Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

NAMA : DEWI SIRINGORINGO


NIM : 877525154
UPBJJ : MEDAN
MK : MATERI PEMBELAJARAN IPS DI SD
DOSEN : MARIA PARA SISKA, M.Pd

1. Mengapa pendekatan kontekstual sangat penting diterapkan pada pembelajaran IPS? Uraikan
kelebihannya dibanding pendekatan yang lain!
 Karena pendekatan kontekstual lebih terpusat pada aktivitas siswa (student enter) sehingga sisiwa
memiliki kemampuan belajar dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalahnya dan saling
menghargai yang dapat membuat hubungan antar siswa akan lebih harmonis. Jadi siswa dinilai
kemampuannya dengan berbagai cara, tidak hanya dari hasil ujian saja. Prinsip utamanya adalah tidak
hanya menilai pengetahuan siswa, tetapi juga apa aktivitas siswa.
Kelebihan dari pendekatan kontekstual dibandingkan dengan pendekatan tradisional (konvensional ) yakni
sebagai berikut :
❖ Pada proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pada
konvensional siswa lebih sering pasif.
❖ Kerja sama, yaitu siswa terlibat dalam kerja sama dengan tim atau kelompok dalam menyelesaikan
sebuah masalah.
❖ Pembelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata/real, sedangkan konvensional tergolong abstrak
dan teoritis.
❖ Perubahan perilaku siswa, dibangun diatas diri sendiri, berbeda dengan konvensional yang dibangun
atas dasar pelatihan.
❖ Bahasa, disampaikan secara komunikatif, tidak terkesan satu arah struktual.
❖ Sumber belajar, belajar dari apa yang sudah dikenal siswa, bukan hal yang asing.
❖ Dasar belajar, berasal dari penmgalaman siswa.
❖ Ruang, pembelajaran tidak terbatas,

2. Uraikan hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan kontekstual dan berikan
contoh kegiatannya!

a) Mengembangkan pemikiran
 Menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif. Caranya adalah
dengan membangun pengetahuannya sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluasmenjadi konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
b) Melaksanakan kegiatan menemukan
 Kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan ini. Kegiatan tersebut antara lain siswa menemukan
sendiri (inkuiri) apabila guru sudah merancan kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.
c) Mengembangkan sifat ingin tahu.
 Yakni adalah kegiatan yang dilakukan untuk menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian kepada pembelajaran pengetahuan sosial sebagai aspek yang
belum diketahuinya,
d) Menciptakan masyarakat belajar atau belajar kelompok
 Dalam konteks ini guru diharapkan melaksanakan pembelajaran dalam kelompok – kelompok belajar.
Wujudnya adalah belajar kelompok, kerja berpasangan, mendatangkan narasumber.
e) Menghadirkan model sebagai ontoh pembelajaran.
 Ada model yang dapat ditiru siswa, model ini dapat berasal dari siswa sendiri tidak hanya guru saja.
Wujudnya berupa penggunaan globe, menujukkan gambar, menunjukkan perilaku seseorang, alat
komunikasi telepon dan sebagainya.
f) Melakukan refleksi
 Yaitu cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau cara berpikir ke belakang tentang pelaksaaan
yang lalu kemudian memperbaiki bagian yang perlu diperbaiki , untuk mengarahkan siswa kepada
pemahaman mereka mengenai materi yang telah dipelajari.
g) Melakukan penilaian
 Merupakan proses pengumpulan berbagai data mengenai gambaran hasil pekerjaan siswa
h) Penutup
 Yaitu berupa penilaian otentik yang digunakan sebagai bentuk penilaian yang merefleksikan proses
pembelajaran yang dialami siswa,
CONTOH KEGIATAN

Pertama-tama, tunjuklah siswa untuk menggunakan koran untuk memperoleh informasi mengenai
kejadian yang sedang atau baru saja terjadi di lingkungan sekitar. Minta siswa untuk mebuat kliping
mengenai kondisi yang terjadi, yakni kondisi banjir di beberapa daerah. Bagilah siswa dalam
beberapa kelompok untuk melakukan pengamatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai
alasan mengapa di lingkungan tersebut sering banjir. Di tahap ini siswa akan merusaha mencari
penyebab masalah, mengklasifikasikannya, dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Setelah datanya terkumpul, siswa mempresentasikan secara bergantian hasil pekerjaannya di depan
kelas. Dalam kegiatan ini kelompok atau siswa lain boleh memberikan pertanyaan atau tanggapan
terkait hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Dengan menggunakan contoh kegiatan di atas, siswa dapat mengetahui penyebab banjir di surat
kabar dan merencanakan solusi permasalahannya. Karena penemuan informasi baru terjadi secara
mandiri, siswa memahaminya dan lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan nyata.

3. Berikut ini adalah tiga hambatan umum dalam menggunakan pendekatan interdisipliner dalam
pembelajaran IPS:

➢ Kurikulum
Kendala pertama adalah kurikulum yang terfragmentasi. Kurikulum yang terpisah antara mata pelajaran
sosial seperti sejarah, geografi dan ekonomi dapat menghambat integrasi antar mata pelajaran sains. Hal
ini dapat menyulitkan guru untuk mengintegrasikan konsep dan metode dari berbagai bidang ilmu.
➢ Paradigma/pandangan Umum
Hambatan ini adalah paradigma atau pandangan umum yang masih menitikberatkan pada pembelajaran
terpisah antar disiplin ilmu. Namun ada pula yang mungkin menganggap bahwa pembelajaran IPS
merupakan pembelajaran yang terpisah dari mata pelajaran lain. Pandangan ini dapat menghambat
penerapan pendekatan interdisipliner.
➢ Input (guru).
Kendala ketiga adalah terbatasnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan
interdisipliner. Guru mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai integrasi
interdisipliner atau mungkin tidak memiliki keterampilan untuk merencanakan dan mengajar
pembelajaran interdisipliner.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut:
❖ Pelatihan dan pengembangan: Memberikan pelatihan dan pengembangan bagi guru dalam
integrasi pendekatan interdisipliner dan berbagai disiplin ilmu dalam pengajaran IPS. Hal ini akan
membantu guru meningkatkan pemahaman dan keterampilannya dalam menerapkan pendekatan
ini.
❖ Pengembangan kurikulum: Mendorong pengembangan kurikulum yang mendukung pendekatan
interdisipliner. Kurikulum terintegrasi multidisiplin dapat membantu mengatasi kendala
kurikulum yang terfragmentasi.
❖ Kolaborasi antar guru: Memfasilitasi kolaborasi guru dari berbagai IPS dalam perencanaan dan
pengajaran pembelajaran interdisipliner. Kolaborasi ini dapat memperkaya pemahaman dan
keterampilan guru dalam mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
❖ Sumber dan Bahan Pembelajaran : Menyediakan sumber dan materi pembelajaran yang
mendukung pendekatan interdisipliner. Hal ini dapat mencakup buku teks, materi pembelajaran
digital, dan sumber daya lain yang memfasilitasi integrasi interdisipliner. Dengan mengatasi
hambatan-hambatan ini, penggunaan pendekatan interdisipliner dalam pembelajaran IPS di tempat
kerja Anda dapat menjadi lebih efektif dan bermanfaat.

4. Saran pengembangan teknologi ramah lingkungan yang efektif dan efisien

Teknologi ramah lingkunga merupakan solusi penting yang dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Teknologi Ramah Lingkungan dapat diartikan juga teknologi yang dalam pembuatan dan penerapannya
menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, proses yang efektif dan efisien dan mengeluarkan limbah
yang minimal sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup. Beberapa contoh teknologi ramah lingkungan antara lain mobil listrik, sel surya, dan biogas. Prinsip-
prinsip teknologi ramah lingkungan antara lain : Refine,artinya menggunakan bahan yang ramah
lingkungan serta melalui proses yang aman,Reduce,artinya dapat mengurangi jumlah limbah dengan
mengoptimalkan penggunaan bahan baku,Reuse,artinya bahan-bahan yang sudah menjadi limbah diproses
dengan cara yang berbeda.

Pendapat saya mengenai hal ini, pengembangan teknologi ramah lingkungan harus menjadi prioritas utama
dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Dalam jangka panjang, biaya yang dikeluarkan akibat teknologi
ramah lingkungan dapat diimbangi dengan manfaat jangka panjang yang diperoleh seperti penghematan energi,
pengurangan emisi gas rumah kaca, dan perlindungan lingkungan.

5. Model Pembelajaran Interkatif Yang Pernah Saya Lakukan

Model Pembelajaran Inkuiri


Inkuiri berarti menemukan. Model pembelajaran inkuiri adalah model dimana guru yang mengajak peserta didik untuk
selalu beraktivitas secara maksimal. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam penyelidikan
sebuah masalah. Sementara bagi pengajar, inquiry based-learning adalah seraingkaian proses yang menggerakkan siswa
dalam menemukan jawaban atas rasa keingintahuannya melalui pemikiran kritis.
Kelebihan Model Tersebut
Model inkuiri adalah model yang banyak dianjurkan terutama dalam kurikulum merdeka, dikarenakan memiliki
unggulan sebagai berikut:
- Model yang menekankan pada perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang
- Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang beranggapan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, yang mana siswa yang memiliki
kemampuan belajar yang tidak bagus akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Hal ini cocok
dengan kurikulum merdeka yang menerapkan pembelajaran diferensiasi.
Kekurangan Model Tersebut
- Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
- Terbentur karena kebiasaan siswa dalam belajar.
- Memerlukan waktu yang panjant.
- Sulit diimplementasikan oleh guru yang masih mengukur keberhasilan belajar ditentukan peguasaan materi.
Agar terlaksana dengan baik maka diperlukan kondisi seperti berikut :
- Fleksibel
- Responsif
- Memudahkan memusatkan perhatian
- Bebas dari tekanan

Sumber
Roestiyah.2012. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana
Winaputra dkk.2021. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai