Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

STRATEGI PEMBELAJARAN EKONOMI

Dosen pengampu:
Oknaryana, S.Pd, M.Pd.E

Oleh:
Mailatunil Azizi
Nim 22053029

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
• Menurut pandangan saudara teori belajar mana yang paling cocok diterapkan di
Indonesia pada saat ini. Tuliskan pandangan saudara yang dikuatkan dengan
teori pendukung serta kaitkan dengan kurikulum merdeka belajar.

Dalam pandangan saya, teori belajar yang paling cocok diterapkan di


Indonesia pada saat ini adalah teori konstruktivisme. Teori konstruktivis merupakan
pendekatan pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa dalam
mengkonstruksi pemahamannya terhadap dunia melalui pengalaman langsung,
refleksi, dan interaksi dengan lingkungan. Dalam teori ini, pengetahuan tidak
dipandang sebagai sesuatu yang disampaikan secara pasif dari guru ke siswa,
melainkan sebagai struktur mental yang dibangun siswa melalui proses belajar
aktif. Teori konstruktivisme membantu siswa menemukan ide-ide baru berdasarkan
pengalamannya dan didukung oleh pengetahuan yang diperoleh, sehingga
membuat kehidupan siswa lebih dinamis dan pengetahuannya terus meningkat.
Namun, untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, dukungan lingkungan belajar
yang kondusif juga harus diperhatikan. Beberapa teori pendukung yang
memperkuat konsep konstruktivisme antara lain teori kognitif, teori pembelajaran
sosial, dan teori pembelajaran berbasis proyek.

Teori kognitif yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti Piaget dan


Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui proses di mana siswa
menginternalisasikan informasi. Dalam konteks konstruktivisme, pemahaman ini
dapat diterapkan dengan mengakui bahwa siswa memproses informasi berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan mereka sebelumnya dan melalui interaksi mereka
dengan lingkungan. Dengan cara ini, guru dapat merancang pengalaman belajar
yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah, refleksi, dan pembentukan
konsep baru, bergantung pada tahap perkembangan kognitif mereka. Lebih lanjut,

Teori pembelajaran sosial juga mendukung konsep konstruktivisme dengan


menekankan pentingnya interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Menurut teori
ini, siswa belajar melalui observasi dan interaksi dengan orang lain, dan
pembelajaran terjadi melalui partisipasi aktif dalam komunitas belajar. Dalam
konteks kurikulum pembelajaran merdeka yang menekankan pada kolaborasi dan
komunikasi antar siswa, pendekatan konstruktivis berdasarkan teori pembelajaran
sosial dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan
mendukung keberagaman.

Selain itu, teori pembelajaran berbasis proyek juga konsisten dengan konsep
konstruktivis dengan menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
penerapan pengetahuan dalam situasi dunia nyata. Dengan memberikan proyek
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan permasalahan dunia nyata, guru
dapat mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri
terhadap materi pelajaran dan mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan
pemecahan masalah. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip kurikulum
Merdeka Belajar, dimana siswa didorong untuk berperan aktif dalam
pembelajarannya sendiri dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan
kehidupan masa depannya.

Dalam konsep ini, siswa juga dibimbing untuk secara aktif menemukan
pengetahuan baru berdasarkan kematangan kognitifnya, dengan tujuan membangun
pemahaman dan menciptakan karya berdasarkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperolehnya. Apabila siswa mampu menghasilkan karya berarti memahami
dan menguasai keterampilan yang diharapkan.

Hubungan antara penerapan Kurikulum Merdeka berdasarkan teori


pembelajaran konstruktivis menekankan pada aspek kemandirian atau kebebasan
peserta didik dan pendidik untuk mengembangkan proses pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata kemudian mengaitkannya dengan konsep-konsep
abstrak (teori) yang akan dilakukan. Oleh karena itu, dalam penerapan kurikulum
merdeka berdasarkan teori belajar konstruktivis, pendidik selain siswa mempunyai
kewajiban untuk terus belajar berdasarkan pengalaman lingkungan. Misalnya
melalui observasi dan cerita dari sesama guru di satuan pendidikan yang berbeda.
Hal ini bisa menjadi alternatif yang dapat menjadi inspirasi untuk mengoptimalkan
penerapan kurikulum merdeka sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
didik. Pendekatan konstruktivis memungkinkan guru menjadi fasilitator, bukan
sekedar menyampaikan informasi, membantu siswa mengembangkan pemahaman
mereka sendiri terhadap materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai