Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya serta sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peranan Guru dalam Proses
Pembelajaran” ini tanpa suatu halangan apapun.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan  makalah ini. Terutama kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Profesi
Pendidikan yaitu bapak Dr. Hajidin, M.Pd yang telah memberikan penjelasan tentang
pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian,
demi tercapainya makalah yang jauh lebih sempurna dari pembuatan makalah yang sekarang
telah saya susun, untuk waktu yang akan datang. Saya panjatkan do’a dan harapan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi saya maupun bagi
pembaca. Dan saya mengucapkan terima kasih bagi pembaca yang telah bersedia membaca
makalah ini.

Lhang, 23 November
2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
2.1. Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Guru dalam Kegiatan Pembelajaran......3
2.2. Pengertian Peran Guru ….....................................................................................3
2.3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran...............................................................3
2.4. Cara Mengoptimalkan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran........................11

BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................17
3.2. Saran....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Guru dewasa ini berkembang sesuai dengan fungsinya, membina untuk mencapai
tujuan pendidikan. Lebih-lebih dalam sistem sekolah sekarang ini, masalah pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan tenaga pengajar perlu mendapat perhatian yang serius.
Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas perlengkapan, kalau tidak
diimbangi dengan peningkatan kualitas guru-gurunya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untukk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah adalah memberikan
pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan
tujuan sekolah. Melalui bidang pendidikan, guru mempengaruhi aspek kehidupan, baik sosial,
budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor
utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau
tidak mau harus dilaksanakannya sebagai guru.

Peran guru ini antara lain meliputi guru sebagai pendidik pengajar, pembimbing,
pelatih, penasihat, pembaharu, model dan teladan, pribadi dan guru sebagai peneliti dan
masih banyak lagi. Untuk lebih memahami masing-masing peran tersebut kami menjelaskan
beberapa peran guru dalam makalah ini yaitu guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing,
pelatih, penasihat, pembaharu, model dan teladan, pribadi dan guru sebagai peneliti.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang dibahas
dalam makalah ini antara lain :
1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses kegiatan
pembelajaran ?
2. Apakah pengertian peran guru ?
3. Apa saja peran guru dalam proses pembelajaran ?
4. Bagaimana cara mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
khususnya. Adapun tujuan umum penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses
kegiatan pembelajaran
2. Untu mengetahui pengertian peran guru
3. Untuk mengetahui apa saja peran guru dalam proses pembelajaran
4. Untuk cara mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Sebelum membahas tentang peran guru dalam pembelajaran, disini akan dijelaskan
terlebih dahulu tentang kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
pembelajaran.

Adapun kompetensi guru yaitu kemampuan seorang guru dalam melaksanakan


kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru berkaitan
dengan profesionalisme yaitu, guru yang profesional adalah guru yang kompeten
(berkemampuan), karena itu kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai
kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan
kemampuan tinggi. Dengan kata lain kompetensi adalah pemilikan, penguasaan, ketrampilan
dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.

Jadi kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam


mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang pemahaman tentang
pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya
di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan
“pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya
berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.Sedangkan menurut Depdikbud kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru adalah :

1. Kompetensi Pedagaogik, adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan


ilmu dan seni mengajar siswa, berupa kemampuan dalam pengolahan pembelajaran
peserta didik yang meliputi;
a) Pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Pengembangan kurikulum/silabus
d) Perancangan pembelajaran
e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
f) Evaluasi proses dan hasil belajar
g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian, yaitu berkaitan dengan karakter guru, yang wajib dimiliki
agar menjadi teladan bagi para peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu
mendidik para muridnya agar membantu mereka memiliki kepribadian yang baik.
3. Kompetensi Sosial, artinya guru harus mampu menunjukkan dan berinteraksi sosial,
baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah,
bahkan dengan masyarakat luas.

4
4. Kompetensi Profesional, yaitu guru harus memiliki pengetahuan yang luas dari
subject matter ( bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi
dalam arti memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses belajar
mengajar.

Keempat kompetensi guru tersebut mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang tenaga pendidik, pengajar, dan pembimbing. Sebab apabila
guru memiliki kompetensi, maka ia akan mampu menjadikan siswa-siswa cerdas, mandiri,
dan berkualitas baik bagi pembangunan bangsa maupun pembangunan individu-individu
siswa tersebut. Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama
yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka
proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen
pendididikan perananan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan.

2.2 Pengertian Peran Guru


Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak
bangsa serta mengembangan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang
lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana
peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.

Peran guru sendiri berarti kehadiran dan pola tingkah laku seorang pendidik dalam
memberikan pelayanan kepada siswa agar menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan
sekolah dan juga mampu meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran.

Begitu pentingnya peran seorang guru dalam keberhasilan peserta didik maka
hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan
meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi
juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Guru haruslah menciptakan suatu kondisi
belajar yang sebaik-baiknya bagi peserta didik.

2.3 Peran Guru dalam Proses Pembelajaran


Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Mungkin diantara kita masih ingat,
ketika duduk di kelas I SD, guru lah yang pertama kali membantu memegang satu demi satu
tangan peserta didik dan membantunya untuk dapat memegang pensil dengan benar, dan
membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.

Memahami uraian diatas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam
membentuk kepribadian anak,guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
(SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa.

5
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar
bagi peserta didik, agar dapat ,mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini
guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan.

1. Guru Sebagai Pendidik


Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (indefendent), terutama
dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta
bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan.

Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu,
dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak
menunggu perintah atasan atau kepala sekolah. Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru
harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran
professional, karena mereka bertugas medisiplinkan para peserta didik disekolah, terutama
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari
dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.

2. Guru Sebagai Pengajar


Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan
memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama.
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang
belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaru beberapa faktor, seperti motivasi, kematangan,
hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan
keteramilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor diatas dipenuhi, maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai berikut:

 Membuat ilustrasi
Pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik
dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan
tambahan pengalaman kepada mereka.

 Mendefenisikan
Meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana, dengan menggunakan
latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.

 Menganalisis
Membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian.

6
 Mensintesis
Mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas kedalam suatu konsep yang utuh
sehingga memiliki arti.

 Bertanya
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang dipelajari
menjadi lebih jelas.

 Merespon
Memberi reaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik.

 Mendengarkan
Memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap masalah.

 Menciptakan kepercayaan
Peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.

 Memberikan pandangan yang bervariasi


Melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang dan melihat masalah
dalam kombinasi bervariasi.

 Menyediakan media untuk mengakaji materi standar


Membeikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran.

 Menyesuaikan metode pembelajaran


Menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemapuan atau tingakat perkembangan
siswa serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari.

 Memberikan nada perasaan


Membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, dan hidup melalui antusias dan
semangat.

7
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalannan itu,
maksudnya perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreativitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai
pembimbing guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan,
menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan
berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh
utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing guru memliki berebagai hak dan
tanggung jawabdalam setiap perjalanan yang dilaksanakan dan direncanakannya.

Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pembimbing


perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan keempat hal itu :
 Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang
hendak dicapai.
 Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang
paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya
secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
 Ketiga, guru arus memaknai pemebelajaran.
 Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru Sebagai Pelatih


Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik
intelektual namaupun motorik, sehingga menuntut guru bertindak sebagai pelatih. Hal ini
lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan
seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan pengasaan kompetensi dasar, dan
tidak akan ahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi
standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta
didik dalam pembentukan kompetensi dasar engan potensi masing-masing.

5. Guru Sebagai Penasehat


Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat
berharap untuk dapat menasehati orang. Menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi
penasehat dan menjadi orang kepercayaan, kegitan pembelajaran pun meletakkannya pada
posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat
keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan
sendiri dan secara mengherankan, bahkan menyalahkan apa yang ditentukannya, serta akan
mengadu kepada guru sebara orang kepercayaannya. Pendekatan psikologis dan mental
health di atas akan menolong guru dalam menjalankan fungsinya sebagai penasehat, yang
telah banyak dikenal bahwa ia mampu membantu peserta didik untuk dapat membuat
keputusan sendiri.

8
6. Guru Sebagai Pembaharu (Innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna
bagi peserta didik. Dalam hal ini terdapat jurang yang dalam dan luas antara genasi yang satu
dengan yang lain, demikan halnya dengan pegalaman orang tua memiliki arti lebih banyak
daripada nenek kita. Seorang peserta didik sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dan diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus
menjebatani jurang ini bagi peseta didik,jika tidak maka hal ini dapat mengambil bagian
dalam proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya. Tugas
guru adalah memahami bagaimana keadaan jurang pemisah ini, dan bagaimana
menjembataninya secara efektif. Oleh karena itu sebagai jembatan antara generasi muda dan
generasi tua, yang juga sebagai penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang
terdidik.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan


Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagi guru. Terdapat kecendrungan yang besar untuk menganggap bahwa
peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Menjadi teladan merupakan sifat
dasar kegiatan pemebelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima atau
menggunakannya secara konstrutif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran
dan fungsi ini patut dipahami, dan tidak perlu menjadi beban yang memberatkan, sehingga
dengan keterampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran.

Beberapa hal dibawah ini perlu diperhatikan oleh seorang guru:


 Sikap dasar: postur psikologi yang akan Nampak dalam masalah-masalah penting,
seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia,
pekerjaan, agama, dll.
 Bicara dan gaya bicara: Penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.
 Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut
mewarnai kehidupannya.
 Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian antara luasnya pengalaman dan
nilai serta tidak mungkin mengelak dari kesalahan.
 Pakaian; merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan
ekspresi seluruh kepribadian.
 Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual,
moral, keindahan, terutama bagaimana berprilaku.
 Proses berpikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan
memecahkan masalah.
 Perilaku neurotis:suatu pertahanan yang digunakan utuk melindungi diri dan bias juga
untuk menyakiti orang lain.
 Selera: pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki olehpribadi
yang bersangkutan.
 Keputusan: keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai setiap
situasi.

9
 Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan kekuatan,
persfektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
 Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek
kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.

8. Guru Sebagai Pribadi


Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki
kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai
pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibandingkan profesi lainnya. Ungkapan yang
sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa
pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya
bisa ditiru atau diteladani.

Sebagai pribadi yang hidup ditengah-tengah masyarakat,guru perlu juga memiliki


kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui
kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab
kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa
diterima oleh masyarakat.

Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan proses pembelajaran
adalah bahwa semua manusia (peserta didik) dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak
pernah terpuaskan, dan mereka semua memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya.

9. Guru Sebagai Peneliti


Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-
penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu, diperlukan berbagai penelitian yang
didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia
tidak tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu, dia sendiri merupakan subyek pembelajaran.
Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu ia berusaha mencarinya melalui
kegiatan penelitian.

10. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas


Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan
sesuatu. Sebagaiorang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupaan yang
universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh
kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang creator dan motivator, yang berada dipusat proses
penddikan. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untu menemukan cara yang lebih
baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa memang ia
memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara ruin saja. Kreativitas mennjukkan bahwa
apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan
sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

10
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Mengemban fungsi ini, guru harusterampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik
di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksankan
untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan pandangan
tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu,
para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakekat mausia dan setelah mengenalnya akan
mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakannya

12. Guru Sebagai Pekerja Rutin


Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang
amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan
baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifanguru pada semua peranannya. Jika
kegiatan rutin tersebut tidak disukai, bisa merusak dan mengubah sikap umumnya terhadap
pembelajaran.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan rutin yang diterima semua pihak
merupakan sarat yang diperlukan bagi kebebasan, pemahaman, dan kreativitas. Tanpa adanya
kegiatan rutin, tidak terdapat kekuatan atau kesempatan untuk mencoba alternatif kegiatan
sebagai hal pokok dari kebebasan, pemahaman yang mendalam, dan kreativitas.

13. Guru Sebagai Pemindah Kemah


Guru adalah seorang pemindah kemah, yang memindah-mindahkan, dan membantu
peserta didik meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.
Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan, dan kebiasaan
yang menghalangi kemajuan, serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk
mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Untuk menjalankan fungsi ini guru harus
memahami mana yang tidak bermanfaat dan barangkali membahayakan perkembangan
peserta didik, dan memahami mana yang bermanfaat.

Guru dan peserta didik bekerjasama mempelajari cara baru, dan meninggalkan
kepribadian yang telah membantunya mencapai tujuan dan menggantinya sesuai dengan
tuntutan masa kini proses ini menjadi suatu transaksi bagi guru dan peserta didik dalam
pembelajaran.

14. Guru Sebagai Pembawa Cerita


Guru, dengan menggunakan suaranya, memperbaiki kehidupan melaui puisi dan
berbagai cerita tentang manusia. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-
ceritatentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi
manusia, dan ia berharap bisa menjadi pembawa cerita yang baik.

Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitan gagasan kehidupandi masa


mendatang. Sebagai pendengar, peserta didik dapat mengidentifikasi watak-watak pelaku
yang ada dalam cerita, dapat secara objektif mengalisis, menilai manusia, kejadian-kejadian
dan pikiran-pikiran.

11
Salah satu karakteristik pembawa cerita yang baik adalah mengetahui bagaimana
menggunakan pengalaman dan gagagsan para pendengarnya, sehingga mampu menggunakan
kejadiandi masa lalu untuk menginterpetasikan kejadian sekarang dan yang akan datang. Jadi
guru diharapkan mampu membawa peserta didik mengikuti jalannya cerita dengan berusaha
membuat peserta didik memiliki pandangan yang rasional terhadap sesuatu.

15. Guru Sebagai Aktor


Untuk mengajar, guru harus memiliki gagasan dan pengalaman, serta harus menyadari
bahwa orang lainpun berskesempatan untuk memilikinya. Untuk dapat mentranfer gagasan, ia
harus mengembangkan pengetahuan yang telah dikumpulkan serta ngembangkan kemampuan
untuk mengkomunikasikan pengetahuan itu. Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
seni atau keterampilan yang dikenal dengan mengajar.

Sebagai seorang aktor, guru harus menguasai standar dalam bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya, memperbaiki keterampilan, dan mengembangkan untuk
mentranfer bidang studi itu. Ia memelajari peserta didik, alta-alat yang dipergunakan untuk
menarik minat, dantentu saja mempelajari bagaimana menggunakan alat secara efektif dan
efisien.

Untuk menghibur orang-orang yang merasa bahwa guru bukanlah seorang actor atau
harus tiak bertindak sebagai actor, sebiknya dilihat proses bagaimana dia menjadi seorang
actor yang nyata. Ia memilih mengajar sebagai karier, mengbdi melalui bidang studi tertentu,
yang memerlukan waktu, uang, tenaga, dan harus menguasai bidangnya, serta belajar
mengajarakannya kepada orang lain.

16. Guru Sebagai Emansipator


Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang
telah menilai dirinya sebagai pribadi tak berharga, merasa dicampakkan orang lain ataselalu
diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hamper putus asa, dibangkitkan kembali menjadi
pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa, diperlukan ketelatenan,
keuletan dn seni memotivasi agar timbul kembali kesadaran, dan bangkit kembali
harapannya.

Guru sadar bahwa informasi tertentu telah dimiliki peserta didk sebelum mereka
masuk kelas, ia juga sadar bahwa apa yang diketahui orang bisa jadi fakta yang belum
diorganisir menjadi hubungan yang bermakna. Salah satu tanda bahwa peserta didik telah
memahami hubungan yang bermakna adalah mampu menjelaskan apa yang diketahuinya.
Karena itu, guru harus membina kemampuan peserta didik untuk menginformasikanapa yang
ada dalam pikirannya. Jikakemampuan tersebut telah dimiliki, maka perasaan rendah diri tadi
berangsur-angsur hilang, dan bebaslah peserta didik dari keadaan yang tidak menyenangkan.
Dalam hal ini, guru telah melakukan emansipasi.

12
17. Guru Sebagai Pengawet
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadap apa yang telah dicapai
manusia terdahulu, dikembangkan salah satu sarana pendidikan yang disebut kurikulum, yang
secara sederna diartikan sebagai program pembelajaran. Dengan kurikulum, maka jaminan
pengetahuan yang telah ditemukan dan isusun oleh para pemikir pendidikan lebih kuat.

Sebagai pengawet, guru harus berusaha mengawetkan pengetahuan yang telah


dimiliki dalam pribadinya, dalam artguru harus berusaha menguasai materi standar yang akan
disajikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, setiap guru dibekali pengetahun sesuai
dengan bidang yang dipilihnya.

18. Guru Sebagai Kulminator


Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga
akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewat tahap kulminasi, suatu
tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.
Melalui rancangannya, guru mengembangkan tujuan yang akan dicapai dan akan
dimunculkan dalam tahap kulminasi. Dia mengembangkan rasa tanggung jawab,
mengembangkan keterampilan fisik dan kemampuan intelektual yang telah dirancang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat melalui kurikulum.

