Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU
Dr. Sulitiyana, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 12:
JIHAN NOVIRIA (1710125320086)
MARIA ULFAH (1710125320104)
MIYA AUDINA (1710125320112)
MOHAMMAD RIDHONI (1710125310113)
MUHAMMAD TAUFIQ HIDAYAT (1710125310098)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PRA-SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang “Peran Guru Dalam Pembelajaran”.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Peran Guru Dalam


Pembelajaran” ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Banjarmasin, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN .................................................... 2


1) Guru sebagai sumber belajar .............................................................................. 3
2) Guru sebagai fasilitator ....................................................................................... 3
3) Guru sebagai pengelola pembelajaran ............................................................... 4
4) Guru sebagai demonstrator ................................................................................ 7
5) Guru sebagai pembimbing .................................................................................. 7
6) Guru sebagai motivator ...................................................................................... 8
7) Guru Sebagai Penilai / Evaluator......................................................................... 8
B. EVALUASI PEMBELAJARAN...................................................................................... 9
1) Pengertian ........................................................................................................... 9
2) Fungsi evaluasi .................................................................................................. 10
3) Evaluasi formatif dan sumatif ........................................................................... 11
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 12
1) Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script ....................................... 12
2) Manfaat Model Pembelajaran Cooperative Script ........................................... 12
3) Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Script .............................. 13
4) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Script ............... 13
5) Langkah-langkah proses model pembelajaran Cooperative Script .................. 14
6) Tugas masing-masing kelompok ....................................................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru saat ini berkembang sesuai dengan fungsinya, membina untuk mencapai
tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas
perlengkapan, kalau tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dari seorang
pendidik tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang
profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesional guru
yang perlu mendapatkan perhatian.
Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang
bertugas sebagai pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan
belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Gurur merupakan faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus
menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang disampaikan.
Dengan kata lain, guru harus menciptakan suatu kondisi belajar yang sebaik-
baiknya bagi peserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru sebagai
pengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru dalam proses pebelajaran ?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran ?
3. Apa fungsi evaluasi pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui peran guru dalam pembelajaran.
2. Mengerti apa itu evaluasi pembelajaran.
3. Mengerti fungsi dari evaluasi pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas; ketika penemuan hasil-hasil


teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru
di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan
manusia masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus diwariskan. Dalam
kondisi yang demikian guru berperan sebagai sumber belajar (learning resources)
bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu,
ada pepatah yang menyebutkan bagaimanapun pintarnya siswa, maka tidak
mungkin dapat mengalahkan pintarnya guru. Apakah dalam kondisi yang
demikian masih telap dapat dipertahankan? Apakah ilmu pengetahuan sebagai
warisan masa lalu yang harus dikuasai itu hanya dapat dipelajari dari mulut guru?
Tentu saja tidak. Dalam abad teknologi dan informasi ini siswa dapat
mempelajarinya dari berbagai sumber.

Sumber
Belajar
Penilai
Fasilitator

PERAN
Motivator Pengelola
GURU

Pembimbing Demonstrator

2
Namun demikian, guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang
sangat penting.Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan
tetap diperlukan. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan
mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa mengganti peran
guru. Lalu apa peran guru dalam kondisi yang demikian ? Dalam gambar tersebut
kita mencoba menganalisis berbagai peran yang harus dilaksanakan oleh seorang
guru profesional.
Pada pelaksaan proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat
penting, peran guru tersebut meliputi guru sebagai: Sumber belajar; Fasilitator;
Pengelola pembelajaran; Demonstrator; Pembimbing; Motivator; dan Penilai.
Secara rinci masing-masing peran guru tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Guru sebagai sumber belajar


Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat
penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran. Kita dapat menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya
dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik apabila ia
dapat menguasai materi pelajaran yang baik, sehingga benar-benar ia
berperan sebagai sumber sumber belajar bagi anak didiknya. Sebagai
sumber belajar dalm proses pembelajaran hendaknya guru harus memiliki
bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa dan guru
perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran.

2) Guru sebagai fasilitator


Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses
pembelajaran dimulai sering guru bertanya: bagaimana caranya agar ia
mudah menyajikan bahan pelajaran? Pertanyaan tersebut sekilas memang
ada benarnya. Melalui usaha yang sungguh-sungguh guru ingin agar ia
dapat menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun
demikian,pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran
berorientasi pada guru. Oleh sebab itu akan lebih bagus manakala
pertanyan tersebut diarahkan pada siswa misalnya: apa yang harus
dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan
belajar tercapai secara optimal. Pertanyaan tersebut mengandung makna,

3
kalau tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar.Inilah hakikat
peran fasilitator dalam proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan
peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal
yang harus dipahami khususnya hal-hal yang berhubungan dengan
pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran yaitu antara lain:

a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta
fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media
sangat diperlukan, oleh sebab belum tentu suatu media cocok digunakan
untuk mengajarkan semua bahan pelajaran. Setiap media memiliki
karakteristik yang berbeda.
b. Guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu
media.Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan perancangan
media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran
sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan
optimal.
c. Guru dituntut untuk mampu mengoperasikan berbagai jenis media,serta
dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.Perkembangan teknologi
informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan
teknologi mutahir.Berbagai perkembangan teknologi informasi
memungkinkan setiap guru dapat menggunakan berbagai pilihan media
yang dianggap cocok.
d. Sebagai fasilitator guru dtuntut agar memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting,
kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa
menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

3) Guru sebagai pengelola pembelajaran


Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan
dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yng baik guru dapat menjaga
kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Menurut Ivor K. Devais, salah satu kecenderungan yang sering
dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah
belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Dalam hubungannya
dengan pengelolaan pembelajaran Alvin C. Eurich menjelaskan prinsip-
prinsip belajar yang harus diperhatikan guru adalah sebagai berikut :

4
a.Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus
mempelajarinya sendiri.
b.Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing
c.Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai
melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement.
d.Penguasaan secara penuh dari setiap langkah,memungkinkan belajar
secara keseluruhan lebih berarti.
e.Apabila siswa diberi tanggung jawab,maka ia akan lebih termotivasi
untuk belajar.

Dalam melaksakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam


kegiatan yang harus dilakukan yaitu mengelola sumber belajar dan
melaksanakan peran sebagai sumber belajar. Sebagai manajer, guru
memiliki 4 fungsi umum, yaitu: merencanakan tujuan belajar;
mengorganisir berbagai sumber belajar; Memimpin dan mengawasi. Yang
secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Merencanakan tujuan belajar
Fungsi perencanaan, merupakan fungsi yang sangat penting bagi
seorang manajer. Kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan
diantaranya meliputi memperkirakan tuntutan dan kebutuhan,
menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran,
menentukan topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu, serta
menentukan sumber-sumber yang diperlukan.
2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan belajar.
Fungsi pengorganisasian, melibatkan penciptaan secara sengaja
suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan
pendelegasian tanggung jawab rangka mewujudkan tujuan program
pendidikan yang telah direncanakan. Pengorganisasian, pengaturan
sumber hanya alat atau sarana untuk mencapai apa yang harus
diselesaikan. Tujuan akhirnya adalah membuat agar siswa bekerja dan
belajar bersama-sama.
3) Memimpin.

5
Fungsi memimpin atau mengarahkan, adalah fungsi yang bersifat
pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin adalah
berhubungan dengan membimbing, mendorong, dan mengawasi
murid, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan akhir adalah untuk membengkitkan motivasi dan mendorong
murid sehingga mereka menerima dan melatih tanggung jawab untuk
belajar mandiri.
4) Mengawasi segala sesuatu apakah sudah berfungsi sebagaimana
mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan
Fungsi mengawasi, bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-
peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam
batas-batas tertentu fungsi pengawasan melibatkan pengambilan
keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat
kompleks.
Walaupun keempat fungsi itu merupakan kegiatan yang terpisah,
namun keempatnya harus dipandang sebagai suatu lingkaran atau
siklus kegiatan yang berhubungan satu sama lain, seperti yang terlihat
pada bagan berikut ini.

MERENCANAKAN

MENGAWASI MENGORGANISASI

MEMIMPIN

6
4) Guru sebagai demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa
lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua
konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti
guru harus menunjukkan sikap terpuji. Dalam setiap aspek kehidupan,
guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa. Biasanya apa yang
dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Dengan demikian dalam
konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap sisa.
Kedua, sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana
caranya agar setiap materi pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati
oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebagai demonstrator erat kaitannya
dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

5) Guru sebagai pembimbing


Peran guru sebagai pembimbing adalah membimbing siswa agar dapat
menemukan berbagai potensi yang dumilikinya sebagai bekal hidup
mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian tersebut ia
dapat tumbuh dan berkembangan sebagai manusia ideal yang menjadi
harapan setiap orang tua dan masyarakat.
Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar
siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya.
Inilah makna peran sebagai pembimbing. Agar guru berperan sebagai
pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki,
diantaranya:
Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam
merencanakan, baik merencanakan tentang tujuan dan kompetensi yang
hendak dicapai, maupun merencanakan proses pembelajaran. Proses
bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik apabila sebelumnya guru
merencanakan hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus dilakukan
dan lain sebagainya. Untuk merumuskan tujuan yang sesuai guru harus

7
memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem nilai
masyarakat maupun kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang
semuanya terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam
merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki.
Di samping itu, guru perlu mampu merencanakan dan
mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara
penuh. Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada
siswa, dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran
adalah siswa itu sendiri.

6) Guru sebagai motivator


Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek
dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan
tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk
mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa yang nerprestasikan rendah belum tentu disebabkan oleh
kemampuananaya yang rendah, akan tetapi mungkin disebabkan oleh
tidaknya dorongan atau motivasi.
Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang
motivasi mucul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk
bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang
menimbulkan keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu
ketegangan-ketegangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala
kebutuhan itu telah terpenuhi.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi
dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa.

7) Guru Sebagai Penilai / Evaluator


Sebagai penilai guru berperan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai penilai.
Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

8
yang telah menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan
keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan telah
diprogramkan.
Evaluasi mrupakan salah satu komponen yang memiliki peran yang
sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran. Melalui
evaluasi bukan saja guru dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai
kelemahan dalam proses proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya, akan tetapi juga dapat melihat sejauh mana siswa
telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu , dalam
pembelajaran guru juga harus berperan sebagai evaluator. Beberapa hal
yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi guru
adalah:
Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan
siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal ini sangat
penting, oleh sebab pencapian manusia seutuhnya merupakan tujuan akhir
dari proses pendidikan dan atau proses pembelajaran.
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus, dengan menekankan
kepada evaluasi hasil dan proses evaluasi Artinya target evaluasi bukan
hanya untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar yang telah
dicapai siswa akan tetapi juga bagaimana siswa belajar.
Evaluasi dilakukan dengan berbagai intrumen penilaian. Guru banyak
yang beranggapan bahwa evaluasi identic dengan melaksanakan tes.
Padahal tidak demikian, tes hanya sebagai salah satu instrument untuk
melaksanakan evaluasi. Masih banyak instrument yang lain yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan proses
pembelajaran dan hasil yang telah dicapai siswa.

B. EVALUASI PEMBELAJARAN

1) Pengertian
Dalam perencanaan dan desain sistem intruksional dalam pembelajaran
rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat pemting untuk
dikembangkan. Hal merupakan melalui evaluasi yang tepat.kita dapat
menentukan evekrifitas program dan kebberhasilan siswa melaksanakan
kegiatan. Sehingga informasi kegiatan evaluasi seorang desainer
pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah program pembelajaran
perlu diperbaiki atau tidak.
Dari dua hal diatas ada dua karakteristik evaluasi. Yang pertama
evaluasi merupakan proses yang artinya dalam suatu evaluasi mestinya
terdiri berbagai macam tindakan yang harus dilakukan, dengan demikian
evaluasi buka hasil namun sebuah kegiatan.

9
Yang kedua evaluasi merupakan pemberian nilai atau arti. Artinya
merupakan pemberian hasil evvaluasi apakah itu memberikan nilai atau
tidak.
Evaluasi berbeda dengan pengukuran, pengukuran biasanya berkenan
dalam masalah kuantitatif untuk mendapatkan hasil diukur. Oleh sebab itu
dalam pengukuran harus dibantu dengan alah tertentu. Dengan demikian
evaluasi dan pengukuran tidak bisa disama kan meskipun memiliki
ketertarikan. Evaluasi akan lebih tepat mana kala di dahului dengan
pengukuran dan sebaliknya pengukuran tidak berarti apa-apa jika tidak
dievaluasi.
Istilah lain yang berhubungan dengan evaluasi dan pengukuran adalah
penilaian (assesment). Penilaian berhubungan dengan evaluasi dan arti
lebih luas dibandingkan pengukuran.

2) Fungsi evaluasi
Bagi guru evaluasi dapat mentukan efektifitas kinerja selama ini,
sedangkan pengembangan kurikulum evaluasi dapat memberikan
informasi untuk perbaikan kurikukum. Evaluasi biasnya mengerikan bagi
siswa. Karna memang melalui kegiatan evaluasi dapat menentukan nasib
siswa dalm proses pembelajaran. Evaluasi semestinya dianggap siswa
sebagai kebutuhan karna mereka akan mengetahui hasil sejauh mana hasil
proses pembelajaran hal ini perlu diluruskan agar siswa merasa butuh
untuk dievaluasi, ada beberapa fungsi evaluasi :
Evaluasi merupakan alat yang pentinga sebagai umpan balik siswa.
Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektifitas
pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat
menentukan harus bagaimana pembelajaran yang dilalukannya.
Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
ketercapaian siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan siswa
akan tau bagaimana bagian yang perlu dipelajarai lagi dan bagian mana
yang tidak perlu.
Evaluasi dapat memberikan pengembangan program kurikulum.
Informasi dapat mengembangakan proses pengembangan kurikulum
maupun guru untuk pemebelajran selanjutnya
Informasi dapat digunakan siswa untuk mengambil keputusan secara
individual,,khususnya untuk mengambil keputusan untuk masa depan
sehubung dalam pemilihan pekerjaan serta perkembangan karir.
Evaluasi sangat berguna untuk perkembangan kurikulum khususnya
dalam menentukan tujuan khusus yg dicapai. Misal kebutuhan yang
kurang ataupun ditambah.

10
Evaluasi ditujukan untuk umpan balik semua pihak yang
berkepentingan disekolah, melalui evaluasi dapat menentukan efektifitas
sekolah.

3) Evaluasi formatif dan sumatif


Evaluasi sering dianggap sebagai kegitan sebuah proses kegiatan.
Siswa dievaluasi setelah melalukan proses pembelajaran,apakah ia berhasil
atau tidak setelah melalui proses pbelajaran. Seorang guru juga dievaluasi
setelah masa percobaan diangkat atau tidak. Kurikulum diimplementasikan
setelah itu apakan mencapai tujuan atau belum dan bagian-bagian mana
yang harus dievaluasi.
Dari contoh diatas maka evaluasi berhubububangan dengan dua fungsi,
kedua funsi itu memurut Scriven(1967) adalah evaluasi sebagai fungsi
evaluasi sumatif dan formati. Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi dapat
melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Oleh karna itu
evaluasi sumatif berhubungan dengan mencapai suatu hasil yang dicapai
program.
Evaluasi formatif dilaukukan selama proses pembelajaran berlangsung
untuk melihat kemajuan belajar siswa. Oleh karena itu evaluasi formatif
dapat dilalukan selama program berlangsung maka sebenarnya evaluasi ini
dapat bermula dapat berfungsi memperbaiki pembelajaran. Artinya hasil
dari evaluasi formatif dapat dijadikam sebagai umpan balik bagi guru
dalam upaya memperbaiki kinerja.

11
LAMPIRAN

1) Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script


Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk
atau model pembelajarn kooperatif. Model pembelajaran Cooperative
Script dalam pengembangannya telah mengalami banyak adaptasi
sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda
antara satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama. “Cooperative
Script adalah skenario" pembelajaran kooperatif”. model pembelajaran
Cooperative Script adalah pembelajan yang mengatur interaksi peserta
didik seperti ilustrasi kehidupa sosial peserta didik dengan lingkungannya
sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat
yang lebih luas. Pembelajaran Cooperative Script adalah kontrak belajar
yang eksplisit antara guru dan peserta didik dan peserta didik dengan
peserta didik mengenai cara berkolaborasi. Cooperative Script merupakan
model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Kelompok
dipilih berdasarkan heterogenitas peserta didik dengan acuan nilai dari
masing-masing peserta didik. Kemudian dalam kelompok tersebut, terbagi
menjadi sub kelompok, dimana setiap sub kelompok ditentukan siapa yang
menjadi pembicara dan siapa yang menjadi pendengar. Pembelajaran
model Cooperative Script berpijak pada paham kontruktivisme. Masalah
yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama, peran guru hanya
sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar. pada interaksi sswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan
pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan
konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar
yang terjadi benar-benar interaksi dominan peserta didik dengan peserta
didik. aktivitas peserta didik selama pembelajaran Cooperative Script
benar- benar memberdayakan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya., jadi benar-benar
sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembangkan saat
ini.

2) Manfaat Model Pembelajaran Cooperative Script


“model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik”. 6 “peserta didik memperoleh sesuatu yang lebih dari
aktivitas kooperatif lain yang diberikan penjelasan secara rinci”.7 peserta
didik juga mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain dari materi
yang tidak dipelajarinya. Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran
Cooperative Script, Jacobset. Al, mengungkapkan manfaat metode
pembelajaran Cooperative Script yaitu sebagai berikut:
 Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu peserta didik
mengerjakantugas-tugas yang dirasakan sulit.
 Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks.

12
 Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat
membantu ingatan dan pemahaman.
 Memberikan kesempatan peserta didik membenarkan kesalahpahaman.
 Membantu peserta didik menghubungkan ide-ide pokok materi dengan
kehidupan nyata.
 Membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan.
 Memberikan kesempatan untuk mengulangi dan membantu mengingat

Dari beberapa pendapat mengenai manfaat model pembelajaran


Cooperative Script dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Cooperative
Script:
1) dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran, dalam hal ini bahwa
materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan kepada peserta didik
untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi, membuat rangkuman,
menganalisi materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya.
2) dapat memperluas cakupan perolehan materi pelajaran, karena
peserta didik akan mendapatkan transfer informasi pengetahuan dari
pasangannya untuk materi yang tidak dipelajarinya di kelas.
3) dapat melatih keterampilan berfikir kritis peserta didik dalam
menganalisis, merangkum, dan melalui kegiatan diskusi peserta didik akan
terlatih menggunakan kemampuan berfikir kritisnya untuk memperoleh
pengetahuan melalui pembelajaran yang dirancang pada Cooperative
Script.

3) Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Script


Suprijono menyebutkan langkah-langkah dalam penerapan
Cooperative Script dalam kelas, yaitu (a) guru membagi peserta didik
untuk berpasangan, (b) guru membagikan wacana atau materi kepada tiap
peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan, (c) guru dan peserta
didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar, (d) pembicara membacakan
ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya, (e) sementara pendengar menyimak, mengoreksi,
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat atau mengahafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya, (f) bertukar peran, yang semula
sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, kesimpulan
peserta didik bersama dengan guru dan penutup.

4) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Script


Setiap model pembelajaran mempunyai berbagai kelebihan dan
kekurangan. Model pembelajaran Cooperative Script memiliki juga

13
memiliki kelebihan dan kekurangan. Hamadi menyebutkan kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran Cooperative Script antara lain:

a. Kelebihan model pembelajaran Cooperative Script


1) setiap siswa mendapat peran, sehingga semua siswa berperan aktif
dalam kegiatan kelompok
2) dapat meningkatkan daya ingat siswa

b. Kekurangan model pembelajaran Cooperative Script


1) hanya digunakan dalam mata pelajaran tertentu
2) membutuhkan waktu yang relatif lama

5) Langkah-langkah proses model pembelajaran Cooperative Script


1.Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara berapsangan.
2.Guru membagi wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya.
3.Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4.Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan
memasukan ide-ide pokok ke dalam ringkasannya. Selama proses
pembacaan, siswa-siswa lain harus menyimak/menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap dan membantu mengingat dan menghafal ide-ide
pokok dengan menghubungkannya dengan materi sebelumnya atau dengan
materi lainnya.
5.Siswa bertukar peran, yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya.
6.Guru dan siswa melakukan kembali kegiatan seperti di atas.
7.Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran.
8.Penutup

6) Tugas masing-masing kelompok


 Jihan Noviria Salsadila ( 1710125320086 ) : Mengetik makalah
 Maria Ulfah ( 1710125320104 ) : Mencari bahan tentang Peran Guru
dalam pembelajaran dan Mengetik Makalah
 Miya Audina ( 1710125320112 ) : Mencari bahan tentang Peran Guru
dalam pembelajaran dan Mengetik Makalah
 Muhammad Ridhoni ( 1710125310113 ) : Menyusun Makalah dan
Membuat PPT
 M. Taufiq Hidayat ( 1710125310098 ) : Mencari bahan tentang
Evaluasi belajar dan pembelajaran dan Mengetik Makalah.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pelaksaan proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat
penting, peran guru tersebut meliputi guru sebagai: Sumber belajar; Fasilitator;
Pengelola pembelajaran; Demonstrator; Pembimbing; Motivator; dan Penilai.
Dalam perencanaan dan desain sistem intruksional dalam pembelajaran
rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat pemting untuk dikembangkan. Hal
merupakan melalui evaluasi yang tepat.kita dapat menentukan evekrifitas program
dan kebberhasilan siswa melaksanakan kegiatan. Sehingga informasi kegiatan
evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah
program pembelajaran perlu diperbaiki atau tidak.
 Evaluasi meruapakan alat yang pentinga sebagai umpan balik siswa.
Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektifitas
pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat
menentukan harus bagaimana pembelajaran yang dilalukannya.
 Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
ketercapaian siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan siswa
akan tau bagaimana bagian yang perlu dipelajarai lagi dan bagian mana
yang tidak perlu.
 Evaluasi dapat memberikan pengembangan program kurikulum. I formasi
dapat mengembangakan proses pengembangan kurikulum maupun guru
untuk pemebelajran selanjutnya
 Informasi dapat digunakan siswa untuk mengambil keputusan secara
individual,,khususnya untuk mengambil keputusan untuk masa depan
sehubung dalam pemilihan pekerjaan serta perkembangan karir.
 Evaluasi sangat berguna untuk perkembangan kurikulum khususnya dalam
menentukan tujuan khusus yg dicapai. Misal kebutuhan yang kurang
ataupun ditambah.
 Evaluasi ditujukan untuk umpan balik semua pihak yang berkepentingan
disekolah, melalui evaluasi dapat menentukan efektifitas sekolah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Agus, W. M. (2014). PROSES PEMBELAJARAN & PENILAIANNYA. Yogyakarta: Graha


Cendekia.

Prof. Dr. H. Wina, S. S. (2005). PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM


BERBASIS KOMPETENSI. Kencana: PRENADAMEDIA GROUP.

Prof. Dr. H.Wina, S. M. (2008). PERENCANAAN & DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN.


Kencana: PRENADAMEDIA GROUP.

16

Anda mungkin juga menyukai