Anda di halaman 1dari 10

TEORI

PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN : Teori Kontruktivisme
Disusun oleh : 1. Roudahnur
2. Nashila Artanovyani
1. pengertian konstruktivisme
2. Karakteristik dan prinsip belajar konstruktivisme
3. Tokoh-tokoh teori konstruktivisme
4. Kelebihan dan kelemahan teori konstruktivisme
5. Aplikasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran
1. pengertian konstruktivisme

Konstruktivisme berasal dari katato construct, yang artinya membangun atau


menyusun. Aliran konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan tidak bisa
ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing
individu. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan sesuatu proses
yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang sangat
menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.

kita dapat memahami bahwa teori konstruktivisme merupakan pembelajaran yang


bersifat generatif, yaitu kegiatan mencipta suatu makna dari sesuatu yang telah
dipelajari. Belajar lebih dipahami sebagai kegiatan manusia dalam membangunatau
menciptakan pengetahuannya sendiri dengan memberi makna pada pengetahuan
yang sesuai dengan pengalamannya.
Slavin mengidentifikasi 4 karakteristik belajar pendekatan konstruksi yaitu:

1. Proses top down. Yaitu peserta didik 3. Generatif learning (pembelajaran


memulai pelajaran dengan masalah- generatif), yaitu model belajar yang
masalah yang kompleks untuk menekankan pada penyatuan secara
dipecahkan, dan selanjutnya memecahkan aktif antara pengetahuanawal dengan
atau menemukan (dengan bantuan pengetahuan baru yang dimiliki
pendidik) keterampilan-keterampilan peserta didik melalui peran aktifnya
dasar yang diperlukan. dalam proses pembelajaran.

2. Pembelajaran kooperatif, yaitu peserta 4. Pembelajaran dengan penemuan, yaitu


didik akan lebih mudah menemukan dan peserta didik didorong untuk belajar
memahami konsep-konsep yang sulit jika melalui keterlibatan aktifnya sendiri
mereka saling mendiskusikan masalah dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
tersebut dengan temannya. yang telah ditentukan.
3. Tokoh-tokoh teori konstruktivisme

1. Jean Piaget

Menurut Piaget, perkembangan pemikiran manusia mirip sekali dengan


perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi dengan lingkungan. Piaget
menyatakan bahwa teori perkembangan kognitifnya merupakan teori adaptasi
pikiran ke suatu realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.
Piaget mendasarkan teorinya pada pemahaman konstruktivisme bahwa
pengetahuan seseorang merupakan bentukan individu itu sendiri. Proses
pembentukan pengetahuan akan terjadi apabila individu mengubah atau
mengembangkan skema yang telah dimilikinya terhadap rangsangan luar. Oleh
sebab itu dalam perkembangannya teori piaget juga disebut konstruktivisme
personal lantaran lebih menekankan pada keaktifan pribadi seseorang dalam
mengkonstruksikan pengetahuannya. Apalagi ia banyak mengadakan penelitian
terhadap proses belajar anak dan pembangunan pengetahuannya.
2. Lev Semonovich Vigotsky

Vygotsky memandang sosiokultural sebagai aspek yang memiliki peran besar dalam
membantu perkembangan kognitif anak. Olehsebab itu sangat penting menciptakan
lingkungan dan budaya belajar yang kondusif bagi penunjangan perkembangan
anak. Lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat memiliki peran penting.
Disekolah pendidik memiliki tugas sebagai fasilitator yang memberi bimbingan
terhadap peserta didik dan memperhatikan lingkungan belajarnya.
4. Kelebihan dan kelemahan teori konstruktivisme
Kelebihan dari teori konstruktivisme :

Kelebihan dari teori konstruktivisme :


Dalam teori konstruktivisme, pendidik bukanlah sumber belajar. Ia hanya sebagai fasilitator yang
membimbing dan mengarahkan peserta didik.
Teori ini mengarahkan peserta didik untuk lebih kreatif dan aktif. Keaktifan dan kreatifitas peserta didik
merupakan akibat dari konstruksi mandiri peserta didik terhadap sesuatu. Alhasil, peserta didik dituntut aktif dan
kreatif untuk mengaitkan ilmu baru dengan pengalamannya sehingga tercipta konsep yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Teori konstruktivisme merangsang terciptanya sikap produktif dan percaya diri pada peserta didik.
Teori konstruktivisme memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran. Sebab perserta didik
terlibat secara langsung dalam membagun pengetahuan baru. Selain itu peserta didik juga akan lebih mudah
mengingat. Sebab peserta didik mengalami keterlibatan langsung dan aktif terhadap sesuatu yang dipelajarinya.
Teori konstruktivisme mendorong peserta didik memperoleh kemahiran sosial. Dengan partisipasi peserta didik
secara aktif, dan interaksinya dengan pendidik serta peserta didik lain, maka peserta didik akan memperoleh
ragam kemahiran sosial.
 
Kelemahan teori konstruktivisme

Belajar menurut teori konstruktivisme merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini
harus dilakukan oleh peserta didik sehingga menuntutnya untuk aktif melakukan kegiatan, berpikir, menyusun
konsep, dan memberi makna tantang hal hal yang sedang dipelajari. Persoalannya jika ada peserta didik yang
tidak aktif maka ia akan ketinggalan oleh peseta sisik lain, dan tidak maksimal menangkap pelajaran.
Peran pendidik dalam teori konstruktivisme hanya sebagai fasilitator yang membantu agar proses konstruksi
pengetahuan oleh peserta didik berjalan dengan lancar. Pendidik tidak mentransfer pengetahuan yang telah
dimilikinya, tatapi membantu peserta didik membentuk pengetahuannya sendiri. Jika pendidik tidak mampu
melakukan tugasnya sebagai fasilitator, maka pesertadidik tidak dapat mengkonstruksikan pengetahuannya.

Teori konstruktivisme menuntut adanya sarana belajar yang memadai demi terciptanya proses pembelajaran.
Pendidik harus menyediakan terlebih dahulu sarana belajar tersebut, seperti bahan, media, peralatan,
lingkungan dan fasilitas lainnya untuk membantu pembentukan tersebut. Jika sarana belajar kurang, makan
peserta didik tidak bisa efektif dalam proses belajar.
Teori konstruktivisme mendorong untuk melakukan evaluasi pada proses, bukan hasil. Proses belajar peserta
didik seperti keaktifan berinteraksi dan partisipasi lebih pentingketimbang hasil. Masalahnya proses tanpa
mementingkan hasil akan menjadikan belajar susah diukur.
 
5 Aplikasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran

1. Mendorong kemandirian dan inisatif peserta didik


Pendidik hendaknya menghargai gagasan atau pemikiran para peserta didik, dan mendorong mereka berpikir mandiri
agar dapat menemukan identitas intelektual mereka. Peserta didik yang mampu merumuskan pertanyaan pertanyaan
dan menganalisis, serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar. Alhasil
peserta didik dapat menjadi pemecah masalah(problem solvers)

2.Pendidik mengajukan pertanyaan yang direspon peserta didik


Pendidik dapat mengajukan pertanyaan kepada para peserta didik dan memberikan waktu kepada meraka untuk
meresponnya. Hal ini mesti dilakukan pendidik karena proses berpikir reflektif memerlukan waktu yang cukup.

3. Peserta didik berpartisipasi aktif dalam dialog maupun diskusi


Dialog dan diskusi kelas bersifat intensif sehingga sangat membantu peserta didik dalam mengubah atau menguatkan
gagasan-gagasannya. Jika peserta didik memiliki kesempatan mengemukakan pemikiran dan mendengarkan gagasan
orang lain, maka ia akan mampu membangun pengetahuan yang didasarkan atas pemahamannya. Jika peserta didik
merasa nyaman dan aman untuk mengemukakan gagasan-gasasannya, maka dialog yang sangat bermakna akan tercipta
dikelas.

4. Pendidik menyediakan data mentah


Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para peserta didik dalam mengamati
dan menganalisis fenomena alam didunia nyata. Pendidik dapat membantu peserta didik menghasilkan abstraksi atau
pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secarabersama sama melalui ketersediannya data
mentah, sumber-sumber utama, dan materi yang sifatnya interaktif.
 
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai