Anda di halaman 1dari 34

A.

Efektivitas Penggunaan Media Tiga Dimensi (3D) Terhadap Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Arjangka Tahun

Pelajaran 2022/2023

B. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar

mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif. Proses belajar

mengajar yang efektif akan berguna untuk meningkatkan kemampuan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dalam tujuan

pembelajaran. Sebab pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan

inti dari proses pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan. Berhasil

tidaknya tujuan pembelajaran di kelas, banyak ditentukan oleh beberapa

faktor, antara lain guru, fasilitas pembelajaran, lingkungan sekolah, serta

media pembelajaran.1

Guru sebagai pekerjaan profesi secara holistik berada pada posisi

tertinggi dalam sistem pendidikan nasional, karena guru dalam

melaksanakan tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Sehingga

tenaga profesional seorang guru dituntut untuk harus mampu mengelola

pembelajaran baik dalam hal merancang pembelajaran, mengelola

pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi serta tindak lanjut dalam hasil

pembelajaran serta optimal untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Guru

menempati posisi strategis untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang

optimal. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan profesionalnya

dan keterampilannya dalam mengelola pembelajaran, sebab hanya dengan


1
Slameto. 2010. Belajar dan factor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta.

1
modal kompetensi guru mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan

baik. Karena sebaik apapun sebuah kurikulum (potential curriculum)

efektivitasnya sangat ditentukan dalam implementasinya di sekolah

khususnya di kelas (actual curriculum).2 Guru harus mampu mengelola

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Bahasa adalah salah satu kebutuhan pokok di antara sejumlah

kebutuhan manusia sehari hari, betapa pentingnya bahasa sebagai alat

komunikasi yang primer yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna

bahasa.3 Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia sangat

banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan

terhadap bahasa Indonesia sehingga peserta didik dapat berbahasa

Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar

adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan

yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku.4

Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan

mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa sesuai dengan

fungsi bahasa sebagai wahana berpikir dan wahana berkomunikasi untuk

mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan sosial. Bahasa

memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia, kegiatan sehari-hari

yang dilakukan tidak terlepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat

komunikasi yang paling efektif. Secara garis besar proses bahasa terjadi

2
Ibid.
3
Sudjana, Nana. (2012) Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algensindo, Hal:38
4
Arifin. (2013) Proses Guru Dalam Belajar Mengajar Menggunakan Media
Pembelajaran. Hal: 54

2
dalam dua bentuk, yakni secara lisan dan tulisan. Dalam hal ini peneliti

lebih menekankan pada bahasa secara lisan. Sebab dalam penelitian ini

kemampuan bahasa secara lisan yang akan diteliti hasil belajarnya. Begitu

pentingnya kemampuan berbahasa sehingga masalah kemampuan

berbahasa khususnya kemampuan bahasa secara lisan perlu diberikan

sentuhan kreativitas yang inovatif dalam proses pembelajaran.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan

berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis

keterampilan berbahasa yaitu, keterampilan menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling

berhubungan satu sama lain. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 5

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara

lisan maupun tulis. Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga

diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia.6 Kemampuan yang dikembangkan

adalah daya tangkap, makna, peran, daya tafsir, menilai, dan

mengekspresikan diri dengan berbahasa.

Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu mengarahkan siswa

dalam mengembangkan kemampuan berbahasa tersebut agar tercipta

proses pembelajaran yang optimal dan tujuan bahasa Indonesia dapat


5
Sadiman, et al. (2012) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal:32
6
Djamarah, et al. (2018). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

3
tercapai. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and

facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai.7

Banyak media pembelajaran yang dapat guru gunakan untuk

menunjang kegiatan pembelajaran, namun seringkali sekolah terbentur

pada kendala kemampuan dalam pengadaannya.Terutama saat dihadapkan

pada harga media yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh

sekolah. Menghadapi hal ini sekolah melalui para guru harus memiliki

daya kreasi yang tinggi agar dapat menciptakan sendiri media

pembelajaran tersebut. Dalam proses belajar mengajar masih ditemui

adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa

yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa

yang mereka miliki sehingga penggunaan media tiga dimensi diharapkan

turut dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan awal siswa yang

dimaksud dengan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa

sebelum ia memiliki kegiatan instruksional.8

Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.9 Media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku,

film, video, dan sebagainya.10

7
Ibid.
8
Slameto. 2010. Belajar dan factor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta.
9
Arifin. (2013) Proses Guru Dalam Belajar Mengajar Menggunakan Media
Pembelajaran.
10
Sudjana, Nana. (2012) Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algensindo

4
Evie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,

khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektik, (c)

fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.11 Fungsi atensi, yaitu

menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat

kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingatkan informasi atau

pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris, terlihat dari

hasil penelitian bahwa media visual berfungsi untuk mengakomodasikan

siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang

disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.12

Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang

penilaiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat

berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula

berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan

difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas,

atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya dimana

benda asli itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai
11
Aqib, Z. (2015). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif).Bandung : CV Yrama Widya Baharudin
12
Ibid.

5
media pembelajaran yang efektif. Media sederhana tiga dimensi memiliki

kelebihan-kelebihan, diantaranya yaitu: 1) memberikan pengalaman secara

langsung; 2) penyajian secara konkret; 3) dapat menunjukkan obyek secara

utuh baik konstruksinya maupun cara kerjanya; 4) dapat memperlihatkan

struktur organisasi secara jelas; 5) dapat menunjukkan akar suatu proses

secara jelas.13

Penelitian yang dilakukan oleh Uladini (2018) dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Diorama terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SDN 9 Ampenan Tahun Pelajaran

2017/2018”.14 Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar Menggambar dengan Perangkat Lunak antara

siswa yang diajarkan dengan Media Tiga Dimensi (3D) dengan media

pembelajaran konvensional berupa PowerPoint, dimana nilai rata-rata

Gambar Konstruksi Bangunan siswa yang diajarkan dengan media

pembelajaran Media Tiga Dimensi (3D) yakni 88,60 lebih tinggi daripada

hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media Konvensional

yakni 72,80. Dengan demikian mengajarkan materi Menggambar dengan

perangkat Lunak akan lebih baik menggunakan media Tiga Dimensi

dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran Konvensional.

Penelitian ini dapat memeberikan masukan yaitu dengan menggunakan

13
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Munadi, Y. (2012).
Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
14
Uladini, B. A. A. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Diorama terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SDN 9 Ampenan Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Universitas Mataram, Hlm. 1.

6
media pembelajaran Tiga Dimensi maka pembelajaran menjadi lebih

efektif.

Uraian tersebut mendasari peneliti untuk melakukan penelitian

dengan judul “Efektivitas Penggunann Media Tiga Dimensi (3d) Terhadap

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Arjanka Tahun

Pelajaran 2022/2023.”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: Bagaimana efektivitas penggunaan media tiga dimensi terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka tahun

ajaran 2022/2023?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media tiga dimensi terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka tahun

ajaran 2022/2023.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan

tentang media pembelajaran tiga dimensi terhadap pembelajaran

Bahasa Indonesia di sekolah dan hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat dijadikan bahan acuan lebih lanjut dalam rangka

7
mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media

pembelajaran tiga dimensi.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Siswa

a) Membantu siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran

b) Melatih siswa untuk lebih mengembangkan daya pikir melalui

media gambar tiga dimensi dalam pembelajaran

c) Membantu meningkatkan wawasan siswa dalam pembelajaran

melalui media gambar tiga dimensi yang menarik sehingga

mampu memperjelas materi yang abstrak menjadi lebih

konkrit.

2) Bagi guru

a) Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan

proses belajar yang menarik menggunakan media gambar tiga

dimensi.

b) Memberikan gambaran kepada guru dalam memanfaatkan

media secara efektif agar menciptakan kondisi belajar yang

menarik.

c) Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai seberapa jauh

pengaruh penggunaan media gambar tiga dimensi terhadap

hasil belajar siswa.

