong yang
berjumlah 20 orang siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Berikut
ini rincian daftar nama siswa akan disajikan dalam tabel di bawah ini.
A. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas 1V SDN Suriyan
Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong. Subjek penelitian penulis adalah siswa
kelas 1V sesuai dengan makna PTK, yaitu PTK merupakan penggunaan metode
yang tepat di lingkungan sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
judul penelitian PKP “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Bilangan
Romawi Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas 1V SDN Suriyan Kecamatan
Haruai Kabupaten Tabalong”
B. Pelaksanaan Penelitian
C. Waktu Penelitian
Tabel 1.2
Waktu yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
data terkait dengan strategi, metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Metode yang digunakan pada kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode ceramah,
kendala ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu, siswa tidak termotivasi utuk
megikuti kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran hanya berfokus pada guru,
masih banyak siswa yang tidak bisa meyelesaikan tugas yang diberikan dengan benar
yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pra siklus, peneliti bertindak sebagai guru. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada pra siklus.Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa
yang mencapai KKM lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang tidak mencapai
KKM. Dari 20 siswa, hanya 12 siswa (60%) yang memperoleh nilai di atas KKM, 8
siswa (40%) belum mencapai KKM. Dengan melihat hasil belajar pada kegiatan
prasiklus tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran mata pelajaran
Matematika di Kelas 1V pada topic bilangan romawi .Pada tahap pelaksanaan yang
dilakukan peneliti memilih standar kompetensi dasar pada mata pelajaran Matematika.
Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada
siklus I. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti bertindak sebagai
guru. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I.Dari hasil data di atas dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas meningkat dibandingkan dengan kegiatan pra
siklus. Dari 20 siswa, 18 siswa (90%) sudah memperoleh nilai di atas KKM, 2 siswa
(10%) belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan metode latihan. siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Dikarenakan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM, maka penelitian ini
dilanjutkan pada siklus berikutnya.Dilihat dari pengolahan data mata pelajaran
matematika pada topik bilangan romawi di kelas 1V SDN Suriyan, nilai siswa pada pra
siklus tidak mencapai KKM sebanyak 12 orang siswa atau 40 % dan yang mencapai
7
KKM 8 orang siswa atau 60 % dengan standar KKM 6,5 secara signifikan dan tidak
memuaskan maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus I.
Tabel 1.4
Rata-rata perolehan nilai siswa sebelum perbaikan pembelajaran
Tabel 1.5
Rata-rata perolehan nilai siswa perbaikan pembelajaran Siklus I
Keterangan
No Materi Rata-rata nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Bilangan Romawi 73,50 12 8
Pada tabel diatas pra siklus menunujukkan rata-rata niali 65,50 dan pada
saat melakukan siklus I nilai rata-rata 73,50 ini berarti sudah ada peningkatan
pada nilai siswa.Dilihat dari pengolahan data mata pelajaran Matematika pada
bilangan romawi, secara berurutan Siklus II
yang tidak mencapai KKM tinggal 2 orang siswa atau 10 % , dan yang mencapai
nilai KKM 18 orang siswa atau 90 % . Hasil ini telah menunjukkan peningkatan
yang signifikan terhadap kemampuan siswa dengan menggunakan metode latihan
disertai alat peraga dalam meningkatkan pemahan siswa terhadap pelajaran.
8
Tabel 1.6
Rata-rata perolehan nilai siswa perbaikan pembelajaran Siklus II
Keterangan
No Materi Rata-rata nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Bilangan Romawi
81 12 2
Presentase
No Siklus Rata-rata Nilai Nilai di bawah Nilai di atas
KKM KKM
1 Pra Siklus 65,50 60 % 40 %
2 Siklus I 73,50 40 % 60 %
3 Siklus II 81 10 % 90 %
Pada tabel diatas menunjukkan pra siklus rata-rata nilai 65,50 dengan
nilai di bawah KKM 60 %, dan di atas KKM 40 % kemudian siklus I rata-rata
nilai 73,50 dengan nilai di bawah KKM 40 % dan nilai di atas KKM 60 %
selanjutnya pada siklus II rata- rata nilai 81 dengan nilai dibawah KKM 10 % dan
nilai di atas KKM 90 %. Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar siswa dari
kegiatan pra siklus hingga kegiatan perbaikan siklus II dapat dilihat pada grafik
berikut
9
90
80
70
60
Pra Siklus
50
Siklus 1
40
Siklus 2
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
A. Simpulan
Berdasarkan data penelitian tindakan kelas terhadap peningkatan hasil
belajar terhadap mata pelajaran Matematika pada bilangan romawi dapat diambil
simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan disertai
media gambar merangsang siswa untuk belajar lebih aktif. Sehingga siswa lebih
memahami konsep bilangan romawi. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa yang dicapai setelah dilaksanakan tindakan perbaikan. Dari
hasil pra siklus pembelajaran masih menggunakan metode ceramah pembelajaran
nilai rata-rata 65,50 dengan 12 orang siswa atau 60 % yang tidak mencapai KKM
dan 8 orang siswa atau 40 % yang mencapai KKM, pada siklus I dan siklus II
setelah menggunakan metode latihan disertai alat peraga atau media gambar
terjadi peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata mencapai 73,50 dengan 8
orang siswa atau 40% tidak mencapai KKM dan 12 orang siswa atau 60 % yang
mencapai KKM dan pada siklus II niai rata-rata 81 dengan 2 orang siswa atau 10
% yang tidak mencapai KKM dan 18 orang siswa atau 90 % yang mencapai KKM
dengan nilai batas KKM 6,5.Berdasarkan perhitungan pada pra siklus, siklus I dan
siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, terbukti
bahwa penggunaan
10
1) Bagi Siswa
a. Siswa perlu memberdayakan semua sumber belajar maupun media
belajar yang mampu meningkatkan minat siswa dalam membangun
pemahaman konsep melalui alat peraga,dan media gambar lainnya.
b. Perlu kesungguhan dalam mengikuti aktifitas pembelajaran di kelas
agar dapat melatih kemampuan berfikir kritis terhadap materi
pembelajaran yang diterimanya.
2) Bagi Guru
a. Sebaiknya dapat memilih alat peraga media pembelajaran yang tepat
dalam pembelajaran matematika sesuai dengan tujuan dan
karakteristik siswa.
b. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Penting untuk meningkatkan profesional guru dalam melaksanakan
poses kegiatan mengajar, dengan memberdayakan semua sumber
daya belajar yang ada baik di dalam maupun di luar persekolahan.
11
3) Bagi Sekolah
a. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan
prasarana pembelajaran agar dapat membantu terciptanya
pembelajaran yang berkualitas.
b. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk
melakukan inovasi pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aqib Zainal, DKK. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung; Yrama Widya
Anitah W Sri, DKK. 2019. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan;
UniversitasTerbuka
Jihad Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yokyakarta; Multi
PressindoSudjana, Nana. 2011 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung; PT RemajaRosdakarya.
13