Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RICOSRE UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH BELAJAR PEMBELAJARAN


Hernik Pujiastutik
Universitas PGRI Ronggolawe
hernik.sukendro@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena kurangnya hasil belajar yang didapat oleh mahasiswa dalam
mata kuliah Belajar Pembelajaran. Belajar Pembelajaran merupakan mata kuliah yang di dalamnya
berisi tentang bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang baik berdasarkan teori
pembelajaran yang ada. Dengan adanya mata kuliah Belajar Pembelajaran, maka calon peserrta
didik yakni mahasiswa akan dapat menerapkan teori yang telah diperoleh untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna. Dari permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui 1).
Peningkatan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Belajar Pembelajaran setelah diterapkan
model pembelajaran Ricosre, 2). Mengetahui respon mahasiswa terhadap model pembelajaran
Ricosre pada mata kuliah Belajar Pembelajaran. Dengan rendahnya hasil belajar yang ada, maka
peneliti menggunakan model pembelajaran Ricosre dalam mata kuliah Belajar Pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperimen
One Short Case Study, yakni penelitian yang bersifat semi Action research. Sedangkan obyek
dalam penelitian ini adalah 13 mahasiswa angkatan 2017 semester gasal (semester 3) pada mata
kuliah Belajar Pembelajaran. Instrumen dalam penelitian ini 1). Tes untuk memperoleh data hasil
belajar, 2). Angket untuk mengetahui respon atau tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran
yang menggunakan model Ricosre. Hasil perolehan nilai mahasiswa secara individu adalah
minimal B setelah penerapan model Ricosre dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa yang memperoleh nilai A = 15%, AB = 23%, B = 39%, BC = 15% dan C = 8%,
dimana prosentase klasikalnya sebesar 77%. Sedangkan untuk analisa tentang respon atau
tanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaran Ricosre dilakukan secara deskriptif kuantitatif
dari hasil jawaban mahasiswa terhadap aspek yang ditanyakan, dan hasil penelitian menunjukkan
bahwa > 83% mahasiswa merasa senang dan memberikan respon yang positif.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Ricosre; Hasil Belajar; Belajar Pembelajaran;

tugas, menggambar, diskusi, menyimpulkan,


PENDAHULUAN memanfaatkan alat atau memecahkan masalah.
Belajar pembelajaran adalah mata kuliah Dari semua kegiatan yang dapat dilakukan oleh
yang berasal dari kata belajar dan kata peserta didik, maka akan banyak adanya
pembelajaran. Belajar memiliki arti yakni suatu perubahan yang akan terjadi.
proses untuk mengubah tingkah laku pada Perubahan yang diinginkan dari peserta
individu sebagai akibat dari suatu pengalaman. didik dapat ditentukan oleh teori pembelajaran
Sedangkan pembelajaran, menurut Sanjaya [1] yang diterapkan oleh pendidik. Dalam mata
pembelajaran merupakan suatu proses kuliah belajar dan pembelajaran, jika mendengar
pengaturan pada lingkungan yang diarahkan kata teori pembelajaran maka pendidik tidak
sebagai upaya untuk mengubah perilaku peserta asing mendengarnya, karena dalam belajar
didik kearah yang positif dan lebih baik sesuai pembelajaran, mahasiswa sebagai calon
dengan potensi, kemampuan dan perilaku yang pendidik harus memahami berbagai macam teori
dimiliki oleh peserta didik. dalam belajar pembelajaran sehingga mampu
Proses pembelajaran akan dikatakan membuatnya lebih mudah menentukan cara
berhasil jika dalam proses pembelajaran, peserta pembelajaran terbaik yang dapat ditentukan pada
didik mampu mengalami perubahan, baik peserta didiknya. Dalam materi teori-teori
perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, pembelajaran, mahasiswa sering kurang
nilai, sikap atau sifat pribadi lainnya. Menurut memahami perbedaan dari setiap teori yang ada
Hamalik [2], belajar tidak hanya cukup dengan hal ini dapat diketahui dari hasil belajar
melihat dan mendengar, tetapi harus dengan mahasiswa angkatan 2017 dengan prosentase
melakukan aktivitas lain. Aktivitas tersebut nilai sebesar 9% mendapat nilai AB, 15% nilai
adalah membaca, berpendapat, menjawab, B, 30% nilai BC dan 46% nilai C, maka
mengkomunikasikan, presentasi, mengerjakan didapatkan bahwa 6 dari 13 mahasiswa yang ada

