ABSTRAK
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
sumber daya manusia. Keberhasilan pada setiap bidang pekerjaan sebagian besar ditentukan
dari kemampuan menulis. Kemampuan literasi menulis menjadi fondasi dasar penentu
keberhasilan dalam kegiatan belajar. Menulis menjadi urgensi yang berpotensial dalam
menstraformasikan suatu ide dan pikiran dalam cakupan yang sangat luas. Sebagai sarana
untuk mengembangkan diri, menulis dapat mengasah ketrampilan berpikir kritis, menambah
Proses bernalar dalam menulis menentukan suatu topik kita harus berpikir,
yang produktif dan ekspresif salah satu bagian dari ketrampilan menulis. Salah satu dari
pokok bahasan bahasa indonesia, kegiatan menulis yang bertujuan memberikan bekal
keterampilan dan kemampuan kepada siswa untuk mengkomonikasikan ide atau pesan.
menuangkan ide, gagasan dan perasaan serta menghubungkannya dengan pengetahuan yang
telah dimiliki guna menuangkan hasil menulis dalam bentuk karangan (Wahyuni, 2013, hlm.
9).
Meski relatif sulit dikuasai, keterampilan menulis sangat penting untuk dimiliki oleh
para siswa, menulis adalah komunikasi yang sangat baik. Melalui menulis, setiap orang dapat
menyampaikan perasaan, ide, dan pemberitahuan kepada orang lain. Proses menulis sangat
mendengar, diskusi juga kegiatan produktif dan ekspresif . Diperoleh sejumlah fakta yang
dapat dilihat dari proses pembelajaran siswa kelas III, hasil tulisan siswa yang cenderung
mengarah pada hal yang bersifat umum, kurang improvisasi, siswa kurang termotivasi dalam
mendeskripsikan objek yang akan ditulis. Hal tersebut disebabkan oleh siswa tidak dapat
menangkap detail objek sehingga hasil tulisan siswa tidak terfokus pada objek yang
dideskripsikan dan peran guru yang membatasi objek yang akan ditulis. Objek tersebut tidak
dekat dengan kehidupan siswa atau kurang dikenal oleh siswa, sehingga siswa kesulitan untuk
menggambarkan objek tersebut secara detail sehingga tidak tersampaikan secara lengkap.
Tema yang disediakan pada buku paket umumnya mengacu pada tema kompetensi
dasar sehingga siswa terpatri pada tema yang tersedia dan tidak punya kebebasan untuk
menentukan minat menulisnya. Guru seringkali kejar tayang dengan menyelesaikan paket
tetapi jarang mengajak siswa berkelana di dunia imajinatif untuk banyak membaca. Akibatnya
kosakata siswa menjadi miskin sehingga siswa seringkali kesulitan untuk menuliskan apa
yang dia pikirkan. Menulis sering sekali dipandang sebagai kegiatan evaluatif bukan pelatihan
sehingga siswa terkondisi menulis jika ada tugas saja. Menurut hasil survei PISA 2018
menempatkan Indonesia di urutan ke-74, atau peringkat keenam dari bawah. Ada tiga
kompetensi dasar yang disurvei oleh PISA yaitu kompetensi Sains, kompetensi Matemamtika
dan kompetensi membaca. Hasil survei ketiga kompetensi tersebut semuanya berada di bawah
rata OECD.
salah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk menunjang kemampuan siswa.
Penggunaan metode yang kurang tepat saat pembelajaran diasumsikan menjadi salah satu
faktor penentu kurang maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu
sumber ilmu dituntut kemampuannya untuk dapat mentransfer ilmunya kepada siswa dengan
menggunakan berbagai ilmu ataupun metode serta alat yang dapat membantu tercapainya
suatu kegiatan pembelajaran, yang dalam hal ini adalah adanya penggunaan metode, strategi
yang beraneka ragam, cocok serta tepat untuk untuk diterapkan kepada siswa (Setiawati,
mengajar. Permasalahan muncul karena media, teknik atau metode yang dipakai oleh guru
dinilai kurang cocok dan kurang sesuai dengan minat siswa. Salah satu media yang dapat
imajinasi, sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Salah satu cara
untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis karangan, yaitu dengan
menggunakan media yang menarik. Dengan penggunaan media yang menarik maka
kesulitan siswa memperoleh ide (inspirasi) ketika menulis karangan. Salah satu media yang
menarik yaitu dengan media gambar seri. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian
ini peneliti akan mencoba menerapkan media gambar seri dengan cara memperlihatkan secara
B. Identifikasi Masalah
4. Kesulitan siswa dalam menentukan tema dan kerangka cerita dapa pembelajaran
Bahasa Indonesia
C. ANALISIS MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah diatas, maka rumusan
Sederhana Melalui Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas III
SD”
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang dapat dikemukakan sesuai dengan umusan masalah yaitu
untuk mengetahui Perbaikan Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana
Melalui Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas III SD”
F. MANFAAT PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara
1. Untuk Guru
agar siswa mampu memecahkan masalah cerita dengan baik dan terarah. Dan penggunaan
media handout dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dengan baik dan
penggunaan model batang yang mampu menyelesaikan materi pecahan berupa soal cerita.
