Anda di halaman 1dari 5

RESUME TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

Konstruk�visme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan). Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu
konstruksi kogni�f dari kenyataan yang tarjadi melalui ak�vitas seseorang.

Penger�an Teori konstruk�visme menurut para ahli:


1. Hill
Menurut Hill konstruk�visme merupakan Tindakan mencipta suatu makna dari apa yang sudah
dipelajari seseorang.
2. Shymansky
Konstruk�visme merupakan ak�vitas yang ak�f, Ke�ka peserta didik mela�h sendiri
pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah dipelajari, dan merupakan proses menyelesaikan
konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.
3. Karli dan Margareta
Konstruk�visme adalah proses belajar yang diawali adanya konflik kogni�f, sehingga akhirnya
pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik lewat pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan sekitarnya.
4. Tobin dan Timmons
Konstruk�visme adalah pembelajaran berlandaskan pandangan konstruk�visme yang harus
memperha�kan empat hal, yakni pengetahuan awal seseorang, belajar lewat pe ngalaman, interaksi
sosial, dan �ngkat kepahaman.
5. Samsul Hadi
Konstruk�visme adalah sebuah upaya membangun tata susunan hidup berbudaya modern.

Tujuan Teori Belajar Konstruk�visme


Adapun tujuan penggunaan teori ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik dalam memahami isi dari materi pembelajaran.
2. Mengasah kemampuan peserta didik untuk selalu bertanya dan mencari solusi atas pertanyaannya.
3. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep secara komprehensif.
4. Mendorong peserta didik untuk menjadi pemikir ak�f.

1) TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME


a. Karakteris�k manusia masa depan yang diharapkan
Karakteris�k manusia masa depan diharapkan dalam rangka membangun sumber daya manusia
adalah manusia manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko
dalam pengambilan keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar
yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri yaitu proses to learn to be. Mampu melakukan
kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan
bangsanya.
Kepekaan ar�nya ketajaman baik dalam ar� kemampuan berfikirnya mampu kemudahan tersentuh
ha� nuraninya dalam melihat dalam merasakan sesuatu mulai dari kepen�ngan orang lain sampai
kelestarian lingkungan sebagai ciptaan Allah SWT.
Kemandirian ar�nya kemampuan menilai proses dan hasil berfikir sendiri disamping proses dan
hasil berfikir oranglain serta keberanian ber�ndak sesuai dengan kesediaan kesediaan untuk
menerima segala konsekuensi keputusan �ndakan sendiri.
Kolaborasi ar�nya disamping mampu berbuat yang terbaik bagi dirinya sendiri, individu tersebut
juga mampu dengan individu lainnya dalam meninggkatkan mutu kehidupan bersama.

b. Proses Mengkonstuksi Pengetahuan


Pengetahuan seseorang merupakan konstruksi (bentukan) dari dirinya. Pengetahuann bukanlah
kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari melainkan sebagai konstruksi kogni�f
seseorang terhadap objek, pengalaman maupun lingkungannya.
Von Galserfeld (dalam Paulina Pannen 2001) mengemukakan ada beberapa kemampuan yang
diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan yakni:
1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman. Kemampuan untuk
mengingat dan mengungkapkan pengalaman sangat pen�ng kerena pengetahuan dibentuk
berdasarkan interaksi mahasiswa dengan pengalaman tersebut.
2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan satu
hal. Kemampuan membandingkan sangat pen�ng agar mahasiswa mampu menarik sifat yang
lebih umum dari pengalaman pengalaman khusus serta mellihat kesamaan dan perbedaannya
untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengontruksi pengetahuannya.
3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang lain. Melalui
suka dan �dak suka inilah muncul penilaian bagi pembentukan pengetahuannya.

c. Proses Pembelajaran Menurut Teori Konstruk�vis�k


Secara konseptual proses pembelajaran jika dipaandang dari pendekatan kogni�f, bukan sebagai
perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri mahasiswa, melainkan
sebagai pemberian makna oleh se�ap kejadian sebagai pemberian makna oleh mahasiswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran
struktur kogni�fnya. Dalam proses pembelajaran ini melibatkan:
1) Peranan Mahasiswa
Menurut pandangan konstruk�vis�k belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus di lakukan individu yang belajar. Ia harus ak�f melakukan
kegiatan ,ak�f berfikir , menyusun konsep dan memberi makna tentang hal hal yang di pelajari.
Dosen memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi
peluang o�mal bagi terjadinya belajar.
Oleh karena itu, peran siswa dalam proses pembelajaran menurut teori konstruk�visme adalah
sebagai pembentuk pengetahuan mereka sendiri dengan bantuan pengajar atau dosen sebagai
mediator dan fasilitator. Mahasiswa harus ak�f dalam proses pembelajaran dan membangun
sendiri apa yang harus dikuasai, serta membangun aspek sosialisasi. Dalam pembelajaran
konstruk�vis�k, siswa diberikan kebebasan dan kesempatan untuk mengkonstruksi
pengalamannya. Atau dengan is�lah lain dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya kendali
belajar sepenuhnya ada pada mahasiswa.
2) Peranan Dosen
Dalam pembelajaran konstruk�vis�k dosen atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh mahasiswa berjalan lancer. Pendidik �dak
mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu mahasiswa untuk
membentuk pengetahuannya sendiri.
Menurut prinsip pembelajaran konstruk�vis�k, seorang pengajar atau dosen berperan sebagai
mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar mahasiswa berjalan dengan baik
yaitu:
a) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan mahasiswa bertanggung
jawab, memberi kuliah atau ceramah bukanlah tuga utama seorang dosen.
b) Menyediakan atau memberikan kegiatan kegiatan yang merangsang keingintahuan
mahasiswa dan membantu mereka untuk mengekpresikan gagasannya dan
mengkomunikasikan ide ilmiah mereka
c) Memonitor, mengevaluasikan dan menunjukkan apakah pemikiran mahasiswa
berjalan atau �dak. Dosen mempertanyakan apakah pengetahuan mahasiswa dapat
diberlakukan untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Dosen membantu
mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan mahasiswa.

3) Sarana Belajar
Pendekatan konstruk�vis�k menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah
ak�vitas mahasiswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seper�
bahan, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan
tersebut. Mahasiswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya
sendiri tentang sesuatu yang dihadapi. Dengan cara demikian mahasiswa akan terbiasa dan
terla�h untuk berfikir kri�s, krea�f, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya
secara rasional.

4) Evaluasi Belajar
Evaluasi yang digunakan untuk menilai hasil belajar konstruk�vis�k memerlukan proses
pengalaman kogni�f bagi tujuan konstruk�vis�k. Bentuk-bentuk evaluasi konstruk�vis�k dapat
diarahkan pada tugas-tugas auten�k, mengkontruksi pengetahuan yang menggambarkan
proses berfikir yang lebih �nggi seper� penemuan, juga sintesis dan mengarahkan evaluasi
pada konteks yang luas dengan berbagai perspek�f.
Brooks & Brooks 1993 (dalam Paulina Pannen 2001) situasi pembelajaran konstruk�vis�k
dalam kelas sebagai berikut:
1. Ruang lingkup pembelajaran disajikan secara utuh, dengan penjelasan tentang keterkaitan
antarbagian, dengan penekanan pada konsep-konsep utama.
2. Pertanyaan mahasiswa dan konstruksi jawaban mahasiswa adalah pen�ng.
3. Kegiatan pembelajaran berlandaskan beragam sumber informasi primer dan materimateri
yang dapat dimanipulasi langsung oleh mahasiswa.
4. Mahasiswa dilihat sebagai pemikir yang mampu menghasilkan teori-teori tentang dunia
dan kehidupan.
5. Dosen bersikap interak�f dalam pembelajaran, menjadi mediator dari lingkungan bagi
mahasiswa dalam proses belajar.
6. Dosen mencoba menger� persepsi mahasiswa agar dapat melihat pola pikir mahasiswa
dan apa yang sudah diperoleh mahasiswa untuk pembelajaran selanjutnya.
7. Penilaian terhadap proses belajar mahasiswa merupakan bagian integral dalam
pembelajaran, dilakukan melalui observasi dosen terhadap hasil kerja mahasiswa melalui
pameran karya mahasiswa, dan portofolio.
8. Lebih banyak mahasiswa belajar dalam kelompok.

2) STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK


Beberapa strategi pembelajaran konstruk�vis�k yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
• Pembelajaran berbasis masalah
• Pembelajaran berbasis proyek
• Pembelajaran kolabora�f
• Pembelajaran reflek�f
• Pembelajaran berbasis diskusi
3) LANGKAH LANGKAH KONSTRUKTIVISME
1. Tahap pertama, peserta didik didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan pertanyaan
problema�k tentang fenomena yang sering dijumpai sehari hari oleh peserta didik dan
mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, peserta didik diberi
kesempatan untuk mengomunikasikan dan mengilusltrasikan pemahamannya tentang
konsep tersebut
2. Tahap kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep
melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterprestasian data dalam suatu
kegiatan yang telah dirancang oleh guru.
3. Tahap ke�ga, peserta didik melakukan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil
observasi peserta didik, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya peserta didik
membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
4. Tahap keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik dapat mengaplikasikan pemahamanan konseptualnya , baik melalui kegiatan
maupun pemunculan masalah masalah yang berkaitan dengan isu isu dalam lingkungan
peserta didik tersebut. (Yager dalam Lapono, dkk, 2008:3-28)

4) PENERAPAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS


Secara garis besar Langkah-langkah penerapan pendekatan konstru�visme didalam kelas adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksikan sendiri pengalaman dan keterampilan
barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
d. Ciptakan “Masyarakat Belajar” (belajar dalam kelompok- kelompok) (Abi Manyu,2008:22).
Sumber:
htps://www.studo.com/id/document/universitas-budiluhur/teori-belajar-dan pembelajaran/
rangkuman- teori-belajar
Undikma Pahriah (2022) “Buku Teori Belajar”
Sereliciouz, (2021) “teori belajar konstruk�visme”
Suparlan,s (2019), “teori konstruk�visme dalam pembelajaran”

Anda mungkin juga menyukai