NIM : 7163142028
KELAS : B REGULER
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
1) Menjelaskan teori belajar kontruktitisme
2) Menjelaskan Teori belajar behaviorisme
3) Menjelaskan belajar kognitisme
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME
1. Pegertian
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang
dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan
pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti:
Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif
membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan membri kesempatan kepada
2
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar
siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke
tingkat pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka
tulis dengan bahasa dan kata – kata mereka sendiri.
Berkaitan dengan konstruktivisme, terdapat dua teori belajar yang dikaji dan
dikembangkan oleh Jean Piaget dan Vygotsky, yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
3
Skemata. Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan
lingkungan disebut dengan skemata. Sejak kecil anak sudah memiliki
struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema (schema). Skema
terbentuk karena pengalaman.
Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam
skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru
seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan
skemata yang telah dipunyai.
Keseimbangan. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak
seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat
membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur
dalamnya.
4
2)Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta
didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui
belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3)Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang
sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan
teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi
pengetahuan pada diri peserta didik.
Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
dianut oleh para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
5
dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar.
e) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.
6
pasti, tetap, tidak berubah. Dalam hal ini pengetahuan telah terstruktur dengan
rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau
pebelajar
Menurut teori behaviorisme apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa
saja yang dihasilkan siswa (respons) semua harus bisa diamati, diukur, dan tidak
boleh hanya implisit (tersirat). Faktor lain yang juga penting adalah faktor penguat
(reinforcement). Penguat adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya
respons. Bila penguatan ditambah (positive reinforcement) maka respons akan
semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement)
responspun akan tetap dikuatkan.
7
e) Mementingkan pembentukan struktur kognitif
3. Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya
didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa
(advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan
kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalah konsep atau informasi
umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa.
Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu : Menyediakan suatu
kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari. Berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan
dipelajari. Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih
mudah
8
prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.
Setiap siswa perlu dimotivasi oleh guru agar merasa bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan, dan bukan sebaliknya sebagai beban
Pembelajaran hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit ke hal-hal yang
abstrak.
Setiap usaha mengkonseptualisasikan matari pembelajaran hendaknya
diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa belajar.
Pembelajaran hendaknya dirancang sesuai dengan pengalaman belajar
siswa dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangannya.
Materi pelajaran hendaknya dirancang dengan memperhatikan sequencing
penyajian secara logis.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran menurut teori aliran behavioristik adalah upaya membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan. Prinsip
pembelajarannya ada penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar berupa
pujian, aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai), hukuman, dan perilaku
belajar yang segera diikuti konsekuensi.
Pembelajaran menurut aliran kognitif , Jean Piaget memiliki 3 prinsip
pembelajaran yaitu belajar aktif, belajar lewat interkasi sosial dan pengalaman
sendiri. Menurut Brunner antara lain pengalaman optimal untuk mau dan dapat
belajar, perstrukturan pengetahuan, urutan penyajian materi dan pemberian
penguatan. Sedangkan, David Ausubel yaitu kerangka cantolan, belajar progesif,
belajar superodinat dan penyesuaian integratif..
Pembelajaran berdasarkan teori kontruktivisme yang berperan dalam model
pembelajaran kuantum. Model ini adalah upaya untuk mengorkestrasikan berbagai
interaksi dalam proses pembelajaran menjadi cahaya prestasi, dengan
menyingkirkan hambatan belajar dan menfasilitasinya sehingga peserta didik
dapat belajar dengan mudah.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://magister-pendidikan.blogspot.com/p/teori-konstruktivistik.html
http://choy080990.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-behaviorisme-
kognitivisme.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-kognitivisme-
406223.html
11