Anda di halaman 1dari 3

NAMA MAHASISWA : Anisa Putri Utami

NIM : 856822807
NAMA MATAKULIAH : PDGK4105/ Hakikat Strategi Pembelajaran
NAMA PENULIS : Sulistyono, M.Pd
TUGAS : 1 (satu)

Soal
1. Jelaskan dengan singkat tentantang strategi pembelajaran dedukatif dan strategi
pembelajaran indukatif!
2. Jelaskan karakteristik pembelajaran di SD!
3. Jelaskan dua unsur penting dalam belajar kolaborasi!
4. Jelaskan perbedaan kegiatan yang dilakukan guru dalam kegiatan pra pembelajaran dengan
kegiatan awal pembelajaran!

JAWABAN

1. Strategi pembelajaran dedukatif adalah strategi pembelajaran yang pesan atau materi
pelajarannya diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan
aturan, dilanjutkan ke hal yang khusus, yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-
atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi
pembelajaran dedukatif dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
Contoh: missal dalam pembahasan tentang “kenampakan alam”. Pembelajaran dimulai
dengan rumusan konsep “kenampakan alam”. Kemudia guru meminta siswa menyebutkan
jenis-jenis kenampakan alam, seperti gunung, dataran rendah, dataran tinggi, pantai, sungai
danau, selat, dan pegunungan. Kemudian siswa diminta untuk memberikan contoh jenis-
jenis kenampakan alam tersebut. Dalam kesempatan in,i guru dapat mendapatkan peta atau
gambar pemandangan yang menggambarkan kenampakan alam. Strategi pembelajaran
dedukatif ini tepat digunakan apabila konsep yang akan dibahas merupakan sebuah konsep
baru bagi siswa atau waktu yang tersedia untuk membahas suatu konsep relatif bebas.
Strategi pembelajaran indukatif adalah strategi pembelajaran yang pesan atau materi
pelajarannya diolah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju ke yang umum,
yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. Kegiatan pembelajaran indukatif yaitu
mengamati, memeriksa, menyelidiki, memikirkan serta menganalisis sesuai konsep berpikir
masing-masing fakta khusus menjadi sebuah konsep baru yang lebih umum. Peran guru
dalam strategi pembelajaran indukatif adalah sebagai pemonitor cara-cara peserta didik
mengalami proses informasi. Contoh:
Konsep = wujud benda
Atribut 1= padat
Atribut 2= cair
Atribut 3= gas
Langkah-langkah pembelajaran indukatif:
- Siswa diminta untuk mengidentifikasi benda-bemda yang ada disekitarnya
- Siswa diminta untuk menuliskan nama benda-benda tersebut di papan tulis sesuai
dengan wujud benda.
- Siswa diminta untuk mengelompokkan benda-benda tersebut ke dalam kelompok benda
padat, cair, dan gas.
- Siswa diminta untuk menuliskan jenis-jenis wujud benda.

2. Kompetensi lulusan sekolah dasar yang harus dijadikan acuan dalam pembelajaran adalah
(1)mampu mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli
terhadap lingkungan, (2)mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui
beberapa media, (3)menyenangi keindahan, (4) mengenali dan berprilaku sesuai dengan
ajaran agama yang diyakininya, (5)membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat, dan
(6)memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. Pembelajaran perlu
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa itu sebabnya proses pembelajaran di
Taman Kanak-Kanak berbeda dengan proses pembelajaran di Sekolah Dasar atau dengan
tingkat pendidikan yang lainnya. Demikian pula proses pembe;ajaran pada kelas rendah di
sekolah dasar karakteristik pembelajarannya akan berbeda dengan proses dengan proses
pembelajaran pada kelas tinggi .
Secara umum karakteristik pembelajaran di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a) Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorentasi pada pembelajaran fakta, lebih
bersifat konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam
kurikulum 2004 pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
b) Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari
fakta atau dari kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
c) Kelas 4, 5, 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep
atau prinsip-prinsip penerapannya.
3. Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok biasa,
tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja
bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur
penting dalam belajar kolaboratif adalah:
1) Adanya tujuan yang sama. Dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama
dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan
oleh guru. Dua orang siswa atau sekelompok kecil siswa berdiskusi untuk mencari
jalan ke luar, menetapkan keputusan bersama. Diskusi para pebelajar menimbulkan
perasaan bahwa persoalan yang sedang didiskusikan bersama adalah milik bersama.
Setiap orang mengemukakan ide dan saling menanggapi, yang pada akhirnya dapat
mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan masing-masing
individu.
2) Ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya
dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama. Dengan
demikian, belajar kolaboratif ketergantungan individu sangat tinggi. Ketergantungan
individu dapat dibantu dengan sejumlah cara, yaitu:
- Beri peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran sebagai
pengamat, pengklarifikasi, perekam, dan pendorong.
- Bagilah tugas menjadi sub-subtugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas. Kemudian hasilnya diputuskan bersama oleh semua anggota
kelompok.
4. Kegiatan pra pembelajaran adalah kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi
atau kompetensi yang akan dibahas. Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
Pada tahap ini guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan suapaya iswa
tidak merasa tegang, kaku bahkan takut mengikuti pembelajaran. Selain itu guru
juga harus mempersiapkan alat-fasilitas yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
seperti buku dan alat tulis atau alat peraga.
2) Memeriksa kehadiran siswa
Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan
motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan
diri memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara langsung maupun
melalui temannya secara lisan atau tertulis.
3) Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sanhat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu kkta sebagai
guru harus membantu mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan
semangat siswa dalam belajarnya.
4) Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa
agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani
mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja. Guru dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau meminta siswa
berpendapat atau mengeluarkan gagasan.
Sedangkan kalau kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan menyiapkan siswa yang langsung
berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Kegiatan yang dapat guru lakukan dalam awal
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a) Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Pada tahap ini guru hendaknya dapat menarik perhatian siswa, dengan cara menyampaikan
cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga. Pengajuan
pertanyaan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar
siswa.
b) Memberi acuan
Dalam tahap memberi acuan guru dapat melalui beberapa kegiatan yaitu:
- Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar yang
akan dipelajari.
- Menyampaikan alternative kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
c) Membuat kaitan
Kegiatan membuat kaitan dalam awal pembelajaran biasanya disebut dengan apersepsi.
Berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuat kaitan atau
apersepsi yaitu :
- Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya.
- Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
- Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas.
d) Melaksanakan tes awal
Tes awal atau pretest dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi
atau bahan ajar yang akan dipelajari sudah dikuasi oleh siswa. Tes awal dapat dilakukan
dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representative
(mewakili) seluruh siswa.
Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa pra pembelajaran dengan awal pembelajaran itu
sangat berbeda, mulai dari pengertian dan rangkaian kegiatan-kegiatan nya pun jauh berbeda.

Anda mungkin juga menyukai