Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Teori Konstruktivistik pada Persentasi Kelompok 4

Nama : Muhamad Kelvino Risfigianto


NIM : 190543636455
S1 Pendidikan Tata Boga

1. Teori Konstruktivistik berasal dari kata kontruksi yang artinya fondasi, dalam pembelajaran
yang dibagun dalalah pengetahuan dan fondasi belajar berupa penggalaman siswa itu sendiri,
contohnya prilakunya, tata krama dan hal-hal yang pernah dia alami. Peran guru adalah
menambahkan sehingga dapat disimpulkan prinsip Teori Konstruktivistik adalah anak-
anak sendiri yang membangun pengetahuanya berdasarkan penggalaman yang telah
dia alami. Konstruktivistik merupakan proses belajar untuk mengkontruksi atau
membangun pengetahuan siswa itu sendiri secra mandiri berdasarkan penggalamanya.

2. Tujuan Teori Konstruktivistik adalah memberikan keaktifan terhadap manusia untuk


belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal - hal
lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Contohnya adalah
Presidsen BJ. Habibi beliau lebih pintar disbanding temen-temannya di kelas karena
beliau lebih aktif sehingga mencapai aktualisasi diri.

Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab siswa


sendiri
Mengembangkan kemamuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
sendiri pertanyaannya
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang
mandiri
Membantu siswa untuk mengembangkan
pengertian dan pemahaman suatu konsep secara lengkap
Lebih menekankan pada proses belajar bagaiman belajar itu

3. Konsep Kunci Teori Konstruktivistik

a) SKEMA (Pemahaman awal)


b) Asimilasi (Informasi baru)
c) Akomodasi (Pengetahuan baru)
d) Equlbirasi (Keseimbangan/Keberhasilan berpikir)

Konstruktivistik Kognitif

Jean Piaget : Pengetetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh


seseorang, melainkan melalui tindakan. Kemampuan mengkontruksi
ilmu pada anak akan berbeda berdasarkan kematangan intelektual.
Pada teori ini konsekuensinya adalah siswa harus memiliki
keterampilan untuk meyesuaikan diri.
Konstruktivistik Sosial
Lev Semenovich Vygosky : Menekankan pada sosiokultural dan
pembelajaran. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya. Pengetahuan, sikap,
pemikiran, tata nilai yang di miliki siswa akan berkembang melalui
proses interaksi, konsepnya ada dua :

 Zone Of Proximal Development (ZPD)


Siswa mempu mengkonstruksi pengetahuan di bawa bimbingan
orang dewasa. Artinya bantuan, belajar adalah siswa itu harus
mandiri, praktik sendiri, mencoba sendiri kemudia jika
kesulitan dia boleh bertanya ke orang lain.
 Scaffolding
Merupakan pemberian tahap awal pembelajaran, kemudian
mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengalih alih tanggung jawab yang lebih besar.

4. Kelebihan Teori Konstruktivistik


 Melatih untuk berfikir kritis
 Berfikir kreatif
 Serta kemampuan berkomunikasi
Hidarapkan siswa dapat menerapkan keterampilan berfikir abad 21 yaitu : anak-anak sudah
dapat berfikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan berkolaborasi.

5. Kelemahan Teori Konstruktivistik adalah harus menemukan guru yang tepat, jika
gurunya kurang perhatian maka proses kontruksi pengetahuan tidak akan berjalan.
Jadi tidak bergantung pada siswa entah dia aktif atau pasif jika gurunya sesuai maka
tujuan belajar akan tercapai.

6. Teknologi dan media belajar menggunakan projek base learning, atau pembelajaran berbasis
kasus. Media belajarnya berupa puzzle, lego dan youtube.

7. Aplikasi Teori Konstruktivistik dalam pembelajaran sistem sekolah di Finlandia


menjadikan Finlandia sebagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia.
Karena di Finlandia siswa dapat memilih kelas sesuai dengan minat dan bakat siswa
tersebut sehingga siswa merasa senang dalam belajar dan mencapai aktualisasi diri, di
sekolah Finlandia juga tidak ada pekerjaan rumah dan ujian, sehingga siswa tidak
terlalu terbebani, guru biasanya hanya memberikan pertanyaan singkat di depan kls
dan kemudia dijawab oleh siswa.

8. Strategi Belajar Teori Konstruktivistik

a) TOP-down processing
Dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa belajar dimulai dari
masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menghasilkan atau
menemukan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya, siswa diminta menulis
kalimat-kalimat, kemudian dia akan belajar untuk membaca, belajar tentang
tata bahasa kalimat-kalimat tersebut dan kemudian bagaimana menulis titik
dan komanya.
b) Cooperative learning
Strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana siswa akan lebih
mudah menemukan secara komprehensip konsep-konsep yang sulit jika
mereka mendiskusikannya dengan siswa yang lain tentang problem yang
dihadapi. Dalam strategi ini, siswa belajar dalam pasangan-pasangan atau
kelompok untuk saling membantu memecahkan problem yang dihadapi.
c) Generative learning
Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara materi
atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata. Sehingga dengan
menggunakan pendekatan generative learning diharapkan siswa menjadi lebih
melakukan proses adaptasi ketika menghadapi stimulus baru. Selain itu,
pendekatan ini mengajarkan sebuah metode yang untuk melakukan kegiatan
mental saat belajar, seperti membuat pertanyaan, kesimpulan, atau analogi-
analogi terhadap apa yang sedang dipelajari.
9. Pertanyaan dan Jawaban

KELOMPOK 1
Soal: Bagaimana mengatasi kondusi kelas yang pasif dalam pembelajaran ,
berdasarkan teori kontrutivistik?

Jawaban: Untuk mengatasi kelas yang pasif adalah proses belajar dengan melibatkan
cara dan strategis belajar untuk memengaruhi pola dan cara berpikir siswa. Jika cara
belajar siswa dalam upaya memperoleh pemahaman dan pengetahuan cenderung
monoton (berulang-ulang), maka siswa menjadi pasif dan kurang maksimal dalam
membangun pengalaman belajarnya.Dalam hal ini, teori konstruktivistik memberikan
definisi belajar sebagai aktifitas aktif peserta didik yang mana mareka membangun
sendiri pengetahuannya, menggali makna, mencari hal-hal baru dari apa yang
dipelajarinya dan menyimpulkan konsep dan ide sesuai dengan pengalamannya

KELOMPOK 2
Soal: Terkait dengan video yang ditayangkan itu keterkaitan dengan teori
kontrutivistiknnya bagaimana ?

Jawaban: Pada video yang ditayangkan kaitannya dengan teori konstruktivistik


tepatnya pada menit (1.27-2.18) ditunjukan bahwa siswa memperoleh sebuah ilmu
berupa perhitungan matematika kemudian diterapkan pada kegiatan suatu usaha yg
diminta siswa untuk bekerja, dimana siswa tersebut menjual suatu produk berupa kue.
Kegiatan ini merupakan hasil dari pengetahuan yang diperoleh lalu dikembangkannya
sendiri. Kegiatan tersebut juga merupakan penerapan dari teori konstruktivistik
Kelompok 3
Soal: Menurut kelompok 4 bagaimana pandangan teori kontruktivistik tentang proses
pembelajaran, guru dan siswa?

Jawaban: Teori konstruktivisme memandang belajar sebagai suatu proses


pembangunan (konstruksi) pengetahuan oleh siswa itu sendiri. Dalam penerapannya,
siswa tidak secara pasif menerima pengetahuan dari guru, melainkan siswa
mengembangkan sendiri pengetahuan melalui pengalaman dan interaksinya dengan
lingkungan sekitar. Guru hanya bertindak sebagai mediator dan fasilitator yang
membuat situasi kondusif untuk mengawal kontruksi pengetahuan siswa. Dalam teori
ini, siswa dipandang sebagai tokoh utama dalam proses pengembangan pengetahuan,
melalui tuntutan untuk aktif mengeksplorasi media dan bahan ajar guna menggali
informasi di dalamnya, sehingga dapat menghasilkan individu yang kritis, kreatif,
adaptif, mampu berkolaborasi, dan memiliki kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.

Kelompok 1
Soal: Dalam Teori Konstruktivistik siswa mampu mencari masalah sendiri,
mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir tentang
pengalamannya sehingga siswa menjadilebih kreatif dan imajinatif serta dapat
menciptakan lingkungan belajat yang kondusif, namun bagaimana jika seorang anak
tidak mampu menguasai dan memahami suatu materi dan walaupun sudah dibimbing
masih sulit memahami sehingga anak itu tertinggal materi dengan teman lainnya?

Jawaban: Dengan memahami karakteristik siswa tsb, sebelum menerapkan metode


anak yg lambat dalam memahami pelajaran terlebih dahulu memahami bagaimana
karakter siswa tersebut , memberikan tugas tambahan supaya siswa yg tsb bisa
mengejar ketertinggalan dari siswa lain yang memiliki tingkat pemahaman yg cukup
baik dan konsultasi langsung ke orang tua siswa dengan menanyakan bagaimana
perilaku anak ketika berada di rumah, kebiasaan anak atau hubungan emosional antara
orang tua dan anak.

Anda mungkin juga menyukai