Indonesia
https://www.idntimes.com/life/education/rosa-folia/tipe-guru-yang-dibutuhkan-indonesia
Di masa depan, para siswa harus bisa menciptakan hal-hal yang bisa
berkontribusi dalam penyelesaian masalah bukan melalui tindakan
kekerasan, melainkan cara-cara kreatif dan out-of-the-box.
Field trip adalah salah satu cara untuk membuka perspektif siswa tentang
dunia. Tapi, yang paling sederhana adalah minimal mereka tidak bosan
selalu melihat dinding-dinding kelas.
1. Guru Killer
Tipe guru yang satu ini, seringkali menjadi guru yang ditakuti oleh para
murid. Beliau memiliki cara mengajar yang mungkin bisa dibilang ekstrim
bagi setiap muridnya. Tegas dalam mendidik, disiplin terhadap waktu,
pemberian tugas yang cukup sering, pelit dalam memberikan nilai, dan
tidak memberikan toleransi pada kenakalan murid-muridnya, merupakan
beberapa cara guru killer mengajar. Wow, pasti kalian pernah
menemukan guru seperti ini kan di kelas? Hayo, bagaimana kamu akan
bersikap menghadapi guru ini?
Tenang, guru killer ini ternyata juga banyak mengajarkan kita nilai-nilai
kehidupan loh. Dari belajar disiplin, tegas, bertanggung jawab, hingga
motivasi untuk terus bangkit di dalam keterpurukan. Dan yang tak kalah
penting adalah, tipe guru yang seperti inilah yang ternyata mampu
mengeluarkan kemampuan terbaik para muridnya. Hal ini akan kamu
rasakan kelak ketika kamu mulai beranjak dewasa dan mengerti arti
ketegasan yang diberikan guru kamu semasa sekolah.
2. Guru Penyabar
3. Guru Pelawak
Siapa sih yang tidak suka dengan lelucon dan hidup penuh dengan tawa?
Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan, bukan? Tipe guru yang
satu ini juga sering dinantikan waktu belajarnya lho. Yups, guru pelawak.
Guru ini akan menyampaikan pelajarannya dengan hangat dan penuh
tawa, sehingga murid-muridnya akan merasa nyaman dan tak bosan
mendengarkan setiap penjelasannya.
4. Guru Gaul
Ini adalah tipe guru terbaik yang diharapkan ada pada tiap sekolah. Guru
ideal dituntut memiliki keahlian (kompetensi) mengajar tinggi, mulai dari
perencanaan hingga evaluasi.
Guru tersebut juga memiliki sikap mental dan moralitas yang penuh
tanggung jawab. Dia memiliki hasrat kuat dan rasa tanggung jawab tinggi
untuk membuat anak didik berhasil. Di antara ciri-ciri guru tipe ini
adalah:
a. Biasa mempersiapkan disain, berbagai instrumen dan bahan
pembelajaran tanpa diminta, karena menganggapnya sebagai
kebutuhan.
b. Aktif mencari dan mengembang-kan bahan-bahan pembelajaran
sendiri.
c. Aktif mencari cara agar seluruh anak didiknya berhasil.
d. Sering menjadikan masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan.
e. Aktif mengevaluasi kinerjanya sendiri agar kualitas pembela-
jarannya meningkat.
f. Berusaha menjadi contoh dan pembimbing terbaik bagi siswa.
g. Keberhasilan mengajar tinggi.
1) Dia malu/tidak puas bila anak didiknya belum berhasil.
2) Dia terus berusaha mencari cara agar siswanya berhasil mencapai
kompetensi.
h. Lebih suka berkumpul dengan siswa dibanding guru sehingga:
1) Mempunyai kedekatan dan pengaruh kuat pada siswa.
2) Sering menjadi idola siswa.
2. Tipe Potensial/Pembelajar
Ini tipe guru minimal yang diharapkan setiap sekolah. Mereka guru baru
atau lama yang memiliki kemauan dan tanggung jawab tinggi untuk
membuat siswanya berhasil, meski kompetensinya belum optimal. Guru
tipe ini dicirikan dengan:
a. Menyadari fungsi perencanaan, instrumen dan bahan ajar, tetapi
masih kesulitan menyusun dan mengembangkannya.
b. Belum benar-benar percaya diri, tetapi tak segan bertanya/belajar
pada sejawat atau atasan bila ada masalah yang belum dia kuasai.
c. Tidak segan bertanya/belajar agar seluruh anak didiknya berhasil.
d. Banyak membahas masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan.
e. Suka mengevaluasi kinerja sendiri, dan terbuka pada kritik, saran
dan masukan orang lain.
f. Berusaha menjadi contoh dan pembimbing terbaik bagi siswa.
g. Keberhasilan mengajar tinggi.
1) Dia malu atau takut bila anak didiknya belum berhasil.
2) Dia terus berusaha dan tidak berhenti mencari cara agar
siswanya berhasil mencapai kompetensi.
Meski demikian, kadang dia masih gugup bila menghadapi komplain
oleh wali murid.
h. Selama jam sekolah lebih suka berkumpul dengan siswa dibanding
guru sehingga:
1) Mempunyai kedekatan dan pengaruh kuat pada siswa.
2) Potensial jadi idola siswa.
3. Tipe Sinis
Ini adalah tipe guru yang buruk, tetapi banyak dijumpai di sekolah. Tipe
ini memiliki cukup kepercayaan diri karena cukup lama mengajar.
Meski begitu, kualitas pembelajaran-nya tidak cukup baik, karena tipe ini
kurang fokus pada keberhasilan siswa. Dia kurang memiliki rasa tanggung
jawab, hingga kurang peduli apakah siswanya berhasil atau tidak. Di
antara karakteristik guru tipe ini:
f. Tidak peduli apakah sikap dan perilakunya layak menjadi contoh bagi
siswa atau tidak.
Lebih tragis lagi, dia juga sulit belajar (dhêdêl), sehingga sulit
dikembangkan kemampuannya. Singkatnya, tipe ini adalah guru bodoh
dan bermental buruk, yang di antara ciri-cirinya:
a. Mengeluh bila diminta menyusun disain dan instrumen pembela-
jaran, karena dia tidak menyadari itu sebagai kebutuhan guru.
b. Kompetensi tidak berkembang:
1) Keahlian keguruan rendah.
2) Sulit memahami dan mudah bingung bila dihadapkan pada konsep
baru.
c. Tidak berusaha keras agar siswa berhasil. Selain tidak berorientasi
pada kepuasan kerja, dia tidak menyadari kekurangan.
d. Jarang membicarakan pembela-jaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan, karena:
1) Visi pendidikannya lemah.
2) Tidak berpendirian, mudah terpengaruh orang lain.
3) Emosional dan kemampuan berfikir rasionalnya rendah.
4) Kadang mudah tersinggung.
e. Tidak peduli pada kinerja sendiri.
1) Kurang mampu mengajar.
2) Tidak disiplin.
3) Kadang perhitungan, tanpa menyadari bahwa itu artinya dia
minta agar orang lain menghargai kebodohannya.
f. Tidak tahu sikap dan perilakunya layak jadi contoh siswa atau tidak.
g. Hasil pembelajaran rendah, tetapi bersikap santai seolah tidak ada
masalah, karena:
1) Keberhasilan siswa dan kepu-asan wali murid bukan tujuan.
2) Tidak malu dan tidak peduli meski ada anak didiknya yang belum
berhasil.
3) Hanya bekerja keras bila ada imbalan materi yang sepadan.
h. Suka berkumpul baik dengan guru maupun siswa pada jam sekolah.
1) Lebih mudah akrab dengan guru sinis dari pada guru potensial
atau profesional.
2) Mudah terpengaruh dan menjadi pengukut setia guru tipe sinis.
3) Perilaku anak didik tidak konstruktif, karena tidak punya pretensi
mendidik.