Anda di halaman 1dari 13

candra guzman

Feb

makalah tugas dan peran guru

TUGAS DAN PERAN GURU DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

Dosen Pembimbing :

Niam Wahzudik, S.Pd., M.Pd

Oleh :

1. Sofie Fadhilah Chomas ( 7101413143 )

2. Kurniawan Candra Guzman ( 7101413435 )

3. Syarah Nur Nafi’ah ( 7101413115 )

4. Ulin Nurul Karomah ( 7101413106 )

5. Nanik Triyani ( 7101413117 )

6. Muhammad Faqih Fidianto ( 6101413138 )

7. Dicky Anjana Setiawan ( 6101413153 )


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Tugas dan Peran Guru dalam Manajemen Sekolah”

Makalah ini dibuat sebagai salah satu kewajiban tugas dalam mata kuliah Manajemen Sekolah yang
diampu oleh Bapak Niam Wahzudik, S.Pd ., M.Pd.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada :

1. Bapak Niam Wahzudik, S.Pd ., M.Pd. Selaku Dosen pengampu Manajemen Sekolah yang telah
memberikan kami kesempatan untuk memenuhi tugas.

2. Teman-teman kelompok yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menjalankan tugas
baik dalam pembuatan makalah dan media presentasi.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
berbesar hati menerima masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya
penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Oktober 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................ 2

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

A. Latar Belakang ................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 4

BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 5

A. Tugas Guru sebagai Profesi ............................................................................. 5

B. Peran Guru dalam Manajemen Kelas .............................................................. 6

C. Peran Guru sebagai Manajer Kelas ................................................................. 8

D. Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa .............................................. 8

E. Peran Guru dalam Pengadministrasian ........................................................... 9

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 10

Kesimpulan ................................................................................................................ 12

Saran .......................................................................................................................... 13
Daftar pustaka ........................................................................................................... 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut
meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi
meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan, tetapi pada
kenyataannyasekarang ini banyak yang bukan lulusan kependidikan menjadi guru yang seharusnya
profesi guru dipegang oleh orang dari lulusan pendidikan.Hal ini dikarenakanorang yang dari non-
kependidikan dapat mengambil akta IV dengan leluasa sehingga dapat mengajar disuatu lembaga
pendidikan, itu sebabnya sekarang jenis profesi guru ini paling mudah terkena pencemaran karena
sembarang orang dapat menjadi guru dan mengajar.
B. Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan diatas antara lain :

a. Apa itu tugas guru sebagai profesi ?

b. Bagaimana peran guru dalam manajemen kelas?

c. Bagaimana peran guru sebagai manajer kelas?

d. Bagaimana tugas guru dalam manajemen perilaku siswa ?

e. Bagaimana peran guru dalam pengadministrasian ?

f. Bagaimana syarat untuk mencetak profesi guru?

C. Tujuan Masalah :

a. Mengetahui tugas guru sebagai profesi

b. Mengetahui peran guru dalam manajemen kelas

c. Mengetahui peran guru sebagai manajer kelas

d. Mengetahui tugas guru dalam manajemen perilaku siswa

e. Mengetahui peran guru dalam pengadministrasian

f. Mengetahui syarat untuk mencetak profesi guru

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tugas Guru Sebagai Profesi

Guru merupakan unsur yang harus ada dalam proses belajar mengajar. Undang-undang RI no 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen pasal 1 bab I, menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.

Jika mengacu kepada pengertian guru menurut Undang-Undang tersebut berarti guru termasuk
kepada jenis pendidik profesional karena ada hanya pada pendidikan jalur formal, dan diemban karena
jabatan yang diterimanya.

Menurut Makagiansar, M. (1996) dalam www.sarjanaku.com, profesi guru adalah orang yang memiliki
latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.

Dari penjelasan diatas dipaparkan jelas bahwa guru sebagai pekerjaan profesi itu harus menempuh
pendidikan keguruan tertentu terlebih dahulu, serta dalam pelaksanaan profesinya guru harus mengabdi
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa memperhitungkan imbalan materi.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.

