Anda di halaman 1dari 28

PERBAIKAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

SEDERHANA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS III SD
Seprianita Saragih

ABSTRAK

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Memasuki abad 21 tantangan pendidikan semakin kompleks dalam menyiapkan kualitas

sumber daya manusia. Keberhasilan pada setiap bidang pekerjaan sebagian besar ditentukan

dari kemampuan menulis. Kemampuan literasi menulis menjadi fondasi dasar penentu

keberhasilan dalam kegiatan belajar. Menulis menjadi urgensi yang berpotensial dalam

menstraformasikan suatu ide dan pikiran dalam cakupan yang sangat luas. Sebagai sarana

untuk mengembangkan diri, menulis dapat mengasah ketrampilan berpikir kritis, menambah

daya ingat serta mengembangkan motorik anak.

Proses bernalar dalam menulis menentukan suatu topik kita harus berpikir,

menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya. Taringan dalam

Mardani (2002:1) mengemukakan menulis merupakan suatu aspek keterampilan berbahasa

yang produktif dan ekspresif salah satu bagian dari ketrampilan menulis. Salah satu dari

pokok bahasan bahasa indonesia, kegiatan menulis yang bertujuan memberikan bekal

keterampilan dan kemampuan kepada siswa untuk mengkomonikasikan ide atau pesan.

Kegiatan menulis, seorang akan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman, untuk

menuangkan ide, gagasan dan perasaan serta menghubungkannya dengan pengetahuan yang

telah dimiliki guna menuangkan hasil menulis dalam bentuk karangan (Wahyuni, 2013, hlm.

9).
Meski relatif sulit dikuasai, keterampilan menulis sangat penting untuk dimiliki oleh

para siswa, menulis adalah komunikasi yang sangat baik. Melalui menulis, setiap orang dapat

menyampaikan perasaan, ide, dan pemberitahuan kepada orang lain. Proses menulis sangat

terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir bebas, berdasarkan pengalaman

yang mendasarinya, dimana pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui membaca,

mendengar, diskusi juga kegiatan produktif dan ekspresif . Diperoleh sejumlah fakta yang

dapat dilihat dari proses pembelajaran siswa kelas III, hasil tulisan siswa yang cenderung

mengarah pada hal yang bersifat umum, kurang improvisasi, siswa kurang termotivasi dalam

mendeskripsikan objek yang akan ditulis. Hal tersebut disebabkan oleh siswa tidak dapat

menangkap detail objek sehingga hasil tulisan siswa tidak terfokus pada objek yang

dideskripsikan dan peran guru yang membatasi objek yang akan ditulis. Objek tersebut tidak

dekat dengan kehidupan siswa atau kurang dikenal oleh siswa, sehingga siswa kesulitan untuk

menggambarkan objek tersebut secara detail sehingga tidak tersampaikan secara lengkap.

Tema yang disediakan pada buku paket umumnya mengacu pada tema kompetensi

dasar sehingga siswa terpatri pada tema yang tersedia dan tidak punya kebebasan untuk

menentukan minat menulisnya. Guru seringkali kejar tayang dengan menyelesaikan paket

tetapi jarang mengajak siswa berkelana di dunia imajinatif untuk banyak membaca. Akibatnya

kosakata siswa menjadi miskin sehingga siswa seringkali kesulitan untuk menuliskan apa

yang dia pikirkan. Menulis sering sekali dipandang sebagai kegiatan evaluatif bukan pelatihan

sehingga siswa terkondisi menulis jika ada tugas saja. Menurut hasil survei PISA 2018

menempatkan Indonesia di urutan ke-74, atau peringkat keenam dari bawah. Ada tiga

kompetensi dasar yang disurvei oleh PISA yaitu kompetensi Sains, kompetensi Matemamtika

dan kompetensi membaca. Hasil survei ketiga kompetensi tersebut semuanya berada di bawah

rata OECD.

Dalam pembelajaran menulis, penggunaan metode pembelajaran yang tepat menjadi

salah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk menunjang kemampuan siswa.
Penggunaan metode yang kurang tepat saat pembelajaran diasumsikan menjadi salah satu

faktor penentu kurang maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu

sumber ilmu dituntut kemampuannya untuk dapat mentransfer ilmunya kepada siswa dengan

menggunakan berbagai ilmu ataupun metode serta alat yang dapat membantu tercapainya

suatu kegiatan pembelajaran, yang dalam hal ini adalah adanya penggunaan metode, strategi

yang beraneka ragam, cocok serta tepat untuk untuk diterapkan kepada siswa (Setiawati,

2016, hlm. 108).

Penggunaan media pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar

mengajar. Permasalahan muncul karena media, teknik atau metode yang dipakai oleh guru

dinilai kurang cocok dan kurang sesuai dengan minat siswa. Salah satu media yang dapat

digunakan dalam menulis karangan dibutuhkan adanya keterampilan, kreativitas dan

imajinasi, sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Salah satu cara

untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis karangan, yaitu dengan

menggunakan media yang menarik. Dengan penggunaan media yang menarik maka

pembelajaran menulis karangan diharapkan lebih menyenangkan dan dapat membantu

kesulitan siswa memperoleh ide (inspirasi) ketika menulis karangan. Salah satu media yang

menarik yaitu dengan media gambar seri. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian

ini peneliti akan mencoba menerapkan media gambar seri dengan cara memperlihatkan secara

langsung objek yang akan dituangkan dalam bentuk karangan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan konteks masalah di atas, masalah berikut dapat diidentifikasi

1. Kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana masih kurang

2. Media menulis siswa belum memadai

3. Kurangnya minat siswa dalam menulis

4. Kesulitan siswa dalam menentukan tema dan kerangka cerita dapa pembelajaran

Bahasa Indonesia
C. ANALISIS MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, kita dapat menganalisis masalah sebagai


berikut:

1. Siswa mengalami kesulitan dalam menulis karangan sederhana

2. Penggunaan media pembelajaran yang tidak efektif mempengaruhi kemampuan


siswa dalam manulis karangan sederhana

3. Siswa tidak memahami langkah-langkah menulis cerita

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian adalah: “Perbaikan Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan

Sederhana Melalui Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas III

SD”

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang dapat dikemukakan sesuai dengan umusan masalah yaitu
untuk mengetahui Perbaikan Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana
Melalui Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas III SD”

F. MANFAAT PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara

lain sebagai berikut:

1. Untuk Guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih strategi

pembelajaran yang variatif dan memperbaiki serta menyempurnakan pembelajaran di kelas

agar siswa mampu memecahkan masalah cerita dengan baik dan terarah. Dan penggunaan

media handout dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dengan baik dan

penggunaan model batang yang mampu menyelesaikan materi pecahan berupa soal cerita.
2. Untuk siswa
Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan

kemampuan menulis karangan sederhana. Dan perlu ditumbuhkan sikap positif terhadap

pembelajaran Bahasa Indonesia dan melatih keterampilan mengerjakan tes siswa dalam

proses pembelajaran.

3. Untuk Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi informasi yang

diperoleh sehingga dapat digunakan sebagai sumber penelitian bersama yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas institusi sekolah.

II. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran

Proses yang dilakkan sebagai bentuk usaha perubahan tingkah laku baik dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai positif yang diperoleh sebagai pengalaman

untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar merupakan

tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Dalam dunia pendidikan, belajar menjadi kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada

belajar maka tidak akan ada pendidikan dan didalam pendidikan akan terjadi suatu

pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas. Belajar adalah sebuah proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap,

baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai

suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007:62).

Seabagai modifikasi belajar dalam memperteguh kelakuan melalui pengalaman bukan

hanya sebagai suatu hasil saja melainkan juga sebagai proses yang bertujuan berbagai

pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Selain itu

pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan

guru/dosen dan siswa/mahasiswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu

kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang saling berinteraksi,

berintegrasi satu sama lainnya.

Pembelajaran adalah suatu proses mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas

dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Dalam pembelajaran terdapat sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran

dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran

yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu

komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak

kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau

suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85). Dalam pengertian lain,

pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar

agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Sedangkan menurut Depdiknas (dalam

Warsita, 2008:85) “Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20,

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran dapat disefinisikan sebagai suatu proses

membelajarkan peserta didik yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar

siswa/peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

2. Kemampuan Menulis

Keterampilan menulis (writing skill) adalah kemampuan dalam mendiskripsikan atau

mengungkapkan isi pikiran mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai

kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang. Menulis mempunyai arti kegiatan
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Kata menulis dalam masyarakat juga dikenal kata

mengarang. Menulis merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh penulis

untuk menyampaikan gagasan, pesan, informasi melalui media kata-kata bahasa/bahasa tulis

kepada orang lain. Sebagai bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan penulis sebagai

penyampai pesan, medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menurut Hook dalam

Jauharoti mengungkapkan bahwa menulis adalah suatu medium yang penting bagi ekspresi diri,

untuk ekspresi bahasa dan menemukan makna.

Menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung, yang untuk mencapainya diperlukan

kesunguhan, kemauan keras, harus belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh dan terus

menerus dalam waktu yang cukup lama. Menciptakan iklim budaya tulis akan mendorong

seseorang menjadi lebih aktif, kreatif dan lebih cerdas. Hal ini bisa terjadi karena untuk

mempersiapkan sebuah tulisan, sejumlah komponen harus dikuasai mulai dari hal-hal yang

sederhana, seperti: memilih kata, merakit kalimat, sampai hal-hal yang rumit yang rumit yaitu

membuat paragraph.

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Menurut Tarigan dalam buku

Ahmad Susanto, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis harus

terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak datang

secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis mempunyai arti: (1) membuat

huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); (2) melahirkan

pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; (3) menggambar,

melukis; dan (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat, berkirim surat. Definisi

lainnya tentang menulis dikemukakan oleh Rusyana, yang berpendapat bahwa menulis

merupakan kemampuan menggunakan polapola bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis

untuk mengungkapkan suatu gagasan/pesan.


Menurut Alwasilah, menulis adalah kegiatan produktif dalam berbahasa. Suatu proses

psikolinguistik, bermula dengan formasi gagasan lewat aturan semantik, lalu didata dengan

aturan sintaksis, kemudian digelarkan dalam tatanan sistem tulisan. Kemampuan seseorang

dalam menulis ditentukan oleh ketepatan dalam menggunakan unsurunsur bahasa,

pengorganisasian wacana dalam bentuk karangan, ketepatan dalam menggunakan bahasa, dan

pemilihan kata yang digunakan menulis. Menurut Saleh Abas, menulis adalah proses berfikir

yang berkesinambungan, mulai dari mencoba dan sampai dengan mengulas kembali. Menulis

dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam

lambang-lambang kebahasaan (bahasa tulis).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis dapat diartikan sebagai

kemampuan seseorang untuk melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan

pembaca ke dalam bentuk tulisan, untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, kehendak

agar dipahami oleh pembaca. Dapat dipahami bahwa menulis merupakan salah satu bagian

terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak diragukan lagi, pengajaran menulis

harus benar-benar diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

Kegiatan menulis merupakan satu kegiatan tunggal jika yang ditulis adalah sebuah

karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah siap dikepala. Akan tetapi, kegiatan

menulis itu adalah suatu proses yaitu proses penulisan. Menurut William Miller ada beberapa

tahap menulis, diantaranya: a. Tahap Persiapan: pada tahap ini siswa memilih topik,

mengumpulkan ide-ide, memilih bentuk yang sesuai, sehingga siswa telah mengetahui apa yang

akan ditulis dan bagaimana menuliskannya. Tahap Inkubasi: pada tahap ini siswa mulai

memikirkan masakmasak gagasan yang muncul, disimpan, dan memikirkan waktu yang tepat

untuk menuliskannya. Ketika saat penulisan gagasan atau ide itu tiba, maka semuanya akan

mengalir begitu deras dan lancar. c. Tahap Inspirasi: pada tahap ini siswa siap melahirkan

gagasan atau ide dan ada desakan yang kuat untuk segera menulis sehingga tidak bisa ditunda

lagi. d. Tahap Penulisan: pada tahap ini siwa telah menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk
tulisan sesuai dengan yang direncanakan. Pada tahap ini, tulisan jangan dikontrol atau dinilai

dahulu, tetapi membiarkan semua keluar tanpa harus dinilai baik buruk hasilnya, yang masih

berupa sketsa-sketsa yang masih kasar. e. Tahap Revisi: pada tahap ini siswa memperbaiki

tulisan yang masih kasar tersebut dengan membuang dan menambah sesuai apresiasi dan

pengetahuan dari komentar-komentar yang diberikan oleh teman dan gurunya. Siswa menulis

kembali tulisanya dengan baik, dan mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai dan

membagikannya kepada teman sekelasnya. Pada tahap ini bentuk tulisan terakhir yang dianggap

telah mendekati bentuk idealnya.

Teknik Menulis Keterampilan menulis memang memerlukan banyak aspek, namun

keterampilan ini harus tetap diberikan pada kelas dasar. Keterampilan menulis memang perlu

untuk dipelajari, sebab keterampilan ini merupakan bagian penting dalam pembelajaran bahasa

dan akan bermanfaat bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut maka keterampilan menulis perlu

diberikan sejak awal melalui proses yang memerlukan waktu dan kesabaran dari guru. Kegiatan

keterampilan menulis secara umum dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu: a. Menyalin

(Copying) Kegiatan menyalin tulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya dilakukan

pada kelas rendah yaitu kelas I yang baru belajar menulis kalimat. Kegiatan ini dapat berupa

kegiatan siswa menyalin langsung sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru. b. Menulis

Terbimbing (Guided Writing) Teknik menulis secara terbimbing dapat berupa wacana atu

dialog pendek dengan beberapa kata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan

dengan cara mendektekan sebagian kalimat, dan siswa diminta untuk melengkapi dengan kata-

kata mereka sendiri. Menulis Kalimat (Substitution Writing) Kegiatan keterampilan menulis

dapat berupa kegiatan menulis kalimat atau wacana kembali, tetapi ada beberapa bagian yang

diganti dengan hal yang serupa berdasarkan situasi nyata. d. Menulis Bebas (Free Writing)

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memerlukan penguasaan kosa kata dan tata bahasa yang

cukup. Guru dapat memberikan suatu model tulisan atau gambaran tentang topik yang mungkin

merupakan objek yang menarik bagi siswa.


3. Menulis Karangan

Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan

bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki

jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan itu dapat diungkapkan dalam berbagai

unsur bahasa. Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung hal, yaitu isi dan cara

pengungkapan atau penyajian yang keduanya saling memengaruhi

Karangan diklasifikasikan dalam beberapa jenis, salah satunya yaitu menulis cerita atau

biasa disebut dengan narasi. Cerita adalah tuturan yang menerangkan tentang kejadian/peristiwa

tentang suatu hal, yang dapat berupa perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang. Cerita

merupakan tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian

menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi makna rentetan kejadian,

sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Narasi merupakan cerita berkelanjutan

dari serangkaian kejadian atau fakta-fakta yang membentuk semuanya ke dalam kesatuan yang

secara emosional memuaskan.

Menulis cerita merupakan pelatihan dasar dalam berimajinasi. Narasi yang menceritakan

satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut yang

dirangkai atau disusun menurut urutan waktu (secara kronologis). Isi dari sebuah narasi atau

cerita boleh tentang fakta yang benarbenar terjadi dan boleh pula tentang sesuatu yang khayal.

Biografi seorang tokoh terkenal sering dapat digolongkan dalam jenis karangan narasi (cerita)

karena isi karangan itu memang benar-benar nyata, tetapi cerpen, novel, hikayat, drama,

dongeng, film kartu, dan lain-lain hanyalah hasil kreasi dari seorang pengarang yang

sebenarmya cerita itu sendiri tidak pernah terjadi.

Unsur-Unsur Cerita Unsur-unsur yang terdapat pada sebuah cerita yaitu: 1) Alur (plot),

adalah pengenalan timbulnya konflik, menuju ke klimaks, yang pada akhirnya menuju ke

pemecahan masalah yang merupakan kekuatan sebuah cerita yang mengatur bagaimana

tindakan-tindakan yang bertalian satu dengan yang lain. 2) Penokohan, yaitu pengisihan tokoh
cerita yang bergerak dalam rangkaian perbuatan atau pengisahan tokoh cerita yang terlibat

dalam suatu peristiwa dan kejadian. 3) Latar (setting), adalah tempat dan waktu terjadinya

peristiwa yang dialami tokoh. 4) Sudut pandang (point of view), menjawab pertanyaan siapakah

yang menceritakan kisah ini. Hal ini akan berdampak pada gaya dan corak cerita.

Berdasarkan unsur-unsur cerita diatas dalam menulis cerita memiliki Langkah-Langkah

Menulis Cerita adapun langkah-langkah tersebut tidak jauh berbeda dengan menulis karangan

pada umumnya yaitu 1) Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan. 2) Menetapkan

sasaran pembaca. 3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk

skema alur. 4) Membagi peristiwa utama kedalam bagian awal, bagian pengembangan, dan

bagian akhir cerita. 5) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa

sebagai pendukung cerita. 6) Menyusun tokoh, perwatakan tokoh, latar dan sudut pandang.

4. Media Gambar

Media merupakan perantara dari berbagai jenis komponen fisik dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang perhatian serta dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim pesan kepada penerima sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri

siswa baik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Di antara media

pendidikan, gambar atau foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang

umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina

mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. Media gambar

merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan

bahasa yang umum dan dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.

Dengan adanya media gambar, akan dapat membantu guru dan siswa dalam

menyampaikan dan menerima pelajaran, serta dapat menarik dan membantu daya ingat siswa.

Menurut Waskito (2007:13), media gambar merupakan lambang dari hasil peniruan-peniruan

benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke dalam bentuk dua

dimensi (Fadillah dkk, 2012:3). Sedangkan, Angkowo (dalam Poerwanti, 2015:390),


berpendapat bahwa media gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan

secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.

Segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai

curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,

proyektor. Sedangkan menurut Sadiman media gambar adalah media yang paling umum

dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana saja.

Berbeda dengan yang diungkapkan Soelarko bahwa media gambar adalah peniruan dari benda-

benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya terhadap lingkungan.

5. Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di

dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga

digunakan cara lain, misalnya isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode tertentu

lainnya. Tetapi dengan bahasa, komunikasi dapat berlangsung lebih baik dan lebih sempurna.

Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam

Bahasa Indonesia. Pengetahuan Bahasa diajarkan untuk menunjukkan siswa terampil

berbahasa, yakni terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan

berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni harus

sering belajar, berlatih, dan membiasakan diri, itulah kuncinya. Mata pelajaran Bahasa

Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan

sikap positif terhadap Bahasa, yang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca

dan menulis.

Guru bahasa harus memahami benar-benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah

agar para siswa terampil berbahasa, dengan kata lain, agar para siswa mempunyai kompetensi

bahasa yang baik. Apabila seseorang mempunyai kompetensi bahasa yang baik, maka

diharapkan dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan lancar, baik secara lisan

maupun secara tertulis. Para siswa diharapkan menjadi penyimak dan pembicara yang baik,
menjadi pembaca yang komprehensif serta penulis yang terampil dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka para guru bahasa berupaya mengajar dan mendidik diri

sendiri terlebih dahulu untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar agar dapat menjadi

contoh teladan bagi para siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka secara timbal balik

perkembangan Bahasa mampu mempengaruhi kehidupan intelektual siswa, yang kemudian

akan menambah perbendaharaan dan kemampuan berbahasa.

6. Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Melalui Media Gambar

Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-

jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik

penelitian ini tentang gerusan lokal pada pilar jembatan diambil dari penelitian-penelitian

sebelumnya yang menggunakan model fisik ataupun model numerik. Selain jurnal, sumber

referensi yang digunakan juga diambil dari dari beberapa tugas akhir mengenai gerusan lokal.

Untuk studi literatur yang digunakan adalah terkait dengan peningkatan kemampuan menulis

karangan sederhana melalui media gambar.

1. Menentukan Tema Karangan

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan.

Berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang

telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui

karangannya. Pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis,

tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Akan menentukan arah tulisan

atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau

diuraikan oleh penulis. Pokok pikiran dari suatu karya sastra menjadi inti pembahasan yang

kemudian disampaikan secara mendalam oleh seorang penulis. Tema dalam karya sastra

kemudian termasuk ke dalam unsur intrinsik. Bagi penulis, menentukan tema akan membantu

cara menentukan apa yang akan ditulis dalam karyanya. Sekaligus bisa tahu bagaimana
menjelaskan suatu tema agar mudah dipahami oleh para pembaca. Sedangkan bagi pembaca,

keberadaan tema membantu mereka untuk mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh penulis

lewat karyanya. Sehingga bisa memetik manfaat, informasi, ilmu pengetahuan, dan lain

sebagainya usai membaca karya sastra.

Adapun tema yang dapat disajikan oleh peserta didik kelas III SD adalah sesuai dengan

pokok bahasan dimana peserta didik dapat menulis tema karangan berdasarkan gambar seri,

mengurutkan gambar seri berdasarkan kronologinya, menuliskan kalimat berdasarkan gambar

seri, menentukan tema berdasarkan gambar seri, membuat kerangka karangan berdasarkan

gambar seri, mengembangkan kerangka karangan sesuai dengan ejaan yang benar.

Rencana pembelajaran menulis yang dilakukan pertama, mengenai konsep dan landasan

hukum rencana pembelajaran menulis. kedua, penjabaran KD ke indikator pembelajaran

menulis. ketiga, tujuan pembelajaran menulis. keempat, penentuan materi pembelajaran

menulis. kelima, penentuan metode pembelajaran menulis. keenam, pengembangan langkah

pembelajaran menulis. ketujuh, penentuan sumber dan media pembelajaran menulis. kedelapan,

penilaian pembeljaran menulis. kesembilan, rancangan tindak lanjut. Terakhir, menyusun RPP

pembelajaran menulis.

2. Menentukan Judul Karangan

Judul adalah suatu kata yang diambil dari sebuah pemikiran untuk menulis sebuah

karya sastra. Judul juga salah satu unsur Utama dalam sebuah tulisan, yang biasanya singkat,

padat dan jelas. Dalam sebuah karangan, seperti cerita, drama, puisi dan karya sastra lainnya,

judul juga disebut dengan tajuk. Judul dalam sebuah karya sastra ini harus bersifat menarik

agar pembaca terkesan dan terdorong untuk membacanya. Judul ini ibaratkan sebuah rumah

dalam sebuah karya sastra, yang harus menggambarkan isi dari keseluruhan tulisan Anda.

Karena itu, penulis harus benar-benar tepat dan teliti menentukan judul yang menarik dan

sesuai isi tulisan. Sehingga pembaca sudah memiliki gambaran terlebih dahulu mengenai
topik dan isi tulisan. Disisi lain, judul juga akan membantu pembaca lebih mudah

menangkap isi tulisan Anda.

3. Membuat Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah konsep yang berisi tentang poin utama dari sebuah gagasan

untuk dijadikan karya tulis yang disusun dengan runtut, logis, spesifik, terukur dan sistematis.

Terdapat lima model karangan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni

karangan eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi dan deskripsi.

Jadi Kerangka karangan adalah konsep yang berisi tentang poin utama dari sebuah gagasan

untuk dijadikan karya tulis yang disusun dengan runtut, logis, spesifik, terukur dan sistematis.

Terdapat lima model karangan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni

karangan eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi dan deskripsi.

4. Mengembangkan Karangan

Setelah Anda memiliki kerangka karangan, kemudian susunlah karangan Anda tersebut

sesuai dengan kerangka karangan yang telah Anda miliki. Kembangkan topik – topiknya

dengan memberikan beberapa kalimat – kalimat pendukung. Selain itu, hubungkan antar topik

dengan menggunakan bahasa yang baik dan konjungsi yang tepat, baik konjungsi antar kalimat

maupun intra kalimat, sehingga karangan yang Anda buat menjadi karangan yang padu.

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Nama sekolah

Lokasi sekolah di SD

3.2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian pada Siklus 1 : 20 Oktober 2022

Waktu pelaksanaan penelitian pada Siklus 2 : 21 Oktober 2022


Waktu pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan dimulai dari jadwal pertama masuk

sekolah yaitu pukul 07.30 – 08.40 WIB, pada pelaksanaan perbaikan yang saya lakukan

dibantu oleh Ibu kepala sekolah dan teman sejawat sebagai tim supervisi dan pihak pihak

yang terlibat didalamnya khusus nya peserta didik yang ada di kelas III SD

B. DESKRIPSI PER SIKLUS

Penelitian Pemantapan Kompetensi Profesional (PKP), yaitu penelitian yang

bertujuan memberikan sumbangan nyata perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia,

prosedur kerja dalam penelitian perbaikan yang sedang terlaksana terdiri atas empat

komponen, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap

pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen

tersebut dipandang sebagai satu siklus I.

1. Pelaksanaan Simulasi Siklus I

Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus 1 ada empat tahap yang akan

dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap terakhir refleksi.

1.1. Tahap Perencanaan

a. Peneliti menyiapkan skenario pembelajaran berisi langkah-langkah kegiatan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kegiatan menulis karangan sederhana

berbantuan media gambar

b. Kemudian peneliti membuat media pembelajaran berupa gambar pemandangan

tempat-tempat wisata yang ada disekitaran lingkungan daerah Sumatera Utara, soal

tes formatif, pretest dan posttest.


1.2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyiapkan materi pembelajaran menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia


berbantuan media gambar.

 Mengkondisikan siswa, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, menyampaikan


relevansi pelajaran sebelumnya, menyampaikan ilustrasi yang penting dalam tata
cara menulis karangan sederhana sehari-hari dan menjelaskan topik.

b. Kegiatan Inti (50 menit)

 Menyiapkan materi pembelajaran menulis karangan sederhana berbantuan media


gambar serta alat penelitian yang digunakan seperti lembar observasi aktivitas
belajar siswa, penampilan guru dan penerapan metode pembelajaran. rangkaian
pertunjukan yang dipadukan.

 Menjelaskan menulis karangan sederhana berbantuan media gambar


 Bagilah menjadi kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu masalah
yang diberikan oleh guru dan melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

 Menarik kesimpulan tentang pembelajaran guru bersama siswa

 Memberikan pekerjaan rumah

 Memberikan perspektif baru bagi siswa untuk

 Di setiap akhir pembelajaran, guru mengevaluasi hasil belajar.

 Akhiri pelajaran dengan doa dan salam

1.3. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terbimbing mengamati aktivitas siswa
dan guru dari awal sampai akhir pelajaran.
1.4. Tahap Refleksi
Peneliti khususnya guru melakukan refleksi untuk mengingat kembali apa yang telah
dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

 Penyempurnaan penyampaian materi pembelajaran sehingga pengalaman yang


diperoleh melalui perbaikan simulasi dapat dimaksimalkan dan relevan dengan
kenyataan di lapangan

 Memperbaiki skenario pembelajaran dan melibatkan siswa agar lebih aktif

 Meningkatkan komunikasi dengan siswa, menggunakan bahasa formal di kelas


 Periksa hasil belajar dan berikan pekerjaan rumah

 Menguatkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar

 Merancang dan/atau memperbaiki pembelajaran pada siklus II

2. Pelaksanaan Simulasi Siklus II

Dalam proses pelaksanaan penelitian perbaikan pada Siklus II, ada 4 tahapan yang harus
dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan yang terakhir adalah refleksi.

2.1. Tahap Perencanaan

a. Peneliti menyiapkan skenario pembelajaran memuat langkah-langkah kegiatan menulis


karangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Selanjutnya peneliti membuat bahan ajar berupa handout yang berisi materi menulis
karangan sederhana berbantuan media gambar

2.2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal (10 Menit)

 Mempersiapkan media pembelajaran materi Menulis karangan sederhana berbantuan


media gambar dan instrumen penelitian yang digunakan seperti lembar observasi
aktivitas belajar siswa, performasi guru dan pelaksanaan metode pembelajaran
demonstrasi

 Mengkondisikan siswa, melakukan pengecekan kehadiran siswa, menyampaikan


tujuan pembelajaran, menyampaikan keterkaitan pelajaran sebelumnya,
menyampaikan gambaran bahwa pentingnya memahami materi tersebut serta
memaparkan materi pelajaran.

b. Kegiatan Inti (50 menit)


 Menjelaskan submateri menulis karangan sederhana berbantuan media gambar
 Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbantuan media gambar
 Pembagian kelompok kecil untuk mengerjakan suatu persoalan masalah yang
diberikan oleh guru dan laporan hasil diskusi dari masing – masing kelompok.

 Pada masing – masing kelompok mendemostrasikan laporan hasil diskusi nya


kedepan, sedangkan kelompok lain menanggapi yang sedang mereka
demonstrasikan

 Memberi penguatan dan reward kepada setiap kelompok yang memberikan hasil
yang benar dan tepat

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

 Penarikan kesimpulan pembelajaran guru bersama dengan siswa

 Pemberian wawasan baru kepada peserta didik terhadap kesalahpahaman dalam


menyelesaikan kelompok diskusi.
 Memberikan penugasan dirumah

 Menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam

2.3. Tahap Pengamatan


Pengamatan dilakukan dengan mengamati simulasi perbaikan pembelajaran didalam kelas

kemudian tutor akan memberikan penilaian kelebihan dan kekurangan pada perbaikan

pembelajaran Bahasa Indonesia dalam berkemampuan menulis berbantuan media gambar yang

dilakukan dengan instrumen penilaian yang ada. Lalu pada tahap ini juga, peneliti melakukan

observasi terbimbing mengamati kinerja peserta didik dan kinerja guru dari kegiatan awal

sampai kegiatan penutup pembelajaran.

2.4. Tahap Refleksi

Tahap ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan pada siklus I.
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegitan sebagai berikut:
 Meninjau ketuntasan belajar klasikal pada materi menulis karangan sederhana berbantuan
media gambar pada soal ceita melalui metode demosntrasi yang dipadukan dengan
penggunaan bar model dan media handout

 Memperbaiki cara penyampaian materi pembelajaran agar pengalaman yang diperoleh


melalui simulasi perbaikan maksimal dan sesuai dengan kenyataan dilapangan

 Memperbaiki skenario pembelajaran dengan baik dan lebih melibatkan siswa supaya lebih
aktif

 Menjadikan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai bahan


masukan perbaikan pembelajaran yang akan datang

 Hasil temuan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan Siklus II untuk bahan pembahasan
bab selanjutnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. PELAKSANAAN SIKLUS

Pelaksanaan siklus didefinisikan dalam tahapan dalam bentuk siklus, memperoleh


pengetahuan yang dicapai dalam pelatihan dan memperoleh pengetahuan tentang metode di
dalam kelas. Dalam penelitian ini, memperoleh pengetahuan menjadi dicapai dalam siklus.
Berikut ini adalah bukti dari setiap siklus.

1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Dalam proses melakukan penelitian perbaikan pada siklus 1, ada empat langkah yang akan
dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan langkah terakhir refleksi.

1.1. Tahap Perencanaan

Persiapan yang dilakukan pada tahap perencanaan Siklus I adalah sebagai berikut:
 Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

 Menyiapkan metode pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan berbantuan media


gambar

 Menyiapkan bahan belajar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah handout
 Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis

 Siapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru.


1.2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

Orientasi:

 Kelas dimulai dan dibuka dengan salam, menanyakan kabar anak dan mengecek kehadiran
siswa.

 Kelas dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa

 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan disiplin dan menggunakannya untuk mencapai
tujuan.
 Menyanyikan Garuda Pancasila

Apersepsi:
 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa

 Membuat hubungan antara mata pelajaran sebelumnya dengan mata pelajaran yang akan
dipelajari dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa

 Guru merangsang siswa dengan pertanyaan yang mengarah pada konteks pecahan.

Motivasi:

Menyampaikan kepada siswa dengan memberikan gambaran tentang pentingnya memahami
menulis karangan sederhana berbantuan media gambar dalam kehidupan sehari – hari.
b. Kegiatan Inti

 Guru mengatur tempat duduk siswa berbentuk huruf “U” agar peserta didik dapat
memperhatikan apa yang sedang di demosntrasikan

 Guru memberi penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan

 Guru dan siswa mulai menimbang satu per satu bahan diatas, dan sama-sama melihat angka
yang dituju pada timbangan

 Kemudian guru menampilkan berbagai contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
menulis karangan sederhana berbantuan media gambar

 Guru meminta beberapa siswa untuk menjawab contoh soal yang diberikan oleh guru.

 Guru membagi kelompok yang heterogen dan meminta siswa untuk bekerja sama
memecahkan masalah.
Ayo berdiskusi

• Siswa mempresentasikan hasil diskusi sebelum dikumpulkan

• Guru secara acak menugaskan seorang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
tulisan karangan sederhana

• Saat kelompok lain bereaksi terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang berlangsung

c. Kegiatan Penutup
 Meluruskan kesimpulan semua siswa

 Memberikan penghargaan dalam bentuk pujian kepada kelompok dan individu terbaik
(penguatan)

 Memberikan tugas berupa soal cerita kepada siswa (penugasan dirumah)


Menyampaikan topik pelajaran untuk pertemuan berikutnya

 Mengakhiri pelajaran dengan salam dan do’a penutup

1.3. Tahap Pengamatan

Berdasarkan lembar obbservasi simulasi PKP yang dilakukan oleh teman sejawat hasil
pengamatan selama siklus satu.
1.4. Tahap Refleksi

Berikut link video simulasi I pembelajran yang dilakukan oleh peneliti:

2. Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan lembar observasi oleh teman sejawat dan lembar hasil

refleksi yang dilakukan pengamatan oleh supervisor maupun kepala sekolah, maka perbaikan
pembelajaran pemahaman soal cerita pada pecahan dikelas 5 masih belum emnunjukkan
perbaikan atau perubahan, maka penulis melakukan refleksi untuk pembelajaran siklus II.

3. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Pada pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus II terdapat empat

tahap yang akan dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan tahap terakhir
yaitu refleksi.

3.1. Tahap Perencanaan


Persiapan yang dilakukan pada tahap perencanaan Siklus II adalah sebagai berikut:

• Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

Mempersiapkan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran ini menggunakan metode


demonstrasi dan penggunaan Bar Model
• Menyiapkan bahan belajar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas.

• Menyiapkan alat penilaian berupa tes tertulis

• Siapkan lembar observasi untuk melatih keterampilan observasi guru.

3.2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

Orientasi:

 Memberi salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.


 Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu siswa.

 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan disiplin dan menggunakannya untuk


mencapai tujuan.

 Menyanyikan Garuda Pancasila

Apersepsi:


Menyampaikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran

 Kaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan hubungkan dengan
pengalaman siswa

 Guru merangsang siswa dengan pertanyaan yang mengarah

pada konteks pecahan.

Motivasi:


Menyampaikan kepada siswa dengan memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami menulis karangan sederhana berbantuan media gambar dalam kehidupan sehari
– hari.

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan contoh penjumlahan pecahan biasa dan pecahan campuran

 Guru meminta beberapa siswa untuk menjawab contoh pertanyaan yang diberikan oleh
guru.

 Guru membagi kelompok yang heterogen dan meminta siswa untuk bekerja sama
memecahkan masalah.

Ayo berdiskusi

 Guru memberikan tugas dan meminta mahasiswa untuk berdiskusi di perusahaan untuk
melakukan kegiatan penjumlahan pecahan (pecahan biasa dan pecahan
 Guru secara acak menunjuk perwakilan institusi untuk menggambarkan efek dialog di
depan keanggunan penggunaan model bar

 Sementara kelompok yang berbeda membalas efek dari diskusi kelompok yang sedang
mendemonstrasikan

 Guru memberikan pujian atau penghargaan kepada kelompok yang mampu memberikan
solusi dengan sukses dan berhasil

c. Kegiatan Penutup

 Guru mengumpulkan laporan hasil diskusi masing-masing kelompok

 Memberikan penghargaan dalam bentuk pujian kepada

3.3. Tahap Pengamatan

Berdasarkan lembar observasi simulasi PKP yang dilakukan oleh teman


sejawat hasil pengamatan selama siklus satu yaitu sebagai berikut:
3. 4. Tahap Refleksi

Berikut link video simulasi II pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti:


4. Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan lembar observasi oleh teman sejawat dan lembar hasil refleksi yang

dilakukan pengamatan oleh supervisor maupun kepala sekolah, maka perbaikan pembelajaran

pemahaman soal cerita pada pecahan dikelas 5 sudah ada menunjukkan perbaikan.

PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh rekan sejawat dan lembar
refleksi yang dilakukan oleh supervisor atau kepala sekolah terhadap simulasi I dan
simulasi II yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembahasan Simulasi Siklus I

Pada siklus I, guru selaku peneliti melakukan simulasi perbaikan pembelajaran pada tanggal
SD. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara keseluruhan masing kurang baik, hal ini
ditemukan ketika pada kegiatan awal guru tidak mampu mengkondisikan kemampuan awal
siswa dapat dilihat dari masih ada siswa yang ribut, mengganggu temannya dan bermalas –
malasan dalam mengikuti pembelajaran. Lalu dalam kegiatan inti juga secara keseluruhan
masih kurang, alangkah baiknya ketika sebelum memberikan materi topik pembelajaran, guru
sebaiknya mengaitkan materi sebelumnya dan membawakan seperti makanan atau sesuatu
yang dapat dibagikan sehingga membentuk pecahan seperti topik materi lalu dalam
membeikan contoh dan ingin menjawab soal-soal harus melibatkan siswa agar siswa mampu
lebih memahami pembelajaran melalui menyelesaikan soal, media yang diberikan ke tiap
kelompok juga seharusnya diawal pembelajaran dan minimal dua eksamplar agar setiap siswa
maksimal dalam memahami materi. Kemudian dalam kegiatan penutup masih banyak yang
harus dilakukan perbaikan, salah satunya adalah ketika menarik kesimpulan melibatkan
minimal dua siswa bukan hanya satu siswa saja dan dalam memaparkan hasil diskusi setiap
kelompok itu juga minimal dua kelompok yang maju agar melihat perbandingan hasil diskusi
kelompok. Lalu dalam pemberian tugas dan topik pembelajaran selanjutnya belum
tersampaikan. Dimana ada kekurangan, pasti akan ada kelebihan, adapun kelebihan yang
dilakukan peneliti dalam melakuka perbaikan pembelajaran di SD Negeri adalah peneliti
sudah mulai mampu menerapkan metode demonstrasi melalui Bar Model dan menggunakan
media Handout dalam pembelajaran menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan.
Sehingga berdasarkan saran atau masukan dari pengamat perlu dilakukan perbaikan siklus II
pada bagian yang telah diberikan saran.
. Pembahasan Simulasi Siklus II

Pada siklus II, guru selaku peneliti melakukan simulasi perbaikan pembelajaran pada
tanggal 22 Oktober 2022 di SD Perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti secara
keseluruhan sudah baik, namun sebelum memberikan materi topik pembelajaran, guru
sebaiknya lebih baik lagi dalam mengkondisikan dan kemampuan awal siswa, dalam
hal kegiatan inti secara keseluruhan juga sudah baik, rencana pembelajaran sudah
terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang direncanakan. Serta pengalaman
siswa dalam pembelajaran juga sudah membaik. Begitu pun dalam hal kegiatan
penutup secara keseluruhan sudah baik. Adapun kelebihan yang ditemukan dalam
perbaikan pembelajaran simulasi II ini yang teridentifikasi, yaitu menggunakan media
handout pada saat proses pembelajaran, menggunakan metode dan model
pembelajaran yang efektif sehingga siswa lebih antusias belajar materi pecahan.
Kemudian dalam menarik kesimpulan maupun pemberian tugas dan penyampaian
topik pembelajaran selanjutnya juga sudah maksimal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Jika ditinjau dari pengamatan dan refleksi yang peneliti terima dari, rekan sejawat dan
pembimbing, upaya peningkatan pembelajaran dalam memecahkan masalah sejarah pada
materi pecahan menggunakan metode penyajian Model batang dan media dokumentasi yang
dilakukan pada Siklus I dan Siklus II mampu meningkatkan proses pembelajaran.

B. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi guru

Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi melaui bar model dan
media handout dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran, siswa mampu
memahami dalam menulis karangan sederhana.
2. Bagi Siswa

Diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memberikan sikap yang


positif kepada siswa serta melatih keterampilan siswa dalam proses mengerjakan
soal cerita sesuai dengan langkah yang diberikan dan penggunaan media handout
digunakan dengan sebaik– baiknya.

3. Bagi Sekolah

Fasilitas pembelajaran untuk memecahkan masalah bahasa Indonesia dalam masalah


sejarah berbasis pecahan perlu lebih ditingkatkan, agar dapat memberikan kontribusi
yang berguna pada informasi yang dikumpulkan untuk dijadikan sebagai dokumen
penelitian umum dalam rangka peningkatan kualitas sekolah

Anda mungkin juga menyukai