Anda di halaman 1dari 21

Silabus adalah dokumen yang menjadi bagian dari sebuah KTSP yang dikembangkan oleh

satuan pendidikan. Silabus adalah dokumen II dalam sebuah KTSP. Silabus menjadi dasar
dalam penyusunan RPP oleh guru dalam tahap perencanaan pembelajarannya.
Menurut Direktorat PSMK (2008:45-55):
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
a. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus
1) Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan.Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
3) Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4) Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi dalam dunia usaha dan
industri.
7) Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, dan psikomotor).
b. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Komponen-komponen pengembangan silabus mencakup unsur-unsur di bawah ini (urutan
pengembangan silabus disajikan pada diagram alir di bagian akhir uraian mengenai silabus).
1)

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum
pada Standar Kompetensi Lulusan/SKL (Permendiknas No. 23 Tahun 2006) dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a)
urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada dalam dokumen SKL;
b)

keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

c)
2)

keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.


Merumuskan indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang diwujudkan dalam bentuk
perubahan perilaku yang dapat diukur dan diamati, mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dapat juga diartikan sebagai tingkat kinerja yang akan
didemonstrasikan untuk setiap kompetensi dasar atau sejauh mana setiap uraian dalam
kompetensi dasar dapat tercapai dan terukur.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
Perumusan indikator harus memperhatikan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai, sehingga
rumusan indikator tidak lebih tinggi dari KD (berdasarkan prinsip taksonomi Bloom).
3)

Penentuan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik terhadap suatu unit kompetensi
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
belajar peserta didik.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, pembelajaran remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan pembelajaran pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses)
misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.

4) Mengidentifikasi materi pembelajaran. Mengidentifikasi materi pembelajaran yang


menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik ;
c) kebermanfaatan bagi peserta didik;
d) struktur keilmuan;
e) aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;
f) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia
kerja;
g) alokasi waktu.
Untuk program produktif, penyusunan materi pembelajaran memperhatikan indikator
(kriteria kinerja) dan lingkup variable/kondisi kinerja yang tertuang dalam Standar
Kompetensi Keahlian (SKK) yang dikembangkan oleh asosiasi keahlian, dunia usaha dan
industri yang telah mendapatkan persetujuan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
5)

Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan


proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Atau dengan kata lain, pada
kegiatan pembelajaran akan tergambar bahwa peserta didik tidak hanya akan memperoleh
pengalaman belajar tentang substansi yang dipelajari tetapi juga tentang kompetensi
generik/kompetensi kunci/soft skill.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah diarahkan dan disusun untuk
memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c) Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik sebagai subjek/student center,
sehingga guru lebih berperan sebagai fasilitator.
d) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
e) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.

f) Praktik Kerja Industri. Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok program
produktif. Kegiatan Prakerin dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan halhal sebagai berikut:

Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi peserta didik
dalam pembentukan kompetensi secara utuh dan lebih bermakna, terutama pembentukan
sikap (etos) kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan di lapangan kerja.

Waktu pelaksanaan praktek kerja industri dialokasikan dari waktu yang tersedia pada
mata pelajaran kompetensi kejuruan dengan ketentuan empat jam praktik di industri setara
dengan satu jam tatap muka yang terstruktur dalam kurikulum. Hal ini disesuaikan dengan
jadual pelaksanaan yang dialokasikan.

Kegiatan Prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga dimanfaatkan


sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.

Ketersediaan sarana dan prasarana/sumber daya yang dimiliki sekolah untuk


mendukung proses pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan standar kompetensi yang
berlaku.

Prakerin dapat dilaksanakan secara bertahap untuk setiap standar kompetensi dan
atau di blok dalam satuan waktu tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
masing-masing Kompetensi Keahlian dan kondisi tempat Prakerin.
6)

Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.
7)

Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
c. Unit Waktu Silabus
1) Silabus mata pelajaran
Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus dilaksanakan
bersama-sama oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan
pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan
karakteristik masing-masing sekolah.
2)

Implementasi pembelajaran per semester

Penggalan silabus kelompok program normatif dan adaptif sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum. Penggalan silabus kelompok program produktif ditetapkan berdasarkan satuan
kompetensi sesuai dengan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning).

d. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus
dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan data evaluasi hasil
belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.
1) Komponen dan Format Silabus
a) Komponen Silabus
1. Identitas. Berisi identitas sekolah, Kompetensi Keahlian, standar kompetensi, mata
pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran, kode kompetensi (khusus untuk kompetensi
kejuruan).
2. Standar kompetensi. Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang
mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik. Khusus kompetensi kejuruan mengacu
kepada SKKD yang dikembangkanoleh Direktorat Pembinaan SMK atau standar kompetensi
kerja lain yang berlaku di dunia kerja/industri terkait.
3. Kode kompetensi. Yang dimaksud dengan kode kompetensi asalah kode standar
kompetensi yang merupakan identitas standar kompetensi. Bagi mata pelajaran yang belum
memiliki kode standar kompetensi, SMK dapat mengembangkan model kodefikasi sendiri.
4. Kompetensi dasar. Yang dimaksud dengan kompetensi dasar adalah sejumlah
tugas/kemampuan untuk mendukung ketercapaian standar kompetensi dan merupakan
aktivitas yang dapat diamati.
5. Indikator . Indikator merupakan pernyataan yang mengindikasikan ketercapaian
kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur, dan durumuskan dalam kata kerja
operasional.
6. Materi pembelajaran. Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi
menunjang pencapaian kompetensi dasar, mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan sikap). Materi pokok/materi pembelajaran dirumuskan
mengacu pada indikator pencapaian kompetensi.
7. Kegiatan pembelajaran. kegiatan fisik dan atau mental yang dilakukan peserta didik
dalam berinteraksi dengan sumber belajar untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar
sesuai dengan indikator. Kegiatan pembelajaran dirancang secara utuh (komprehensif),
sistematis dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran disusun dengan
mengintegrasikan aspek kecakapan hidup/kompetensi kunci (untuk kompetensi kejuruan),
keunggulan lokal dan global, serta lingkungan hidup.
8. Penilaian. Proses membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan
indikator pencapaian kompetensi. Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan
non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi dan kegiatan
pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
9. Alokasi waktu. estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran untuk tatap muka (teori),
praktik di sekolah, dan praktik di industri.
10.
Sumber belajar. Rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.
Tentang iklan-iklan ini

Pengertian Silabus Eureka Pendidikan - Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.Silabus berisikan komponen
pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.: Kompetensi yang akan ditanamkan kepada
peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran kegiatan yang harus dilakukan untuk
menanamkan / membentuk kompetensi tersebut upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui
bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik Silabus bermanfaat sebagai pedoman
sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana
pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Prinsip
Pengembangan Silabus Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Relevan. Cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Sistematis.
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,

materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. Memadai. Cakupan
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Fleksibel.
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Menyeluruh. Komponen
silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). Unit Waktu Silabus
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan d tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata
pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan
penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK
menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Disusun secara mandiri oleh guru
apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan
lingkungannya. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan
oleh sekolah tersebut. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masingmasing. Komponen-Komponen Silabus Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri
dari beberapa komponen, sebagai berikut. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Standar
kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat
dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu,
kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran, kompetensi
dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam Permen
Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah
kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam
silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan lingkungan dan
sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan
pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus
berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang
dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap. Indikator Hasil
Belajar Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator dalam
silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda diri
siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target kompetensi
dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai. Materi Pokok Materi pokok adalah pokok-pokok
materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan
dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian
belajar.Secara umum materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu
fakta,konsep,prisip,dan prosedur. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah bentuk
atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi
kegiatan tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar). Alokasi Waktu Alokasi waktu

adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing kompetensi dasar. Adanya
Penilaian Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa. Sarana dan Sumber Belajar Sarana dan sumber belajar
adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Langkahlangkah Pengembangan Silabus Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut: Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar
Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; keterkaitan
antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: - potensi peserta didik; - relevansi dengan
karakteristik daerah, - tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik; - kebermanfaatan bagi peserta didik; - struktur keilmuan; - aktualitas, kedalaman, dan
keluasan materi pembelajaran; - relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan - alokasi waktu. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Kegiatan pembelajaran
memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan
penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian. Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian
kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. Penilaian diarahkan
untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu
berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Sistem yang direncanakan
adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak
lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. Sistem penilaian harus

disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan
baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan. Menentukan Alokasi
Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi
dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Menentukan
Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/definisi-silabus-dan-tahapan.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan
agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya
ke arah ini kini sudah mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang
Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar
kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat

menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan
sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki
kewenangan untuk merancang dan menentukan hal - hal yang akan diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu
proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan
peran serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah
telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam
PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat)
memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar
secara nasional, hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya
dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II
dan sekolah.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan
penjabaran terhadap stndar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat
yang relevan, serta penyusunan kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi,
kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian dikenal dengan istilah
Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa
permasalahan, yaitu :
1. Apa pengertian silabus?
2. Bagaimana prinsip pengembangan silabus?
3. Bagaimana format silabus?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian silabus
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan silabus
3. Untuk mengetahui format silabus

