Anda di halaman 1dari 14

Hakikat Konstruktivisme

Inovasi Pembelajaran Pertemuan 12


PENGERTIAN KONSTRUKTIVISME

 Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajran yang dilandasi premis bahwa


dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan
pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup.
 para ahli lain berpendapat bahwa konstruktivisme sebagai salah satu bentuk
pragmatism, oleh sebab itu dapat dimaklumi jika tokoh pragmatism, John Dewey
yang terkenal dengan konsep belajar dengan melakukan (learning by doing),
dikategorikan sebagai ahli pendukung konstruktivisme
Asumsi-asimsi dasar dari konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Merril (1991)
adalah sebagai berikut:
 Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman
 Belajara adalah penafsiaran personal tentang dunia nyata
 Belajar adalah suatu proses aktif dimana makna dikembangakan berlandaskan
pengalaman
 Pertumbuhan konseptual berasal dari negoisasi makna, saling berbagi tentang perspektif
ganda dan pengubahan representasi mental melalui pembelajaran kolaboratif
 Belajar dapat dilakukan dalam setting nyata, ujian dapat diintergrasikan dengan tugas-
tugas dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah (penilaian autentik)
Konstruktivisme dalam Pembelajaran

 Pendekatan konstruktivisme menghendakai siswa harus membangun pengetahuan di


dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar
yang membuat informasi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide mereka.
 Oleh karena itu agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan pendidik maka
pendekatan konstruktivisme merupakan solusi yang baik untuk dapat diterapkan.
Perbedaan pembelajaran behavioristik (tradisional) dengan
konstruktivistik menurut Aqib, (2002:120), Budiningsih, (2005:63) adalah
sebagai berikut.
No Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Konstruktivistik

Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju kebagian-


Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju keseluruhan
1 bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih
dengan menekankan pada keterampilan dasar
luas

Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan


2 Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan
dan ide-ide siswa

Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-
3
dan buku kerja sumber data primer dan manipulasi bahan

Siswa dipandang sebagai “kertas kosong” yang dapat digoresi


Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat
4 informasi oleh guru, dan guru menggunakan cara didaktik
memunculkan teori-teori tentang dirinya
dalam menyampaikan informasi kepada siswa
Konsep teori pembelajaran
Konstruktivisme
Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak
membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan
lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan,
perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada beberapa jauh anak
aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini
peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai informasi.
Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif
pada pendidikan yaitu:
1. memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar
kepada hasilnya.
2. mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam
kegiatan belajar.
3. memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
4. mengutamakan peran siswauntuk saling berinteraksi.
Dampak teori Konstruktivisme Piaget terhadap
pembelajaran:

 Kurikulum: pendidik harus merencanakan kurikulum yang berkembang sesuai


dengan peningkatan logika anak dan pertumbuhan koseptual anak.
 Pengajaran: Guru harus lebih menekankan pentingnya peran pengalaman bagi anak,
atau interaksi anak dengan lingkungan disekitarnya. Misalnya guru harus
mencermati peran penting konsep-konsop pundamental, seperti kelestarian objek-
objek, serta permainan-permainan yang menunjang struktur koknitif
Teori Vygotsky

 Teori Vygotsky adalah penekanan pada hakekatnya pembelajaran sosiokultural.


 Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara “internal” dan “eksternal” dari
pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran.
 Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing
individu dalam konsep budaya.
 Vigotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas -
tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam “zone of proximal
development” mereka.
Berikut ini beberpa konsep kunci dari teori
konstruktivisme soasial, antara lain:

Self Regulated Learner


Siswa Sebagai Individu yang Tanggung jawab
(Pembelajaran yang Dapat
Unik Pembelajaran
Mengelola Diri Sendiri)

Zona Perkembangan (Zone of Peran Guru sebagai


Motivasi Pembelajaran
Development,ZD) Fasilitator

Interaksi Dinamik antara


Pemagangan Kognitif
Tugas-Tugas, Instruktur dan Kolaborasi Antarpembelajar
(Cognitive Apprenticeship)
Pembelajaran
Perbandingan antara Konstruktivisme Piaget
dengan Konstruktivisme Vygotsky
PIAGET VYGOTSKY
lebih mengembangkan teori schemata lebih mengembangkan teori zona
(schemata) perkembangan dan scaffolding

mengembangkan teorinya berlandaskan tidak melihat hal itu penting


pengembangan anak sesuai kronologis
usianya

lebih menekankan perkembangan siswa secara tegas lebih menekankan


sebagai individu, walau bukan berarti perkembangan siswa sebagai makhluk
mengabaikan pandangannya tentang sosial yang amat dipengaruhi oleh
konstruktisionisme sosial peradaban, tradisi dan lingkungan
budayanya.
Dampak Teori Konstruktivisme Terhadap Pembelajaran

 Tujuan Pendidikan: Menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan


berpikir untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.
 Kurikulum: Konstruktivisme tidak memerlukan kurikulum yang distandarisasikan.
 Pengajaran: Di bawah teori konstruktivisme, pendidik berfokus terhadap bagaimana
menyusun hubungan antar fakta-fakta serta memperkuat perolehan pengetahuan yang baru
pada siswa
 Pembelajar: Diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi
dirinya
 Penilaian: Konstruktivisme tidak memerlukan adanya tes yang baku sesuai dengan tingkat
kelas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai