Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 11

TEORI BELAJAR
KONSTRUKTIVISME
ANGGOTA KELOMPOK
Muhammad Reza Arfansyah
01 (A1F122031)
02 Nurkoni Tatin (A1F122032)

03 Nuryati Edo (A1F122033)


Lev Vygotsky.
Pelopor teori belajar konstruktivisme. Vygotsky berpendapat
bahwa menggunakan alat berfikir akan menyebabkan
terjadinya perkembangan kognitif dalam diri seseorang.
Teori Belajar Konstruktivisme atau yang sering di sebut
sebagai teori belajar sosio kultur merupakan teori belajar
yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana
seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu
zona keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal
Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal
dan mediasi.
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MENURUT
PARA AHLI

Karli (2003:2) Poedjiadi (2005:70)


Salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang “konstruktivisme bertitik tolak dari
(perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya pembentukan pengetahuan dan
konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui rekonstruksi pengetahuan, yaitu mengubah
pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar, pengetahuan yang dimiliki seseorang yang
pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya
pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. dan perubahan itu sebagai akibat dari
interaksi dengan lingkungannya”
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Yuleilawati (2004:54) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran
konstruktivis menurut beberapa literatur yaitu sebagai berikut:

1.Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
2.Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia.
3.Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman.
4.Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau
menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain.
5.Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik, penilaian harus terintegrasi dengan
tugas dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah.
Prinsip-prinsip utama Teori Belajar
 Konstruktivisme
Guruvalah:
1. Pengetahuan di bangun oleh siswa secara aktif
2. Tekanan proses belajar mengajar terletak pada Siswa
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil
belajar
5. Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa
6. Guru adalah fasilitator
Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme dalam Kegiatan
Pembelajaran
Vygotsky:
1. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk
mengembangkan potensinya melalui belajar dan berkembang.
2. Pembelajaran perlu dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensialnya dari pada
perkembangan aktualnya.
3. Pembelajaran lebih di arahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan
kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramentalnya.
4. Anak di berikan kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif
yang telah di pelajarinya dengan pengetahuan prosedural untuk melakukan tugas-tugas dan
memecahkan masalah.
5. Proses Belajar dan pembelajaran tidak sekedar bersifat transferal tetapi lebih merupakan
ko-konstruksi.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KONTRUKTIVISME

Orientasi Elicitasi

Review, bagaimana Penggunaan ide dalam


ide itu berubah. banyak situasi
Paul Suparno (1997 : 69-70)
Proses belajar dalam Teori Belajar 
Konstruktivisme
Kegiatan belajar lebih di pandang dari segi prosesnya dari pada segi
perolehan pengetahuan dari fakta-fakta. Proses tersebut berupa
pemberian makna terhadap obyek dan pengalaman oleh individu
tersebut, tidak di lakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan
melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik
dalam budaya kelas maupun di luar kelas.
Peranan siswa dalam Teori Belajar
Konstruktivisme
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si
belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep
dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang di pelajari. Guru memang
dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang
memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya
paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa
sendiri. Dengan istilah lain, dapat di katakan bahwa hakekatnya kendali
belajar sepenuhnya ada pada siswa.
Peranan guru dalam Teori Belajar
Konstruktivisme
Dalam Teori Belajar Konstruktivisme guru atau pendidik berperan
membantu agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar.
Guru tidak menstransferkan pengetahuan yang telah di milikinya,
melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
Guru di tuntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang
siswa dalam belajar. Sehingga, Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-
satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya.
Sarana belajar
Pendekatan dalam Teori Belajar Konstruktivisme menekankan bahwa
peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan,
media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya di sediakan untuk
membantu pembentukan tersebut. Siswa di beri kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang di
hadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk
berpikir sendiri, memecahkan masalah yang di hadapinya, mandiri, kritis,
kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara
rasional.
Perbandingan Pembelajaran Tradisional (Behavioristik) dan Pembelajaran
Konstruktivistik
Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Kontruktivisme

Kurikulum di sajikan dari bagian-bagian menuju ke seluruhan dengan Kurikulum di sajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian,
menekankan pada keterampilan-keterampilan dasar. dan lebih mendekatkan pada konsep-konsep yang lebih luas.

Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-


Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah di tetapkan.
ide siswa

Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks dan buku Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber
kerja data primer dan manipulasi bahan

Siswa-siswa di pandang sebagai “kertas kosong” yang dapat di goresi


infor-masi oleh guru, dan guru-guru pada umumnya menggunakan cara Siswa di pandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan
di dak-tik dalam menyampaikan informasi teori-teori tentang dirinya.
kepada siswa.

Penilaian hasil belajar atau pengetahuan siswa di pandang sebagai Pengukuran proses dan hasil belajar siswa terjalin di dalam kesatuan
bagian dari pembelajaran, dan biasanya di lakukan pada akhir pelajaran kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang
dengan cara testing sedang di lakukan siswa, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.

Siswa-siswa biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada group process


Siswa-siswa banyak belajar dan bekerja di dalam group process.
dalam belajar.
Strategi Teori Belajar Konstruktivisme

2. Tahap kedua 3. Tahap ketiga 4. Tahap keempat


1. Tahap pertama Untuk mengoptimalkan
Guru harus bisa Bapak/Ibu meminta ketiga tahap
Berisi kegiatan
memancing peserta peserta didik untuk sebelumnya, Bapak/Ibu
lanjutan dari hasil
didik tentang suatu mencari solusi atau bisa mengondisikan
penyelidikan dan
pokok bahasan atau menyelidiki konsep suasana belajar di kelas
eksplorasi di tahap
konsep. yang telah dipaparkan menjadi lebih hangat,
kedua.
di tahap pertama. santun, dan penuh
wibawa.
Contoh Teori Belajar Konstruktivisme
Berikut ini merupakan contoh teori belajar konstruktivisme pada pelajaran Matematika.
Pak Andre merupakan seorang guru Matematika. Saat ini, Matematika Pak Andre di kelas
VII memasuki materi Nilai Rata-Rata. Beliau membuat suatu instruksi agar para peserta
didik bisa mulai menerapkan teori belajar konstruktivisme di kelas. Untuk menentukan
suatu nilai rata-rata, peserta didik diminta mengikuti langkah berikut.
1. Menyiapkan beberapa menara blok dengan beberapa variasi ketinggian.
2. Bapak/Ibu bisa meminta peserta didik untuk memotong beberapa menara blok yang
lebih tinggi, sesuai kata hati.
3. Ambil ujung menara blok tertinggi, lalu tempelkan di menara blok terendah. Lakukan
hal tersebut sampai ketinggian menara bloknya sama.
4. Ulangi kegiatan tersebut dengan beberapa perbedaan variabel.
 
Daftar Pustaka
 
Sutisna, Yaya. 2013. "Teori Belajar Konstruktivisme",
http://repository.upi.edu/6013/5/s_pwk_0810522_chapter2.pdf , diakses pada tanggal 23 Maret 2023 (pukul 09.27)
 
Saguni, Fatimah. 2019. “Penerapan Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1640523&val=14324&title=PENERAPAN%20TEORI%2
KONSTRUKTIVIS%20DALAM%20PEMBELAJARAN#:~:text=Konstruktivisme%20merupakan%20landasan%20be
pikir%20pendekatan%20kontekstual%2C%20yaitu%20bahwa%20pengetahuan%20dibangun,kaidah%20yang
20siap%20untuk%20diingat.&text=Dalam%20proses%20pembelajaran%2C%20siswa%20membangun,dalam
20proses%20belajar%20dan%20mengajar , diakses pada pada tanggal 23 Maret 2023(pukul 09.32)
 
Cious, Sereli. (2021).”Teori Belajar Konstruktivisme – Pengertian, Keunggulan, Contoh by sereliciouz May 7, 2021”
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-konstruktivisme/ , diakses pada tanggal 23 Maret 2023 (pukul
21.00)
 
Handayani, 2009. “Strategi Belajar Mengajar dengan ICM” ,
http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/02/18/stategi-belajar-aktif.htm , diakses
pada tanggal 23 Maret 2023 (pukul 09.39)
TERIMA KASIH

-Kelompok 11 

Anda mungkin juga menyukai