2. Untuk siswa
Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
kemampuan menulis karangan sederhana. Dan perlu ditumbuhkan sikap positif terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia dan melatih keterampilan mengerjakan tes siswa dalam
proses pembelajaran.
3. Untuk Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi informasi yang
diperoleh sehingga dapat digunakan sebagai sumber penelitian bersama yang bertujuan untuk
1. Pembelajaran
Proses yang dilakkan sebagai bentuk usaha perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai positif yang diperoleh sebagai pengalaman
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar merupakan
Dalam dunia pendidikan, belajar menjadi kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada
belajar maka tidak akan ada pendidikan dan didalam pendidikan akan terjadi suatu
pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas. Belajar adalah sebuah proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap,
baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai
suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007:62).
hanya sebagai suatu hasil saja melainkan juga sebagai proses yang bertujuan berbagai
pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Selain itu
pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
guru/dosen dan siswa/mahasiswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu
Pembelajaran adalah suatu proses mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam pembelajaran terdapat sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran
dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran
yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu
komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau
suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85). Dalam pengertian lain,
agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Sedangkan menurut Depdiknas (dalam
Warsita, 2008:85) “Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20,
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
membelajarkan peserta didik yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar
2. Kemampuan Menulis
mengungkapkan isi pikiran mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai
kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang. Menulis mempunyai arti kegiatan
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Kata menulis dalam masyarakat juga dikenal kata
mengarang. Menulis merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh penulis
untuk menyampaikan gagasan, pesan, informasi melalui media kata-kata bahasa/bahasa tulis
kepada orang lain. Sebagai bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan penulis sebagai
penyampai pesan, medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menurut Hook dalam
Jauharoti mengungkapkan bahwa menulis adalah suatu medium yang penting bagi ekspresi diri,
kesunguhan, kemauan keras, harus belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh dan terus
menerus dalam waktu yang cukup lama. Menciptakan iklim budaya tulis akan mendorong
seseorang menjadi lebih aktif, kreatif dan lebih cerdas. Hal ini bisa terjadi karena untuk
mempersiapkan sebuah tulisan, sejumlah komponen harus dikuasai mulai dari hal-hal yang
sederhana, seperti: memilih kata, merakit kalimat, sampai hal-hal yang rumit yang rumit yaitu
membuat paragraph.
