Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM PROJEK PENGUATAN

PROFIL PELAJAR PANCASILA GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN


BERFIKIR KREATIF SISWA

Afrilia Putri Hapsari


Program Pendidikan Profesi guru
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa Seni, Universitas Negeri Semarang,
Gunungpati, Kota Semarang
afriliaputrihapsari@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini berisikan mengenai deskripsi dari implementasi pendekatan open-ended pada projek
penguatan pelajaran pancasila kelas VII. Artikel ini akan mendeskripsikan bagaimana penerapan
menggunakan pendekatan open-ended pada projek penguatan profil pelajar Pancasila kelas VII.
Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan tingkat kreativitas peserta didik dalam
memecahlkan suatu permasalahan. Pendekatan open-ended ini dapat memudahkan dan berperan
dalam memabantu untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.

Kata kunci: pendekatan open-ended, projek penguatan profil pelajar pancasila.


I. Pendahuluan banyak dijumpai jika peserta didik
Projek penguatan profil Pancasila masih belum percaya diri secara mandiri
merupakan salah satu sarana pencapaian serta masih kurangnya dalam berfikir
profil pelajar Pancasila, memberikan kreatif ataupun kritis, lebih jelasnya jika
kesempatan kepada peserta didik untuk kemampuan berpikir kreatif akan
“mengalami pengetahuan” sebagai mendorong peserta didik untuk dapat
proses penguatan karakter sekaligus melihat suatu masalah dari sudut
kesempatan untuk belajar dari pandang yang berbeda dan
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan menghubungkannya dengan
projek profil ini, peserta didik memiliki pengetahuan yang sudah ada. Selain itu
kesempatan untuk belajar dari peserta didik juga dapat memunculkan
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan dan mengungkapkan ide-ide baru yang
projek profil ini, pesera didik memiliki praktis dan berkontribusi dalam
kesempatan untuk mempelajari tema- pemecahan suatu masalah. Dalam
tema atau isu penting seperti peruahan (Azhari & SOmakin, 2013) ini
iklim, anti radikalisme, kesehatan menyebutkan bahwa siswa yang
mental, budaya, wirausaha, teknologi, memiliki kemampuan berpikir kreatif
dan kehidupan berdemokrasi sehingga tentunya dapat dikatakan bahwa siswa
peserta didik dapat melakukan aksi tersebut merupakan pribadi yang
nyata alam menjawab isu-isu tersebut memiliki kreativitas.
sesuai dengan tahapan belajar dan Pada kenyataannya, kemampuan
kebutuhannya. berpikir kreatif siswa di Indonesia
Projek penguatan profil pelajar masih rendah, hal ini didukung oleh
Pancasila diharapkan dapat menjadi pengungkapan Gurria, Pranoto (dalam
sarana yang optimal dalam mendorong Suaedi, 2015) yang mengemukakan
peserta didik menjadi pelajar sepanjang bahwa sekolah di Indonesia terlalu
hayat yang kompeten, berkarakter, dan focus mengajarkan kecakapan dasar
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang sudah kadaluwarsa. Adapun
Pancasila. kecakapan dasar yang sudah
Melihat bahwa projek penguatan kadaluwarsa tersebut diantaranya yakni
profil pelajar Pancasila ini sebagai menghafal dan berhitung, jadi siswa
sarana peserta didik untuk menguatkan tidak dituntut untuk memiliki
karakter, maka projek ini juga dituntut kemampuan pemecahan masalah.
secara maksimal agar dapat mencapai Hal ini didukung dengan penelitian
tujuan yang telah dirumuskan. Dalam di SDN Cipameungpeuk kelas V-A
profil pelajar pancasila terdapat 6 yang berdasarkan hasil uji coba tes
dimensi yakni beriman bertakwa kepada terhaapt 31 siswa diperoleh nilai
Tuhan YME dan berakhlak mulia, tertinggi dan terendah tes kemampuan
berkhebinekaan global, bergotong berpikir kreatif siswa masing-masing
royong, kreatif, bernalar kritis, dan adalah 64,29 dan 14,29 dari nilai ideal
mandiri. Dari keenam dimensi ini 100. Adapun hasil rata-rata nilainya
adalah 42 yang hasil tersebut terbuka, tahap membimbing siswa untuk
menunjukkan bahwa kemampuan menemukan pola dan mengkontruksi
berpikir kreatif yang dimiliki siswa itu pengetahuan atau permasalahannya
rendah. sendiri, tahap membiarkan siswa
Adapun pendekatan yang dapat mencari solusi dan menyelesaikan
menjadikan pertimbangan untuk masalah dengan berbagai penyelesaian
digunakan dalam upaya perbaikan dan terakhir yaitu tahap siswa
kualitas pembelajaran yang dimulai menyajikan hasil temuannya (Huda,
dengan menjajikan suatu permasalahan 2013). Pada keempat tahapan tersebut
kepada siswa, dimana permasalahan ini terdapat tahapan di mana siswa
memiliki meode atau penyelesaian lebih dihadapkan pada masalah terbuka dan
dari satu. Hal tersebut serupa dengan tahapan siswa menyajikan hasil
pengertian pendekatan open-ended yang temuannya, Kedua tahapan tersebut
dikemukakan oleh Sawada (dalam menuntut siswa untuk memiliki
Nurhayati, 2013) bahwa, pendekatan kepercayaan diri dalam pembelajaran.
open-ended merupakan suatu Ketika siswa diberi masalah terbuka,
pendekatan dalam pembelajarab dimana belum tentu semua siswa dapat
guru memberikan suatu situasu masalah menafsirkan masalah tanpa bantuan
pada siswa yang solusi atau jawaban teman sejawat atau guru sehingga
masalah tersebut dapat diperoleh dibutuhkan kepercayaan diri agar siswa
dengan berbagai cara. mampu bertanya baik kepada guru atau
Berdasarkan konsep yang teman untuk meminta bimbingan.
dikemukakan di atas, dapat dikatakan Ketika siswa dihadapkan pada situasi
bahwa pendekatan open-ended presentasi, yaitu siswa menyajikan hasil
merupakan pendekatan dalam proses temuannya didepan teman-teman dan
pembelajaran yang menawarkan suatu guru, kepercayaan diri siswa sangat
pembelajaran di mana dalam prosesnya dibutuhkan agar siswa mampu dengan
dimulai dengan pemberian suatu percaya diri menyajikan hasil
permasalaham. Masalah yang diberikan temuannya. Berdasarkan paparan
bersifat terbuka yang artinya tersebut, diperoleh pernyataan bahwa
memberikan tantangan kepada siswa pendekatan open-ended akan dapat
untuk mencari pola penyelesaian meningkatkan kepercayaan diri siswa.
masalah, menemukan berbagai solusi Dengan menggunakan pendekatan
dari masalah dan menafsirkan open-ended yang menuntut siswa untuk
penyelesaian masalah serta memberikan membiasakan dirinya untuk memiliki
kesempatan seluasluasnya kepada siswa kepercayaan diri akan menghasilkan
untuk menjawab soal dengan caranya siswa yang optimis dalam melakukan
sendiri namun tetap benar. Adapun suatu tindakan, mudah berinteraksi
sintaks pembelajaran dengan dengan orang lain, dan memiliki tujuan
pendekatan open-ended yaitu tahap yang ingin dicapai. Seperti halnya siswa
menghadapkan siswa pada masalah yang memiliki kepercayaan diri untuk
dapat berprestasi di sekolah, siswa pembelajaran dengan menggunakan
tersebut akan berusaha secara maksumal pendekatan open-ended mengalami
untuk mencapai tujuannya. peningkatan dari kategori sedang diawal
pembelajaran dan berada pada kategori
II. Metode penelitian tinggi sesudah pembelajaran. Hasil analisis
Jenis dari penelitian ini menggunakan statistik deskriptif menunjukkan bahwa hasil
penelitian kualitatif dekriptif. (Sugiono, belajar berbicara siswa kelas VIIIC SMP
2018: 18) mengatakan bahwa metode Negeri 1 Ponrang Selatan secara umum
penelitian yang berlandaskan pada filsafat sebelum diterapkan pendekatan openended
postpositivisme digunakan untuk meneliti dikategorikan sedang. Hal ini di tunjukkan
kondisi objek yang alamiah (sebagai dari perolehan nilai rata-rata pretest sebesar
lawannya adalah eksperimen), peneliti 60,77 dari skor ideal 100 dengan standar
sebagai instrumen kunci, teknik deviasi 13,84. Hal ini masih menunjukkan
pengumpulan data dilakukan secara bahwa masih ada beberapa siswa yang
trianggulasi (gabungan), analisis data belum benar-benar menguasai materi
bersifat kualitatif, dan hasil penelitian sepenuhnya. Hasil analisis statistik deskriptif
kualitatif lebih menekankan makna dari pada yang menunjukkan hasil belajar berbicara
generalisasi. siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Ponrang
Pada penelitian ini, peneliti bertindak Selatan setelah diterapkan pendekatan open-
sebagai instrument kunci, pengumpulaan ended dikategorikan tinggi, dengan
data dilakukan dengan cara triangulasi perolehan nilai rata-rata posttest sebesar
(gabungan), analisis data bersifat induktif, 81,02 dari skor ideal 100 dengan standar
dan hasil penelitian berupa makna. Setelah deviasi 12,31. Hal ini disebabkan karena
data diperoleh kemudian akan disajikan meningkatnya minat belajar siswa yang
menggunakan analisis kualitatif deskriptif, didukung oleh bakat dan kemampuan yang
yakni teknik analisis dengan cara dimilikinya, pendekatan, dan bimbingan
mendeskripsikan atau mengungkapkan. belajar yang dilakukan sehingga dapat
Yang menjadi focus penelitian ini yaitu hal- menguasai materi yang diajarkan atau
hal yang berkaitan dengan implementasi mencapai ketuntasan belajar. Dengan
pendekatan open-ended pada projek demikian secara umum dapat disimpulkan
penguatan profil pelajar pancasila yang bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
diterapkan pada kelas VII C di SMPN 22 berbicara siswa setelah menerapkan
Semarang. pendekatan openended pada siswa kelas
VIIIC SMP Negeri 1 Ponrang Selatan,
III. Pembahasan dengan kriteria hasil belajar berbicara siswa
Pada penelitian yang dilakukan oleh M. setelah diterapkan pendekatan open-ended
Zulham (2017) megatakan bahwa, hasil pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1
analisis data terlihat bahwa hasil belajar Ponrang Selatan lebih baik dari sebelum
berbicara siswa yang diperoleh melalui tes diterapkan pembelajaran pendekatan open-
awal sebelum (posttest) dimulainya ended.
pembelajaran dan tes akhir sesudah (prettest)
Mengajarkan kemampuan berpikir kritis pennyelesaian soal tersebutkurang atu
kepada siswa diharapkan siswa mampu bahkan kurang mendapat perhatian
mengembangkan pola berpikir agar generasi widyaiswara. Padahal perlu disadari bahwa
muda di masa yang akan datang mampu proses penyelesaian masalah merupakan
bersaing di tingkat global. Namun pada tujuan utama dalam pembelajaran
kenyataannya, menurut Syahbana (2012) pemecahan masalah matematika. Gambaran
mengatakan bahwa kebiasan berpikir kritis tersebut sebagaimana dikemukakan Antony
ini belum ditradisikan di sekolah-sekolah. (1996) yang menyatakan bahwa, pemberian
Seperti yang diungkapkan kritikus tugas matematika rutin yang diberikan pada
Jacqueline dan Brooks (Syahbana, 2012) latihan dan tugas-tugas matematika selalu
bahwa, sedikit sekolah yang mengajarkan terfokus pada prosedur dan keakuratan,
siswanya berpikir kritis. Sekolah justru jarang sekali tugas matematika terintegrasi
mendorong siswa memberi jawaban yang dengan konsep lain dan juga jarang memuat
benar daripada mendorong mereka soal yang memerlukan kemampuan berpikir
memunculkan ide-ide baru atau memikirkan tingkat tinggi. Akibatnya ketika peserta
ulang kesimpulan-kesimpulan yang sudah didik dihadapkan pada tugas yang sulit dan
ada. Pendekatan pembelajaran Open-Ended membutuhkan kemampuan berpikir tingkat
ini merupakan salah satu upaya inovasi tinggi atau jawabannya tidak langsung
pendidikan matematika yang pertama kali diperoleh, maka peserta didik cenderung
dilakukan oleh para ahli pendidikan malas mengerjakannya, akhirnya ia
matematika Jepang. Pendekatan ini lahir menegosiasikan tugas tersebut dengan
sekitar dua puluh tahun yang lalu dari hasil widyaiswaranya. Contoh penerapan problem
penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, open-ended dalam kegiatan projek
Toshio Sawada, Yoshiko Yasimoto dan penguatan profil pelajar pancasila adalah
Kenichi Shibuya (Nohda.2000). Munculnya ketika peserta didik diminta
pendekatan ini sebagai reaksi atas mengembangkan metode, cara, atau
pendidikan matematika sekolah SEPREN: pendekatan yang berbeda dalam menjawab
Journal of Mathematics Education and permasalahan yang diberikan dan bukan
Applied Vol. 02, No.01, 16-23 20 saat itu berorientasi pada jawaban akhir.
yang aktivitas kelasnya disebut dengan Dihadapkan dengan problem open-ended
“issei jugyom” (frontal teaching): peserta didik tidak hanya mendapatkan
widyaiswara menjelaskan konsep baru jawaban tetapi lebih menekankan kepada
didepan kelas kepada para siswa kemudian cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
memberikan contoh untuk penyelesaian Pembelajaran dengan pendekatan open-
beberapa soal. Dalam sebuah pembelajaran ended biasanya dimulai dengan memberikan
seperti diketahui bahwa masalah rutin yang problem terbuka kepada peserta didik. Hal
biasa diberikan pada peserta didik sebagai ini diterapkan agar peserta didik mampu
