Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILIATOR AND

EXPLAINING (SFE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA


SISWA KELAS V PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SDN 52
REJANG LEBONG
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
bimbingan penulisan skripsi

Disusun Oleh:
Adetia Mahgiyanti
Nim. 20591003

Dosen Pengampuh:
Syaiful Syamsuddin, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang yang paling terpenting bagi
manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Seseorang berhak
memperoleh pendiddikan sejak lahir sampai akhir hayatnya. Pendidikan juga
memegang salah satu peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu
bangsa. Selain itu, pendidikan yang maju harus diserentakkan dengan
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi. Peningkatan kualitas
pendidikan dilakukan ketika proses pembelajaran telah jauh berkembang
dibandingkan dengan masalalu. Pemerintah harus terus meningkatkan kualitas
dan mutu pendidikan dengan harapan pendidikan akan semakin maju dimasa
yang akan dating. Guru yang memegang peranan utama dalam proses
pendidikan dan pembelajaran sudah selayaknya mengajukan inovasi-inovasi
dalam proses belajar mengajar. 1
Mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan kepada seseorang
secara singkat, padat, dan jelas. Dan juga bisa di artikan sebagai suatu proses
transfer ilmu pengetahuan oleh guru untuk siswa. Dari perspektif agama belajar
merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu
pengetahuan untuk dapat meningkatkan kehidupan.
Untuk mencapai kompetesni hasil belajar bahasa Indonesia dalam KBK
SD/MI yang telah dirumuskan secara Nasional maka pembelajaran bahasa
Indonesia dikembangkan melalui empat aspek keterampilan utama bahasa
Indonesia (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). untuk mencapai
keterampilan berbahasa dengan baik, haruslah melalui belajar. Belajar disini

1
Dewi Muslihah Ramdani, IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT
FACILITATOR AND EXPLANING ( SFAE ) PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2
RAMBIPUJI SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLANING ( SFAE ) PADA MATA
PELAJARAN IPS DI SMPN 2 RAMBIPUJI, 2022.
harus didukung oleh ilmu pengetahuan tentang kebahasaan dan kepekaan sikap
terhadap bahasa dan sastra.2
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiah (MI) merupakan pembelajaran yang paling utama. Dikatakan bahwa
bahasa memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, teknologi,seni
dan informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Proses ini sudah berlangsung
pada awal pembelajaran sekolah. Salah satu keterampilan berbahasa Indonesia
adalah kemampuan berbicara. Keterampilan berbicara adalah kemampuan
menggunakan bunyi atau kata yang diartikulasikan untuk mengungkapkan
pikiran berupa gagasan, pendapat, keinginan atau perasaan kepada lawan
bicara.3
Keterampilan berbicara adalah keterampilan menyampaikan suatu
informasi, pesan, ide, atau gagasan secara lisan kepada lawan tutur sehingga
yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan komunikasi dapat berjalan
dengan lancer. Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan
kata-kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud ide, gagasan
dan perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai kebutuhan
penyimak/pendengar agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh
penyimak/pendengar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Terampil
berbicara dapat melatih siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik.
Terampil berbicara melatih dan menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi
dengan siswa lainnya. Dalam keterampilan berbicara perlu dipahami bahwa,
guru mampu menumbuhkan minat berbicara pada siswa ketika mengajar dalam
kelas. Ajaklah siswa mempraktikkan teks cerita, pidato, berpuisi, berdrama
atau hal lain yang bisa meningkatkan keterampilan berbahasa mereka.
Terampil berbicara dapat melatih siswa untuk dapat berkomunikasi dengan
baik.4
2
Ibid, hlm. 2.18
3
Hikmawati Hikmawati, H A Hari Witono, and Heri Hadi Saputra, ‘Pengaruh Metode
Pembelajaran Student Facilitator Explaning Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD’, Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8.1b (2023),
809.
4
Zulfadli Hamdi and others, ‘Pengaruh Model Student Facilitator And Explaining (SFE) Terhadap
Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Makam Tahun Pelajaran 2021/2022’,
Jika siswa tidak memiliki ketrampilan berbicara maka siswa akan
cenderung tidak percaya diri, dan padaa saat belajar siswa akan pasif sulit
untuk berkomunikasi dengan guru maupun teman. Seseorang terampil dalam
berbicara jika mampu menguasai bahasa yang baik dan sopan, berani dalam
berbicara, mampu menyampaikan ide nya dengan lancar, teratur dan tenang.5
Secara esensial minimal ada empat tujuan penting pembelajaran
berbicara disekolah, yaitu
1. Membentuk kepekaan siswa terhadap sumber ide
2. Membangun kemampuan siswa menghasilkan ide
3. Melatih kemampuan berbicara untuk berbagai tujuan, dan
4. Membina kreatifitas berbicara siswa. Dari keempat tujuan tersebut
masih banyak yang belum tercapai.
Salah satu permasalahan yang dihadapai dunia pendidikan adalah
rendahnya kualitas hasil belajar dan proses belajar yang dicapai murid.
Rendahnya kualitas belajar ditandai dengan pencapaian prestasi belajar yang
belum memenuhi standar kompetensi seperti halnya belum menguasai fakto-
faktor kebahasaan, seperti ketepatan bunyi, intonasi dalam pemilihan kata. Hal
ini terlihat dari pada saat berbicara didepan teman dan guru dikelas banyak
siswa yang melakukan kesalahan pada saat mengucapkan bunyi bahasa.
Kesalahan ini terjadi karena karena siswa sudah terbiasa salah dalam
mengucapkan bunyi bahasa dan tidak ada yang memperbaiki.
Oleh karena itu seorang guru harus dapat menentukan strategi yang
paling cocok untuk digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat
dipungkiri jika dalam penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk
tujuan inilah guru harus memiliki keberanian untuk melakukan berbagi uji coba
terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media atau penerapan suatu
strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat di pertanggung jawabkan
untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran.

Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.2 (2021), 5056


5
Susanti. (2020). Keterampilan Berbicara. Depok: Pt.Rajagrafindo Persada.
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaing (SFE) dapat
dijadikan solusi untuk mengatasi masalah keterampilan berbicara siswa yang
terkusus dalam hal ini menyampaiakan ide dan pendapat. Model pembelajaran
adalah suatu model yang berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar didelam kelas.6
Model pembelajaran Student facilitator and explaining (SFE)
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk meyampaikan ide, gagasan, atau pendapatnya didepan kelas.model
pembelajaran ini efektif dalam melatih siswa untuk menyampaikan pikiran atau
ide dan gagasanya didepan kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran
student facilitator and explaining (SFE) terhadap keterampilan berbicara siswa
kelas V pada pembelajaran bahasa indonesia diharapkan dapat terlatih dalam
mengemukakan pendapat/gagasan/ide secara cerdas dan baik, dapat
berkomunikasi secara baik sesuai etika, menumbuh kembangkan
(intelektual,emosional,dan social) dalam diri siswa. Dalam model pembelajaran
student facilitator and explaining (SFE), siswa tidak hanya sebagai objek
pembelajaran tetapi juga sebagai subjekpembelajaran.
Penelitian Widiasih (2019), meneliti Model Pembelajaran Student
Facilitator And Explaining Berbasis Tri Kaya Parisudha Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa. Hasil dari penelitiannya diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,38
sedangkan pada taraf signifikan 5% dan dk = 72 diperoleh nila 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,99
sehingga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 7,38 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,99. Berdasarkan kriteria pengujian, maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh positif penerapan model
Student Facilitator And Explaining berbasis Tri Kaya Parisudha terhadap hasil
belajar siswa yaitu dalam kriteria sedang.
Penelitian Nopiana&Mutaqin (2020), meneliti Model Pembelajaran
Student Facilitator And Explaining(SFAE) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD Muhammadiyah 5. Hasil dari
penelitiannya dengan taraf segnifikansi 0,05 atau 5%, diperoleh nilai
6
Shoimin, A. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
(2014). 68
signifikansi (𝑆𝑖𝑔. 2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) sebesar 0,001<0,05. Karena nilai signifikansi
(𝑆𝑖𝑔. 2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) sebesar 0,001<0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran
student facilitator and explaining (SFE) terhadap motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA kelas V di SD Muhammadiyah 5.
Dari penelitian terdahulu yang telah diteliti, maka yang membedakan
penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini Model
pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) digunakan untuk
mengatasi masalah keterampilan berbicara pada siswa kelas V pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 52 RL.
Penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang
keterampilan berbicara menggunakan model pembelajaran Student Facilitator
And Explaining (SFE). Model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining (SFE) berpengaruh kepada keterampilan berbicara siswa. Dengan
demikian peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFE) Terhadap
Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V pada pembelajaran bahasa
Indonesia di SDN 52 RL.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penelitian ini yaitu :
1. Kurang tepatnya guru dalam menggunakan model pembelajaran.
2. Keterampilan berbicara siswa kurang bauk dalam mebngemukakan ide/
gagasan atau pendapatnya.
3. Siswa cenderung malu dalam dan tidak percaya diri dalam mengutarakan
pendapatnya secara lisan.
4. Guru lebih dominan menggunakan model pembelajaran yang konvensional
5. Siswa masih malas saat mengemukakan pendapatnya didepan kelas.
6. Dalam melatih keterampilan berbicara guru belum menggunakan metode
yang efektif.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa idenfikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah
yaitu : “ penggunaan model student facilitator and explaining (SFE) dan
keterampilan berbicara pada siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa
Indonesia dalam materi mengemukakan ide/gagasan atau pendapat”.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh model student facilitator and explaining (SFE) pada
mata pelajaran bahasa indonesia kelas V di SDN 52 RL ?
2. Bagaimana keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas V di SDN 52 RL ?
3. Bagaimana keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas V setelah diterapkan model student facilitator and
explaining (SFE) di SDN 52 RL ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti dapat mengemukakan
tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh model student facilitator and explaining
(SFE) pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V di SDN 52 RL.
2. Untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas V di SDN 52 RL.
3. Untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas V setelah diterapkan model student facilitator and
explaining (SFE) di SDN 52 RL.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Sebagai sumbangan penelitian untuk pihak sekolah dalam
meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan
model pembelajaran SFE
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan/ pemikiran
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan dating.

2. Manfaat Praktis
a) Bagi sekolah, yaitu Sekolah dapat mengadakan perbaikan
pembelajaran serta peningkatan mutu pendidikan melalui hasil pada
proses pembelajaran peserta didik, khususnya mata pelajaran bahasa
Indonesia. Dan sebagai contoh untuk meningkatkan keterampilan
berbicara pada siswa dengan penggunakan model pembelajaran SFE.
b) Bagi guru/pendidik, yaitu Guru dapat mengetahui pola dan strategi
pembelajaran untuk menentukan model, metode, maupun media
pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki serta
meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
c) Bagi peserta didik, yaitu Peserta didik diharapkan menjadi lebih aktif
dan termotivasi dalam proses kegiatan pembelajaran. berani dalam
mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, sehingga peserta
didik mendapatkan pengalaman dalam proses belajarnya.
d) Bagi peneliti, yaitu peneliti bisa menambah wawasan serta
pengetahuan terkait pengaruh model pembelajaran student facilitator
and expalaining (SFE) terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V
pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN 52 RL.

Anda mungkin juga menyukai