Anda di halaman 1dari 7

MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK REPORTASE

PADA KELAS VIII C DI SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

Abstrak

Latar Belakang

Menulis adalah suatu cara untuk berkomunikasi dengan menggunakan keterampilan


berbahasa secara tidak langsung. Menulis dapat diartikan sebagai wadah ekspresif dan
produktif. Menulis membuat seseorang dapat mengungkapkan gagasannya agar mewujudkan
maksud dan tujuan. Menurut Amalia (2018) keterampilan menulis bukan keterampilan yang
sederhana. Keterampilan menulis dapat terwujud setelah individu belajar bahasa terlebih
dahulu karena menulis membutuhkan suatu keterampilan yang lebih kompleks. Pembelajaran
keterampilan menulis dapat mencapai tujuan dengan cara menetapkan kompetensi dasar yang
sesuai standar dan dikuasai siswa.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia tentunya memiliki standar kompetensi dasar menulis
dijabarkan menjadi empat aspek, yakni mendengarkan, menulis, membaca, dan berbicara.
Keempat aspek kompetensi ini mengemukakan bahwa menulis adalah aspek yang paling
akhir diajarkan pada siswa. Nurgiantoro (2018) menunjukkan bahwa untuk menguasai
kompetensi menulis diperlukan penguasaan kompetensi tiga aspek yang lain dan juga
menyiratkan bahwa menulis adalah bagian dari keterampilan bahasa yang lebih kompleks dan
sulit dikuasai. Keterampilan ini pada unsurnya mempunyai aturan-aturan dan juga memiliki
tuntutan bakat untuk membuat karya tulis maksimal agar lebih menarik pembacanya. Untuk
itu, pembelajaran menulis memerlukan perhatian yang serius dan penguatan agar siswa
memiliki keterampilan sesuai dengan aturan-aturan menulis. Kurikulum 2013 menerapkan
standar kompetensi dasar terhadap penguasaan peserta didik dengan menulis teks berita.
Peserta didik dapat menguasai metode pembelajaran menulis teks berita dalam meningkatkan
keterampilan menulis menyusun secara matang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirancang. Guru terlebih dahulu menentukan strategi pembelajaran yang paling tepat,
guru perlu menentukan media yang bisa menjadi perantara pembelajaran dengan baik, serta
harus dapat memotivasi siswa supaya siswa lebih bergairah untuk antusias terhadap
pembelajaran menulis teks berita.
Data hasil belajar siswa pada kelas-kelas diperoleh suatu hasil belajar sebelumnya
mengemukakan pada materi keterampilan menulis teks berita pada umumnya terhitung
rendah. Untuk memperkuat data tersebut, penulis melakukan observasi kepada siswa SMP
Negeri 3 Depok Kelas VIII C yang memperoleh hasil belajar siswa masih tergolong rendah
untuk keterampilan menulis teks berita. Faktor yang disebabkan dari siswa antara lain: (1)
kurang maksimalnya keterampilan siswa dalam menulis teks berita disebabkan oleh
kurangnya latihan dan motivasi siswa dalam menulis berita. Siswa masih kesulitan untuk
menuangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan kriteria penulisan teks
berita, (2) siswa merasa kesulitan mencari inspirasi topik sebagai bahan pemberitaan karena
pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas melalui uraian atau penjelasan semata-mata.
Padalah siswa tidak akan memperoleh keterampilan menulis teks berita hanya dengan duduk,
mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat penjelasan dari guru, (3) siswa tidak antusias
mengikuti pembelajaran disebabkan kurang bervariasinya pembelajaran serta belum
diterapkanya model dan teknik pembelajaran yang menarik saat pembelajaran, dan (4) siswa
pasif dalam pembelajaran dan tidak ada kerja sama secara kooperatif antarsiswa. Selain
beberapa faktor tersebut latar belakang keluarga atau orang tua siswa juga dapat
mempengaruhi pencapaian kegiatan menulis teks berita yang baik. Keadaan lingkungan,
tempat tinggal, tekanan ekonomi keluarga, dan lainlain jelas sangat berpengaruh kepada
siswa. Semakin baik keadaan sosial ekonomi siswa akan semakin baik pula keterampilan
siswa dalam menulis teks berita. Hal tersebut terjadi karena keadaan sosial ekonomi siswa
yang baik akan menjadikan terpenuhinya segala kebutuhan siswa, seperti gizi yang cukup. Di
samping itu, karena sarana yang diterapkan terhadap aktivitas belajar tersebut kurang tepat
terhadap kompetensi dasar pada pencapaiannya kelak.

Berdasarkan hal tersebut peneliti harus melakukan pemecahan masalah dengan


melakukan inovasi terhadap aktivitas belajar agar pembelajaran lebih menarik dan efektif.
Siswa SMP Negeri 3 Depok dapat melakukan upaya untuk mengembangkan kemampuan
dalam menulis teks berita dengan melalui pembelajaran dengan teknik reportase. Teknik
reportase dapat diterapkan dalam proses belajar menulis teks berita karena pembelajaran
teknik reportase. Teknik reportase sangat bermanfaat dalam pembelajaran menulis teks berita.
Dengan melihat, mendengar, mengamati, bahkan merasakan langsung, diharapkan teknik
reportase dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menulis teks berita.
Termotivasi untuk ikut aktif dalam pembelajaran serta siswa merasakan terlibat langsung
sehingga akan lebih mudah menuangkan ide, perasaan, gagasan ke dalam sebuah berita.
Landasan Teori

Keterampilan menulis merupakan keterampilan pokok yang harus dikuasi oleh siswa,
terutama keterampilan menulis teks berita yang menuntut sejumlah syarat-syarat dari
berbagai aspek penulisan. Sesuai dengan standar isi kurikulum bahasa Indonesia kelas VIII
SMP menyebutkan bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasi oleh siswa adalah
mampu menuliskan teks berita dengan singkat, padat, dan jelas maka sudah tentu
keterampilan menulis teks berita siswa harus diperhatikan. Syarifudin (dalam Djuroto
2003:47) menyatakan bahwa berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai
bahan yang menarik perhatian publik media masa. Menurut Suhadang (2004:103-104) adalah
laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak
orang.

Depdiknas (2006:50) menyatakan bahwa aspek-aspek yang harus ada dalam penilaian
berita meliputi aspek bahasa dan isi berita. Aspek bahasa meliputi penggunaan kalimat
efektif, pilihan kata (diksi), ketepatan penggunaan EYD dan tanda baca. Aspek isi berita
mencakup kelengkapan unsur berita (5W+1H), kemenarikan judul, dan keruntutan
pemaparan. Sedangkan bahasa berita menurut Masduki (2006:30-31) adalah 1) langsung ke
pokok persoalan, 2) menggunakan kata-kata yang ekonomis, tidak bertele-tele dan basabasi,
3) menyederhanakan data angka nominal, 4) jarak subjek dalam kalimat berita harus dekat
semaksimal mungkin mengurangi penggunaan anak kalimat, 5) menggunakan kalimat atau
kata tunggal dengan makna tunggal, hindari kata yang bermakna ganda, 6) menggunakan
kalimat efektif dalam bentuk kalimat positif. Salah satu langkah atau metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam menulis teks berita adalah teknik reportasi.

Menurut Ermanto (2005:139) langkah-langkah dalam melakukan reportase, yaitu 1)


memilih permasalahan, peristiwa, atau kegiatan yang mempunyai nilai berita, 2) menentukan
permasalahan-permasalahan pokok dari tujuan reportase, 3) mengumpulkan data dan fakta,
baik melalui pengamatan 31 langsung, informasi lisan dengan wawancara orang-orang
terkait, maupun melalui informasi tertulis yang ada, 4) data-data yang telah terkumpul
dikelompokkan dan dianalisis serta diinterprestasikan, dan 5) menyusun data hasil reportase
dalam bentuk teks berita.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan langkah penerapan teknik reportase


dalam pembelajaran menulis teks berita adalah siswa ke luar kelas dan melakukan
perencanaan objek tujuan reportase, serta menentukan permasalahan pokok dari objek
tersebut, lalu siswa mengumpulkan fakta-fakta dengan melihat, mendengar, merasakan, dan
mengamati objek yang dilihatnya bahkan jika perlu melakukan wawancara serta riset
dokumentasi. Setelah itu, siswa melakukan analisis terhadap hasil reportase lalu
menuliskanya dalam bentuk berita.

Pelaksanaan Pembelajaran

Penerapan teknik reportase melalui dalam pembelajaran menulis teks berita


dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Siswa mengembangkan keterampilan yang
dimiliki dengan kerja kelompok dan kerja individu. Berikut ini penerapan teknik reportase
melalui dalam pembelajaran menulis teks berita yang dijabarkan menjadi beberapa fase.

Fase pertama: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Siswa diberikan kompetensi yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa.

Fase kedua: Menyajikan materi

Siswa diberikan informasi dengan cara tanya jawab dengan siswa mengenai hakikat
teks berita dan memberikan contoh teks berita dari koran.

Fase ketiga: Mengembangkan dan mempresentasikan materi

- Siswa secara berkelompok bekerja bersamasama untuk menemukan dan


mengembangkan konsep-konsep dalam menulis teks berita.

- Siswa mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lainnya.

Fase keempat: Simpulan

- Siswa mengungkapkan pendapat

- Pendapat siswa disumpulkan oleh guru dengan memberikan penguatan tentang materi
teks berita.
Fase kelima:

- Siswa diberikan tugas oleh guru

- Siswa secara berkelompok memilih objek reportase (permasalahan, peristiwa,


kegiatan, dll.) yang mempunyai nilai berita. Berita dibatasi dengan kegiatann di dalam
sekolah (Pemilihan Ketua OSIS, Kunjungan Biskuat ke Sekolah, Agenda Jum’at
Berkah, Pemerolehan Medali Emas dalam Olimpiade Matematika, HUT Sekolah)

- Siswa menentukan permasalahanpermasalahan pokok dari tujuan reportase. Siswa


mengumpulkan data dan fakta, baik melalui pengamatan langsung, informasi lisan
dengan wawancara orang-orang terkait, maupun melalui informasi tertulis yang ada.

- Siswa mengumpulkan data-data yang telah diperoleh untuk dikelompokkan dan


dianalisis serta diinterprestasikan. Siswa secara kelompok mempresentasikan data-
data hasil reportase yang telah diperoleh.

- Siswa dan guru memberikan tanggapan tentang kesesuaian pokok hasil reportase
dengan fakta yang ada di lapangan.

- Siswa menyusun data hasil reportase dalam bentuk teks berita secara individu dan
Hasil berita yang ditulis kemudian disajikan secara lisan, mereka merekam video
dengan membacakan berita dengan memperhatikan lembar penilaian yang telah
diberikan.

- Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru.

Fase keenam: Penutup

Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.

Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran berupa handout setiap pertemuan
beserta LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur ketercapaian belajar peserta
didik dan saya juga menggunakan video teks berita yang ditampilkan melalui LCD proyektor
dengan berbantuan salindia dan aplikasi power point secara konkrit sehingga peserta didik
lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta
didik. Lembar penilaian untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Serta lembar penilaian spiritual dan sikap sosial. Tentunya dalam instrumen
lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaian setiap ranah, dan rubrik penilaian untuk
melengkapi penilaian di akhir pembelajaran

Simpulan

Dampak dari pembelajaran ini dapat membuat pemahaman peserta didik lebih baik dan
peserta didik lebih termotivasi terhadap materi menyajikan teks berita secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan kaidah kebahasaan. Peserta didik memiliki pengalaman yang berharga
sehingga mereka memiliki ingatan yang bagus terhadap pembelajaran yang telah dilakukan,
Peserta didik bersemangat dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran, karena pada saat
pembelajaran peserta didik diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
berbicaranya dan pembelajaran dilakukan di luar kelas. Hasil karya peserta yang didapatkan
selama proses pembelajaran sangat efektif karena pemilihan model dan media pembelajaran
sudah sesuai dengan materi pembelajaran. Hasil karya peserta didik berupa video
pembacaan teks berita secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, kebahasaan,
atau aspek lisan (lafal, inntonasi, mimik, dan kinestetik) kemudian mereka upload di media
sosial yang mereka miliki. Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan
langkah-langkah tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu teman sejawat dan kepala
sekolah memberikan respon positif. Faktor yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang telah
dilakukan berhasil adalah dengan pemahaman peserta didik dalam belajar dan hasil belajar.

Daftar Pustaka

Ermanto. 2005. Menjadi Wartawan Handal dan Profesional. Yogyakarta: Cinta Pena.

Haryadi. 2007. Retorika Membaca: Model, Metode, dan Teknik. Semarang: Rumah
Indonesia.

Masduki. 2006. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LKIS

Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Obor. Sapani, Suardi., dkk.
1998. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud. Suhandang, Kustadi. 2004.
Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa.

Anda mungkin juga menyukai