latihan atau tugas selalu berorienatsi pada berpikir kreatif dan dapat diterapkan dalam
tujuan akhir yakni jawaban yang benar. kehidupan sehari-harinya di lingkungan luar
Akibatnya proses atau prosedur yang sekolah.
telah dilakukan oleh peserta didik dalam
Kegiatan pembelajaran projek penguatan kepercayaan diri pada siswa karena siswa
profil pelajar Pancasila ini membawa peserta akan mengutarakan pendapat mereka dengan
didik dengan menjawab pertanyaan dengan lantang di depat teman-temannya dan guru
banyak cara dan mungkin juga dengan yang sedang di kelas tersebut.
banyak jawaban sehingga mengundang
potensi intelektual dan pengalaman peserta Simpulan
didik dalam menemukan sesuatu yang baru. Berdasarkan hasil penelitia, dapat
Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan
disimpulkan bahwa semakin besar open-ended pada projek penguatan profil
diterapkan pendekatan pembelajaran Open- pelajar pancasila dapat meningkatkan pola
ended problem dalam pembelajaran piker lebih kreatif pada peserta didik, hal ini
persamaan dan fungsi kuadrat maka semakin dikarenakan pendekatan open-ended
meningkat pula kemampuan berpikir kritis merupakan pendekatan dalam proses
matematis peserta didik. Hasil penelitian pembelajaran yang menawarkan suatu
yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran di mana dalam prosesnya
pembelajaran open-ended Problem pada dimulai dengan pemberian suatu
projek penguatan profil pelajar pacasila ini permasalaham dan peserta didik atau siswa
terbilang baik. dibebaskan secara leluasa berpikir kreatif
Penerapan pendekatan open-ended yang untuk memecahkan masalah tersebut secara
dilaksanakan pada projek penguatan profil bebas dan seluas-luasnya sesuai dengan
pelajar pancasila tema perundungan ini kreativitasnya dalam memecahkan masalah
mampu membuat peserta didik lebih mampu tersebut.
menerapkan dalam berpikir kreatif saat Dalam projek penguatan pancasila ini
diberikan suatu permasalahan mengenai peserta didik akan lebih aktif dan lebih
sebuah kasusu perundungan di Indonesia. kreatif ketika digunakannya pendekatan
Peserta didik memiliki kreativitas yang open-endedn ini, karena peserta didik akan
sangat luas dengan segala pemikirannya berpikir lebih leluasa dan bebas untuk
untuk memecahkan sebuah solusi dari kasus memecahkan sebuah masalah sesuai dengan
tersebut. Siswa menjadi aktif dan tema pada projek penguatan profil pelajar
memberikan solusi yang beragam dan semua Pancasila. Hasil dari pemikiran peserta didik
yang mereka utarakan benar tanpa ada salah dalam menyelesaikan masalah ini dapat
karena pemikiran tiap peserta didik berbeda diterapkan dalam kehidupan sehari-hari juga
dengan mengexplore kekreativitasnya karena pada projek penguatan profil pelajar
mereka masing-masing. pancasila ini merupakan projek dalam
Selain itu, pendekatan open-ended ini mengimplementasi nilai-nilai pancasila
juga efektif diterapkan di siswa kelas 7 yang sevagai landasan untuk berkehidupan serta
dimana pada usia mereka, mereka sedang bernegara di Indonesia.
dalam fase pencarian jati diri yang dapat
membantu mereka menemukan siapa diri
mereka sebenarnya, serta dengan pendekatan
open-ended ini dapat meningkatkan tingkat
Daftar pustaka

Bramana Kharisma Br, Efron Manik, dkk. 2017. “Pengaruh Pendekatan Open-Ended Problem
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”. SERPEN: Journal of Mathematics
Education and Applied. Vol.02 No.01. 16-23

Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Wirtono T dan N. Ratnaningsih. 2022. “Problematika Pengembangan Kreativitas Peserta Didik


dalam Pembelajaran Matematika Berdasarkan Pembelajaran Persepsi Guru”. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia. Vol.11 No.1

Faridah Nenden, Isrok’atun, dkk. 2016. “Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatan


Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kepercayaan Diri Siswa”. Jurnal Pena Ilmiah.
Vol.1 No.1

https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-
Profil-Pancasila.pdf

Zulham, M. 2017. “Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Ketrampilan Berbicara”. 2017. Jurnal Retorika. Vol. 10 No.2

Anda mungkin juga menyukai