Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANALISIS FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN ISLAM


Tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
DOSEN PEMBIMBING
Dr. H. Mustadi, M.Pd.

Kelompok : 03
Ainin Syarifah
Cholisotul Arini
Nur Moh. Mishbahul Anam
Wanda

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUDDiN

TAHUN
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan

untuk penulis menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah. Tak

lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah

Muhammad Saw. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Dan begitu pula penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis

Filsafat Tentang Pendidikan Islam dengan tepat waktu, guna memenuhi tugas

dosen pada bidang studi mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. selain itu

penulis juga berharap agar makalah ini dapat membawa wawasan bagi pembaca

tentang makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr.

H. Mustadi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah filsafat pendidikan Islam.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh kaeran itu,

kritik dan saran yang akan membangun penulis terima demi kesempurnaan

makalah ini.

25 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I

a. Latar Belakang ................................................................................................... 1


b. Rumusan Masalah.............................................................................................. 3
c. Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II

a. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam ............................................................... 4


b. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam ..................................................... 14
c. Hakikat Pendidikan Islam ............................................................................... 15
d. Peranan Filsafat dalam Pendidikan Islam ....................................................... 19
BAB III

a. Kesimpulan ....................................................................................................... 20
b. Saran .................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat pendidikan Islam dalam menganalisis suatu masalah akan selalu

hadir dalam memberikan informasi tentang pendidikan dan proses Islam

dengan maksud dan tujuan adalah mencapai kondisi yang ideal. Filsafat

pendidikan Islam pada kenyataannya menuju untuk dua arah, yaitu menuju

perluasan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam yang secara

otomatis akan menghasilkan teori baru dalam pendidikan ilmu Islam dan

menuju perbaikkan serta pembaruan dari praktek dalam pelaksanaan

pendidikan Islam.

Filsafat pendidikan Islam memperhatikan prinsip-prinsip dan konsep

konsep yang mendasari pendidikan dalam Islam. Tugas filsafat pendidikan

adalah memonitori dan mengontrol basis-basis pendidikan. Dengan kata

lain, filsafat bekerja di luar praktek pendidikan itu sendiri, bahkan di luar

prinsip dan konsep yang dijadikan dasar pijakan bagi pelaksanaan

pendidikan. Karena sesungguhnya lembaga pendidikan bukan berarti

sesuatu yang hidup dalam menara gading dan mengasingkan diri dari

kehidupan masyarakat, akan tetapi sesuatu yang hidup menyatu dengan

masyarakat dan berbagai persoalannya.1

1
Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2010), hal. 5
1
2

Filsafat pendidikan Islam beroperasi di ruang-ruang pengetahuan Islam

maupun esensi moralitas, pengetahuan, sains, bahkan konsep moralitas

adalah produk suatu zaman, dengan konteks dan spiritnya tersendiri. Filsafat

pendidikan berupaya memahami spirit dan konteks tersebut, sehingga tidak

ada yang tak tersentuh oleh filsafat. Karenanya, filsafat pendidikan Islam

mampu masuk dalam ruang pengetahuan Islam itu sendiri. Filsafat sangatlah

dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan Islam memiliki keinginan

yang kuat untuk mencetak manusia baru dan membangun kehidupan baru.

Kebaruan selalu muncul dari proses panjang, kritik yang substansial, serta

pemecahan yang solutif. Tanpa peranan signifikan dari kritisisme filsafat

maka dunia pendidikan tak ubahnya rutinitas yang mengajarkan kejumudan

kepada anak didik. Begitu pula sebaliknya, dunia pendidikan yang tidak

mampu melahirkan output-output yang progress, maju dan baru merupakan

indikasi bahwa filsafat tidak berperan. Demikianlah ‘garis kordinasi’ antara

filsafat, pendidikan, dan tujuan pendidikan.

Dengan demikian, alangkah baiknya kita memahami tentang pengertian

filsafat dalam pendidikan Islam, guna memahami filsafat dalam pendidikan

Islam.
3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Filsafat Pendidikan Islam.?