3) Bagi peneliti

8
Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar bahasa

Indonesia konsep menanggapi peristiwa dengan menggunakan

media pembelajaran, sehingga dapat di simpulkan pengaruh media

gambar tiga dimensi tersebut.

4) Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan terkait hasil belajar bahasa

Indonesia dengan menggunakan media gambar tiga dimensi dalam

proses pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Penggunan Media Tiga

Dimensi (3d) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V

SDN 1 Arjanka Tahun Pelajaran 2022/2023” Adapun istilah-istilah yang

membutuhkan penjelasan adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu tingkat keberhasilan yang

akan dicapai dari penerapan suatu model pembelajaran yang

digunakan. Efektivitas pembelajaran bisa diukur dari hasil belajar

peserta didik, apabila hasil belajar peserta didik meningkat maka

model pembelajaran itu dapat dikatakan efektif, begitupun sebaliknya

apabila hasil belajar peserta didik tidak ada peningkatan maka model

pembelajaran tersebut bisa dikatakan tidak efektif. Efektivitas

pembelajaran juga bisa dilihat dari aktivitas peserta didik didalam

9
pembelajaran, penguasaan konsep, dan juga respon siswa terhadap

pembelajaran.

2. Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi adalah media yang penampilannya tanpa

menggunakan proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga

dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli

baik hidup maupun mati, dan dapat juga berwujud sebagai tiruan yang

mewakili aslinya. Mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi atau

tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja.

Seperti yang dijelaskan di atas, media tiga dimensi yang

digunakan tergolong sederhana dan mudah dalam penggunaanya serta

bahannya dapat diperoleh dari lingkungan di sekitar, maka pemilihan

bahan dasar seperti kayu, kertas bekas dan beberapa sisa sampah

plastik dapat digunakan untuk membuat media tiga dimensi tersebut.

Hal itu dapat dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan atau juga

dapat mengajak siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses

pembuatannya.

3. Hasil belajar Bahasa Indonesia

Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku

yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa di sekolah

dasar adalah agar siswa memilki kemampuan berbahasa bahasa

10
Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa sesuai tingkat

pengalaman siswa sekolah dasar. Selain itu, tujuan pembelajaran

bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya. Bagi guru di tingkat sekolah dasar tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi

bahasa Indonesia siswa.

F. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang memiliki

kedekatan topik kajian dengan judul yang penulis angkat sebagai bahan

pertimbangan untuk menegaskan kebaruan atau otentisitas penelitian ini

dari penelitian sebelumnya.

a. Ariski Septian dan Jintar Tampubolon (2020), Pengaruh

Pembelajaran Menggunakan Media Tiga Dimensi (3D) terhadap

Hasil Belajar Menggambar dengan Perangkat Lunak Kelas XI

Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2

Meulaboh.15 Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar Menggambar dengan Perangkat

Lunak antara siswa yang diajarkan dengan Media Tiga Dimensi

(3D) dengan media pembelajaran konvensional berupa

15
Ariski Septian dan Jintar Tampubolon (2015), Pengaruh Pembelajaran
Menggunakan Media Tiga Dimensi (3D) terhadap Hasil Belajar Menggambar dengan
Perangkat Lunak Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Meulaboh. Jurnal Educational Building Volume 1, Nomor 1, Juni 2015 : 70 – 78, ISSN :
2477-4898

11
PowerPoint, dimana nilai rata-rata Gambar Konstruksi Bangunan

siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran Media Tiga

Dimensi (3D) yakni 88,60 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa

yang diajar dengan menggunakan media Konvensional yakni

72,80. Adapun persamaan dengan peneleitian ini yaitu Penelitian

ini menggunakan media tiga dimensi dan bertujuan untuk melihat

efektivitas media tiga dimensi terhadap hasil belajar. Sedangkan

perbedaanya, Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan

rancangan Randomized Control Group Only Design. Penelitian ini

dilakukan di tingkat SMA kelas XI sedangkan penilitian yang akan

penulis lakukan di tingkat SD kelas V.

b. Asrotun (2014), Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa.16 Hasil penelitian

menyatakan bahwa media Tiga Dimensi berpengaruh positif

terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru, tes

hasil belajar siswa, dan catatan lapangan bahwa penggunaan media

Tiga Dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

di kelas V yakni 89,50. Adapun persamaan dengan peneleitian ini

yaitu penelitian ini menggunakan media tiga dimensi dan bertujuan

untuk melihat efektivitas media tiga dimensi terhadap hasil belajar.

Penelitian ini dilakukan di tingkat SD kelas V. Sedangkan

16
Asrotun (2014), Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa. UIN Syarif Hidayatullah; Jakarta.

12
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan yaitu dapat dilihat dari waktu dan tempat penelitiannya.

c. Artini, Sujana, & Wiyasa (2014), Pengaruh Model Pembelajaran

Scramble Berbantuan Media Gambar Animasi Terhadap Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus YOS Sudarso Denpasar.


17
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan yang

signifikan pada hasil belajar IPA. Model pembelajaran scramble

berbantuan media gambar animasi berpengaruh terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Yos Sudarso Denpasar.

Persamaan penelitian yang telah ada yaitu menggunakan

pendekatan yang sama dan melakukan uji efektifitas media

animasi. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan terletak pada kajian penelitian serta materi

penelitian, maka penelitian ini penting dilakukan.

2. Kajian Pustaka

a. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu tingkat

keberhasilan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran.

Efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu

pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau

dapat juga diartikan sebagai ketetapan dalam mengelola suatu

17
Suryanta, I. M., Abadi, I. B. G. S., & Asri, I. G. A. S. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Gambar Animasi Terhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas V Sd Gugus Yos Sudarso Denpasar. MIMBAR PGSD Undiksha, 2(1).

13
situasi.18 Efektivitas ialah suatu kegiatan pembelajaran dengan

tingkat keberhasilan guru didalam kegiatan pembelajaran pada

kelompok peserta didik didalam kelas dengan menggunakan

metode tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu.19

Efektivitas pembelajaran ialah segala sesuatu yang ada pada

kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan belajar sendiri

atau melakukan segala aktifitas secara luas terhadap peserta didik

didalm pembelajaran. dengan adanya penyediaan kesempatan

belajar sendiri serta beraktivitas secara luas diharapkan bisa

membantu peserta didik memahami materi yang dipelajari.

Efektivitas bisa diartikan sebagai tindakan keberhasilan peserta

didik guna mencapai tujuan tertentu sehingga bisa mendapatkan

hasil belajar lebih maksimal. Proses pembelajaran yang efektif

meliputi dengan jalan, strategi yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan tertentu secara cepat dan tepat. 20

Dari pengertian efektivitas pembelajaran menurut ahli

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas pembelajaran

merupakan suatu tingkat keberhasilan yang akan dicapai dari

penerapan suatu model pembelajaran yang digunakan. Efektivitas

pembelajaran bisa diukur dari hasil belajar peserta didik, apabila

18
Supardi. Sekolah Efektif: Konsep Dasar & Praktiknya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2013. Hlm: 49.
19
Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2018.
20
Noesgaard, S. S., & Ørngreen, R. (2015). The Effectiveness of E-Learning: An
Explorative and Integrative Review of the Definitions, Methodologies and Factors that
Promote e-Learning Effectiveness. Electronic Journal of e-Learning, 13(4), 278—290.

14
hasil belajar peserta didik meningkat maka model pembelajaran itu

dapat dikatakan efektif, begitupun sebaliknya apabila hasil belajar

peserta didik tidak ada peningkatan maka model pembelajaran

tersebut bisa dikatakan tidak efektif. Efektivitas pembelajaran juga

bisa dilihat dari aktivitas peserta didik didalam pembelajaran,

penguasaan konsep, dan juga respon siswa terhadap pembelajaran.

b. Media Tiga Dimensi (3D)

Media Tiga Dimensi (3D) yang digunakan dalam proses

pembelajaran biasanya adalah benda model dan boneka. Model

adalah benda tiruan tiga dimensional dari objek nyata yang terlalu

besar untuk ditampilkan didalam kelas, atau mungkin terlalu mahal

dan bisa jadi tidak dapat diperjual belikan secara umum. Sebelum

menggunakan macam-macam alat audio-visual, benda asli

merupakan alat yang paling efektif untuk mengikutsertakan

berabagai indra dalam belajar.21 Hal ini disebabkan benda asli

memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar dan kecil,

berat, warna dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi

sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pengajar. Sebagai contoh

adalah seperangkat alat gambar seperti “rapido” akan tetapi jika

rapido tersebut tidak dilengkapi dengan tinta mata pena maka

rapido tersebut tidak dapat dikatakan benda asli lagi melainkan

sebagian dari padanya. Akan tetapi jika seekor binatang di

21
Drs. Daryanto (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Hlm: 19

15
awetkan, itu tidak dapat dikatakan benda asli melainkan specimen

atau barang contoh.

Media yang digunakan dalam proses pembelajaran dibuat

sesederhana mungkin, dengan tujuan agar siswa tidak mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang akan disampaikan.

Walaupun demikian media Tiga Dimensi sebagai alat dan sumber

pengajaran tidak dapat menggantikan guru sepenuhnya yang

artinya media tersebut tetap memerlukan guru sebagai fasilitator

dalam penyampainnya agar dapat meningkatkan kualitas

pengajaran.

1) Fungsi Media Gambar Tiga Dimensi

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen

metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi

proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan

lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni

menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan

guru.22

Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat

mempertinggi kualitas proses belajar- mengajar yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa.

Secara garis besar, fungsi penggunaan media gambar tiga

dimensi adalah sebagai berikut:


22
Daryanto. 2013.Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media. Hlm: 60

16
a) Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan

pengaruh positif pada pendidikan.

b) Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan

pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan

konsep yang sama kepada setiap orang.

c) Fungsi ekonomis, meningkatkan produksi melalui pembinaan

prestasi kerja secara maksimal.

d) Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.

e) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan

menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan

teknologi kemediaan yang modern.23

2) Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Tiga Dimensi

Adapun kelebihan dari media gambar adalah sebagai berikut:

a) Sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan

pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal.

b) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk

semua orang tanpa memandang umum sehingga dapat

mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.24

e) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.

23
Ibid.
24
Ibid.

17
Selain kelebihan yang dimiliki, media gambar memiliki

kelemahan, diantaranya sebagai berikut:

a) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya

terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa.

b) Gambar di intepretasikan secara personal dan subyektif.

c) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga

kurang efektif dalam pembelajaran

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Gagne mengemukakan bahwa hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan

konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.25

Tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, bahwa hasil

belajar mencakup: kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

25
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

18
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis, (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai). Domain

afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization, (karakterisasi). Domain psikomotorik mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial, dan

intelektual.26

Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil

belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan

tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal

merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable).

Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang

dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. 27

Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan

dengan perubahan aspek-aspek motorik. Perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek

afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan-

perubahan pada aspek ini umumnya tidak mudah dilihat dalam


26
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
27
Anurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

19
waktu yang singkat, akan tetapi seringkali dalam rentang waktu

yang relatif lama.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian hasil

belajar, maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada setiap murid,

baik perubahan dari segi aspek motorik, aspek afektif, dan

termasuk aspek emosional, dari hasil itu mencakup bagaimana

murid berkemampuan mengungkapkan pengetahuan, kemampuan

mempersentasikan, kemampuan menyalurkan, kemampuan

melakukan serangkaian gerak jasmani, serta kemampuan menerima

atau menolak objek. Artinya, hasil belajar merupakan pencapaian

bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang

dilakukan dalam waktu tertentu.

d. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien

sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis,

menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuandan bahasa negara, memahami Bahasa Indonesia

dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai

tujuan, menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,

20
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, dan menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia

Indonesia.28

Bahasa Indonesia juga berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan memahami dan menciptakan teks karena komunikasi

terjadi dalam teks atau pada tataran teks.29

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib ada pada setiap

jenjang pendidikan di Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia

Merupakan mata pelajaran strategis karena dengan bahasalah

pendidik dapat menularkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

informasi kepada siswa atau sebaliknya dengan cara lisan maupun

tulisan.

1) Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan

agar murid memiliki kemampuan yang tertera pada peraturan

menteri pendidikan nasional No.20 tahun 2006 tentang standar isi

menyebutkan bahwa:

28
Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet-Ke-3,
2009), h. 23.
29
Endah Tri Priyatni, Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet-Ke-2, 2015), h. 37.

21
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan negara Indonesia.

c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan

tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperhalus

budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa di sekolah

dasar adalah agar siswa memilki kemampuan berbahasa bahasa

Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa sesuai tingkat

pengalaman siswa sekolah dasar. Selain itu, tujuan pembelajaran

Bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya. Bagi guru di tingkat sekolah dasar tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk mengembangkan

potensi bahasa Indonesia siswa. Selain itu membentuk kemampuan

siswa dalam berbahasa agar lebih mandiri, dan dapat menentukan

22
bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah

dan kemampuan siswa.30 Dari penjelasan di atas tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat digambarkan

sebagai berikut:

a) Lulusan sekolah dasar diharapkan mampu menggunakan bahasa

Indonesia secara baik dan benar yang mencakup tujuan kognitif

dan efektif.

b) Lulusan sekolah dasar diharapkan dapat memahami komunikasi

menggunakan Bahasa Indonesia dan menghayati sastra Indonesia.

c) Penggunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan

berbahasa sesuai fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.

d) Pegajaran bahasa Indonesia disesuaikan dengan tingkat

pengalaman siswa sekolah dasar.

e) Siswa diharapkan dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien

baik secara lisan maupun tulis sesuai dengan etika yang berlaku.

f) Siswa bangga dan menghargai Bahasa Indonesia sebagai bahasa

Negara dan pemersatu bangsa Indonesia.

g) Siswa mampu memahami Bahasa Indonesia serta

menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

h) Siswa mampu menggunakan Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial.

30
Rahim, Thamrin Paelori. 2013. Seluk Beluk Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Romis Aisy

23
i) Siswa dapat membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan daan kemampuan berbahasa.

j) Siswa diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia

serta menghargai dan bangga terhadap sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual Indonesia.

G. Kerangka Berfikir

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses

komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima berupa isi

atau ajaran yang dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi baik secara

verbal maupun non verbal yang memiliki fungsi dasar utama sebagai

sumber belajar.

Berdasarkan uraian di atas media pembelajaran dapat dipahami

sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan

dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang

kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

efisien dan efektif.

Media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-

pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada

penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat

diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Pemahaman

tentang konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya pada peralatan,

24
tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi yang disajikan melalui

peralatan tersebut.

Setiap jenis media memiliki karakteristik dan fungsinya masing-

masing dalam proses penggunaannya, media pembelajaran yang dirancang

dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada

diri siswa. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media tiga

dimensi, yaitu sekelompok media yang dapat diamati dari arah pandang

manapun dan memiliki dimensi panjang, lebar, tinggi/tebal. Penggunaan

media tiga dimensi menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran dan mudah menerima serta memahami konsep yang

diajarkan oleh guru.

Penggunaan media tiga dimensi dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia menuntut guru untuk kreatif dalam memilih serta

menggunakannya. Adanya media pembelajaran tiga dimensi membantu

tugas guru sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran

sehingga bukan hanya guru saja yang aktif, tetapi siswa juga aktif

menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri, yang pada

akhirnya tujuan dari kegiatan belajar mengajar tersebut dapat tercapai

yakni meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa khususnya pada

materi kelas V SDN 1 Arjangka Tahun Pelajaran 2022/2023.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, disusunlah

hipotesis penelitian sebagai berikut: Terdapat efektivitas penggunaan

25
media tiga dimensi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN 1

Arjangka Tahun Pelajaran 2022/2023.

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian eksperimen

dengan desain Quasi Experiment (eksperimen semu) serta pendekatan

kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan untuk mencari seberapa besar

efektivitas penggunaan media tiga dimensi terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka.31

Penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan. Melalui hasil uji coba eksperimen ini,

penulis berusaha menemukan data-data kuantitatif terkait dengan

kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Data yang digunakan untuk menganalisis

pendekatan kuantitatif adalah data berupa angka.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang ingin diteliti.

Penelitian populasi pada dasarnya adalah penelitian yang dapat

dilakukan pada jumlah yang terhingga. Objek pada populasi yang

diteliti akan dianalisis dan hasilnya dapat disimpulkan.

31
Sandu Siyoto, dan Ali Sodik, (2015), Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, hal. 107.

26
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi dari objek

atau subjek yang menjdi kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V SDN 1 Arjangka.

Berdasarkan pendapat di atas, pada penelitian ini populasi

jumlahnya kurang dari 100 maka yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas V-A dan V-B SDN 1 Arjangka

yang terdiri dari dua kelas yang berjumlah siswa.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian


Kela Keterangan
No. Jumlah Siswa
s
1 V A Kelas Experimem 25
2 VB Kelas Kontrol 25
Jumlah 50

b. Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VA SDN 1

Arjangka. Sampel yang telah ditentukan kemudian dijadikan objek

penelitian dalam hal ini meneliti efektivitas penggunaan media tiga

dimensi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.

Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling

insidental yaitu teknik penentuan sampel yang anggota sampelnya

terbentuk secara alamiah artinya tidak digunakan random untuk

menentukan sampel atau dapat dikatakan bahwa seluruh anggota

27
sampel yang berada dalam kelas yang telah ditentukan merupakan

sampel dalam penelitian ini.32

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Arjangka yang

beralamatkan di Kecamatan Pringgarata, Kab. Lombok Tengah, Nusa

Tenggara Barat.

Kemudian penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran baru di

semester ganjil, dengan perkiraan dimulai dari bulan Agustus sampai

dengan selesai pada tahun ajaran 2022/2023, Dengan alokasi waktu

sesuai dengan waktu pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1

Arjangka.

Tabel 3.3 Kalender Rencana Penelitian


Bulan Ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-4 Bulan ke-5
No Uraian Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pwersiapan
1
Penelitian
Perencanaan
2
Penelitian
Pelaksanaan
3
Penelitian
Pengolahan
4 Data Hasil
Penelitian
Penyusunan
5
Laporan

4. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen

(bebas) dan Variabel dependen (terikat).


32
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Cet:
Kesepuluh, Bandung: Alfabeta Cv, hal. 81

28
a) Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah

efektivitas penggunaan media tiga dimensi.

b) Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah hasil

belajar bahasa Indonesia.

Hasil belajar adalah istilah suatu keberhasilan siswa selama dan

setelah proses belajar yang diukur melalui suatu alat tertentu meliputi

aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mengukur variable

terikat menggunakan alat bantu berupa tes, baik tes tertulis maupun tes

lisan pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka.

5. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang di gunakan peneliti untuk

mempermudah pekerjaan dalam mengumpulkan data penelitian,

instrument penilitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:

observasi dan tes.

a) Observasi

Dalam observasi ini peneliti mengumpulkan data-data dengan

mengamati proses pembelajaran secara langsung di kelas, kemudian

mencatat gejala yang diselidiki untuk memperoleh data yang

diperlukan. Misalnya data siswa mengenai hasil pembelajaran dan

juga bagaimana keterlibatan siswa saat proses pembelajaran

berlangsung. Selain itu juga, peneliti akan menggunakan lembar

observasi selama proses pembelajaran.

b) Tes

29
Instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui efektivitas penggunaan media tiga dimensi terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Tes hasil belajar yang digunakan adalah Pretest dan Posttest

1) Pre-test adalah serangkaian evaluasi yang diberikan kepada siswa

untuk mengetahui besaran tingkat kemampuan dalam memahami

materi pelajaran (hasil belajar) sebelum diterapkannya perlakuan

yakni penerapan media gambar tiga dimensi.

2) Post-Test adalah serangkaian evaluasi yang diberikan kepada

siswa untuk mengetahui besaran tingkat kemampuan dalam

memahami materi pelajaran (hasil belajar) setelah diterapkannya

perlakuan yakni penerapan gambar tiga dimensi

6. Tehnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode:

a) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan di SDN 1 Arjangka untuk

mengumpulkan data atau informasi tentang proses pembelajaran yang

di lakukan guru dan siswa sesuai dengan tindakan yang telah disusun.

b) Metode Tes

Tes ini digunakan untuk mengukur pengetahuan, pemahaman,

kemampuan serta keterampilan seseorang/ kelompok. Tes ini dilakukan

30
dengan menggunakan pendekatan penilaian nyata. Tes dilakukan

setelah siswa mendapatkan perlakuan.

7. Tehnik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian

akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang

terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian

dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan

mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang

didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Posttest. Pengujian

perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan

untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test).

Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen adalah

sebagai berikut:

a. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini

adalah sebagai berikut:

1) Rata-rata (Mean)

∑X
X=
N

2) Persentase (%) nilai rata-rata

31
f
P= × 100 %
N

Keterangan:

P = Angka Persentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel responden

Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Hasil Belajar


Nilai Kategori
0-55 Sangat Rendah
55-75 Rendah
75-85 Sedang
85-95 Tinggi
95-100 Sangat Tinggi

Tabel 3.5 Kategorisasi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia


Siswa Kelas V SDN 1 Arjangka
Tingkat Penguasaan Kategorisasi Ketuntasan Belajar
<70 Tuntas
>70 Tidak Tuntas

b. Analisis Data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini, peneliti

menggunakan teknik statistik t (uji t). Uji t digunakan untuk

menguji nilai rata-rata dari kelas. Apakah kelas tersebut sebelum

dan sesudah diberikan perlakuan memiliki perbedaan atau tidak.

Adapun kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

penggunaan media gambar Tiga Dimensi efektif terhadap hasil

belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka.

32
2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya

penggunaan media gambar tiga dimensi tidak efektif terhadap hasil

belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka.

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis di atas, maka hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0: µ1 > µ2

H1: µ1 < µ2

Keterangan:

H0: Penggunaan media gambar tiga dimensi tidak efektif terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 1

Arjangka.

H1: Penggunaan media gambar tiga dimensi efektif terhadap hasil

belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Arjangka.

µ1: nilai rata-rata tes awal (sebelum diberi perlakuan)

µ2: nilai rata-rata tes awal (setelah diberi perlakuan)

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut:

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

∑d
Md=
N

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest

∑d = jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = subjek pada sampel

33
b) Mencari harga “∑ X2d dengan menggunakan rumus:
2 2
∑ X d=∑ – ¿ ¿

Keterangan:

∑ X2d = jumlah kuadrat deviasi

∑ d = jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = subjek pada sampel

c) Menentukan thitung dengan menggunakan rumus:

d) Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yaitu:

Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima, artinya signifikan.

Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima, artinya tidak signifikan.

Untuk mencari ttabel digunakan df = n1+ n2 – 2.

e) Menentukan harga ttabel

Mencari ttabel dengan menggunakan tabel distribusi t dengan

taraf signifikan = 0, 05 dan db = n – 1.

Membuat kesimpulan apakah penggunaan media gambar tiga

dimensi efektif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada

siswa kelas V SDN 1 Arjangka.

34

Anda mungkin juga menyukai