1
menciptakan suasana yang baik di tempat kerja, taat dan loyal terhadap pemimpin dan
cinta terhadap pekerjaan. (Abu Bakar, dkk., 2009). Bentuk lain dari karakteristik guru
profesional, yaitu kepemilikan kompetensi profesional. Kompetensi guru profesional ini
disebut dalam Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
B. MODEL PENDIDIKAN GURU
Terdapat beberapa model pendidikan bagi guru sebagai seorang yang dewasa dalam
upaya peningkatan profesionalisme guru, yaitu:
1. Model Pendidikan Guru Melalui Organisasi Profesi
Adapun yang termasuk organisasi profesi keguruan misalnya PGRI, MGMP, KKG
(Abu Bakar, dkk., 2009). Adapun model pendidikan guru yang berlangsung secara
terorganisasi di antaranya:
a. Model pendidikan dalam Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG).
b. Model pendidikan guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
c. Model pendidikan dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
d. Model Pendidikan dalam Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
2. Model Pendidikan Guru Melalui Supervisi Pendidikan
Model pelaksanaan pendidikan guru melalui supervisi dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pendekatan, yang jelas pada prinsipnya peningkatan kualitas guru.
Hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan supervisi yaitu tidak dalam rangka
interogatif tetapi seperti yang dijelaskan oleh Soetjipto dan Raflis (Abu Bakar, dkk., 2009),
bahwa proses supervisi dapat dilakukan dengan pendekatan humanistik, pendekatan
kompetensi, pendekatan klinis, dan pendekatan profesional.
3. Model Pendidikan Guru melalui Sertifikasi Guru
Dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa
sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen
sebagai tenaga profesional. Wibowo (Abu Bakar, dkk., 2009) mengungkapkan, bahwa
sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten.
2
c. Membantu melindungi lembaga pendidikan.
d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
Prosedur pelaksanaan sertifikasi guru dijelaskan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 61. Menurut Depdiknas (2004; Abu Bakar, dkk., 2009), prinsip uji
kompetensi guru diselenggarakan secara komprehensif, terbuka, kooperatif, bertahap, dan
mutakhir. Model pelaksanaan sertifikasi guru dalam perkembangannya dilakukan dengan
cara pengumpulan portofolio dan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG),
dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
4. Model Pendidikan Guru melalui Kualifikasi Guru
Dalam UU No. 14 Tahu 2005 tentang Guru dan Dosen dan Permen No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menjadikan guru sebagai jabatan
profesional. Berkenaan dengan kualifikasi guru dijelaskan dalam Permen No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 29 ayat (2), seorang guru minimal harus
mempunyai kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau D-4, serta sertifikat profesi guru.
Program peningkatan kualifikasi sarjana (S-1) bagi guru pada sekolah adalah suatu
program penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi guru dalam
jabatan. Adapun model penyelanggaraan peningkatan kualifikasi guru MI dalam jabatan dari
jenjang D-2 ke S-1 yaitu model reguler, model berkala plus, dan model belajar mandiri.
Menurut Abu Bakar, dkk. (2009: 10).
5. Model Pendidikan Guru melalui Pembinaan
Program pembinaan guru dalam perkembangannya sudah dimulai sejak awal PELITA
I tahun 1969-1974. (Abu Bakar, dkk., 2009). Proses pembinaan guru merupakan proses
sistematis yang berkelanjutan dan terus-menerus dilakukan dengan mengikuti perubahan
kebutuhan masyarakat. Sistem pembinaan profesionalitas guru dilaksanakan didasarkan
pada SK Dirjen DIDKDASMEN Nomor 079/C/Kep/1/1993 tanggal 7 April 1993 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Profesional Guru. Secara kelembagaan proses
pembinaan profesi guru dilakukan melalui proses gugus sekolah. Peran dan fungsi gugus
sekolah dijelaskan oleh Abu Bakar dalam bukunya tentang Profesi Keguruan (2009: 15),
bahwa gugus sekolah memiliki fungsi dalam komponen sebagai berikut: MI/SD Inti, MI/SD
Imbas, Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Madrasah/Sekolah
(KKM/S), Pusat Kegiatan Guru (PKG), Guru Pemandu, Tutor Inti.