Anda di halaman 1dari 4

A.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran (Mulyasa,
2007:139).  Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Rujukan dalam merumuskan indikarot adalah Kompetensi Dasar sesuai dengan
mata pelajaran. Hasilnya digunakan untuk:
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan.
IPK yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah pengembangan materi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan
kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai IPK yang dikembangkan, karena
IPK dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi. IPK yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural
menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discoveryinquiry.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan IPK sehingga dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil
belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis
penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.

Jadi indikator pencapaian kompetensi merumuskan tentang apa saja yang harus dilakukan oleh
siswa sehingga dapat mencapai kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi adalah tolak
ukur bagi siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dan menjadi acuan penilaian
mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi adalah tindakan yang menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar. Dalam sebuah RPP, indikator pencapaian kompetensi akan menjadi acuan
pada saat guru menilai hasil belajar. Kata kerja yang digunakan untuk merumuskan indikator
pencapaian kompetensi adalah kata kerja operasional, artinya kata tersebut mencerminkan
perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang dapat diamati dan diukur dengan alat ukur
yang jelas. Penulisan indikator menggunakan persyaratan kondisi dan ada kriteria yang
menunjukkan siswa telah kompeten atau belum kompeten secara individual. Penulisan indikator
pencapaian kompetensi harus mengikuti aturan penulisan kalimat baku yang terdiri dari unsur
SPOK (subjek, predikat, objek dan keterangan). Karena indikator merupakan tolak ukur dalam
pencapaian kompetensi, maka indikator juga digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat
penilaian, yaitu:
1. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penilaian diri, dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan dalam penilaian
adalah:

a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses)
misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
2. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.  Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.

3. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

Sri Wardhani. Perbedaan Indikator  Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran, 2008.

https://dedifariadi.blogspot.com/2017/01/indikator-pencapaian-kompetensi-dan.html

https://www.silabus.web.id/indikator-pencapaian-kompetensi-ipk/

https://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=435:konsep-
merumuskan-indikator-dari-kompetensi-dasar&catid=41:top-headlines&Itemid=158

https://sumbar.kemenag.go.id/file/dokumen/PermendiknasNo.41Tahun2007StandarProses.doc

Anda mungkin juga menyukai