Anda di halaman 1dari 10

10 Tipe Guru yang Paling Dibutuhkan Anak

Indonesia
https://www.idntimes.com/life/education/rosa-folia/tipe-guru-yang-dibutuhkan-indonesia

1. Tipe guru yang bisa dipercaya


Sebagai siswa, seringkali kita merasa bahwa guru itu menakutkan dan
tidak memahami persoalan anak muda karena mereka hidup di zaman
berbeda. Akhirnya, siswa memilih berbohong jika punya masalah padahal
guru juga semestinya bisa jadi sahabat.

2. Tipe guru yang mudah beradaptasi


Perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Oleh karena itu, guru juga punya
kewajiban untuk selalu mengevaluasi posisi dan metode yang diadopsi
dalam mendidik.

Misalnya, sepuluh atau 15 tahun lalu membentak dan memukul siswa


mungkin merupakan sesuatu yang wajar. Tapi, sekarang cara-cara itu tidak
efektif dan guru bisa diproses hukum bila siswa tidak terima.

3. Tipe guru yang menghargai perbedaan


pendapat
Dulu hafalan adalah salah satu ukuran kesuksesan seorang siswa. Kita
dipaksa menghafal perkalian, rumus fisika, hingga peristiwa sejarah.
Akibatnya, kita tidak terbiasa berpikir kritis dan berani memberikan
pendapat yang berbeda.

Padahal kreativitas adalah kunci penting di era teknologi di mana hampir


segala hal terhubung internet. Di antara lima siswa, sangat normal bila ada
lima pendapat berbeda. Ini juga yang akan membuat mereka lebih toleran
terhadap perbedaan.
4. Tipe guru yang kritis dalam menerima
informasi
Dengan semakin kuatnya pengaruh internet, hampir semua informasi bisa
diperoleh dalam satu klik. Sayangnya banyak dari informasi-informasi
tersebut yang hanya berupa asumsi menyesatkan.

Seringkali karena tuntutan untuk selalu cepat dalam memutuskan sesuatu,


kita melompati proses-proses yang diperlukan untuk mencerna informasi.
Akibatnya, kita malah turut menyebarkan kebohongan. Guru perlu
membiasakan siswa agar mereka melakukan refleksi apakah sebuah
informasi itu benar.

5. Tipe guru yang bisa berkolaborasi


Guru bukanlah orang paling tahu tentang semua hal di dunia. Berangkat
dari fakta ini para guru bisa mengajari siswa bahwa mereka bisa belajar
dari siapapun dan dimanapun. Pelajaran bisa diambil dari cerita-cerita
tukang kebun sekolah maupun ibu penjaga kantin.

Dalam jangka panjang, guru bisa menghasilkan siswa-siswa yang


mengutamakan kolaborasi untuk meraih tujuan, dan bukannya saling sikut
karena takut akan ketinggalan.

6. Tipe guru yang mampu berinovasi


Innovation is the key. Kita bisa mengambil Nokia atau BlackBerry dalam
kasus ini. Begitu juga di dalam ruang kelas. Guru masa kini wajib
menciptakan sebuah lingkungan dimana inovasi dan kreativitas itu
dihargai, bahkan didukung.

Di masa depan, para siswa harus bisa menciptakan hal-hal yang bisa
berkontribusi dalam penyelesaian masalah bukan melalui tindakan
kekerasan, melainkan cara-cara kreatif dan out-of-the-box.

7. Tipe guru pemimpin


Pemimpin tidak sama dengan bos. Guru yang punya jiwa kepemimpinan
mampu mempengaruhi orang lain secara positif untuk membuat progres di
area-area tertentu. Pengaruh tersebut tidak hanya kepada siswa, tapi juga
metode pengajaran, kurikulum, hingga keorganisasian.
8. Tipe guru pendongeng
Sudah tak terhitung banyaknya waktu terbuang ketika guru mengajar di
depan kelas, tapi siswa-siswa merasa bosan dan malah tidak
mendapatkan ilmu apapun. Menulis di papan tulis atau membaca
presentasi adalah cara-cara lama.

Sekarang, untuk membuat siswa bersemangat, guru perlu belajar menjadi


pendongeng yang baik dan membiarkan anak didik berimajinasi.
Bayangkan almarhum Robin Williams di film Dead Poets Society.

9. Tipe guru perancang


Kembali ke soal metode pengajaran. Belajar tidak harus dilakukan di dalam
kelas dengan buku dan alat tulis di atas meja. Siswa bisa belajar di luar
ruangan.

Field trip adalah salah satu cara untuk membuka perspektif siswa tentang
dunia. Tapi, yang paling sederhana adalah minimal mereka tidak bosan
selalu melihat dinding-dinding kelas.

10. Tipe guru seniman


Guru yang baik adalah seorang seniman. Maksudnya, sebagai pendidik,
guru harus terus mengasah kemampuan untuk menjalankan profesi mulia
ini. Guru dan siswa bisa sama-sama belajar untuk kemajuan pendidikan.
5 Tipe Guru
https://www.hipwee.com/list/suka-atau-tidak-suka-5-tipe-guru-ini-akan-kamu-temui-di-
sekolah/

1. Guru Killer

Tipe guru yang satu ini, seringkali menjadi guru yang ditakuti oleh para
murid. Beliau memiliki cara mengajar yang mungkin bisa dibilang ekstrim
bagi setiap muridnya. Tegas dalam mendidik, disiplin terhadap waktu,
pemberian tugas yang cukup sering, pelit dalam memberikan nilai, dan
tidak memberikan toleransi pada kenakalan murid-muridnya, merupakan
beberapa cara guru killer mengajar. Wow, pasti kalian pernah
menemukan guru seperti ini kan di kelas? Hayo, bagaimana kamu akan
bersikap menghadapi guru ini?

Tenang, guru killer ini ternyata juga banyak mengajarkan kita nilai-nilai
kehidupan loh. Dari belajar disiplin, tegas, bertanggung jawab, hingga
motivasi untuk terus bangkit di dalam keterpurukan. Dan yang tak kalah
penting adalah, tipe guru yang seperti inilah yang ternyata mampu
mengeluarkan kemampuan terbaik para muridnya. Hal ini akan kamu
rasakan kelak ketika kamu mulai beranjak dewasa dan mengerti arti
ketegasan yang diberikan guru kamu semasa sekolah.

2. Guru Penyabar

Di sekolah tentunya tidak semua guru killer dong? Nah tipe guru ini akan


menjadi penyeimbang tipe guru di sekolah. Guru Penyabar sering kali
menjadi guru yang disenangi oleh para muridnya. Mereka akan selalu
berharap mendapat guru tersebut di setiap mata pelajaran yang
diampunya. Cara mengajarnya yang sangat hati-hati, pelan-pelan, dan
cenderung mengikuti kemampuan anak-anaknya dalam menerima
pelajaran menjadi salah satu kesukaan para murid. Tapi jangan salah,
terkadang guru seperti ini juga akan disepelekan oleh
muridnya lho karena kesabarannya. Karena murid meyakini Beliau tidak
akan marah dan menghukum mereka dikala lalai atau salah, akhirnya
banyak murid yang kurang menghormati tipe guru seperti ini.
Pembelajaran nih buat teman-teman yang masih sekolah, hormatilah guru
penyabarmu ya, sesabar apapun Beliau pasti akan ada saatnya Beliau
marah karena murid mulai tidak menghargainya.

3. Guru Pelawak

Siapa sih yang tidak suka dengan lelucon dan hidup penuh dengan tawa?
Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan, bukan? Tipe guru yang
satu ini juga sering dinantikan waktu belajarnya lho. Yups, guru pelawak.
Guru ini akan menyampaikan pelajarannya dengan hangat dan penuh
tawa, sehingga murid-muridnya akan merasa nyaman dan tak bosan
mendengarkan setiap penjelasannya.

4. Guru Gaul

Guru paling update dengan perkembangan teknologi maupun informasi


dan mampu bergaul dengan murid-muridnya inilah yang sering disebut
dengan guru gaul. Biasanya guru ini akan menjadi guru favorit bagi murid-
muridnya. Selain asyik diajak ngobrol, guru gaul biasanya juga memiliki
akun social media. Beliau akan mengajak murid-muridnya
untuk follow akun guru tersebut dan melakukan interaksi di dunia maya
baik dalam bentuk tugas maupun non-tugas layaknya seorang teman.
Bisa menjadi salah satu murid yang klop dengan guru ini adalah
kebanggaan untuk murid lho, menyenangkan bukan? Ssst, guru gaul
biasanya masih muda loh. :p

5. Guru Biasa Saja

Guru yang satu ini jangan ditanyakan lagi. Yah seperti guru kebanyakan


yang kita temui di sekolah, tidak ada sikap yang menonjol untuk
mencirikan tipe guru ini. Beliau akan menjalankan tugas dan
kewajibannya sebagai guru pada umumnya seperti mengajar, memberi
tugas, memberi ujian, dan penilaian kepada murid-muridnya.
TIPE-TIPE GURU
http://kampuspendidikan.blogspot.com/2010/08/tipe-tipe-guru.html

Guru adalah instrumen utama sekolah. Kualitas pembelajaran serta


profesional tidaknya layanan pendidikan ditentukan oleh kualitas guru.
Perlu disadari bahwa tidak semua guru memiliki kualitas sebagai guru.
Faktanya, ada orang yang menjadi guru karena memang memiliki
mentalitas guru, tapi ada juga yang hanya karena “nasib” saja yang
membuatnya menjadi guru. Kualitas guru dapat ditelusuri berdasarkan:
1. Kompetensinya, yakni keahliannya mengelola pembelajaran, mulai
dari perencanaan hingga evaluasi.
2. Orientasinya pada
kepuasan kerja, yakni kemauan dan rasa tanggung jawab untuk
membuat siswa berhasil.
Secara sederhana, tipe guru dapat dipetakan ke dalam bagan berikut.
1. Tipe Profesional

Ini adalah tipe guru terbaik yang diharapkan ada pada tiap sekolah. Guru
ideal dituntut memiliki keahlian (kompetensi) mengajar tinggi, mulai dari
perencanaan hingga evaluasi.

Guru tersebut juga memiliki sikap mental dan moralitas yang penuh
tanggung jawab. Dia memiliki hasrat kuat dan rasa tanggung jawab tinggi
untuk membuat anak didik berhasil. Di antara ciri-ciri guru tipe ini
adalah:
a. Biasa mempersiapkan disain, berbagai instrumen dan bahan
pembelajaran tanpa diminta, karena menganggapnya sebagai
kebutuhan.
b. Aktif mencari dan mengembang-kan bahan-bahan pembelajaran
sendiri.
c. Aktif mencari cara agar seluruh anak didiknya berhasil.
d. Sering menjadikan masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan.
e. Aktif mengevaluasi kinerjanya sendiri agar kualitas pembela-
jarannya meningkat.
f. Berusaha menjadi contoh dan pembimbing terbaik bagi siswa.
g. Keberhasilan mengajar tinggi.
1) Dia malu/tidak puas bila anak didiknya belum berhasil.
2) Dia terus berusaha mencari cara agar siswanya berhasil mencapai
kompetensi.
h. Lebih suka berkumpul dengan siswa dibanding guru sehingga:
1) Mempunyai kedekatan dan pengaruh kuat pada siswa.
2) Sering menjadi idola siswa.
2. Tipe Potensial/Pembelajar

Ini tipe guru minimal yang diharapkan setiap sekolah. Mereka guru baru
atau lama yang memiliki kemauan dan tanggung jawab tinggi untuk
membuat siswanya berhasil, meski kompetensinya belum optimal. Guru
tipe ini dicirikan dengan:
a. Menyadari fungsi perencanaan, instrumen dan bahan ajar, tetapi
masih kesulitan menyusun dan mengembangkannya.
b. Belum benar-benar percaya diri, tetapi tak segan bertanya/belajar
pada sejawat atau atasan bila ada masalah yang belum dia kuasai.
c. Tidak segan bertanya/belajar agar seluruh anak didiknya berhasil.
d. Banyak membahas masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan.
e. Suka mengevaluasi kinerja sendiri, dan terbuka pada kritik, saran
dan masukan orang lain.
f. Berusaha menjadi contoh dan pembimbing terbaik bagi siswa.
g. Keberhasilan mengajar tinggi.
1) Dia malu atau takut bila anak didiknya belum berhasil.
2) Dia terus berusaha dan tidak berhenti mencari cara agar
siswanya berhasil mencapai kompetensi.
Meski demikian, kadang dia masih gugup bila menghadapi komplain
oleh wali murid.
h. Selama jam sekolah lebih suka berkumpul dengan siswa dibanding
guru sehingga:
1) Mempunyai kedekatan dan pengaruh kuat pada siswa.
2) Potensial jadi idola siswa.
3. Tipe Sinis

Ini adalah tipe guru yang buruk, tetapi banyak dijumpai di sekolah. Tipe
ini memiliki cukup kepercayaan diri karena cukup lama mengajar.

