Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajran yang dilandasi premis bahwa
dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. para ahli lain berpendapat bahwa konstruktivisme sebagai salah satu bentuk pragmatism, oleh sebab itu dapat dimaklumi jika tokoh pragmatism, John Dewey yang terkenal dengan konsep belajar dengan melakukan (learning by doing), dikategorikan sebagai ahli pendukung konstruktivisme Asumsi-asimsi dasar dari konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Merril (1991) adalah sebagai berikut: Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman Belajara adalah penafsiaran personal tentang dunia nyata Belajar adalah suatu proses aktif dimana makna dikembangakan berlandaskan pengalaman Pertumbuhan konseptual berasal dari negoisasi makna, saling berbagi tentang perspektif ganda dan pengubahan representasi mental melalui pembelajaran kolaboratif Belajar dapat dilakukan dalam setting nyata, ujian dapat diintergrasikan dengan tugas- tugas dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah (penilaian autentik) Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan konstruktivisme menghendakai siswa harus membangun pengetahuan di
dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide mereka. Oleh karena itu agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan pendidik maka pendekatan konstruktivisme merupakan solusi yang baik untuk dapat diterapkan. Perbedaan pembelajaran behavioristik (tradisional) dengan konstruktivistik menurut Aqib, (2002:120), Budiningsih, (2005:63) adalah sebagai berikut. No Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Konstruktivistik
Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju kebagian-
Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju keseluruhan 1 bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih dengan menekankan pada keterampilan dasar luas
Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan
2 Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan dan ide-ide siswa
Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber- 3 dan buku kerja sumber data primer dan manipulasi bahan
Siswa dipandang sebagai “kertas kosong” yang dapat digoresi
Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat 4 informasi oleh guru, dan guru menggunakan cara didaktik memunculkan teori-teori tentang dirinya dalam menyampaikan informasi kepada siswa Konsep teori pembelajaran Konstruktivisme Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada beberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai informasi. Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu: 1. memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. 2. mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. 3. memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. 4. mengutamakan peran siswauntuk saling berinteraksi. Dampak teori Konstruktivisme Piaget terhadap pembelajaran:
Kurikulum: pendidik harus merencanakan kurikulum yang berkembang sesuai
dengan peningkatan logika anak dan pertumbuhan koseptual anak. Pengajaran: Guru harus lebih menekankan pentingnya peran pengalaman bagi anak, atau interaksi anak dengan lingkungan disekitarnya. Misalnya guru harus mencermati peran penting konsep-konsop pundamental, seperti kelestarian objek- objek, serta permainan-permainan yang menunjang struktur koknitif Teori Vygotsky
Teori Vygotsky adalah penekanan pada hakekatnya pembelajaran sosiokultural.
Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara “internal” dan “eksternal” dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya. Vigotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas - tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam “zone of proximal development” mereka. Berikut ini beberpa konsep kunci dari teori konstruktivisme soasial, antara lain:
Self Regulated Learner
Siswa Sebagai Individu yang Tanggung jawab (Pembelajaran yang Dapat Unik Pembelajaran Mengelola Diri Sendiri)
Zona Perkembangan (Zone of Peran Guru sebagai
Motivasi Pembelajaran Development,ZD) Fasilitator
Interaksi Dinamik antara
Pemagangan Kognitif Tugas-Tugas, Instruktur dan Kolaborasi Antarpembelajar (Cognitive Apprenticeship) Pembelajaran Perbandingan antara Konstruktivisme Piaget dengan Konstruktivisme Vygotsky PIAGET VYGOTSKY lebih mengembangkan teori schemata lebih mengembangkan teori zona (schemata) perkembangan dan scaffolding
mengembangkan teorinya berlandaskan tidak melihat hal itu penting
pengembangan anak sesuai kronologis usianya
lebih menekankan perkembangan siswa secara tegas lebih menekankan
sebagai individu, walau bukan berarti perkembangan siswa sebagai makhluk mengabaikan pandangannya tentang sosial yang amat dipengaruhi oleh konstruktisionisme sosial peradaban, tradisi dan lingkungan budayanya. Dampak Teori Konstruktivisme Terhadap Pembelajaran
Tujuan Pendidikan: Menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan
berpikir untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Kurikulum: Konstruktivisme tidak memerlukan kurikulum yang distandarisasikan. Pengajaran: Di bawah teori konstruktivisme, pendidik berfokus terhadap bagaimana menyusun hubungan antar fakta-fakta serta memperkuat perolehan pengetahuan yang baru pada siswa Pembelajar: Diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya Penilaian: Konstruktivisme tidak memerlukan adanya tes yang baku sesuai dengan tingkat kelas TERIMA KASIH