31
mendapatkan nilai C. Dari hasil yang acuan [6]. Pertama, fluency (kelancaran),
didapatkan, maka peneliti menggunakan model indikator ini meliputi kemampuan untuk
pembelajaran Ricosre sebagai upaya mengeluarkan ide, saran, cara, gagasan,
peningkatan pemahaman, berpikir kreatif, pertanyaan, ataupun alternatif jawaban dengan
ketrampilan essensial dan hasil belajar lancar dalam waktu tertentu. Kedua, flexibility
mahasiswa. Prestasi belajar yang kurang (keluwesan), meliputi kemampuan
memuaskan, menunjukkan bahwa mahasiswa mengeluarkan gagasan, jawaban atau pertanyaan
masih kesulitan untuk memahami macam- yang bervariasi dan gagasan atau jawaban itu
macam teori belajar yang ada. Hal ini dapat diperoleh dari sudut pandang yang berbeda
terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah dengan mengubah cara pendekatan atau
rendahnya kemampuan akademik pada pemikiran. Ketiga, originality (keaslian), adalah
mahasiswa atau kurang tepatnya penerapan kemampuan mengeluarkan ungkapan, gagasan,
model pembelajaran yang digunakan oleh dosen. atau ide dalam menyelesaikan masalah atau
Ketrampilan berpikir kritis dan kreatif membuat kombinasi bagian maupun unsur
merupakan salah satu keterampilan esensial secara tidak lazim, unik, baru dan yang tidak
yang perlu ditingkatkan dalam pembelajaran. terpikirkan orang lain. Keempat, elaboration
Berpikir kritis penting untuk dilaksanakan serta (merinci), merupakan kemampuan untuk
diterapkan dan merupakan keterampilan berpikir memperkaya, menguraikan, menambah,
tingkat tinggi yang dapat dijalankan secara mengembangkan, atau merinci setiap detail
bersama dalam proses pembelajaran [3]. objek, ide, gagasan, produk dan situasi agar
Berpikir kreatif adalah hal menarik perhatian lebih menarik. Kelima, metaphorical thinking
bagi masyarakat luas terlebihnya bagi para ahli (berpikir metafora), merupakan kemampuan
pendidikan [4]. Salah satu keterampilan dalam dalam menggunakan perbandingan (analogi)
berpikir yang keberadaannya sangat penting dan untuk membuat keterkaitan yang baru. Berpikir
sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk metafora termasuk dalam berpikir mengenai
menghadapi masalah dalam proses pembelajaran bagaimana suatu hal yang berbeda bisa tampak
[5]. Berpikir kreatif bermanfaat untuk serupa atau berbeda kemudian diarahkan
memperkaya dan memperdalam pengalaman keterkaitannya untuk menghasilkan dan
belajar serta sebagai cara agar dapat menemukan kemungkinan yang baru.
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- Model pembelajaran konvensional yang
hari dan agar dapat mengambil keputusan yang masih digunakan untuk menyampaikan materi
terbaik dalam setiap pemecahan masalah. adalah model ceramah, dimana dosen menjadi
Seluruh sivitas akademik di Indonesia harus sumber pembelajaran dan mahasiswa berperan
mampu menyiapkan seluruh peserta didik untuk pasif dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat menguasai keterampilan pembelajaran berlangsung. Ini yang menjadi permasalahan
abad 21 yang meliputi berpikir kritis, berpikir dalam proses pembelajaran sehingga perlu
kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. diadakan dan digunakan model pembelajaran
Secara umum, berpikir kreatif serupa Ricosre dalam upaya meningkatkan hasil
dengan kemampuan untuk menghasilkan ide-ide belajar.
yang baru , mampu menentukan solusi baru dan
mengekspresikan diri dengan cara yang unik. METODE PENELITIAN
Berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk Penelitian ini dilaksanakan di Universitas
merumuskan suatu permasalahan, membuat PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban
hipotesis, menghasilkan ide yang baru, dan pada tahun 2018/2019 semester gasal (semester
mengomunikasikan hasil-hasil penemuannya tiga) selama 1 semester. Penelitian ini
melalui presentasi. Berpikir kreatif termasuk menggunakan rancangan pre eksperimen One
diantaranya adalah menemukan kesenjangan, Short Case Study. Objek penelitian adalah
paradoks, kesempatan, tantangan atau hal yang sejumlah 13 mahasiswa. Model pembelajaran
menjadi perhatian yang kemudian mencari Ricosre sebagai upaya memberdayakan
hubungan baru yang bermakna dengan keterampilan berpikir kreatif ini dikembangkan
memunculkan berbagai macam kemungkinan dengan mengadopsi model pengembangan dari
(dari pandangan lain yang berbeda), Plomp yang terdiri atas 5 fase, yaitu (1) fase
kemungkinan yang tidak biasa atau orisinal, dan investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase
detail untuk mengembangkan atau memperkaya realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, dan
kemungkinan yang sudah ada. Dalam berpikir revisi, serta (5) fase implementasi. Pertama,
kreatif ada lima indikator yang dapat dijadikan

32
tahap investigasi awal (Preliminary mahasiwa secara individu. Keberhasilan
Investigation). penggunaan model pembelajaran Ricosre, ini
Pada tahap investigasi awal ini dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang
pengkajian dan analisis berbagai informasi mendapatkan nilai minimal B pada setiap
pembelajaran berbasis pemecahan masalah, mahasiswa.
kemampuan berpikir mahasiswa dan faktor yang
memengaruhi. Pengumpulan informasi
dilakukan dengan cara mengkaji penelitian yang
dilakukan penulis. Kedua, tahap perancangan
(design). Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini Keberhasilan belajar klasikal dapat dihitung
adalah merancang model pembelajaran berbasis dengan menggunakan rumus :
pemecahan masalah berdasarkan hasil dari
investigasi awal. Selain itu, perancangan sintaks
model pembelajaran berbasis pemecahan Keterangan : p = prosentase
masalah juga didasarkan teori-teori belajar yang
mengandung ciri khas dari teori belajar Sedangkan untuk mengolah data hasil
kontruktivis. Ketiga, tahap realisasi pemberian angket untuk mengetahui respon
(Realization). Dari serangkaian tahap desain, mahasiswa, maka digunakan deskriptif
kemudian dikonstruk sintaks model kuantitatif dengan menghitung prosentase
pembelajaran berbasis pemecahanan masalah. jawaban mahasiswa terhadap aspek-aspek
Keempat, tes, evaluasi, dan revisi (Test, respon mahasiswa yang ditanyakan.
Evaluation, and Revision). Kelima,
implementasi (Implementation). Pada tahap HASIL DAN PEMBAHASAN
akhir ini akan diadakan implementasi masalah
dari prototipe akhir berupa model pembelajaran Hasil belajar dan ketuntasan klasikal
yang baru (hasil pengembangan). Implementasi Dari hasil analisis data terhadap hasil
nantinya akan dilakukan bentuk penelitian kuasi belajar mahasiswa setelah diterapkannya
eksperimen. Hasil penelitian kuasi eksperimen model pembelajaran Ricosre, maka hasilnya
akan dipaparkan dalam artikel tersendiri. dapat dilihat pada tabel 1. Dari hasil yang
Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1). diperoleh, maka ketuntasan klasikal setelah
Mengetahui hasil belajar mahasiswa angkatan diterapkan pembelajaran dengan model
2017 pada mata kuliah Belajar Pembelajaran Ricosre adalah 77%. Tabel 1. Nilai mahasiswa
setelah dilaksanakan dengan model Ricosre, 2). setelah penerapan model pembelajaran Ricosre
Mengetahui respon atau tanggapan mahasiswa
No Nilai Prosentase
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
model Ricosre. Dosen harus mampu 1 A 15%
mengkondisikan mahasiswa agar 2 AB 23%
mengoptimalkan indera telinganya, sehingga
koneksi antara telinga dan otak dapat 3 B 39%
dimanfaatkan secara optimal [7]. 4 BC 15%
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti adalah berupa tes dan 5 C 8%
pemberian angket. 1). Tes diberikan kepada
mahasiswa untuk mengetahui hasil belajar yang
didapatkan. Tes ini diberikan ketika mahasiswa Respon mahasiswa
melakukan ujian akhir semester. Selain tes pada Respon mahasiswa terhadap pelaksanaan
saat ujian semester, setiap selesai presentasi pembelajaran dengan model Ricosre dapat
tentang teori pembelajaran, maka diberikan dilihat pada tabel 2.
beberapa tes berupa kuis yang berisi pertanyaan
dengan jawaban singkat oleh peneliti, 2). Tabel 2. Respon mahasiswa terhadap model
Pemberian angket kepada mahasiswa bertujuan pembelajaran Ricosre
untuk mengetahui respon atau tanggapan
mahasiswa terhadap pembelajaran yang Jawaban
menggunakan model pembelajaran Ricosre,.
No Aspek yang ditanyakan Mahasiswa
Untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa
dengan menghitung nilai yang diperoleh Ya Tidak

33
1 Apakah penerapan model 85% 15% yang meningkat pada mata kuliah belajar
pembelajaran Ricosre pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Ricosre, dikarenakan mahasiswa
dapat membuat Anda
menjadi lebih aktif, khususnya dalam
berpartisipasi aktif dalam mendengarkan, berbicara, memberikan ide
pembelajaran? atau argumentasi secara lisan, mampu
2 Apakah dengan model 77% 23% memecahkan suatu masalah, serta mampu
pembelajaran Ricosre memantapkan pemahaman yang diperoleh
membuat Anda memiliki selama pembelajaran melalui bentuk
pengulangan, yang berkaitan dengan materi
kesempatan lebih banyak teori pembelajaran yang telah dipelajari.
dalam memanfaatkan Respon mahasiswa sebesar 83%.
pengetahuan?
3 Dengan penerapan model 92% 8% KESIMPULAN
Ricosre, maka Anda Dari penelitian yang sudah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
termotivasi untuk
dengan Model Ricosre, hasil
memberikan penjelasan belajar maha-siswa menjadi baik. Hal
4 Apakah Anda senang 85% 15% ini dapat dilihat dari perolehan nilai
dengan model mahasiswa yaitu A = 15%, AB = 23%, B =
pembelajaran Ricosre 39%, BC = 15% dan C = 8%. Selain itu juga
yang digunakan oleh dapat dilihat dari keberhasilan belajar klasikal
dosen? sebesar 77% dan > 83% mahasiswa
5 Apakah dengan model 77% 23% memberikan respon atau tanggapan yang
pembelajaran Ricosre, positif pada penenrapan model pembelajaran
Anda memiliki banyak Ricosre pada mata kuliah Belajar
Pembelajaran. Sebagai seorang pendidik,
pengalaman untuk banyak langkah yang dapat dipilih untuk
menjawab pertanyaan? meningkatkan hasil belajar serta motivasi
Prosentase 83% 17% belajar mahasiswa. Berbagai macam model
dan metode pembelajaran yang ada dapat
diterapkan dalam setiap materi yang akan
disampaikan.
Dengan penerapan model Ricosre dalam
pembelajaran, maka didapatkan hasil belajar DAFTAR PUSTAKA
yag baik pada mahasiswa. Hal ini dibuktikan
dengan nilai yang diperoleh mahasiswa adalah
15% nilai A, 23% nilai AB, 39% nilai B, 15% [1] Sanjaya, W. 2008. Faktor-faktor yang
nilai BC dan 8% nilai C. Keberhasilan Mempengaruhi Hasil Belajar. Jakarta:
klasikal 77% Prenada
Dalam pembelajaran Ricosre, mahasiswa [2] Hamalik, O. 2005. Proses Belajar
dituntut untuk meningkatan pemahaman, Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara
berpikir kreatif, ketrampilan essensial dan [3] Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad ke
hasil belajar mahasiswa. Prestasi belajar yang 21: Keterampilan yang Diajarkan melalui
kurang memuaskan, menunjukkan bahwa Pembelajaran: Makalah disampaikan
mahasiswa merasa kesulitan untuk memahami pada Seminar Nasional dengan Tema
berbagai macam teori belajar yang ada. upaya Isu-Isu Strategis Pembelajaran MIPA
peningkatan pemahaman, berpikir kreatif, Abad 21 di STKIP Perdana Katulistiwa
ketrampilan essensial dan hasil belajar Sintang, Sintang,9 Desember 2016.
mahasiswa. Prestasi belajar yang kurang [4] Craft, A. 2003.Creative Thinking in the
memuaskan, menunjukkan bahwa mahasiswa Early Years of Education. Early Years.
merasa kesulitan untuk memahami berbagai An International Journal of Research
macam teori belajar yang ada. sehingga and Development, 23(2):143—154
mahasiswa dapat meningkaktkan [5] Meissner, H. 2006. Creativity and
kemampuannya dan dapat pula meningkatkan Mathematics Education. Elementary
nilai belajarnya. Tercapainya hasil belajar Education Online. 5 (1):65—72.

34
[6] Treffinger, D.J., Young, G.C., Selby,
E.C., & Shepardon, C. 2002.
Assessing Creativity: A Guide
for Educators. Florida: The National
Research Center on the Gifted and
Talented University of Connecticut
[7] Annik, D. H.,2013.Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Auditory
Intellectualy Repetition Dalam
Pembelajaran Matematika Terhadap
Hasil Belajar Ditinjau Dari
Kedisiplinan Siswa.Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta

35

Anda mungkin juga menyukai