Anda di halaman 1dari 5

MODEL/ STRATEGI/ METODE UNTUK PENGUATAN

KEABSAHAN BERBICARA DAN MEMPRESENTASIKAN

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan


Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Disusun Oleh:
1. Lintang Ayu H. A510210038
2. Aulia luthfi D. P. A510210039
3. Sophia Kurniasri C. D. L. A510210044
4. Alvina Mutiara Diaz P. A510210051
5. Latifah Elfrida S. A510210176
6. Devy Ramandhani D. P. A510210048
7. Shofa Syaufi A510210192
8. Niken Permatasari A510210196

PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
1. Pengertian membaca
Membaca adalah sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata– kata atau bahasa
tulis. Membaca merupakan aktivitas audiovisual untuk memperoleh makna dari simbol yang
berupa huruf atau kata. Membaca sangat berkaitan erat dengan aktivitas belajar sehingga tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang
penting dalam suatu masyarakat terpelajar. Hal ini dikarenakan sebagian besar ilmu
pengetahuan diperoleh dengan membaca. (Fitriana et al., 2022) Membaca adalah suatu kegiatan
interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan
tulis. Membaca juga sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahan
tulis (Riyadi et al., 2019 dalam Apreasta, dkk., 2023).
2. Pengertian memirsa
Memirsa adalah proses kegiatan menonton dan memaknai media visual seperti film, televisi,
video dan sebagainya. Keterampilan ini tidak hanya sekedar melihat atau menonton akan tetapi
juga mampu memaknai isi media yang di tayangkan tersebut. Keterampilan memirsa diartikan
sebagai keterampilan yang menggabungkan literasi visual dan memirsa kritis. Hal ini berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam memaknai isi tayangan. (Huri et al. 2021) Memirsa adalah
respons dari pesatnya pembaharuan teknologi supaya memudahkan masyarakat untuk
beradaptasi dalam hal pendidikan dari perkembangan zaman. Pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia salah satu kompetensinya yang diakomodasi dari perkembangan adalah keterampilan
memirsa. Keterampilan berbahasa baru selain dari 4 keterampilan berbahasa (menyimak,
membaca, berbicara dan menulis) lainnya adalah keterampilan memirsa. Kurikulum berbahasa
telah lama menerapkan keterampilan memirsa di berbagai negara, hal ini merupakan fakta
bahwa aspek visual dan audiovisual ialah metode komunikasi yang digunakan di dunia (Zyam
& Umam, 2022 dalam Apreasta, dkk., 2023).

Beberapa model/ strategi yang dapat gunukan untuk mengembangan elemen berbicara dan
mempresentasikan adalah:

1. Menggunakan strategi pembelajaran kolaboratif.

Dalam sebuah jurnal penelitian (Shafariaty, 2017) menuliskan dengan pembelajaran


kolaboratif, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga dengan hasil belajar yang
baik dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa tersebut. Hal ini didukung dengan
pendapat Slavin (1983) yang menyatakan bahwa pembelajaran bersama mampu
meningkatkan kemampuan akademis, menumbuhkan kemapuan interpersonal siswa, yang
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka. Pembelajaran kolaboratif juga
dapat melibatkan berbagai macam keterampilan yang diperlukan dalam pembentukan
karakter siswa, seperti kemampuan berkomunikasi satu sama lain, kemampuan
interpersonal, keterampilan dalam memecahkan masalah, kemampuan organisasi dan
membangun kelompok, dan keterampilan untuk mengevaluasi pemahaman diri
(Kampwirth, 2003). Dengan demikian strategi pembelajaran kolaboratif dapat
meningkatkan kepercayaan diri dalam berbica mengukapkan gagasan yang dimiliki oleh
siswa. Contohnya saat mereka diminta berkolaborasi dengan kelompok lalu mereka saling
berdiskusi, mereka akan lebih percaya diri dengan jawaban yang dihasilkan dari kolaborasi
dengan kelompoknya tersebut. Sehingga mereka lebih percaya diri untuk
mempresentasikan gagasanya.

2. Pengembangan elemen berbicara dan mempresentasikan melalui model pendidikan


kecakapan hidup.

Disebutkan dalam jurnal (Linggasari, dkk., 2022) bahwa model model pendidikan
kecakapan hidup yang efektif untuk pengembangan elemen berbicara dan
mempresentasikan pada pelajaran Bahasa Indonesia melibatkan beberapa strategi. Pertama,
pembiasaan secara massif keterampilan dasar seperti mendengar, membaca, menulis, dan
berbicara. Kedua, mengembangkan isi dan muatan pembelajaran yang lebih bervariatif.
Ketiga, memberdayakan pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku dalam kegiatan proses
pembelajaran. Keempat, mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi
pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang bersifat kolektif, interaktif, kooperatif,
dan reflektif.
Dalam konteks pelajaran Bahasa Indonesia, pendidikan kecakapan hidup dapat membantu
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbicara dan mempresentasikan.
Dengan pembiasaan keterampilan dasar seperti berbicara, peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan berbicara mereka. Selain itu, pengembangan isi dan muatan
pembelajaran yang bervariatif dapat memberikan variasi topik dan konteks untuk peserta
didik berlatih berbicara dan mempresentasikan. Melalui pendekatan, metode, dan model
pembelajaran yang beragam, peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses berbicara
dan mempresentasikan dalam Bahasa Indonesia.
Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup yang efektif dalam pengembangan elemen
berbicara dan mempresentasikan pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan
mengintegrasikan kegiatan pembiasaan keterampilan dasar, pengembangan isi dan muatan
pembelajaran yang bervariatif, pemberdayaan pola pikir, sikap, dan perilaku, serta
penggunaan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Pembelajaran Berbasis Masalah


Pada sebuah penelitian (Wabdaron, dkk., 2020) dilakukan di Sekolah Dasar Manokwari
Papua Barat dijelaskan bahwa metode pembelajaran berbasis masalah terbukti efektif
dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN 69 Amban
Manokwari, Papua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pada siklus I, tingkat keberhasilan siswa
dalam keterampilan berbicara mencapai 48%, namun meningkat menjadi 92% pada siklus
II. Selain itu, aktivitas guru dan siswa juga mengalami peningkatan signifikan pada siklus
II, dengan aktivitas guru mencapai 89% dan aktivitas siswa juga mencapai 89%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis masalah efektif
dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa sekolah dasar. Metode ini
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, memungkinkan mereka untuk
berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan memberikan pendapat kepada teman-temannya.
Hal ini membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berbicara mereka dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam mempresentasikan ide-ide mereka.

Namun, perlu diingat bahwa penelitian ini hanya fokus pada keterampilan berbicara dan
mempresentasikan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk menggeneralisasikan hasil ini
ke keterampilan membaca, diperlukan penelitian lebih lanjut yang khusus mempelajari
pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan membaca pada
siswa sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Wabdaron, D. Y., & Reba, Y. A. (2020). Peningkatan keterampilan berbicara melalui
metode pembelajaran berbasis masalah siswa Sekolah Dasar Manokwari Papua
Barat. Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 2(1), 27-36.
Linggasari, E.,& Rochaendi, E. (2022). Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar
Melalui Model Pendidikan Kecakapan Hidup.
Shafariaty, N. S. (2017). Pembelajaran Kolaboratif Sebagai Tuntutan Pendidikan Abad
21.

Anda mungkin juga menyukai