Anda di halaman 1dari 13

Kegiatan Belajar 4

STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF

Jika anda telah membaca dan memahami penjabaran pada kegiatan belajar 3 mengenai
hakikat dasar pembelajaran tematik integratif, maka anda dapat memasuki kegiatan belajar 4
mengenai penerapan pembelajaran tematik integratif pada anak. Penguasaan pada kegiatan
belajar 4 ini tergantung pada pemahaman anda di kegiatan belajar 3. Pada kegiatan belajar ini
akan dijelaskan secara rinci mengenai pemilihan tema yang baik sebelum merancan kegiatan
belajar berbasis pendekatan tematik integratif.
Apabila membaca modul pada kegiatan belajar dibawah ini, diharapkan anda dapat :

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Merancang perangkat pembelajaran anak usia dini berbasis pendekatan tematik integrative.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mengkaji Prinsip dan Pemilihan Tema
2. Merancang kegiatan belajar berbasis pendekatan tematik integrative
3. Mengembangkan kegiatan belajar berdasarkan langkah pembelajaran tematik
Pokok-Pokok Materi
1. Prinsip dan Pemilihan Tema
2. Rancang kegiatan belajar berbasis pendekatan tematik integrative
3. Langkah pembelajaran tematik

Uraian Materi
A. Prinsip dan Pemilihan Tema
1. Prinsip Pengembangan Tema
a. Menyediakan kesempatan pada anak untuk terlibat langsung dengan objek yang
sesungguhnya.
b. Menciptakan kegiatan yang melibatkan seluruh indera anak.
c. Membangun kegiatan dari minat anak.
d. Membantu anak membangun pengetahuan baru.
e. Memberikan kegiatan dan rutinitas yang ditujukan untuk mengembangkan seluruh
aspek perkembangan.
f. Mengakomodasi kebutuhan siswa akan kebutuhannya untuk kegiatan dan gerak fisik,
interaksi sosial, kemandirian, konsep diri yang positif.
g. Memberikan kesempatan menggunakan permainan untuk menterjemahkan
pengalaman kepada pemahaman.
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang, pengalaman di rumah yang dapat
dibawa anak ke kelas.
i. Menemukan jalan untuk melibatkan anggota keluarga dari anak.

Terdapat pendapat lain tentang prinsip pembelajaran tematik, yaitu:


1. Kedekatan
artinya tema hendaknya dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat dengan
kehidupananak. Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dan juga dekat secara emosi atau
minat anak.Tema yang terdekat secara fisik dengan anak, misalnya diri sendiri, keluarga,
lingkungan rumah, lingkungan sekolah, binatang, tanaman, dan lingkungan alam. Setiap
lembaga tentu memilikikondisi yang berbeda-beda, misalnya:
 bagi lembaga PAUDyanglingkungannya dekat dengan pantai, maka: tema lingkunganku
dengan subtema “pantaiku yang indah” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan
prinsip kedekatan.
 bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan perkebunan, tema
lingkunganku dengan subtema “Kebun” dengan sub sub tema “kebun mangga”, “kebun
kelapa” atau lainnya. “Kebun” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip
kedekatan
Sementara itu, hal-hal yang dekat secara emosional dengan anak di antaranya hobi, hal-hal
yang disukai anak, film, dan lainnya.Dalam memilih tema yang dekat secara emosional dengan
anak, hendaknya guru harus benar-benar mencermati kesesuaian dengan tujuan pendidikan,
termasuk juga budaya lokal dan dampak yang mungkin muncul. Apabila anak akan mengambil
salah satutokoh untuk dijadikan tema, hendaknya dipertimbangkan sifat dan perilaku tokoh
tersebut sehingga yang tersampaikan pada anak adalah karakter yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Contoh:
 guru dapat mengangkat tema “dinosaurus” karena disukai anak-anak.
 hal yang harus dipersiapkan guru adalah segala pengetahuan, alat peraga dan buku-
buku, atau sumber belajar lain yang terkait dengan dinosaurus agar anak dapat menggali
informasi dari banyak sumber.
 Contoh lain yang berkaitan dengan hobi anak seperti mobil, robot, dan boneka dapat
dijadikan sebagai tema.

2. Kesederhanaan
Artinya tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar anak mudah memahami sub
sub tema/ materi dan dapat menggali lebih banyak pengalamannya.
Contoh: berdasarkan prinsip kesederhanaan dapat memilih tema “binatang” dengan subtema
“ayam” melalui sub-subtema yang sederhana kepada peserta didik, misalnya:
 jenis-jenis ayam
 pakan ayam
 cara memelihara ayam
 perkembangbiakan ayam
 hasil dari ayam
 makanan olahan dari ayam
Dalam memilih tema yang menarik bagi anak, guru dapat melakukan pengamatan terhadap
hal-hal yang dekat dengan anak baik secara fisik maupun emosional anak, misalnya dengan
melakukan curah gagasan dengan anak apa yang anak sukai. Pengamatan terhadap topik
obrolan anak dan lainnya,misalkan: ‘dinosaurus’ dapat dijadikan tema apabila anak-anak
membicarakan dinosaurus dalam berbagai kesempatan berdiskusi.
3. Keinsidentalan
Artinya pemilihan tema tidak selalu yang direncanakan di awal tahun, dapat juga
menyisipkan kejadian luar biasa yang dialami anak, misalnya peristiwa banjir yang dialami
anak dapat dijadikan tema insidental menggantikan tema yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Contoh lainya yang bersifat keinsidentalan, sebagai berikut:
 Anak-anak antusias mencuci sepeda mereka pada sub tema cara merawat sepeda.
 Anak-anak antusias memperhatikan binatang-binatang kecil dengan kaca pembesar.
 Rumuskan tema secara inspiratif untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak.
 Apakah anak didik anda senang melihat binatang-binatang kecil di dalam got depan
sekolah pada musim hujan?

4. Kemenarikan
Artinya tema yang dipilih harus menarik bagi anak dan mampu menarik minat belajar
anak. Untuk lebih memberikan kemenarikan minat belajar anak dan kebermaknaan suatu
tema, hendaknya guru dapat merumuskan tema dalam bentuk kalimat yang inspiratif,
misalkan tema “matahari” dirumuskan dengan “matahari sumber kehidupan manusia”, tema
“tanaman” dirumuskan menjadi “menanam dan merawat tanaman”, tema “binatang”
dirumah

B. Pemilihan Pengembangan Tema


Dalam penentuan tema, perlu diperhatikan beberapa prinsip agar pembelajaran
terlihat lebih menarik serta membuat anak antusias dalam melakukan kegiatan. Hal penting
yang harus diperhatikan saat mengembangkan tema adalah membangun pengalaman belajar
yang lebih bermutu bagi anak usia dini. Maka saat penentuan tema perlu untuk diawali
dengan identifikasi tema.
Tema merupakan wahana yang berisikan bahan-bahan yang perlu dikembangkan lebih
lanjut oleh guru menjadi program pengembangan yang operasional.Tema dapat
dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak agar tidak
menimbulkan kebosanan. Pemilihan tema didasari pada:
1. Tema-tema yang bersifat dasar dan selalu dapat dikembangkan seperti: Aku, Sekolahku,
Rumahku, Keluargaku, dan Negeriku.
2. Tema yang dihubungkan dengan suatu peristiwa/kejadian seperti: Gejala alam, Cuaca,
Banjir, Gunung Meletus, dan sebagainya.
3. Tema yang dihubungkan dengan minat anak seperti: Dinosaurus, Angkasa luar.
4. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau spesial seperti: Hari Kemerdekaan,
Hari Besar Keagamaan, Hari Ibu, hari Anak, dan sebagainya.
Tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini adalah untuk membangun pengetahuan
pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan
tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan
secara sistematik dan holistik.
Selain klasifikasi tema di atas, pengembangan tema juga dapat didasarkan pada konsep
pengetahuan, yaitu:
1. Konsep Sains
Sains adalahmerupakan pengetahuan tentang fenomena-fenomena tertentu,…proses
yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
Sains yang berhubungan dengan tema tanaman, hewan, burung, langit, batuan,
dinosaurus, mesin dan kesehatan gigi.
2. Pengetahuan Sosial:
Sosial studi diperkenalkan pada anak usia dini agar mereka dapat mengenal
masyarakat dan lingkungan disekitarnya, dan untuk mengenal dan memahamai
manusia disekelilingnya dalam konteks hubungan timbal balik antara satu dengan yang
lain. Berhubungan dengan tema konsep diri, teman, keluarga, rumah dan pakaian,
produsen/ industri.

3. Konsep Matematika:
Pola berfikir, pola mengorganisasikan dan pembuaktian yang logik mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan 12 satu dengan lainnya
untuk membantu manusia dalam mengatasi permasalahannya baik dalam bidang
sosial, ekonomi, maupun alam. Berhubungan dengan tema berhitung dan angka,
mengukur atau toko dan pasar
4. Bahasa dan Seni:
merupakan bagian terpenting dalam berkomunikasi antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok yang memiliki simbol
yang teratur berupa bahasa verbal dan bahasa non verbal.
Sedangkan Seni adalah kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri,
berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni
lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari,
serta drama. Berhubungan dengan tema bercerita, penulis, musik

Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan kerangka


program kerja melalui tema ini membantu perkembangan anak secara menyeluruh melalui
proses:
1. Attending, berupa kemampuan memfokuskan/memperhatikan pada diri dan
lingkungan.
Artinya menghadirkan segala sesuatu yang ada pada diri anak itu sendiri, dan juga yang
ada dilingkungan seputar anak. Misal memperkenalkan panca indera dengan cara
bermain siapa aku melalui cermin atau memperlihatkan hewan dengan ciri-cirinya
“kelinci” anak diminta untuk mengamati kakinya, telinganya, mata dan ciri lainnya.
2. Listening, berupa kemampuan mendengarkan
Dapat dilakukan dengan memperdengarkan berbagai bunyi atau suara, seperti suara
ayam ‘kukuruyuk’ atau suara bebek ‘wek wek wek’. Mendengarkan cerita yang
dibacakan oleh guru, kemudian anak diminta untuk menceritakan kembali cerita, atau
secara sederhana menyebutkan nama-nama tokoh yang ada dalam cerita tersebut.
3. Observing, berupa kemampuan dalam mengamati suatu objek kejadian
Dapat dilakukan dengan menunjukkan suatu bentuk perubahan benda ataupun
kejadian. Misalnya anak mengamati proses perubahan warna yang didemonstrasikan
oleh guru atau proses terjadinya banjir melalui percobaan/ eksperimen sederhana.
4. Remembering, berupa kemampuan untuk mengingat
Dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti mencari dan menemukan jejak ke suatu
tempat berdasarkan tanda-tanda yang diberikan oleh guru (permainan maze) atau
bermain tebak gambar binatang.
5. Recalling, berupa kemampuan untuk mengulang kembali, mengumpulkan dan
menarik kesimpulan.
Dapat dilakukan dengan cara meminta anak melakukan kegiatan percobaan
percampuran warna, setelah itu anak diminta untuk menjelaskan kembali proses
perubahan warna tersebut dan menarik kesimpulan.

C. Langkah Pembelajaran Tematik


Dalam mengembangkan tema, perlu untuk menentukan tema dan merancang membuat
tema dengan tepat. Namun, dalam pembelajaran tematik perlu untuk dipertimbangkan
mengenai strategi dan langkah pembelajaran tematik sebelum pembelajaran tematik diterapkan
secara langsung pada Pendidikan Anak Usia Dini. Apabila anda dapat memahami konsep dasar
pembelajaran tematik, anda dapat membaca kegiatan belajar ini untuk melihat contoh
pengembangan tema, implikasi strategi dan langkah pembelajaran tematik dan integratif.

1. Langkah Pengembangan Pembelajaran Tematik


Mengutip langkah pengembangan tema yang ditulis oleh Yuliani Nurani (2004: 262-
268) maka berikut ini dipaparkan langkah-langkah pengembangan tema berdasarkan
kebutuhan: (1) Tentukan tema besar yang akan menjadi fokus utama untuk satu tahun; (2)
Buatlah model keterpaduan tema satu tahun dengan menggunakan prinsip dari tema yang
terdekat dengan anak, konkret, dan sederhana; (3) Jumlah subtema yang dikembangkan
tergantung kebutuhan dan keluasan cakrawala pengetahuan yang dimiliki oleh guru; (4)
Kemudian setiap subtema dijabarkan lagi sehingga setiap subtema memiliki cabang
pengetahuan yang membangunnya; (5) Kembangkan semua subtema yang telah ditentukan
pada butir 3 sangat dianjurkan saat mengembangkan tema dilakukan melalui curah pendapat
(brainstorming) dengan rekan sejawat atau ahli materi (pakar).
Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan utuh, untuk itu perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu setiap
tema serta memperhitungkan banyak .dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan. Berikut
ini adalah contoh pengembangan tematik integratif yang dibuat oleh para guru saat mengikuti
seminar dan workshop implementasi K-13 PAUD di berbagai daerah di Indonesia :

PENGEMBANGAN TEMATIK INTEGRATIF


Contoh Dari Tim Kreatif Yebefo - Jakarta
PENGEMBANGAN TEMATIK INTEGRATIF
TK Labschool Rawamangun Jakarta
PENGEMBANGAN TEMATIK INTEGRATIF
TK Antrasita Tanjung Enim Sumatera Selatan
PENGEMBANGAN TEMATIK INTEGRATIF
TIM KERJA GURU KOBER – CIANJUR JAWA BARAT
PENGEMBANGAN TEMATIK INTEGRATIF
TIM KERJA GURU POS PAUD KAB TENGGARONG – KALIMANTAN TIMUR
Prosedur dan Lembar Kerja

Pentingkan juga hari-hari besar nasional dan agama agar pemilihan tema terkesan
luwes dan berarti bagi keseharian anak serta berhubungan langsung dengan peristiwa yang
sedang berlangsung.
9. Pembagian tema dan jumlah minggu yang digunakan sangat tergantung kepada keluasan
tema tersebut. Misalnya: untuk tema Aku dan Sekolahku dapat diberikan selama 4 minggu
dengan pertimbangan yang rasional.
10. Terakhir, kembangkan Model Keterpaduan Tema, hasil belajar dan indikator. Selanjutnya
kembangkan prosedur penyusunan rencana semester, mingguan, dan harian.

Anda mungkin juga menyukai