Ahmad Susanto, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis harus
terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak datang
secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis mempunyai arti: (1) membuat
huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); (2) melahirkan
pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; (3) menggambar,
melukis; dan (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat, berkirim surat. Definisi
lainnya tentang menulis dikemukakan oleh Rusyana, yang berpendapat bahwa menulis
psikolinguistik, bermula dengan formasi gagasan lewat aturan semantik, lalu didata dengan
aturan sintaksis, kemudian digelarkan dalam tatanan sistem tulisan. Kemampuan seseorang
pengorganisasian wacana dalam bentuk karangan, ketepatan dalam menggunakan bahasa, dan
pemilihan kata yang digunakan menulis. Menurut Saleh Abas, menulis adalah proses berfikir
yang berkesinambungan, mulai dari mencoba dan sampai dengan mengulas kembali. Menulis
dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan
pembaca ke dalam bentuk tulisan, untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, kehendak
agar dipahami oleh pembaca. Dapat dipahami bahwa menulis merupakan salah satu bagian
terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak diragukan lagi, pengajaran menulis
Kegiatan menulis merupakan satu kegiatan tunggal jika yang ditulis adalah sebuah
karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah siap dikepala. Akan tetapi, kegiatan
menulis itu adalah suatu proses yaitu proses penulisan. Menurut William Miller ada beberapa
tahap menulis, diantaranya: a. Tahap Persiapan: pada tahap ini siswa memilih topik,
mengumpulkan ide-ide, memilih bentuk yang sesuai, sehingga siswa telah mengetahui apa yang
akan ditulis dan bagaimana menuliskannya. Tahap Inkubasi: pada tahap ini siswa mulai
memikirkan masakmasak gagasan yang muncul, disimpan, dan memikirkan waktu yang tepat
untuk menuliskannya. Ketika saat penulisan gagasan atau ide itu tiba, maka semuanya akan
mengalir begitu deras dan lancar. c. Tahap Inspirasi: pada tahap ini siswa siap melahirkan
gagasan atau ide dan ada desakan yang kuat untuk segera menulis sehingga tidak bisa ditunda
lagi. d. Tahap Penulisan: pada tahap ini siwa telah menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk
tulisan sesuai dengan yang direncanakan. Pada tahap ini, tulisan jangan dikontrol atau dinilai
dahulu, tetapi membiarkan semua keluar tanpa harus dinilai baik buruk hasilnya, yang masih
berupa sketsa-sketsa yang masih kasar. e. Tahap Revisi: pada tahap ini siswa memperbaiki
tulisan yang masih kasar tersebut dengan membuang dan menambah sesuai apresiasi dan
pengetahuan dari komentar-komentar yang diberikan oleh teman dan gurunya. Siswa menulis
kembali tulisanya dengan baik, dan mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai dan
membagikannya kepada teman sekelasnya. Pada tahap ini bentuk tulisan terakhir yang dianggap
keterampilan ini harus tetap diberikan pada kelas dasar. Keterampilan menulis memang perlu
untuk dipelajari, sebab keterampilan ini merupakan bagian penting dalam pembelajaran bahasa
dan akan bermanfaat bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut maka keterampilan menulis perlu
diberikan sejak awal melalui proses yang memerlukan waktu dan kesabaran dari guru. Kegiatan
keterampilan menulis secara umum dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu: a. Menyalin
(Copying) Kegiatan menyalin tulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya dilakukan
pada kelas rendah yaitu kelas I yang baru belajar menulis kalimat. Kegiatan ini dapat berupa
kegiatan siswa menyalin langsung sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru. b. Menulis
Terbimbing (Guided Writing) Teknik menulis secara terbimbing dapat berupa wacana atu
dialog pendek dengan beberapa kata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara mendektekan sebagian kalimat, dan siswa diminta untuk melengkapi dengan kata-
kata mereka sendiri. Menulis Kalimat (Substitution Writing) Kegiatan keterampilan menulis
dapat berupa kegiatan menulis kalimat atau wacana kembali, tetapi ada beberapa bagian yang
diganti dengan hal yang serupa berdasarkan situasi nyata. d. Menulis Bebas (Free Writing)
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memerlukan penguasaan kosa kata dan tata bahasa yang
cukup. Guru dapat memberikan suatu model tulisan atau gambaran tentang topik yang mungkin
bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki
jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan itu dapat diungkapkan dalam berbagai
unsur bahasa. Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung hal, yaitu isi dan cara
Karangan diklasifikasikan dalam beberapa jenis, salah satunya yaitu menulis cerita atau
biasa disebut dengan narasi. Cerita adalah tuturan yang menerangkan tentang kejadian/peristiwa
tentang suatu hal, yang dapat berupa perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang. Cerita
merupakan tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian
menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi makna rentetan kejadian,
sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Narasi merupakan cerita berkelanjutan
dari serangkaian kejadian atau fakta-fakta yang membentuk semuanya ke dalam kesatuan yang
Menulis cerita merupakan pelatihan dasar dalam berimajinasi. Narasi yang menceritakan
satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut yang
dirangkai atau disusun menurut urutan waktu (secara kronologis). Isi dari sebuah narasi atau
cerita boleh tentang fakta yang benarbenar terjadi dan boleh pula tentang sesuatu yang khayal.
Biografi seorang tokoh terkenal sering dapat digolongkan dalam jenis karangan narasi (cerita)
karena isi karangan itu memang benar-benar nyata, tetapi cerpen, novel, hikayat, drama,
dongeng, film kartu, dan lain-lain hanyalah hasil kreasi dari seorang pengarang yang
Unsur-Unsur Cerita Unsur-unsur yang terdapat pada sebuah cerita yaitu: 1) Alur (plot),
adalah pengenalan timbulnya konflik, menuju ke klimaks, yang pada akhirnya menuju ke
pemecahan masalah yang merupakan kekuatan sebuah cerita yang mengatur bagaimana
tindakan-tindakan yang bertalian satu dengan yang lain. 2) Penokohan, yaitu pengisihan tokoh
cerita yang bergerak dalam rangkaian perbuatan atau pengisahan tokoh cerita yang terlibat
dalam suatu peristiwa dan kejadian. 3) Latar (setting), adalah tempat dan waktu terjadinya
peristiwa yang dialami tokoh. 4) Sudut pandang (point of view), menjawab pertanyaan siapakah
yang menceritakan kisah ini. Hal ini akan berdampak pada gaya dan corak cerita.
Menulis Cerita adapun langkah-langkah tersebut tidak jauh berbeda dengan menulis karangan
pada umumnya yaitu 1) Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan. 2) Menetapkan
sasaran pembaca. 3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk
skema alur. 4) Membagi peristiwa utama kedalam bagian awal, bagian pengembangan, dan
sebagai pendukung cerita. 6) Menyusun tokoh, perwatakan tokoh, latar dan sudut pandang.
4. Media Gambar
Media merupakan perantara dari berbagai jenis komponen fisik dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang perhatian serta dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim pesan kepada penerima sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
siswa baik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Di antara media
pendidikan, gambar atau foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang
umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina
mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. Media gambar
merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan
Dengan adanya media gambar, akan dapat membantu guru dan siswa dalam
menyampaikan dan menerima pelajaran, serta dapat menarik dan membantu daya ingat siswa.
Menurut Waskito (2007:13), media gambar merupakan lambang dari hasil peniruan-peniruan
benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke dalam bentuk dua
secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.
Segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai
curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
proyektor. Sedangkan menurut Sadiman media gambar adalah media yang paling umum
dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana saja.
Berbeda dengan yang diungkapkan Soelarko bahwa media gambar adalah peniruan dari benda-
benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya terhadap lingkungan.
5. Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di
digunakan cara lain, misalnya isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode tertentu
lainnya. Tetapi dengan bahasa, komunikasi dapat berlangsung lebih baik dan lebih sempurna.
Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam
berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni harus
sering belajar, berlatih, dan membiasakan diri, itulah kuncinya. Mata pelajaran Bahasa
sikap positif terhadap Bahasa, yang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis.
Guru bahasa harus memahami benar-benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah
agar para siswa terampil berbahasa, dengan kata lain, agar para siswa mempunyai kompetensi
bahasa yang baik. Apabila seseorang mempunyai kompetensi bahasa yang baik, maka
diharapkan dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan lancar, baik secara lisan
maupun secara tertulis. Para siswa diharapkan menjadi penyimak dan pembicara yang baik,
menjadi pembaca yang komprehensif serta penulis yang terampil dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka para guru bahasa berupaya mengajar dan mendidik diri
sendiri terlebih dahulu untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar agar dapat menjadi
contoh teladan bagi para siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka secara timbal balik
Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-
jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik
penelitian ini tentang gerusan lokal pada pilar jembatan diambil dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang menggunakan model fisik ataupun model numerik. Selain jurnal, sumber
referensi yang digunakan juga diambil dari dari beberapa tugas akhir mengenai gerusan lokal.
Untuk studi literatur yang digunakan adalah terkait dengan peningkatan kemampuan menulis
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan.
Berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang
telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui
karangannya. Pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis,
tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Akan menentukan arah tulisan
Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau
diuraikan oleh penulis. Pokok pikiran dari suatu karya sastra menjadi inti pembahasan yang
kemudian disampaikan secara mendalam oleh seorang penulis. Tema dalam karya sastra
kemudian termasuk ke dalam unsur intrinsik. Bagi penulis, menentukan tema akan membantu
cara menentukan apa yang akan ditulis dalam karyanya. Sekaligus bisa tahu bagaimana
menjelaskan suatu tema agar mudah dipahami oleh para pembaca. Sedangkan bagi pembaca,
keberadaan tema membantu mereka untuk mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh penulis
lewat karyanya. Sehingga bisa memetik manfaat, informasi, ilmu pengetahuan, dan lain
Adapun tema yang dapat disajikan oleh peserta didik kelas III SD adalah sesuai dengan
pokok bahasan dimana peserta didik dapat menulis tema karangan berdasarkan gambar seri,
seri, menentukan tema berdasarkan gambar seri, membuat kerangka karangan berdasarkan
gambar seri, mengembangkan kerangka karangan sesuai dengan ejaan yang benar.
Rencana pembelajaran menulis yang dilakukan pertama, mengenai konsep dan landasan
pembelajaran menulis. ketujuh, penentuan sumber dan media pembelajaran menulis. kedelapan,
penilaian pembeljaran menulis. kesembilan, rancangan tindak lanjut. Terakhir, menyusun RPP
pembelajaran menulis.
Judul adalah suatu kata yang diambil dari sebuah pemikiran untuk menulis sebuah
karya sastra. Judul juga salah satu unsur Utama dalam sebuah tulisan, yang biasanya singkat,
padat dan jelas. Dalam sebuah karangan, seperti cerita, drama, puisi dan karya sastra lainnya,
judul juga disebut dengan tajuk. Judul dalam sebuah karya sastra ini harus bersifat menarik
agar pembaca terkesan dan terdorong untuk membacanya. Judul ini ibaratkan sebuah rumah
dalam sebuah karya sastra, yang harus menggambarkan isi dari keseluruhan tulisan Anda.
Karena itu, penulis harus benar-benar tepat dan teliti menentukan judul yang menarik dan
sesuai isi tulisan. Sehingga pembaca sudah memiliki gambaran terlebih dahulu mengenai
topik dan isi tulisan. Disisi lain, judul juga akan membantu pembaca lebih mudah
Kerangka karangan adalah konsep yang berisi tentang poin utama dari sebuah gagasan
untuk dijadikan karya tulis yang disusun dengan runtut, logis, spesifik, terukur dan sistematis.
Terdapat lima model karangan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni
Jadi Kerangka karangan adalah konsep yang berisi tentang poin utama dari sebuah gagasan
untuk dijadikan karya tulis yang disusun dengan runtut, logis, spesifik, terukur dan sistematis.
Terdapat lima model karangan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni
4. Mengembangkan Karangan
Setelah Anda memiliki kerangka karangan, kemudian susunlah karangan Anda tersebut
sesuai dengan kerangka karangan yang telah Anda miliki. Kembangkan topik – topiknya
dengan memberikan beberapa kalimat – kalimat pendukung. Selain itu, hubungkan antar topik
dengan menggunakan bahasa yang baik dan konjungsi yang tepat, baik konjungsi antar kalimat
maupun intra kalimat, sehingga karangan yang Anda buat menjadi karangan yang padu.
A. SUBJEK PENELITIAN
Lokasi sekolah di SD
sekolah yaitu pukul 07.30 – 08.40 WIB, pada pelaksanaan perbaikan yang saya lakukan
dibantu oleh Ibu kepala sekolah dan teman sejawat sebagai tim supervisi dan pihak pihak
yang terlibat didalamnya khusus nya peserta didik yang ada di kelas III SD
prosedur kerja dalam penelitian perbaikan yang sedang terlaksana terdiri atas empat
Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus 1 ada empat tahap yang akan
tempat-tempat wisata yang ada disekitaran lingkungan daerah Sumatera Utara, soal
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terbimbing mengamati aktivitas siswa
dan guru dari awal sampai akhir pelajaran.
1.4. Tahap Refleksi
Peneliti khususnya guru melakukan refleksi untuk mengingat kembali apa yang telah
dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
Dalam proses pelaksanaan penelitian perbaikan pada Siklus II, ada 4 tahapan yang harus
dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan yang terakhir adalah refleksi.
b. Selanjutnya peneliti membuat bahan ajar berupa handout yang berisi materi menulis
karangan sederhana berbantuan media gambar
Memberi penguatan dan reward kepada setiap kelompok yang memberikan hasil
yang benar dan tepat
kemudian tutor akan memberikan penilaian kelebihan dan kekurangan pada perbaikan
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam berkemampuan menulis berbantuan media gambar yang
dilakukan dengan instrumen penilaian yang ada. Lalu pada tahap ini juga, peneliti melakukan
observasi terbimbing mengamati kinerja peserta didik dan kinerja guru dari kegiatan awal
Tahap ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan pada siklus I.
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegitan sebagai berikut:
Meninjau ketuntasan belajar klasikal pada materi menulis karangan sederhana berbantuan
media gambar pada soal ceita melalui metode demosntrasi yang dipadukan dengan
penggunaan bar model dan media handout
Memperbaiki skenario pembelajaran dengan baik dan lebih melibatkan siswa supaya lebih
aktif
Hasil temuan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan Siklus II untuk bahan pembahasan
bab selanjutnya
Dalam proses melakukan penelitian perbaikan pada siklus 1, ada empat langkah yang akan
dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan langkah terakhir refleksi.
Persiapan yang dilakukan pada tahap perencanaan Siklus I adalah sebagai berikut:
Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menyiapkan bahan belajar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah handout
Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis
a. Kegiatan Awal
Orientasi:
Kelas dimulai dan dibuka dengan salam, menanyakan kabar anak dan mengecek kehadiran
siswa.
Kelas dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan disiplin dan menggunakannya untuk mencapai
tujuan.
Menyanyikan Garuda Pancasila
Apersepsi:
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa
Membuat hubungan antara mata pelajaran sebelumnya dengan mata pelajaran yang akan
dipelajari dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa
Guru merangsang siswa dengan pertanyaan yang mengarah pada konteks pecahan.
Motivasi:
Menyampaikan kepada siswa dengan memberikan gambaran tentang pentingnya memahami
menulis karangan sederhana berbantuan media gambar dalam kehidupan sehari – hari.
b. Kegiatan Inti
Guru mengatur tempat duduk siswa berbentuk huruf “U” agar peserta didik dapat
memperhatikan apa yang sedang di demosntrasikan
Guru dan siswa mulai menimbang satu per satu bahan diatas, dan sama-sama melihat angka
yang dituju pada timbangan
Kemudian guru menampilkan berbagai contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
menulis karangan sederhana berbantuan media gambar
Guru meminta beberapa siswa untuk menjawab contoh soal yang diberikan oleh guru.
Guru membagi kelompok yang heterogen dan meminta siswa untuk bekerja sama
memecahkan masalah.
Ayo berdiskusi
• Guru secara acak menugaskan seorang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
tulisan karangan sederhana
• Saat kelompok lain bereaksi terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang berlangsung
c. Kegiatan Penutup
Meluruskan kesimpulan semua siswa
Memberikan penghargaan dalam bentuk pujian kepada kelompok dan individu terbaik
(penguatan)
Berdasarkan lembar obbservasi simulasi PKP yang dilakukan oleh teman sejawat hasil
pengamatan selama siklus satu.
1.4. Tahap Refleksi
refleksi yang dilakukan pengamatan oleh supervisor maupun kepala sekolah, maka perbaikan
pembelajaran pemahaman soal cerita pada pecahan dikelas 5 masih belum emnunjukkan
perbaikan atau perubahan, maka penulis melakukan refleksi untuk pembelajaran siklus II.
tahap yang akan dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan tahap terakhir
yaitu refleksi.
a. Kegiatan Awal
Orientasi:
Apersepsi:
Menyampaikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran
Kaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan hubungkan dengan
pengalaman siswa
Motivasi:
Menyampaikan kepada siswa dengan memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami menulis karangan sederhana berbantuan media gambar dalam kehidupan sehari
– hari.
b. Kegiatan Inti
Guru meminta beberapa siswa untuk menjawab contoh pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
Guru membagi kelompok yang heterogen dan meminta siswa untuk bekerja sama
memecahkan masalah.
Ayo berdiskusi
Guru memberikan tugas dan meminta mahasiswa untuk berdiskusi di perusahaan untuk
melakukan kegiatan penjumlahan pecahan (pecahan biasa dan pecahan
Guru secara acak menunjuk perwakilan institusi untuk menggambarkan efek dialog di
depan keanggunan penggunaan model bar
Sementara kelompok yang berbeda membalas efek dari diskusi kelompok yang sedang
mendemonstrasikan
Guru memberikan pujian atau penghargaan kepada kelompok yang mampu memberikan
solusi dengan sukses dan berhasil
c. Kegiatan Penutup
Berdasarkan lembar observasi oleh teman sejawat dan lembar hasil refleksi yang
dilakukan pengamatan oleh supervisor maupun kepala sekolah, maka perbaikan pembelajaran
pemahaman soal cerita pada pecahan dikelas 5 sudah ada menunjukkan perbaikan.
Pada siklus I, guru selaku peneliti melakukan simulasi perbaikan pembelajaran pada tanggal
SD. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara keseluruhan masing kurang baik, hal ini
ditemukan ketika pada kegiatan awal guru tidak mampu mengkondisikan kemampuan awal
siswa dapat dilihat dari masih ada siswa yang ribut, mengganggu temannya dan bermalas –
malasan dalam mengikuti pembelajaran. Lalu dalam kegiatan inti juga secara keseluruhan
masih kurang, alangkah baiknya ketika sebelum memberikan materi topik pembelajaran, guru
sebaiknya mengaitkan materi sebelumnya dan membawakan seperti makanan atau sesuatu
yang dapat dibagikan sehingga membentuk pecahan seperti topik materi lalu dalam
membeikan contoh dan ingin menjawab soal-soal harus melibatkan siswa agar siswa mampu
lebih memahami pembelajaran melalui menyelesaikan soal, media yang diberikan ke tiap
kelompok juga seharusnya diawal pembelajaran dan minimal dua eksamplar agar setiap siswa
maksimal dalam memahami materi. Kemudian dalam kegiatan penutup masih banyak yang
harus dilakukan perbaikan, salah satunya adalah ketika menarik kesimpulan melibatkan
minimal dua siswa bukan hanya satu siswa saja dan dalam memaparkan hasil diskusi setiap
kelompok itu juga minimal dua kelompok yang maju agar melihat perbandingan hasil diskusi
kelompok. Lalu dalam pemberian tugas dan topik pembelajaran selanjutnya belum
tersampaikan. Dimana ada kekurangan, pasti akan ada kelebihan, adapun kelebihan yang
dilakukan peneliti dalam melakuka perbaikan pembelajaran di SD Negeri adalah peneliti
sudah mulai mampu menerapkan metode demonstrasi melalui Bar Model dan menggunakan
media Handout dalam pembelajaran menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan.
Sehingga berdasarkan saran atau masukan dari pengamat perlu dilakukan perbaikan siklus II
pada bagian yang telah diberikan saran.
. Pembahasan Simulasi Siklus II
Pada siklus II, guru selaku peneliti melakukan simulasi perbaikan pembelajaran pada
tanggal 22 Oktober 2022 di SD Perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti secara
keseluruhan sudah baik, namun sebelum memberikan materi topik pembelajaran, guru
sebaiknya lebih baik lagi dalam mengkondisikan dan kemampuan awal siswa, dalam
hal kegiatan inti secara keseluruhan juga sudah baik, rencana pembelajaran sudah
terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang direncanakan. Serta pengalaman
siswa dalam pembelajaran juga sudah membaik. Begitu pun dalam hal kegiatan
penutup secara keseluruhan sudah baik. Adapun kelebihan yang ditemukan dalam
perbaikan pembelajaran simulasi II ini yang teridentifikasi, yaitu menggunakan media
handout pada saat proses pembelajaran, menggunakan metode dan model
pembelajaran yang efektif sehingga siswa lebih antusias belajar materi pecahan.
Kemudian dalam menarik kesimpulan maupun pemberian tugas dan penyampaian
topik pembelajaran selanjutnya juga sudah maksimal.
A. KESIMPULAN
Jika ditinjau dari pengamatan dan refleksi yang peneliti terima dari, rekan sejawat dan
pembimbing, upaya peningkatan pembelajaran dalam memecahkan masalah sejarah pada
materi pecahan menggunakan metode penyajian Model batang dan media dokumentasi yang
dilakukan pada Siklus I dan Siklus II mampu meningkatkan proses pembelajaran.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi guru
Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi melaui bar model dan
media handout dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran, siswa mampu
memahami dalam menulis karangan sederhana.
2. Bagi Siswa
3. Bagi Sekolah