2. Bagaimana Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam.?
3. Bagaimana Hakikat Pendidikan Islam.?
4. Bagaimana Perananan Filsafat dalam Pendidikan Islam?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian filsafat pendidikan Islam.


2. Memahami ruang lingkup filsafat pendidikan Islam.
3. Memahami hakikat pendidikan Islam.
4. Memahami Perananan Filsafat dalam Pendidikan Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam mengandung tiga komponen kata, yaitu

filsafat, pendidikan dan Islam. Untuk memahami pengertian Filsafat

Pendidikan Islam akan lebih baik jika dimulai dari memahami makna

masing-masing komponen kata untuk selanjutnya secara menyeluruh dari

keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka pikir sebagai berikut:

Secara etimologis filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata

philein (mencintai) atau philia (cinta) atau philos (sahabat, kekasih) dan

sophia (kebijaksanaan, kearifan). Filsafat dimulai dari rasa ingin tahu.

Keingintahuan manusia ini kemudian melahirkan pemikiran. Manusia

memikirkan apa yang ingin diketahuinya. Pemikiran inilah yang kemudian

disebut sebagai filsafat. Dengan berfilsafat manusia kemudian jadi pandai.

Pandai artinya juga tahu atau mengetahui. Dengan kepandaiannya manusia

harusnya menjadi bijaksana. Bijaksana adalah tujuan dari mempelajari

filsafat itu sendiri.2

Sedangkan secara terminiologis kata filsafat dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi

mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. 3

2
Dr. Rahmat Hidayat, MA. Henni Syafriana Nasution, MA, Filsafat Pendidikan Islam
Membangung Konsep Dasar Pendidikan Islam. (Medan: LPPPI, 2016), hal 1.
3
Ibid, hal 2.
4
5

Selanjutnya secara etimologis kata pendidikan bersal dari bahasa

Yunani yaitu “pedagogi”. Kata “Pedagogi”, berasal dari kata “paid” yang

artinya anak dan “agogos” yang artinya membimbing. Itulah sebabnya

istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the

art and science of teaching children). Pada Bahasa Romawi, pendidikan

berasal dari kata “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan,

merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.4

Selanjutnya dalam Bahasa Jerman, kata pendidkan berasal dari kata

“Erziehung” yang setara dengan “educare”, yang berarti membangkitkan

kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Sedangkan

daam Bahasa Jawa, kata pendidikan berasal dari kata “panggulawentah”

(pengolahan) yang berarti mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan

perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.

Dalam bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata didik (mendidik),

yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya dalam bahasa arab istilah

pendidikan sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti

pendidikan.5

Pendidikan dalam bahasa Arab biasa disebut dengan istilah tarbiyah

yang berasal dari kata kerja rabba, sedang pengajaran dalam bahasa Arab

disebut dengan ta’lîm yang berasal dari kata kerja ‘allama. Pendidikan Islam

4
Ibid, hal 4
5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 1.
6

sama dengan Tarbiyah Islâmiyah. Kata rabba beserta cabangnya banyak

dijumpai dalam Al-Qur’an, misalnya dalam QS. al-Isra’ [17]:24

‫ص ِغي ًْرا‬ َّ َ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِل ِمن‬


ِ ‫الر ْح َم ِة َو قُ ْل َر‬
َ ‫ب ا ْر َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانِ ْي‬ ْ ‫اح ِف‬
ْ ‫َو‬
Terjemah:

dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".

dan QS. asy-Syu’ara’ [26]:18,

ُ ‫قَا َل أَلَ ْم نُ َربِكَ فِ ْينَا َو ِل ْيدًا َو لَبِثْتَ فِ ْينَا ِم ْن‬


َ‫ع ُم ِركَ ِسنِيْن‬
Terjemah:
Fir'aun menjawab: "Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara (keluarga)
Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama Kami beberapa
tahun dari umurmu.

sedang kata ‘allama antara lain terdapat dalam QS. al-Baqarah [2]:31

ِ ‫ض ُه ْم َعلَى ْال َم ََلئِ َك ِة فَقَا َل أ ْنبِئ ُ ْونِى بِأ َ ْس َم‬


‫اء‬ َ ‫َو َعلَّ َم َءادَ َم ْاْل َ ْس َما َء ُكلَّ َها ث ُ َّم َع َر‬
َ ‫َهؤ ََُل ِء ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم‬
َ‫ص ِدقِيْن‬
Terjemah:
dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

dan QS. an-Naml [27]:16.

‫الطي ِْر َو أ ُ ْو ِت ْينَا‬


َّ َ‫ع ِل ْمنَا َم ْن ِطق‬ ُ َّ‫سلَ ْي َمانُ دَ ُاودَ َو قَا َل َيا أَيُّ َها الن‬
ُ ‫اس‬ ُ ‫َو َو ِر‬
ُ ‫ث‬
‫ض ُل ْال ُمبِيْن‬ْ َ‫إن هَذَا لَ ُه َو ْالف‬
َّ ‫َيء‬ ْ ‫ِم ْن ُك ِل ش‬
Terjemah:
dan Sulaiman telah mewarisi Daud[1092], dan Dia berkata: "Hai manusia,
Kami telah diberi pengertian tentang suara burung
7

dan Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar- benar suatu
kurnia yang nyata".

Tarbiyah sering juga disebut ta’dîb seperti sabda Nabi Saw.:

addabanî rabbî fa ahsana ta’dîbî (Tuhanku telah mendidikku, maka aku

menyempurnakan pendidikannya). Pendidikan yang dalam bahasa Arab

disebut tarbiyah merupakan derivasi dari kata rabb seperti dinyatakan dalam

QS. Fatihah [1]: 2.

‫ب ْال َعالَ ِميْن‬ ِ ِ ُ ‫أَ ْل َح ْمد‬


ِ ‫لِل َر‬
Terjemah :
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Allah sebagai Tuhan semesta alam (rabb al-‘âlamîn), yaitu Tuhan

yang mengatur dan mendidik seluruh alam. 6

Selanjutnya kata Islam secara etimologi berasal dari bahasa Arab

"aslama-yuslimu-Islaman" yang secara kebahasaan berarti

"menyelamatkan".7

Jika tentang Filsafat Pendidikan Islam berarti mengajak kita untuk

memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh

tentang pendidikan yang tidak hanya dilatar belakangi oleh pengetahuan

Agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu

lain yang punya releven. Dalam melakukan pemikiran filsafat pada dasarnya

adalah usaha menggerakkan dan memaksimalkan seluruh potensi yang ada

pada diri kita seperti pikiran, kecerdasan, kemauan, perasaan, ingatan dan

6
Dr. M. Roqib, M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hal 14.
7
Dr. Rahmat Hidayat, MA. Henni Syafriana Nasution, MA, Filsafat Pendidikan Islam
Membangung Konsep Dasar Pendidikan Islam.Hal 6
8

pengamatan panca indera mengenai gejala-gejala kehidupan di alam sekitar

sebagai ciptaan Tuhan.

Sebagai hasil dari buah pikiran yang bernafaskan Islam, Filsafat

Pendidikan Islam pada intinya merupakan konsep berfikir tentang

kependidikan yang bersumberkan ajaran-ajaran Islam tentang hakekat

kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing

menjadi manusia Muslim yang seluruh hidupnya dijiwai oleh ajaran-ajaran

Islam. Filsafat Pendidikan Islam merupakan pemikiran yang mendasar yang

melandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan Pendidikan Islam. Oleh

sebab itu Filsafat Pendidikan Islam juga memberikan gambaran tentang

bagaimana proses tersebut dapat direncanakan dalam ruang lingkup mana

dan dalam dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Selain itu,

Filsafat Pendidikan Islam juga bertugas melakukan kritikan-kritikan

terhadap metode-metode yang digunakan dalam proses Pendidikan Islam itu

sendiri dan sekaligus memberikan arahan-arahan yang mendasar tentang

metode yang harus dipakai dan yang diciptakan agar efektif dan berhasil

dalam mencapai tujuan yang diinginkan.8

Dalam masyarakat yang sedang mrngalami perubahan pada zaman ini,

peranan Filsafat Pendidikan Islam adalah sangat penting untuk diterapkan,

karena ia merupakan landasan strategi dan kompas untuk menjalankan

Pendidikan Islam. Kemungkinan-kemungkinan yang menyimpang dan

berseberangan dari tujuan Pendidikan Islam akan dapat diperkecil, dan

8
La rajab, FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Suatu Analisis Filosofis Pemikiran Pendidikan Islam),
Jurnal Biology Science & Education.Vol.03 No.02 (Juli-Desember 2014). Hal 99.
9

sebaliknya kemampuan dan kedayagunaan Pendidikan Islam dapat lebih

dimantapkan dan diperbesar. Gangguan, hambatan serta rintangan yang

bersifat mental spiritual dan teknik operasional akan dapat dengan mudah

diatasi dan disingkirkan dengan baik.

Setelah memaparkan mengenai makna dibalik kata filsafat,

pendidikan dan Islam, namun belum ditemukan secara khusus pengertian

filsafat pendidikan Islam tersebut. Secara teoritis apa yang dilakukan di atas

perlu dilakukan untuk mengungkap lebih dalam makna yang terkandung di

dalam filsafat pendidikan Islam. Untuk selanjutnya akan diungkap

bagaimana pandangan para ahli mengenai pengertian filsafat pendidikan

Islam.

Omar Mohamad al-Toumy al-Syaibany menyatakan bahwa filsafat

pendidikan Islam tidak lain ialah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah

filsafat dalam bidang pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam. Disisi

lain Zuhairini menjelaskan bahwa Filsafat Pendidikan Islam adalah studi

tentang pandangan filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam Islam

terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam.

Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan

dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan

problematika pendidikan umat Islam yang selanjutnya memberikan arah dan

tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam. 9

9
Ibid, hal 12
10

Sedangkan Abuddin Nata mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam

sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat

dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada Alquran dan al-Hadis

sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim

sebagai sumber sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan

Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara

mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-masalah

pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode

dan lingkungan dengan menggunakan Alquran dan al-Hadis sebagai dasar

acuannya.10

Disisi lain Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam,

menyebutkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan hasil

pemikiran para filosof berdasarkan sumber yang berasal dari wahyu Ilahi,

sedangkan falsafah pendidikan lainnya berasal dari hasil renungan

(pemikiran) yang didasarkan atas kemampuan rasio. Hasil pemikiran yang

bersumber dari wahyu bagaimanapun memiliki kebenaran yang mutlak,

tidak tergantung pada kondisi ruang dan waktu. Sebaliknya hasil pemikiran

berdaasarkan rasio, sangat tergantung kepada kondisi ruang dan waktu.11

Sedangkan Muzayyin Arifin berpendapat bahwa Filsafat Pendidikan

Islam pada hakekatnya adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang

bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran Agama Islam tentang hakekat

10
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 15
11
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
pemikirannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hal 3.
11

kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing

menjadi manusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.

Sedangkan menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany mengatakan

bahwa Filsafat Pendidikan Islam tidak lain ialah pelaksanaan pandangan

filsafat dan kaidah filsafat dalam pendidikan yang didasarkan pada ajaran

Islam. Lebih jauh dikatakan agar Filsafat Pendidikan Islam itu dapat

memperoleh faedah, tujuan dan fungsi-fungsi yang diharapkan dan dicita-

citakan, maka perlu diambil dari berbagai sumber termasuk dari para

filosof.12

Maka dengan demikian Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu

aktifitas berfikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan

konsep penyelenggaraan pendidikan Islam dan mengatasi berbagai

problematika yang terjadi dalam Pendidikan Islam dengan mengkaji

kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al Quran dan Al Hadis serta

mengungkap berbagai kajian dan pemikiran para pemikir-pemikir Islam,

berbasis Al Quran dan Al Hadis. Dalam pengertian Filsafat Pendidikan

Islam yang disebut di atas disebutkan bahwa filsafat ini didasarkan pada Al

Quran dan Al Hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli,

khususnya para filosof muslim sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita

tahu bahwa sumber- sumber Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu

Pertama, sumber primer yaitu Al Quran dan al Hadis, dan kedua, sumber

sekunder yaitu pendapat

12
La rajab, FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Suatu Analisis Filosofis Pemikiran
Pendidikan Islam), hal. 101.
12

para filosof muslim.13 Al Quran menaruh perhatian yang besar terhadap

masalah pendidikan dan pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang

digunakan oleh pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, ta’dib, iqra dan

sebagainya, hingga ada kesimpulan bahwa Al Quran adalah kitab

pendidikan. 14

Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat

pendidikan Islam karena Nabi Muhammad saw. telah memberikan perhatian

amat besar terhadap pendidikan, dan mencaangkan pendidikan sepanjang

hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia

diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan akhlak mulia

dan mengajak menyembah Allah Swt.15

Adapun sumber sekunder dalam filsafat pendidikan Islam belum

dioptimalkan. Banyak pendapat ulama‟ yang tertulis dalam kitab klasik.

Sumber ini untuk pengembangan filsafat pendidikan Islam. Namun

demikian secara subtansial pendapat para filosof muslim pun masih dapat

dipersoalkan, yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai sumber, maka sumber itu

harus permanen, constant, dan tidak diperselisihkan keberadaannya. Sedang

filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki sifat-sifat

kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan kedudukannya sebagai

sumber dapat dipermasalahkan.16

Pengertian pendidikan menurut para ahli


13
Dr. Rahmat Hidayat, MA. Henni Syafriana Nasution, MA, Filsafat Pendidikan Islam
Membangung Konsep Dasar Pendidikan Islam.Hal 15
14
Ibid, hal. 15
15
Ibid, hal 15
16
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan, hal 15.
13

para ahli pendidikan Islam memberikan batasan yang sangat

bervariatif, diantaranya adalah:

a. Al-Syaibaniy; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses

mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan

pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan

dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi

dan profesi di antara sekian banyak profesi dalam masyarakat.17

b. Muhammad Fadhil al-jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam

sebagai upaya mengembangkan mendorong serta mengajak peserta

didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi

dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut diharapkan akan

terbentuk pribadi peserta didik yang sempurna, baik yang berkaitan

dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatannya.18

c. Menurut Muhammad As-Said, pendidikan Islam adalah pendidikan

Islami, pendidikan yang punya karakteristik dan sifat keIslaman,

yakni pendidikan yang didirikan dan dikembangkan di atas dasar

ajaran Islam. Hal ini memberi arti yang signifikan, bahwa seluruh

pemikiran dan aktivitas pendidikan Islam tidak mungkin lepas dari

ketentuan bahwa semua pengembangan dan aktivitas kependidikan

17
Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibani, Falasafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang,1979), hal 399.
18
Muhammad Fadhil Al-Jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat, (al-Syirkat al-Tunisiyat li alTauzi’
1977), hal. 3,
14

Islam haruslah benar-benar merupakan realisasi atau pengembangan

dari ajaran Islam itu sendiri.19

B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat pendidikan Islam ini,

Muzayyin Arifin dalam Abudin Nata mengatakan bahwa ruang lingkup

pemikirannya bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat teknis operasional

pendidikan, melainkan segala hal yang mendasari serta mewarnai corak

sistem pemikiran yang disebut filsafat itu. Dengan demikian, secara umum

ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran

yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan

universal mengenai konsep-konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan

pendidikan, kurikulum, guru, metode, lingkungan, dan seterusnya. 20

Selanjutnya Jalaludin dan Usman Said menjelaskan bahwa secara

makro, apa yang menjadi objek filsafat yaitu ruang lingkup yang

menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan manusia

merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Secara mikro yang menjadi

objek pemikiran atau ruang lingkup filsafat pendidikan sebagai berikut :

1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan.

2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek

pendidikan.

3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,

agama dan kebudayaaan.

19
Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2011), hal. 1
20
Ibid, hal. 15
15

4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan , dan teori

pendidikan.

5. Merumuskan hubungan antara filsafat Negara, filsafat pendidikan , dan

politik pendidikan.

6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang

merupakan tujuan pendidikan.21

Menurut Zakiah Daradjad dan Noeng Muhadjir, konsep pendidikan

Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan

dan mementingkan segi akidah (keyakinan), ibadah (ritual), dan akhlak

(norma-etika) saja, tetapi jauh lebih luas dan dalam daripada semua itu. Para

pendidik Islam pada umumnya memiliki pandangan yang sama bahwa

pendidikan Islam mencakup berbagai bidang: (1) keagamaan, (2) akidah dan

amaliah, (3) akhlak dan budi pekerti, dan (4) fisik-biologis, eksak, mental-

psikis, dan kesehatan. Dari sisi akhlak, pendidikan Islam harus

dikembangkan dengan didukung oleh ilmu-ilmu lain yang terkait.22

C. Hakikat Pendidikan Islam

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Seperti dikatakan

oleh Prof. Rupert. C. Lodge, yaitu “in this sense, life is education, and

education is life”. Artinya, seluruh kehidupan memiliki nilai pendidikan

karena kehidupan memberikan pengaruh kepada pendidikan bagi seseorang

atau masyarakat. Sebenarnya, jika membicarakan pendidikan dalam arti

21
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
pemikirannya, hal. 17
22
Dr. M. Roqib, M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, hal 22
16

sempit memiliki konotasi sekolah atau pendidikan formal. Dalam pengertian

yang luas pendidikan adalah kehidupan.23

Pendidikan berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan

memberi ajaran atau pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Dengan penambahan awalan “pe” dan akhiran “an” berarti menunjuk pada

perbuatan (hal, cara) tentang mendidik. Dalam konteks fisik, pendidikan

berarti pemeliharaan badan atau fisik melalui latihanlatihan. 24

Pendidikan dapat dipahami dari tiga pendekatan.

Pertama, pendekatan luas.

Dalam pendekatan pengertian yang luas pendidikan yaitu hidup.

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan adalah

segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

Pendidikan dalam pengertian yang luas memiliki karakteristik

sebagai berikut :

1. Masa Pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan setiap

saat selama ada pengaruh lingkungan.

2. Lingkungan Pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala

lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan

pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.

23
A. Heris Hermawan, M. Ag, Filsafat Pendidikan Islam. (Jakata: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012), hal 92.
24
Ibid, hal, 96
17

3. Bentuk Kegiatan. Terentang dari yang tidak disengaja sampai

terprogram.

4. Tujuan. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman

belajar,tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup.

Kedua, pendidikan dalam arti sempit.

Dalam pengertian yang sempit pendidikan adalah sekolah.

Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang

diupayakan sekolah kepada peserta didik.

Pendidikan dalam arti sempit memiliki beberapa karakteristik, antara

lain :

1. Masa Pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas

yaitu masa anakanak dan remaja.

2. Lingkungan pendidikan. Secara teknis pendidikan berlangsung di

kelas. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang

diciptakan khusus.

3. Bentuk kegiatan. Isi pendidikan terprogram dalam bentuk kurikulum.

4. Tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar.

Tujuan pendidikan untuk mempersiapkan hidup.

Ketiga, pendidikan dalam arti luas terbatas.

Dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh

keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan pelatihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah


18

sepanjang hayat, untuk menyiapkan peserta didik dalam memainkan peranan

dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Dalam pengertian luas terbatas ini, pendidkan memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. Masa pendidikan. Kegiatan berlangsung seumur hidup yang

kegiatannya tidak berlangsung sembarang tetapi pada waktu-waktu

tertentu.

2. Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung pada sebagian dari

lingkungan hidup, yaitu dalam lingkungan hidup kultural.

3. Bentuk kegiatan. Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal,

informal, dan pendidikan non–formal.

4. Tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan tujuan

perpaduan antara tujuantujuan yang bersifat pengembangan pribadi

dengan tujuan sosial yang bersifat seutuhnya.25

Dari tiga pendekatan dalam memahami pendidikan tersebut, dapat

diperoleh gambaran yang lebih komprehensif dalam memahami pendidikan.

Pendidikan itu tidak terbatas dan memiliki ruang lingkup luas, seluas hidup

itu sendiri.Dalam pengertian luas pendidikan adalah usaha manusia unyuk

meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat.

25
Ibid, hal, 96-98
19

D. Peranan Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam sebagai bagian dari suatu sistem

mempunyai peranan tertentu pada sistem di mana ia merupakan bagiannya.

Sebagai cabang ilmu pengetahuan, Filsafat Pendidikan Islam berperan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Filsafat

Pendidikan Islam sebagai bagian dari Filsafat Islam dan sekaligus sebagai

bagian dari ilmu pendidikan. Jadi Filsafat Pendidikan Islam berperan dalam

mengembangkan Filsafat Islam dan memperkaya Filsafat Islam dengan

konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofi dalam bidang

kependidikan dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori

kependidikan yang bersifat filosofis Islami. Dalam prakteknya Filsafat

Pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-altenatif

pemecahan dalam berbagai macam problem yang dihadapi oleh Pendidikan

Islam dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan Pendidikan

Islam.26

26
La rajab, FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Suatu Analisis Filosofis Pemikiran
Pendidikan Islam), hal. 106
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Filsafat pendidikan Islam adalah sebuah ilmu yang membahas tentang

sebuah pemikiran para filosofi yang berhubungan dengan pendidikan yang

bersumber dari al quran dan al hadis, dengan meliputi ruang lingkup

kehidupan manusia seutuhnya, dan tidak hanya memperhatikan dan

mementingkan segi akidah (keyakinan), ibadah (ritual), dan akhlak

(norma- etika) saja, tetapi jauh lebih luas dan dalam daripada semua itu

2. Secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini

adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu,

logis, menyeluruh dan universal mengenai konsep-konsep tersebut mulai

dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru, metode, lingkungan,

dan seterusnya.

3. Pendidikan itu tidak terbatas dan memiliki ruang lingkup luas, seluas hidup

itu sendiri.Dalam pengertian luas pendidikan adalah usaha manusia unyuk

meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat.

4. Jadi Filsafat Pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan Filsafat

Islam dan memperkaya Filsafat Islam dengan konsep-konsep dan

pandangan-pandangan filosofi dalam bidang kependidikan dan ilmu

pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang

20
21

bersifat filosofis Islami.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami susun, kami sadar makalah kami

masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran

kami harapkan untuk memperbaiki makalah kami ke depan. Semoga makalah

kami ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Riyadi, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras,

2010), hal. 5

Fadhil Al-Jamaly, Muhammad, Nahwa Tarbiyat Mukminat, (al-Syirkat al-

Tunisiyat li alTauzi’ 1977).

Hermawan, A. Heris M. Ag, Filsafat Pendidikan Islam. (Jakata: Direktorat

Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012).

Hidayat, Rahmat. Henni Syafriana Nasution, MA, Filsafat Pendidikan Islam

Membangung Konsep Dasar Pendidikan Islam. (Medan: LPPPI, 2016).

Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan

pemikirannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994).

M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2009).

Muhammad Al-Thoumy, Al-Syaibani, Omar, Falasafah Pendidikan Islam,

(Jakarta: Bulan Bintang,1979).

Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2011).

Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005).

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002).

22

Anda mungkin juga menyukai