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SILABUS


Menurut para ahli:
Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi
pembelajaran (salim, 1987:98)
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponenkomponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar
(Yulaelawati, 2004:123)
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa,2010:190)
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah
seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan.
2.2 PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap
satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh
karena itu setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam
mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar
pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip tersebut
adalah:
1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah,
yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan
secara keilmuan.
2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman,
tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial,
emosional dan spiritual peserta didik. Disampig itu, relevan mengandung arti
kesesuaian atau keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan
kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian lulusan pendidikan
harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara kuantitas
maupun kualitas. Relevan juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada
di atasnya, sehingga terjadi kesinambungan dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan
eksternal. Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang
dikembangkan dengan komponen-komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni
standar kompetensi, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan

relevan secara eksternal adalah kesesuaian antara silabus dengan karakteristik


peserta didik,kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.
3.Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel
dalam silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel
sebagai suatu pemikiran pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah dalam
penerapan kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan berkaitan
dengan dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai suatu
kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program,
peserta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak.
Guru sebagai sarana pelaksana silabus, tidak mutlak harus menyajikan program
dengan konfigurasi seperti dalam silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat
mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki ide-ide sebelumnya.
Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman belajar
yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.
Sedangkan fleksibel dari segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan
kemampuan yang multi arah berkaitan dengan dunia kerja yang akan
dimasukinya.
4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program
pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain
dalam kompetensi dan pribadi peserta didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan
jenjang pendidikan yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni
dengan program-program lain atau dengan silabus lain yang sejenis.
5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten,
artinya bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki
hubungan yang konsisten dalam membentuk kompetensi peserta didik.
6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator,
materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
7. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang
terjadi dan berlangsung di masyarakat.

8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan
tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Silabus yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan
pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan, sebaliknya silabus tersebut dapat
dikatakan kurang efektif apabila banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan.
Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan yang terjadi antara
silabus sebagai kurikulum tertulis (written curriculum), potensial curriculum atau
kurikulum yang diharapkan (intended curriculum) dengan curriculum yang
teramati (observer curriculum) atau silabus yang dapat dilaksanakan (actual
curriculum). Sehubungan dengan itu, dalam pengembangan silabus guru atau
pengembang silabus harus membayangkan situasi nyata di kelas agar kendalakendala yang mungkin terjadidapat diantisipasi sehingga tidak terjadi kesenjangan
yang terlalu menganga.
9. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau
menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau
kompetensi standar yang ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan
cara membandingkan antara biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk
pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang dapat dibentuk
oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat
mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa
mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.
Prosedur pengembangan Silabus
Pengembangan Silabus KTSP dalam garis besarnya mencangkup langkah-langkah
sebagai berikut:
Mengisi kolom identitas
Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi
Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
Mengidentifikasi materi standar
Mengembangkan pengalaman (standar proses)
Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Menentukan jenis penilaian
Alokasi waktu
Menentukan sumber belajar
1. Mengisi kolom identitas
Contoh : cara mengisi kolom identitas

2. Mengkaji
dan
Menganalisis
Standar
Kompetensi
Standar
kompetensi mer
upakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai siswa sebagai
hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan (SKL)
Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam Standar Isi,
melainkan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan rincian dari standar kompetensi, berisi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang secara minimal harus dikuasai siswa
Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar mata pelajaranan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan dengan urutan yang ada
dalam standar isi.
b. Keterkaitan antara kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan kompetensi dasar dengan standar kompetensi
4. Mengidentifikasi Materi Standar
Mengidentifikasi materi standar yang menunjang standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual
peserta didik.
b. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
c. Struktur keilmuan.
d. Kedalam dan keluasan materi.
e. Relevensi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
f. Alokasi waktu.

5. Mengembangkan Pengalaman Belajar (Standar Proses)


Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilaskukan peserta
didik dalam proses pembentukan kompetensi, dengan berintraksi aktif dengan
sumber belajar mlaui pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang
bervariasi.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta
didik. Rumusan pengalaman belajar mencerminkan menajeman pengalaman
belajar peserta didik.
6. Merumuskan Indikator Keberhasilasn
a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan
tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilskukan atau ditampilkan oleh peserta
didik.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan ,
potensi daerah, dan peserta didik.
c. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan
dapat diobservasi , sehingga dasar dalam menyusun alat penilaian.
7. Menentukan Penilaian (Standar Penilaian)
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator, dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk,
penggunaan portofolio, penilaian diri.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
penilaian,yaitu :
a. Penilaian dilakukan untuk mengujur pencapaian kompetensi.
b. Menggunakan acuan criteria.
c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan
pembelajaran.

8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan
jumlah minggu efektif dan alokasi mata pelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya.
bangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan.
Alokasi waktu yang tercantum dalam silabus merupakan pemikiran waktu yang
dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.
9. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara
sumber, serta lingkungan fisik, alam, social, budaya.
Penentuan sumber belajar dilakukan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar , indikator kompetensi serta materi pokok, dan kegiatan
pembelajaran.

Proses Pengembangan Silabus


Untuk memberi kemudahan guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan
silabus berbasis KTSP, perlu dipahami proses pengembangannya, baik yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun revisi.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan
referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang
diperlukan dalam pengembangan silabus. Pengumpulan informasi dan referensi
dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi, seperti
computer dan internet.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan menyusun silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi
standar yang memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indicator
hasil belajar.
b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran.
c. Menentukan alat evaluasi berbasis kelas ( EBK) dan alat ujian berbasis
sekolah atau school based exam ( SBE) sesuai dengan visi dam misi sekolah.
Menganalisis kesesuaian silabus dengan ;pengorganisasian pengalaman belajar
dan waktu yang tersedia sesuai dengan kurikulum beserta perangkatnya.
3. Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, dengan
menggunakan model-model penilaian.
4. Revisi
Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
kualitas silabus, penilaian, ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan
kemudian dilakukan revisi. Revisi ini pada hakikatnya perlu dilakukan secara
kontiniu dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft sampai silabus
tersebut dilaksanakan dalam situasi belajr yang sebenarnya. Revisi silabus harus
dilakukan setiap saat, sebagai aktualisasi dari peningkatan kualitas yang
berkelanjutan (continuous quality improvement).
Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.

2.

Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan

pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan


untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG
untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolahsekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.
Manfaat Silabus
a. Pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut
b. Pembuatan rencana satuan pembelajaran
c. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
d. Penyediaan sumber belajar
e. Pengembangan sistem penilaian
2.3 FORMAT SILABUS
Format silabus yaitu:
SILABUS
Mata Pelajaan
Alokasi Waktu
Kelas/Semester

:................................
: ...............................
:..................................

N
Standar Kompetensi Materi Indikator Pengalaman Evaluasi Media
o Kompetensi
Dasar
Pokok
Belajar
dan
Sumber
Belajar

Contoh siabus :

SILABUS
Mata Pelajaan
: Ilmu Pengetahan Sosial
Alokasi Waktu
:
Kelas/Semester
:

N
o

Standar
Kompetensi

Materi
Pokok

Indikator

1.1Mengenal Koperasi
pentingnya
sumber daya
koperasi
dalam
kegiatan
meningkatka
ekonomi dan n
kemajuan
kesejahteraan
masyarakat
teknologi di

Menjelaskan
pengertian
koperasi

1. Mengenal

lingkungan
kabupaten/kota
dan provinsi

Kompetensi
Dasar

Pengalaman Evaluasi Media dan


Belajar
Sumber
Belajar

Pertemuan 1 Tes tulis Pertemuan


1
Mencari
Tes lisan
Gambar
informasi
Menggambarkan tentang
lambang
simbol-simbol
koperasi
koperasi
koperasi
Menggambar
LKS
Menguraikan arti simbol-simbol
dari simbol Buku Ilmu
koperasi di
simbol yang ada buku catatan
pengetahuan
pada lambang
Sosial untuk
siswa
koperasi
SD kelas IV
Mencermati
semester 1
Menyebutkan
gambar
penerbit
manfaat dari
lambang
erlangga
koperasi
koperasi yang
telah dibuat
Menyebutkan
jenis-jenis
koperasi

Menjelaskan
arti dari
simbol-simbol
yang ada pada
lambang
koperasi
melalui media
gambar yang
telah
dicermati tadi
Pertemuan 2
Mencari
informasi
tentang
manfaat
koperasi

Melakukan
diskusi
kelompok
mengenai
jenis-jenis
koperasi
Presentasi
hasil diskusi

Pertemuan
2
LKS
Buku Ilmu
Pengetahuan
Sosial untuk
SD kelas IV
semester 1
penerbit
Erlangga

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip Pengembangan silabus yaitu:
a.

Ilmiah

b. Relevan
c.

Sistematis

d. Konsisten
e.

Memadai

f.

Aktual dan kontekstual

g. Fleksibel
h. Menyeluruh

3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
1. Silabus merupakan seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokokpokok pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu sebagai seorang
guru hendaknya dapat memahami silabus agar nantinya dapat merencanakan
pembelajaran dengan maksimal.
2. Dalam menyusun silabus, guru harus memperhatikan dan menjalankan prinsip
pengembangan silabus agar dapat menyusun silabus dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/
http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-danpengembangannya.html

Diposkan oleh Putu Sutrisna di 00.23


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:
1.
panutan.com14 Agustus 2013 01.48
mantab gan... lengkap pisan artikelnya... sangat bermanfaat
Balas
2.

Anda mungkin juga menyukai