Tugas guru sebagai seorang seorang pendidik atau pengajar memiliki konsekuensi untuk memiliki
peran-peran tertentu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah. Peran tersebut meliputi peran guru
dalam proses belajar mengajar yang sering disebut dengan manajemen kelas, peran guru dalam
pengadministrasian, peran guru secara pribadi dan peran guru secara psikologis.

B. Peran Guru dalam Manajemen Kelas

Peranan dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal sebagaimana
dikemukakan oleh Adam & Decey dalam Basic Principles of student Teaching, antara lain guru sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor,
motivator, dan konselor.

Sebagai pengajar guru harus bisa menyampaikan pelajaran dengan baik untuk mencapai tujuan belajar
sehingga peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Mengajar juga bukan berarti
hanya memberi contoh tapi juga menjadi contoh bagi murid-muridnya. Guru hendaknya bisa menjadi
teladan bagi anak didiknya baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru yang berperilaku baik akan lebih
disegani oleh anak-anak didiknya, perkataanya akan lebih didengar dibandingkan dengan guru yang
prilakunya buruk.

Guru hendaknya memahami suasana kelas di mana dia mengajar. Dia harus tahu kapan harus
memposisikan diri sebagai seorang pemimpin, kapan dia harus bersikap sebagai motivator(pemberi
semangat), kapan dia hanya sebagai pengawas (supervisor) dan kapan dia harus ikut serta dalam
kegiatan anak didiknya. Kadang seorang guru juga harus siap menjadi tempat curhat anak-anak didiknya
(konselor) dan kemudian memberikan solusi.

Peningkatan kemampuan dan keahlian guru dalam bidang subject matter dan metodologi
pembelajaran adalah esensial.Ketika kondisi sekolah semakin kompleks seperti ukuran rombongan
belajar semakin membengkak, beban mengajar dan belajar semakin intensif dan ekstensif, sumber dan
fasilitas pembelajaran semakinmodern,tingkat stress dan terelienasian siswa semakin menggejala,dan
prosedur kerja semakin perlu dipercanggih,terminologi metodologi pengajaran yang dikenal selama ini
mengalami perluasan makna yaitu makin lazim disebut manajemen sekolah.Sejalan dengan
itu,penelitian mengenai bagaimana kelas dapat dikelola secara efektif semakin mendukung bagaimana
peran guru yang efektif lebih dominan dari sekedar terfokus pada perilaku siswa dan proses
belajarnya.Perilaku siswa dalam belajar dan proses pembelajaran itu sendiri adalah penting.Namun tidak
kalah pentingnya adalah bagaimana guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien,antara lain
bagi penciptaan metode untuk memfasilitasi siswa agar berperilaku positif dan berprestasi tinggi.

Dari hasil riset yang digelar sekitar tahun 1980-an hingga tahun 1990-an, sacara ringkas dapat
dijelaskan mengenai faktor mayor (major factor ) atau area ketrampilan yang terkait dengan manajemen
kelas yang efektif. Kelima faktor tersebut meliputi :

1. Pengembangkan solidaritas pemahaman personal atau psikologis siswa dan kebutuhan-


kebutuhan belajar.

2. Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa dan serta antar siswa untuk membantu
menemukan kebutuhan dasar psikologis siswa.

3. Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi belajar optimal dengan jalan


memberi respon kebutuhan-kebutuhan akademik siswa dan kelompok.

4. Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok ysng dapat memaksimalkan perilaku
tugas siswa.

5. Penggunaan metode-metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas untuk membantu
siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian atau mengalami misperilaku.

Memang tidaklah mudah bagi guru untuk mengimplementasikan berbagai tuntutan itu.Ada beberapa
hal yang harus dipahami oleh seorang guru kalau dia ingin tampil efektif. Dalam hal ini ia harus
dirangsang dan terutama merangsang diri untuk memahami variable konstektual yang diduga
berpengaruh terhadap efektivitas perbuatan mengajar seperti tujuan pengajaran,usia anak,masalah
gender,tingkat social ekonomi,dan budaya.Seperti yang dikemukakan oleh Evertson(1976),pengajaran
yang efektif menurut kemampuan guru untuk mengimplementasikan sederetan dimensi yang luas dari
diagnostic pengajaran,manajerial,keterampilan terapi,merajut perilaku pada konteks dan situasi khusus
hingga kebutuhan-kebutuhan spesifik menurut momennya.Dan dari pernyataan Evertson ini dapat
disimpulkan bahwa salah satu syarat guru yang efektif adalah tingginya kemampuan dalam bidang
manajemen kelas.

Kinerja manajemen kelas yang efektif antara lain tercermin dalam bentuk keberhasilan guru dalam
mengkreasi lingkungan belajar secara positif dan memberdayakan siswa untuk memahami dan
menjadikan efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses
pembelajaran.Kebanyakan masalah yang terjadi disekolah-sekolah disebabkan oleh masalah-masalah
manajemen kelas pada khususnya yang mana belum mampu merespon tuntutan untuk menjadikan
manusia selayaknya atau ingin menciptakan proses pembelajaran pada tingkat kinerja yang
diinginkan.Proses pembelajaran yang kondusif menjadi peran yang utama karena disini ada cara dan
metode baru bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif.Hasil penelitian yang relative
kontemporer mengenai manajemen kelas merekomendasikan beberapa metode inovatif atau orientasi
baru yang menjadi focus kerja manajemen kelas.Beberapa diantaranya meliputi:

1. Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multicultural dan isu-isu gender.

2. Pengembangan focus kearah pencerahan kebutuhan siswa,gaya belajar,kultur pembelajaran,dan


metode pengelolaan perilaku yang digunakan dikelas.

3. Pengembangan focus kearah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil
tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan untuk mendemonstrasikan perilaku positif.

4. Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan sosok manajemen kelas yang
efektif atau bagaimana menimba pengalaman dari kinerja yang baik dan pernah ditampilkan.

5. Perluasan rencana-rencana baru dalam kerangka membangun manajemen kelas yang efektif
serta penentuan strategi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.

6. Gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah-masalah keprilakuan
khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi
potensi kondusif didalam dan dilingkungan kelas.

C. Peran Guru sebagai Manajer Kelas

Guru kelas semestinya adalah manajer kelas. Dia bertugas merencanakan, mengorganisasi dan
memimpin dan mengevaluasi murid-murid di kelasnya. Manajer kelas melakukan perencanaan
peningkatan kapasitas, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran. Tujuan manajemen kelas adalah
mengubah atau mentransformasi sumber daya manusia (murid) menjadi sumber daya manusia yang
mampu mencapai tujuan kelas secara sinerjik, kompetitif dan berkesinambungan

Hampir seluruh hasil survei mengenai keefektifan guru yaitu bahwa ketrampilan manajemen kelas
menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang dapat diukur dari
efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan demikian, ketrampilan
manajemen kelas sangat fundamental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah
ketrampilannya dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang
menjadi tugas pokoknya. Pendapat ini dikemukakan oleh Brophy dan Evertson dalam Learning Form
Teaching tahun 1976.

Menurut Good dan Brophy pada tahun 1994 dalam karya tulis mereka yang berjudul Looking in
classroom, menurut dua ahli ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang mendekati manajemen
kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan lingkungan belajar efektif cenderung lebih sukses
daripada guru-guru yang memposisikan atau memerankan diri sebagai figur otoritas atau penegak
disiplin belaka. Kinerja manajemen kelas yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi
penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri, dan internalisasi kontrok diri pada kalangan siswa.

D. Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa

Dalam keseharian tugas dinasnya bahwa siswa paling banyak berhubungan dengan guru dan demikian
juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam tugas
kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang tinggi, sedang atau rendah prestasi akademiknya.
Dia pun berhadapan dengan siswa yang baik-baik dan santun, arogan, cuek, pengganggu, bahkan siswa
yang pernah melakukan tindakan kriminal. Juga siswa yang kuat, sedang, atau lemah fisiknya. Belum lagi
manakala keragaman itu dilihat dari perspektif sosial, ekonomi, kultur, kebiasaan, agama, kepeduliaan
dan sebagainya.

Siswa yang bermasalah biasanya menjadi beban tambahan sekaligus sumber kepeduliaan utama bagi
guru. Bahkan, siswa yang bermasalah ini menjadi pusat perhatian utama para guru, administrator, orang
tua, bahkan publik. Guru seringkali merasa jengkel melihat anak didiknya tampil jauh dari norma-norma
keterpelajaran. Kemauan guru untuk “memintarkan” dan “memanusiakan” anak ketika ia berada di
sekolah, hal itu akan menghasilkan produk yang sia-sia manakala ia dirumah dan di masyarakat, mereka
justru terkondisi dengan perilaku desktruktif atau perilaku menyimpang. Akan tetapi kondisi anak seperti
itu akan menjadi peluang bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif bagi penciptaan faktor yang
mempengaruhi motivasi, prestasi, dan perilaku siswa. Disini pula, manajemen sekolah menduduki posisi
mayor dalam keseluruhan spektrum kegiatan pembelajaran.

Contoh-contoh kenakalan dan perilaku menyimpang dari para siswa itu beragam, mulai dari
membuang sampah permen karet di gang-gang sekolah, berisik, mencuri, berkelahi, tidak dispilin dalam
belajar, sering bolos, hingga menjadi pecandu obat-obat terlarang. Gejala ini membuat banyak guru yang
menjadi “ogah-ogahan” dalam mengajar, berkonflik dengan siswa, stress, terganggu emosi. Keadaan
negatif yang dirasakan ini sangat mengganggu siswa. Menurut Gump (1967) menjelaskan bahwa lebih
dari separuh waktu sekolah digunakan oleh guru untuk mengajar. Selebihnya, waktu sekolah digunakan
untuk menjalankan fungsi manajemen, seperti mengorganisasi dan menata siswa untuk kegiatan belajar
(23 %), menangani siswa yang berperilaku menyimpang (14%), dan selebihnya (12%) menangani siswa
bermasalah secara individual.
Mengapa siswa cenderung berperilaku buruk? Ada banyak faktor yang menyebabkan antara lain ;
faktor sosial, ekonomi, kultural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, perbedaan potensi kognitif,
kesehatan, dan faktor sekolah sendiri.

E. Peran Guru dalam Pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadminitrasian, seorang guru dapat berperan sebagai
berikut :

a. Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta
memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.

b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota masyarakat guru
harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.

c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.

d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.

e. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun bertanggung jawab akan
kelancaran pendidikan dan harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.

f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru berperan
sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.

g. Penerjemah kepada masyrakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan
kemajuan dunia sekitar pada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa profesi guru adalah profesi yang
membutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajarinya dan tidak semua orang bisa begitu saja diterima
menjadi seorang guru. Profesionalisme dibutuhkan agar apa yang diajarkan oleh guru tidaklah seenak
dan semau guru itu sendiri namun sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan faktor-faktor seperti psikologi peserta didik, kemampuan peserta didik, norma-norma
yang berlaku di masyarakat dan lain-lain.

Guru menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru menjadi bagian
organisasi kependidikan yang paling sering berinteraksi secara langsung dengan peserta didik sehingga
perilaku dan tindakannya haruslah baik karena menjadi contoh. Begitulah seharusnya guru profesional.
SARAN

Guru profesional harus mampu memposisikan dirinya di dalam kelas. Dia harus mampu menjadi
pemimpin, motivator, supervisor, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, dan konselor
sesuai situasi.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sutomo, M.Pd dkk.2010. Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri semarang Press.

Yasin, Sanjaya. (2011). Makalah Profesi Guru. [Online]. Tersedia:


http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-profesi-guru.html. [ 21 Oktober 2014].

Diposting 9th February 2015 oleh Anonymous

0 Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai