Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FUNGSI GURU DALAM KELAS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Manajemen Kelas
Dosen Pengampu : M. Hilman Taabudilah, M.Pd

Oleh :
Iwan Muhammad Farid (2021.01.1.0033)

KELAS KARYAWAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SEBELAS APRIL
SUMEDANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya.

Sholawat serta salam kita sampaikan kepada suri tauladan Umat Islam yakni Nabi Muhammad

SAW. Kepada keluarga, sahabat, tabi’in dan tabi’at-Nya.

Tugas utama guru adalah “mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didik … “. Demikian bunyi pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor
14/2005 tentang Guru dan Dosen. Batasan tugas guru tersebut menunjukkan bahwa sosok guru
memiliki peran strategis dalam proses pendidikan, bahkan sumber daya pendidikan lain yang
memadai seringkali kurang berarti jika tidak disertai dengan kualitas guru yang bermutu. Dengan
kata lain, guru merupakan kunci sukses dan ujung tombak dalam upaya meningkatkan kualitas
layanan dan hasil pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada M. Hilman Taabudilah, M.Pd selaku Dosen pada mata
kuliah Manajemen Kelas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam pembuatan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sumedang, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................2
PENDAHULUAN....................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan...........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Fungsi guru dalam kelas...............................................................................................................3
1. Menyampaikan materi dengan jelas............................................................................................3
2. Membangun hubungan dengan siswa.........................................................................................3
3. Memberikan bimbingan dan motivasi.........................................................................................4
4. Memberikan umpan balik terhadap kemajuan siswa..................................................................5
5. Mempertahankan disiplin............................................................................................................5
6. Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif (mengajak atau ikut serta ).................5
7. Kolaborasi dengan pihak orangtua dan pihak terkait..................................................................6
8. Mengembangkan kecerdasan social siswa..................................................................................7
9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.................................................................................7
10. Mendukung perkembangan karakter......................................................................................8
B. Pemimpin Belajar..........................................................................................................................8
C. Guru sebagai motivator.................................................................................................................9
D. Dampak guru yang hebat............................................................................................................10
E. Guru sebagai jembatan menuju kesuksesan..............................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Interaksi positif antara guru dengan peserta
didik dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mengajar. Oleh karena itu
guru perlu memperhatikan kebutuhan, kekurangan, keinginan peserta didik, dan memberikan
dorongan kepadanya. Keinginan, kenyamanan, dan semangat siswa merupakan hal yang sangat
penting bagi keberhasilan pembelajaran. Semangat merupakan pendorong bagi siswa untuk
mengetahui dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa mau lebih rajin belajar
untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Minat dan semangat siswa sangat berperan
penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Guru merupakan penanggungjawab kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas. Proses


pembelajaran di kelas sering kali menghadapi banyak permasalahan. Salah satunya adalah
kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa merupakan sebuah
bentuk interaksi antara peserta didik dengan pendidik dalam pembelajaran di kelas.

Keaktifan siswa penting dalam pembelajaran. Keaktifan siswa seringkali dinomorduakan oleh
guru. Asumsi dan persepsi yang keliru bahwa proses pembelajaran sekedar sarana penyampaian
informasi tanpa mendukung berkembangnya aktivitas siswa, telah menjadi kebiasaan bagi guru
dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang
memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat
melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan dalam penulisan
makalah ini adalah sbb :

1. Mengetahui fungsi guru dalam kelas ?

2. Mengetahui pemimpin belajar ?

3. Mengetahui dampak guru yang hebat ?

4. Mengetahui guru sebagai jembatan menuju kesuksesan ?

C. Tujuan penulisan

Secara terperinci tujuan dari Makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami fungsi guru dalam kelas

2. Mengetahui dan memahami pemimpin belajar

3. Mengetahui dan memahami dampak guru yang hebat

4. Mengetahui dan memahami guru sebagai jembatan menuju kesuksesan

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Fungsi guru dalam kelas

1. Menyampaikan materi dengan jelas

Beberapa aspek yang menjadi kuci dari proses penyampaian materi pembelajaran adalah
kejelasan, penggunaan contoh, adanya transisi dan juga antusiasme guru.

Kejelasan dari pemaparan materi, dimulai dari penguasaan guru akan materi yang disampaikan.
Perencanaan yang baik akan menghasilkan penyampaian yang lebih teratur. Pengaturan volume
suara, kecepatan bicara, serta pemilihan kata-kata yang dimengerti siswa akan lebih memperjelas
materi. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kejelasan guru dalam menyampaikan materi
adalah latihan.

Penggunaan contoh akan membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Sebaiknya
digunakan contoh-contoh yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa (kontekstual). Jika
guru hanya menggunakan buku teks apa adanya, seringkali buku teks disusun oleh seorang ahli
dari tempat lain sehingga contoh-contoh yang disajikan juga sangat berbeda dengan kehidupan
siswa di sekolah itu.

Transisi adalah jeda antar ide atau pokok bahasan. Transisi digunakan untuk memberi
kesempatan pada siswa memahami suatu pokok pembahasan sebelum berlanjut ke pokok
bahasan selanjutnya. Selama transisi guru dapat kembali mengulangi atau mengingatkan
kesimpulan dari pokok bahasan yang baru disampaikan.

Antusias menunjukkan semangat guru untuk mengajar. Senyum dan wajah yang menunjukkan
semangat akan memberi kesan positif pada diri siswa. Apalagi jika secara tepat guru dapat
memberi humor yang tidak mengganggu konsentrasi siswa, maka pembelajaran akan lebih
menyenangkan. Jangan menuntut semangat belajar siswa jika di sisi lain guru justru tidak
menunjukkan semangat mengajar.
2. Membangun hubungan dengan siswa
Guru sebagai pembimbing dan pengajar bukanlah sosok yang benar-benar terpisah dari para
siswa. Dalam falsafat pendidikan nasional kita kenal satu prinsip ing madyo mangun karso yang
berarti di tengah-tengah para siswa seorang guru dapat membangun dan menguatkan kemauan
siswa untuk belajar. Dalam prinsip ini seorang guru harus bisa berada di antara siswa, dalam arti
menjalin suatu hubungan dan interaksi sosial yang positif dengan mereka.

Berdasarkan beberapa penelitian (dalam Stronge, 2007) berikut ini beberapa langkah yang dapat
dilakukan guru untuk menjalin interaksi sosial yang positif dengan siswa:
1. Berupaya untuk bersikap bersahabat dengan siswa secara konstan (artinya tidak hanya
sewaktu-waktu).

5
2. Dalam pembelajaran, seringkali guru bekerja bersama siswa, tentu saja dengan
pembagian peran yang tepat.
3. Memberi siswa tanggung jawab dan juga rasa hormat sebagaimana layaknya seorang
dewasa (terutama bagi mereka yang mulai menginjak masa remaja).
4. Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan
bersama. Misalnya pada penentuan tema aktivitas atau beberapa hal yang akan dilakukan
sepanjang proses pembelajaran yang akan berpengaruh pada kesuksesan proses tersebut. Contoh
lain adalah adanya sesi penyampaian pendapat dan kritikan mengenai proses belajar yang telah
dilalui.
5. Guru yang efektif memiliki (dan berusaha meluangkan) waktu untuk berinteraksi dengan
siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
6. Belajar untuk menggunakan humor dalam interaksi dengan siswa. Tentu saja humor yang
digunakan memperhatikan aspek kepantasan (etika) dan tidak mengganggu tujuan utama
pembelajaran.
3. Memberikan bimbingan dan motivasi
Tugas bimbingan untuk siswa di sekolah biasanya identik dengan tugas guru BK (Bimbingan
dan Konseling). Bimbingan dan konseling yang terjadi pun terbatas, yaitu bimbingan bagi siswa-
siswa yang bermasalah. Padahal tugas membimbing siswa atau sebagai tempat konsultasi bagi
mereka sebenarnya adalah tugas semua guru. Dan bimbingan bukan hanya diperuntukkan bagi
siswa bermasalah, melainkan untuk seluruh siswa.

definisi bimbingan yang dinyatakan oleh lembaga di AS yaitu National Association for the
Education of Young Children (NAEYC) berikut ini cukup baik untuk kita pelajari.
1. Membimbing artinya mengajari siswa dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan,
bukan memberi hukuman ketika mereka melakukan kesalahan.
2. Membimbing artinya mengajari siswa untuk memacahkan permasalahan yang mereka
hadapi, bukan memberi hukuman karena permasalahan tersebut.
3. Membimbing berarti mendorong terciptanya kelas yang membuat semua siswa merasa
diterima sebagai anggota yang layak untuk belajar.
Siswa yang penurut dan rajin mungkin akan mudah untuk dibimbing. Namun akan berbeda
halnya dengan siswa yang senang melawan atau membangkang. Untuk menghadapi siswa seperti
itu guru dapat melakukan beberapa teknik berikut ini:
1. Sambut dengan ramah siswa dan keluarganya. Beri kesan kepada siswa bahwa anda
mengharapkan kehadiran mereka untuk belajar. Yang lebih baik lagi adalah dengan melakukan
kunjungan ke rumah siswa dan membangun hubungan yang baik dengan orang tuanya. maka
siswa akan lebih mau menerima anda.
2. Berkomunikasi langsung. Luangkan waktu-waktu tertentu untuk berkomunikasi langsung
dengan siswa dalam situasi nyantai. Semakin sering anda melakukannya maka kedekatan
emosional akan semakin terbangun.
3. Melibatkan orang tua mengenai perkembangan anak. Orang tua dan guru merupakan
pihak-pihak yang anak-anak biasanya patuhi atau dengarkan nasehatnya. Kerja sama diantara

6
kedua pihak ini akan lebih menguatkan efek bimbingan. Ada baiknya guru selalu melaporkan
bagaimana perkembangan anak di sekolah serta mengajak mereka untuk mencari solusi apabila
muncul masalah.
4. Memberikan umpan balik terhadap kemajuan siswa
Feedback atau umpan balik guru kepada siswa adalah tindakan atau informasi yang diberikan
oleh guru untuk memberikan informasi mengenai aspek kinerja atau pemahaman siswa. Umpan
balik ini memberikan informasi tentang kesenjangan antara apa yang sudah dipahami dan apa
yang yang seharusnya dipahami, serta bagaimana tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.

Sedangkan umpan balik siswa kepada guru adalah informasi tentang bagaimana pembelajaran
telah dilakukan di kelas. Dari umpan balik siswa guru akan mendapatkan informasi apakah
pembelajaran berjalan efektif dan dapat diterima oleh seluruh siswa. Dengan demikian, seorang
guru dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika ada hal yang dianggap kurang dalam
menyelenggarakan pembelajaran.

Umpan balik atau feedback ini memiliki banyak sekali manfaat penting dalam pembelajaran,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendorong peningkatan upaya, motivasi atau keterlibatan untuk mengurangi perbedaan antara
capaian saat ini dan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa

2. Memberi informasi tentang strategi alternatif untuk memahami materi yang telah dipelajari

3. Mengkonfirmasi siswa bahwa mereka benar atau salah, atau seberapa jauh mereka telah
memahami pelajaran yang diajarkan.

5. Mempertahankan disiplin

Dalam pelaksanaannya seringkali terdapat kendala baik dari segi teknis maupun non teknis,
untuk itu diperlukan strategi yang baik yang dilakukan oleh guru dalam mempertahankan
karakter disiplin dalam pembelajaran daring diantaranya :

pertama, sebelum pembelajaran guru membuat perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi perangkat pembelajaran yang memuat nilai-nilai karakter.

kedua melakukan kegiatan-kegiatan yang terintegrasi lewat kegiatan sehari-hari meliputi


keteladanan, pengkondisian dan melakukan teguran dan nasehat jika ada hal yang menyimpang.
ketiga mempertahankan budaya disiplin yang menjadi ciri khas karakter yang dituangkan dalam
pembiasaan, misalnya belajar tepat waktu, disiplin dalam penegakan aturan, disiplin sikap,
disiplin dalam beribadah, dan lain-lain.

6. Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif (mengajak atau


ikut serta )
Pembelajaran yang inklusif adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada penerimaan dan
partisipasi semua siswa, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kondisi fisik
maupun kognitif mereka. Dalam konteks pembelajaran inklusif, semua siswa, termasuk mereka

7
yang memiliki kebutuhan khusus, diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pendidikan yang berkualitas, berkembang secara optimal, dan berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.

Dalam pembelajaran yang inklusif, tidak ada pemisahan siswa berdasarkan tingkat kemampuan
atau kondisi khusus. Sebaliknya, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang ramah dan
mendukung bagi semua siswa, sehingga mereka dapat berinteraksi, belajar, dan berkembang
bersama tanpa rasa terasingkan.

7. Kolaborasi dengan pihak orangtua dan pihak terkait


Pendidikan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab guru namun orang tua juga ikut berperan
di dalamnya. Tapi kenyataannya banyak orang tua yang lalai, lupa, dan belum tahu tugas
mendidik dan membentuk karakter anak. Kebanyakan orang tua beranggapan kalau anak
diserahkan kepada guru di sekolah, maka selesailah sudah tugas mereka dalam mendidik anak.
Tugas mereka hanyalah mencari uang. Padahal terbentuknya karakter dalam diri seorang anak
tidak hanya dari guru tetapi juga didikan dari orang tua di rumah. Tetapi ketika orang
tua mendapati anaknya yang tidak sesuai dengan keinginannya, banyak dari mereka yang
menyalahkan guru. Oleh karena itu sangatlah penting kolaborasi yang baik
antara guru dan orang tua untuk membentuk karakter anak didik.

Menurut Roucek dan Warren kolaborasi adalah bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Ia adalah suatu proses sosial yang paling dasar. Biasanya, kolaborasi melibatkan
pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung
jawab demi tercapainya tujuan bersama.

Usia anak Sekolah Dasar (6-12 tahun) merupakan tahap penting bagi
pelaksanaan pendidikan karakter karena pada usia tersebut anak sedang mengalami
perkembangan fisik dan motorik termasuk perkembangan kepribadian, watak emosional,
intelektual, bahasa, budi pekerti, dan moralnya yang bertumbuh pesat.

Menurut Doni Kusuma karakter adalah sebuah gaya, sifat, ciri, maupun karakteristik yang
dimiliki seseorang yang berasal dari pembentukan atau tempaan yang didapatkannya melalui
lingkunga yang ada disekitar.

Keberhasilan pendidikan anak ditentukan dari lingkungan pendidikan anak yang meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan pendidikan yang pertama kali dikenal anak adalah keluarga. Dari keluarga anak
pertama kali mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan, dan latihan. Sikap dan
perilaku orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya. Orang tua sebagai pendidik
dalam keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak.

Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua tidak mampu sepenuhnya dapat memenuhi
kebutuhan pendidikan anak karena keterbatasan ilmu, waktu, dan tenaga. Oleh karena itu untuk
8
menjalankan tugasnya diserahkan kepada guru di sekolah sebagai kelanjutan
dari pendidikan dalam keluarga.

8. Mengembangkan kecerdasan social siswa


Kecerdasan sosial sangat dibutuhkan siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal, mengingat terdapat berbagai aktivitas belajar yang mengharuskan siswa
berinteraksi dengan orang lain. seperti:

(a) empati: kemampuan memahami penyampaian orang lain, kemampuan memahami perasaan
orang lain, kemampuan merasakan isyarat-isyarat non verbal, seperti sedih, kecewa, marah,
kesal, dan lainnya

(b) penyelarasan: kemampuan mendengarkan dengan terbuka dan memahami penyampaian


orang lain, kemampuan menghargai pendapat orang lain,

(c) ketepatan empatik: kemampuan memahami pikiran dan perasaan orang lain,

(d) pengertian sosial: kemampuan menyelesaikan masalah belajar dalam kelompok, keterampilan
belajar kelompok atau menyelesaikan tugas kelompok,

(e) sinkronisai: keterampilan berkomunikasi non verbal,

(f) presentasi: kemampuan menampilkan diri secara efektif ketika berinteraksi dengan orang lain,
kemampuan memberi dan menerima kritikan,

(g) pengaruh: kemampuan memberikan pengaruh kepada orang dengan menggunakan


kemampuan berbicara dengan hati-hati serta mampu mengendalikan diri, dan

(h) kepedulian: peduli terhadap kebutuhan belajar orang lain. Kepemilikan kecerdasan sosial
oleh setiap siswa membuat mereka akan melakukan aktivitas belajarnya secara optimal, yang
akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang optimal pula.

9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

Salah satu yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar adalah motivasi. Seperti
kita ketahui bersama, manusia memiliki dorongan-dorongan di dalam jiwa mereka dalam
melakukan sesuatu. Dorongan yang kuat dapat mempertahankan seseorang untuk mengerjakan
sesuatu yang sulit. Sebaliknya, tanpa motivasi pekerjaan yang mudah pun menjadi tidak berhasil
diselesaikan.

Salah satu teori yang dapat dipelajari guru untuk mempertahankan motivasi belajar siswanya
adalah teori expectansi yang diformulasikan oleh Atkinson. Dalam teori tersebut motivasi
dipengaruhi oleh dua hal yaitu peluang (probability) keberhasilan dan nilai dari keberhasilan
tersebut (value).

M (Motivation) = P (Probability) x V (Value)

9
Peluang merupakan persepsi seseorang mengenai kemungkinan ia berhasil dalam sebuah
pekerjaan (untuk siswa, kemungkinan ia berhasil belajar). Sedangkan nilai adalah seberapa
berharga keberhasilan tersebut bagi dia (seberapa berharga atau penting keberhasilan belajar
tersebut bagi siswa). Misalnya seorang siswa yang sebenarnya memiliki kemampuan cukup,
namun ia hidup di keluarga yang tidak menghargai hasil belajar anak maka nilai dari belajar
menjadi rendah. Kemungkinan motivasi anak untuk belajar juga menjadi rendah.

Catatan penting dari Atkinson adalah sesuatu yang sebenarnya berharga bagi seseorang dapat
turun nilainya jika peluang untuk berhasil sangat mudah (tidak ada tantangan untuk berhasil).
Oleh karena itulah guru yang bijak dapat mencari level kesulitan yang moderat bagi siswanya,
artinya tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit. Karena keduanya akan menurunkan
motivasi belajar siswa.

10. Mendukung perkembangan karakter


Setiap ada kemajuan dari siswa seorang guru memberikan apresiasi berupa kalimat pujian atau
hadiah supaya siswa mempertahankan sikap dan perilaku yang baik tersebut .serta mendukung
penuh dalam proses perbaikan karakter siswa dari yang tidak baik menuju yang lebih baik .

B. Pemimpin Belajar

Pemimpin adalah orang yang dapat menyelesikan sesuatu melalui aktivitas orang-orang.
Pemimpin dapat mendorong orang bekerja karena dorongan dari dalam dirinya. Guru sebaiknya
memiliki kecakapan memimpin, artinya dapat mempengaruhi, mengarahkan, membimbing,
memotivatasi siswa agar dapat belajar dengan target prestasi tertinggi. Siswa belajar tanpa
merasa diperintah.

Mengajar merupakan serangkaian proses pendidikan untuk membantu siswa lebih memahami
dan menguasai sesuatu. Guru mendorong siswa terus belajar bagaimana seharusnya belajar
yang efektif. Guru meningkatkan kewirausahaan belajar siswa.

Guru dalam kelas berperan sebagai pemimpin. Tugasnya adalah mempengaruhi siswa melalui
pengembangan organization of learning atau pengorganisasian pembelajaran. Sukses
pembelajaran bergantung pada kemampuan guru memimpin dan mengorganisasikan
pembelajaran dalam kelas sehingga dapat mewujudkan produk belajar sesuai dengan tujuan.

Mengajar memerlukan dukungan suasana yang kondusif dan proses yang baik untuk
mengembangkan pengalaman siswa sehingga menjadi pengalaman yang produktif dalam
interaksi sosial yang efektif. Guru dalam proses ini berfungsi sebagai pemimpin. Suasana belajar
memberikan ruang yang luas untuk berkreasi karena hati dan pikiran siswa yang terbuka.
Pembelajaran yang efektif memerlukan dukungan yang baik dari berbagai komponen, di
antaranya :

1. Kesiapan psikologis siswa atau grup untuk belajar pembelajar

10
2. Suasana lingkungan yang mendukung siswa beraktivitas.
3. Fasilitas, tempat dan waktu pertemuan yang jelas, buku dan bahan materi lain untuk
pembelajaran
4. Prosedur yang rapi dan dipahami bersama (rutin dan terjadwal, atau bervariasi) yang
menunjang kegiatan presentasi, diskusi dan evaluasi.
5. Pentahapan yang jelas sehingga guru dan juga siswa mengetahui bagaimana pembelajaran
akan berlangsung dan apa target yang mereka hendak capai.
6. Seluruh bagian sumber daya diintegrasikan untuk mendukung pencapaian yang optimal,
pemeran pengatur di sini adalah guru.

Mengajar adalah mengorganisasikan orang-orang agar mengerahkan pikiran, perhatian, dan


usaha sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Mengajar adalah kegiatan pengorganisasian.
Hal tersebut menegaskan pentingnya peran seorang guru yang tidak dapat digantikan dalam
fungsi organisator. Tugas seorang organisator adalah menggerakan kelompok dan individu
berperan efektif mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai tujuan bersama. Pemimpin
yang efektif menyebabkan orang-orang mengembangkan potensi individunya dalam kerja sama
kelompok.

Dalam hal ini peranan utama guru sebagai organisator pembelajaran memiliki karakter sebagai
berikut :

1. Organisator yang baik bukanlah seorang otokrat. Guru tidak membuat semua keputusan atau
mencoba mengarahkan setiap siswa secara detail mengenai apa yang harus dilakukan,
bagaimana cara melakukan dan kapan melakukan sesuatu. Jangan mengajari siswa
memotong kayu, namun mintalah kepada mereka membuat kapal layar yang dapat berlayar
di tengah samudra.
2. Organisator yang baik menunjukkan kematangan kepemimpinan (leadership) yang positif
agar dapat berfungsi secara efektif dalam menjelaskan tujuan dan menggerakan siswa
mencapai hasil yang telah ditargetkan.
3. Pemimpin yang efektif memahami masalah atau kesulitan siswa dalam belajar sehingga
dapat menentukan formula pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa belajar.

C. Guru sebagai motivator


Peran Seorang Guru Sebagai Motivator – Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun
mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh
sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk
perilaku belajar siswa yang efektif.

11
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang
motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para
manajer (baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya
agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam
praktiknya memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau
dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang
sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku
individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun
keadaan eksternal yang mempengaruhinya.

Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada
pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru
dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa

1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.

2. Membangkitkan minat siswa.

3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.

5. Berikan penilaian.

6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.

7. Ciptakan persaingan dan kerja sama.

Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya
motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti
memberikan hukuman, teguran, dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang).
Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa
ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak
merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya
membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari

D. Dampak guru yang hebat

Peran guru dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh dengan sukses atau tidak pendidikan
tersebut kedepannya. Bagaikan kapal yang sedang berlayar, guru adalah nahkoda yang
mengarahkan, membimbing dan memberi petunjuk ke awak kapalnya agar kapal tersebut dapat
berjalan agar kapal tersebut dapat berjalan dengan baik menuju tempat tujuannya. Dalam
pendidikan formal disekolah, guru memegang kendali penuh terhadap anak didik/ peserta didik
dalam kelas. Baik atau tidaknya pemebelajaran dalam kelas bergantung pada guru sebagai ujung
tombaknya.

12
Zaman sekarang beberapa guru sering menyalah artikan perannya sebagai pendidik untuk siswa.
Mereka menganggap tugas guru hanya mentransfer ilmu didalam kelas, cukup itu saja padahal
pada kenyataannya tidak hanya itu. Guru digugat dan ditiru, apapun yang guru lakukan sedikit
banyak akan memberi dampak secara langsung atau tidak langsung kepada siswa.

Koswara (2008: 2) menyatakan bahwa, "Guru memgang peranan strategis terutama dalam upaya
membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai- nilai yang diinginkan.
Dari dimensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh yang lain". Maka dari itu alangkah
baiknya dan seharusnya guru memiliki sikap dan sifat yang baik agar para siswa yang diajarnya
dapat meniru dan mencontohnya perilaku- perilaku baik tersebut. Dengan kata lain guru harus
memiliki kualitas yang baik untuk menjadikan pendidikan lebih bermutu.

Guru bukan hanya mampu memberikan pelajaran tentang materi di dalam kelas nemun guru juga
harus memiliki kepribadian yang baik untuk diteladani oleh siswanya. Dengan kepribadian yang
baik tersebut nantinya akan memberikan dampak positif terhadap sikap dan perilaku siswa
disekolah. Guru juga harus mampu memilih metode atau pembelajaran seperti apa yang pas
untuk anak didik mereka. Tidak memaksa namun perlahan mambuat anak didik menyukai cara
belajar yang diterapkan.

Seorang guru yang ideal menurut Uzer Usman (1992) mempunyai tugas pokok yaitu mendidik,
mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi. Dalam profesi
keguruan kita mengenal istilah kompetensi. Kompetensi nitulah yang digunakan untuk menilai
apakah seorang guru berkualitas atau tidak.

Ada tiga kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu kompetensi personal, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Kompetensi personal lebih menunjukkan pada kematangan pribadi. Di
sii aspek mental dan emosional harus benar-benar terjaga. Kompetensi sosial lebih menunjukkan
pada kemampuan guru untuk berelasi, berintraksi. Guru memperlihatkan keluwesan dalam
pergaulan dengan siswa, kepala sekolah, dan juga teman sejawat di tempat ia mengajar. Guru
bisa menciptakan perahabatan yang baik. Keberadannya memberi manfaat yang positif.

Sedangkan kompetensi profesional lebih menunjukkan pada kemampuan yang dimiliki guru
sebagai pengajar yang baik. Raka Joni (1079) berdasarkan KOmisi Kurikulum Bersama P3G
menetapkan dan merumuskan bahwa kompetensi profesional guru di Indonesia terdiri atas 10
kompetensi, yakni menguasai bahan pelajaran, mengolah kelas, menggunakan media dan sumber
belajar, mengolah interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar, mengenai fungsi, dan
layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan
memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajar.

Dengan terpenuhnya kriteria guru berkualitas diatas, pendidikan berjalan dengan lebih
terorganisir. Mutu pendidikan pun dapat lebih baik dengan adanya guru berkualitas yang mampu
menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik.

13
Di era modern saat ini guru haruys dapat beradaptasi dengan siswa yang sudah terpengaruh
dengan pa]esatnya kemajuan teknologi yang ada. Maka dari itu guru yang berkualitas diperlukan,
agar ia tidak ikut terbawa dengan kemajuan teknologi yang ada melaikan guru tersebut bisa
memanfaatkan kemajuan teknologi un tuk lebih mengembangkan cara mengajarnya. Dapat
disimpulkan guru berkualitas akan membawa pengaruh sangat besar dalam pelaksanaan
pendidikan. Pendidikan yang bermutu tercipta dari pesan seorang guru yang berkualitas.

E. Guru sebagai jembatan menuju kesuksesan


Perkembangan terbaru terhadap pandangan mengenai belajar mengajar menuntut guru untuk
meningkatkan kompetensi dan perannya. Karena seyogyanya proses belajar mengajar serta hasil
belajar mengajar siswa sebagian besar ditentukan oleh seberapa besar peran dan kompetensi
seorang guru.

Walaupun dunia terus mengalami perkembangan sehingga banyak hal yang bisa digantikan oleh
mesin ataupun robot, namun beberapa peran guru di berikut ini tidak bisa digantikan oleh
apapun.

1. Motivator

Seorang guru harus bisa menjadi motivator bagi para peserta didiknya. Guru harus bisa
mendorong mereka untuk lebih semangat dan lebih aktif belajar.

2. Fasilitator

Kedua guru harus mampu berperan sebagai fasilitator. Fasilitator yang dimaksud yaitu guru
harus bisa memberikan fasilitas-fasilitas ataupun kemudahan untuk proses belajar mengajar.

3. Mediator

Peran guru sebagai mediator membuat guru harus memiliki pemahaman dan pengetahuan yang
cukup luas seputar media pendidikan karena saat ini media merupakan alat untuk menunjang
proses belajar mengajar agar lebih efektif.

4. Pengelola Kelas

Peran guru sebagai pengelola kelas menuntut para guru untuk bisa mengelola kelas dan
lingkungan sekolah agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih terfokus ke tujuan-tujuan
pendidikan.

Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan belajar yang bisa merangsang dan menantang
para peserta didik untuk lebih giat belajar sekaligus mampu memberikan rasa aman selama
proses belajar mengajar.

Kualitas dan juga kuantitas belajar siswa juga ditentukan oleh beberapa faktor lain seperti
hubungan pribadi guru dengan siswa saat di dalam kelas, suasana kelas dan kondisi umum
lainnya.

5. Demonstrator

14
Sebagai seorang pengajar sekaligus demonstrator, guru harus menguasai materi pelajaran yang
hendak diajarkan serta berupaya untuk mengembangkan sekaligus meningkatkan kemampuan
diri.

Dengan bekal kemampuan baru dan pengetahuan yang diasah secara terus-menerus, peran guru
sebagai demonstrator diharapkan mampu mengajar para siswa secara didaktis agar apa yang
disampaikan dapat benar-benar dimiliki oleh para siswa.

6. Inspirator

Peran guru sebagai inspirator adalah memberi inspirasi untuk kemajuan belajar para peserta
didik. Karena persoalan seputar belajar adalah masalah pokok siswa, maka guru harus bisa
memberi petunjuk pada siswa bagaimana cara belajar yang lebih baik.

7. Mentor

Sebagai seorang mentor guru sudah seharusnya bisa menjadi rekan belajar bagi para siswanya.
Guru harus bisa memberi arahan dan juga bimbingan pada para siswa dan tidak bersikap otoriter
atau selalu mendikte peserta didik supaya bisa melakukan apapun keinginannya.

8. Pemantik Kreativitas dan Imajinasi

Pendidikan di era sekarang harus bersifat lebih fleksibel dan tidak kaku atau berpusat pada guru
saja. Seorang guru dituntut agar bisa mendesain sebuah proses pembelajaran yang
menyenangkan dan aktif untuk para peserta didik.

15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan
bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan
mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang . spesifikasi guru dalam
kelas yaitu ; menyampaikan materi dengan jelas, membangun hubungan dengan siswa,
memberikan bimbingan dan motivasi , memberikan umpan balik terhadap kemajuan siswa,
mempertahankan kedisiplinan, menciptakan lingkungan yang belajar yang aman dan inklusif,
kolaborasi dengan orangtua dan pihak terkait serta mendukungan perkembangan karakter siswa.

B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga sangat
membutuhkan kritik dan masukannya untuk kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2012. Learning to Teach. Edisi Sembilan. New York: MacGraw Hill
Companies, Inc.

Stronge, James H. 2007. Qualities of Effective Teachers. Edisi Kedua. Alexandria: ASCD

Gartrell, Dan. 2011. A Guidance Approach for The Encouraging Classroom. Edisi Lima.
Belmont: Wadsworth Cengage Learning

Goleman, Daniel. (2007). Social Intelligence. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama.

Johnson, Elaine B. (2008). Contextual Teaching & Learning. Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna. Penerjemah: Ibnu Setiawan. Bandung. Mizan Learning Center (MLC).

Slavin, R.E. (2018) Educational Psychology, Theory and Practice. Twelfth Edition. New
York: Pearson Education, Inc.
https://disdik.riau.go.id/home/berita/1954-peran-guru-menghasilkan-pendidikan-yang-
berkualitas
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/peran-seorang-guru-sebagai-motivator-46

https://mbscenter.or.id/site/page/id/501/title/Guru%20Sebagai%20Pemimpin
%20Pembelajaran

http://journal2.um.ac.id/index.php/sembk/article/view/1411

https://radarkudus.jawapos.com/pendidikan/691643126/kolaborasi-guru-dan-orang-tua-
dalam-membentuk-karakter-anak-didik

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-memberikan-umpan-balik-ke-siswa

http://www.teoriuntukguru.com/2015/12/langkah-langkah-guru-menyampaikan.html

17

Anda mungkin juga menyukai