Meski begitu, kualitas pembelajaran-nya tidak cukup baik, karena tipe ini
kurang fokus pada keberhasilan siswa. Dia kurang memiliki rasa tanggung
jawab, hingga kurang peduli apakah siswanya berhasil atau tidak. Di
antara karakteristik guru tipe ini:

a. Meski mampu, dia enggan mempersiapkan instrumen dan bahan


pembelajaran, karena menganggap itu sebagai beban.
b. Kompetensinya tidak berkem-bang, karena enggan mencari dan
mengembangkan diri.

c. Enggan berusaha agar siswa berhasil, tidak berorientasi pada kepuasan


kerja, dan perhitungan.
1) Biasa bilang Dibayar berapa? atau Ada tambahan berapa?
2) Menyikapi tugas sebagai beban kwajiban dan suka menghindari
tugas sekolah.
3) Suka beralasan repot bila imbalan tidak memadai.
4) Kaya alasan untuk membe-narkan diri sendiri.

d. Jarang membicarakan masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik


pembicaraan.
1) Fokus perhatiannya bukan pada kualitas kerja.
2) Akrab dengan pembicaraan negatif, kasak-kusuk dan tidak jarang
yang berbau sinisme dan permusuhan.

e. Tidak peduli pada kinerja sendiri.


1) Malas bekerja bila tidak ada atasan atau tidak dimandori.
2) Hanya aktif bila ada maunya, seperti kalau ada promosi atau
takut kena sanksi.

f. Tidak peduli apakah sikap dan perilakunya layak menjadi contoh bagi
siswa atau tidak.

g. Keberhasilan mengajar rendah.


1) Keberhasilan siswa/kepuasan wali murid bukan tujuan.
2) Tidak malu dan tidak peduli meski ada anak didiknya yang belum
berhasil.
3) Hanya bekerja keras bila ada imbalan materi yang sepadan.
4) Tidak disiplin, tidak sungguh-sungguh dan lebih suka santai dalam
mengajar.

h. Lebih suka berkumpul dengan guru dibanding siswa, sehingga:


1) Kalau bukan guru galak pasti nyantai dan cuek pada siswa.
2) Berusaha dekat dengan siswa bila perlu pengakuan.
3) Karakter anak didik tidak konstruktif.
4) Biang gosip di sekolah.
4. Tipe Drop-Out
Ini adalah tipe guru terburuk, tetapi kadang ada juga sekolah bernasib
apes karena punya guru semacam ini. Guru tipe ini tidak punya
kemampuan pembelajaran memadai. Dia juga tidak peduli apakah hasil
pembelaja-rannya baik atau tidak.

Lebih tragis lagi, dia juga sulit belajar (dhêdêl), sehingga sulit
dikembangkan kemampuannya. Singkatnya, tipe ini adalah guru bodoh
dan bermental buruk, yang di antara ciri-cirinya:
a. Mengeluh bila diminta menyusun disain dan instrumen pembela-
jaran, karena dia tidak menyadari itu sebagai kebutuhan guru.
b. Kompetensi tidak berkembang:
1) Keahlian keguruan rendah.
2) Sulit memahami dan mudah bingung bila dihadapkan pada konsep
baru.
c. Tidak berusaha keras agar siswa berhasil. Selain tidak berorientasi
pada kepuasan kerja, dia tidak menyadari kekurangan.
d. Jarang membicarakan pembela-jaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan, karena:
1) Visi pendidikannya lemah.
2) Tidak berpendirian, mudah terpengaruh orang lain.
3) Emosional dan kemampuan berfikir rasionalnya rendah.
4) Kadang mudah tersinggung.
e. Tidak peduli pada kinerja sendiri.
1) Kurang mampu mengajar.
2) Tidak disiplin.
3) Kadang perhitungan, tanpa menyadari bahwa itu artinya dia
minta agar orang lain menghargai kebodohannya.
f. Tidak tahu sikap dan perilakunya layak jadi contoh siswa atau tidak.
g. Hasil pembelajaran rendah, tetapi bersikap santai seolah tidak ada
masalah, karena:
1) Keberhasilan siswa dan kepu-asan wali murid bukan tujuan.
2) Tidak malu dan tidak peduli meski ada anak didiknya yang belum
berhasil.
3) Hanya bekerja keras bila ada imbalan materi yang sepadan.
h. Suka berkumpul baik dengan guru maupun siswa pada jam sekolah.
1) Lebih mudah akrab dengan guru sinis dari pada guru potensial
atau profesional.
2) Mudah terpengaruh dan menjadi pengukut setia guru tipe sinis.
3) Perilaku anak didik tidak konstruktif, karena tidak punya pretensi
mendidik.

Anda mungkin juga menyukai