RINI
SUTIMBUL, M.Pd., M.Pd
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
@gmail
alvinseptian105@gmail.com
drssutimbul@gmail.com
ABSTRAK
Masalah yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan hasil
pembelajaran kelas IV dengan mata pelajaran bahasa indonesia menurut metode ini Diskusi dan
gambar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil siswa kelas empat belajar
topik bahasa indonesia melalui penulisan esai dengan metode percakapan dan media gambar.
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas SD Kecil Mapat IV Kecamtan Halong dengan jumlah
siswa 15 orang. Waktu penelitian dilakukan pada semester pertama tahun ajaran 2022/2023. Studi
ini dipublikasikan pada 2 siklus data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil tes formatif setiap siklus. Meskipun data kualitatif
berupa hasil observasi pada setiap siklus pembelajaran. Informasi yang diterima kemudian
didengarkan kriteria keberhasilan untuk menentukan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada
tahap persiapan hanya 6 siswa (40) yang dicapai melalui KKM. Pada periode 1 bertamah menjdai
10 siswa (67%). Pada musim gugur II meningkat menjadi 15 siswa (100%). Kesimpulan studi
pengobatan pembelajaran melalui metode diskusi dan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kata Kunci : Tujuan Penelitian,Hasil belajar, metode diskusi dan media visual
1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal terpenting dalam hidup. Setiap orang layak dan berharap untuk
terus meningkat dalam pendidikan. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Penciptaan manusia cerdas, peduli, kreatif, inovatif dan mampu bersaing dalam
kehidupa. Untuk membuat manusia yang cerdas dan maju harus diimbangi dengan peningkatan
mutu pendidikan.
Peningkatan kualitas pengajaran sangat erat kaitannya dengan kualitas guru. Sebuah
tombol keberhasilan pelatihan sangat diperangruhi oleh faktor guru yang mengelola kegiatan
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tidak mungkin terlepas dari kemampuan yang dimiliki
seorang siswa dalam menerima serta mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Sehingga dalam proses pembelajaran harus ada kekompakan yang harmonis antara seorang
guru dengan siswanya dengan adanya kekompakan tersebut akan mewujudkan kegiatan
pembelajaran yang memuaskan untuk kedepannya.
Dalam merumuskan pembelajaran serta memilih metode apa yang tepat sehingga
mempengaruhi hasil yang akan diajarkan oleh seorang guru. “Metode merupakan salah satu
alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara tepat guru akan mampu
mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan jalan pelicin pengajaran menuju tujuan
kesuksesan.
Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan
kehendak terhadap orang lain. Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting dan efektif
di kalangan masyarakat. Dalam kegiatan berbicara dengan menggunakan bahasa dapat
berlangsung secara efektif dan lancar apabila pengguna bahasa mampu menguasai bahasa yang
digunakan dengan baik. Seseorang akan merasa kesulitan dalam mengeutarakan pikiran dan
perasaan kepada orang lain karena kurang menguasai bahasa itu sendiri.
Keterampilan bahasa yang meliputi keterampilan mendengar, menulis, membaca dan
berbicara merupakan keterampilan yang harus dimiliki semua siswa terutama siswa sekolah
dasar (SD). Secara teoretis menulis adalah alat berkomunikasi dan alat untuk memperluas ilmu
pengetahuan. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.
Menulis pada prinsipnya adalah suatu kegiatan menulis dan menyusun sebuah
karangan, pantun, sajak, dan sebagainya. Ada beberapa kalimat-kalimat dalam karangan yang
berhubungan antara satu dengan yang lain, meskipun dalam setiap kalimat mengandung
maksud dan makna tersendiri.
2
Mengarang merupakan menceritakan tentang abagaimana sesuatu yang ada pada angan-
angan, penceritaan itu dapat diutarakan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam bentuk
tulisan, karangan dapat berupa karangan deskripsi, argumentasi, narasi, eksposisi dan persuasi.
Ada terdapat Perbedaan antara jenis karangan yang satu dan jenis karangan yang lain adalah
isi dan bentuk penceritaannya. Dalam menyampaikan suatu pikiran, gagasan, perasaan,
pengalaman atau lainya, seorang siswa perlu memiliki peribaratan kata yang memadai, ahli
dalam menyusun kata-kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara
efektif. Keterampilan mengarang seperti itu disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP: 2006), mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD. Dalam salah satu
kompetensi dasar dikatakan bahwa pengajaran ditujukan pada siswa agar dapat menulis
karangan.
Menurut pengalaman penulis dalam memberikan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
menulis karangan pada siswa kelas empat SD Kecil Mapat Kecamatan Halong diketahui ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa siswa SD Kecil Mapat mengalami kesulitan
dalam menulis karangan. Hal ini disebabkan karena :
1. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan atau mengapresiasi ide dan gagasannya
ke dalam bentuk sebuah kalimat dan paragraf yang baik.
2. Dalam penyampaian materi pelajaran oleh guru kepada siswa sekolah dasar (SD) hanya
menggunakan metode ceramah saja, tanpa ada variasi metode pengajaran yang lain sehingga
membuat siswa bosan.
3. Media dan alat peraga yang dimiliki sekolah tersebut kurang memadai, sehingga
membuat siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Bagaimana cara mengatasi kelemahan di atas, kita harus menggunaan teknik pembelajaran
yang membantu guru tersebut dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa indonesia
khususnya aspek menuliskarangan. Salah satu teknik yang digunakan dan mampu mengatasi
problematika tersebut adalah pembelajaran menggunakan metode diskusi dan media gambar.
Penggunaan metode diskusi dan media gambar dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia sangat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan. Hal ini dilatar belakangi oleh siswa sekolah dasar yang masih cendrung bekerjasama
atau bertanya kepada temannya dalam mengerjakan tugas dari guru. Di samping itu siswa SD
mayoritas masih kurang percaya diri dalam mengerjakan tugas secara individu.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berinisiatif melakukan penelitian tindakan kelas
yang berjudul “Melalui Metode Diskusi Dengan Media Gambar Dapat Meningkatkan Hasil
3
Belajar Bahasa Indonesia Tentang Menulis Karangan Kelas IV SD Kecil Mapat Kecamatan
Halong”. Hasil identifikasi masalah yang di dapat adalah:
a. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Guru tidak meggunakan alat dan media dalam pembelajaran
c. Pada saat memberikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah saja.
METODE PENELITIAN
Teknik yang dipakai penelitin ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Data ini yang didapat dari hasil tes setelah pembelajaran selesai, Analisis data kuantitatif
diperoleh secara deskriptif, dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan
individual menggunakan rumus yaitu:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Ketuntasan Individual = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
𝛴𝑥
Mx = 𝑁
4
5. 40,1 – 54,9 Kurang
6. ≤ 40,0 Sangat Kurang
Sumber : Tim Depdiknas, 2004 )
2. Data Kualitatif
Adalah data informasi yang diperoleh dari kelimat gambaran aktivitas siswa dan
kemampuan seorang guru dalam menganalisis dengan data kualitatif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran ini terdiri dari empat komponen pokok yang
dilakukan secara berulang, yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (action)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
2. Siklus I
b. Perencanaan
1) Menentukan kelas subyek penelitian
2) Menyiapkan rencana pembelajaran
5
3) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati
4) Menentukan jenis data
5) Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantu observasi, pedoman observasi dan
pelaksanaan observasi
6) Menyusun instrumen penelitian
7) Menetapkan kriteria keberhasilan
c. Pelaksanaan
Langkah-langkah tehnik model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis yang penulis kembangkan adalah sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok kecil siswa yang beranggotakan 4 – 6 orang.
2) Menggunakan sumber dan media belajar yang berhubungan dengan materi pelajaran.
3) Setiap siswa dalam kelompok membuat karangan berdasarkan media gambar yang disajikan
di depan kelas
4) Mempresentasikan hasil kelompok.
5) Guru membuat kesimpulan dan tindaklanjut.
d. Pengamatan
1) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan
yang muncul pada awal pembelajaran hingga akhir.
2) Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran.
3) Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada individu-individu yang
mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
e. Refleksi
1) Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan.
2) Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator pengamatan, membuat suatu
perbaikan tindakan atau rancanngan revisi berdasarkan hasil analisis pencapaian indikator.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan
melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1.
2. Menyiapkan lembar kerja siswa.
6
b. Pelaksanaan
1. Membentuk kelompok kecil siswa yang beranggotakan 4-6 orang.
2. Menggunakan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi
pelajaran.
3. Guru menjelaskan cara meulis karangan yang benar menggunakan media gambar
4. Setiap kelompok membuat karangan berdasarkan media gambar yang ada di depan kelas
5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil menulis karangan di depan kelas.
6. Guru dan siswa membuat kesimpulan.
c. Pengamatan
1. Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
2. Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran dengan permasalahan yang dihadapi
siswa.
3. Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada individu-individu yang
mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
d. Refleksi
1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan.
2. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator pengamatan.
7
14 Sulti 60 83 √
15 Susi 60 90 √
Jumlah 932
Rata-rata 67
Tuntas 10
Tidak Tuntas 5
Persentase Ketuntasan Belajar 67% 33%
8
Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
16 15
14
12
10
8
6
4
2
0
0
Tuntas Tidak Tuntas
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, dari 15 orang siswa pada awal
pembelajaran prasiklus ada 6 orang siswa yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai
rata-rata kelas 57%. kemudian dilakukan perbaikan siklus I, hasil belajar siswa meningkat
menjadi 10 orang siswa yang mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata 67%. dan
seterusnya kegiatan perbaikan siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 15 orang
9
siswa yang berhasil mencapai nilai di atas KKM rata-rata kelas 81%. Agar lebih pasti,
peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus sampai kegiatan perbaikan siklus II
dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa
15
15 9 10
10 6 5
5 0
0
Prasiklus Siklus I Siklus II
10
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengejar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Tim Redaksi. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
11