2.4 Mengoptimalkan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum
berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap
berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian, guru berperan sebagai sumber
belajar (learnig resources) bagi siswa. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran
yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap
diperlukan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara mengoptimalkan peran guru yaitu
sebagai berikut:

1. Menjadikan Guru sebagai Sumber Belajar


Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran
sebagai sumber ajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang
baik, manakala guru dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga guru benar-
benar berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Sebaliknya, dikatakan guru yang
kurang baik manakala guru tidak paham tentang materi yang diajarkannya. Ketidakpahaman
tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku-prilaku tertentu, misalnya teknik
penyampaian materi pelajaran yang monoton, gurulebih sering duduk di kursi sambil
membaca, suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, dan lain-lain.

13
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-
hal sebagai berikut:
 Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan
siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang materi yang akan dikaji bersama siswa .
 Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang
biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain. Siswa yang
demikian perlu diberikan perlakuan khusus, misalnya dengan memberikan bahan
pengajaran dengan menunjukkan sumber belajar yang berkenaan dengan materi
pelajaran.
 Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran,misalnya dengan
menentukan mana materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi
tambahan, mana materi yang harus diingat kembali karena pernah dibahas, dan lain
sebagainya.

2. Menjadikan Guru sebagai Fasilitator


Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-
hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.

 Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi
masing-masing media tersebut.
 Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan
merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru professional.
 Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat
memanfaatkan berbagai sumber belajar.
 Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi
dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi
secara efektif dapat memudahkan siswa menagkap pesan sehingga dapat
meningakatkan motivasi belajar siswa.

3. Menjadikan Guru sebagai Pengelola


Sebagai pengelola pebelajaran (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan
iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan
kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar
seluruh siswa.

Menurut Ivor K.Devais, salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah
melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya
guru. Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran, Alvin C.Eurich menjelaskan
prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru, sebagai berikut:

14
 Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri.
 Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
 Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan
tahapan kegiatan diberikan
 Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti.
 Apabila siswa diberi tanggung jawab,maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu mengellola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar
itu sendiri. sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu:

 Merencanakan tujuan belajar.


 Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.
 Memimpin, yang meliputi motivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
 Mengawasi segala sesuatu,apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau
belum dalam rangka pencapaian tujuan.

4. Menjadikan Guru sebagai Demonstrator


Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan
memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator
yaitu:
 Sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Dalam
setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa. Biasanya
apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa.
 Sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar
setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh
karena itu, sebagai demonstrator erat kaitannya denagn pengaturan strategi
pembelajaran yang lebih efektif.

5. Menjadikan Guru sebagai Pembimbing


Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap
perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin
individu memiliki kemiripan, tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat,
minat, kemampuan, dan sebagainya. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
sebgai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat
tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orangtua dan
masyarakat.
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang
harus dimiliki, diantaranya:

15
 Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Misalnya, pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman
tentang potensidan bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting
artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan
kepada mereka.

 Guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan,baik merencanakan


tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses
pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala
sebelumnya guru merncanakan hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus
dilakukan dan lain sebagainya. Disamping itu, guru juga perlu mampu
merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan
secara penuh. Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada
siswa,denagn demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa
itu sendiri.

6. Menjadikan Guru sebagai Motivator


Dalam proses pembelajaran,motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat
penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya
yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak
berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, bisa dikatakan siswa
yang berprestasi rendah belum tentu disbabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi
mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.

Hilgard mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dalam diri seseorang.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam


belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.untuk memperoleh
hasil belajaryang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa.
Dibawah ini dikemukakan beberapa petunjuk:

 Memperjelas tujuan yang ingin dicapai


Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa.
Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa
untuk belajar yang pada giliranya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
Oleh sebab itu sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru
menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.

16
 Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk
belajar.oleh sebab itu,mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu
teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya:

a. Menghubungkan bahan pelajaran yang diajarkan dengan kebutuhan siswa.


Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menagkap bahwa materi
pelajaran itu berguna untuk kehidupannya.
b. Menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan
siswa.
c. Menggunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi,
misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.

 Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar


Siswa hanya mungkin dapatbelajardengan baik manakala ada dalam suasana yang
menyenangkan, merasa aman,bebas dari rasa segar, terbebas dari rasa tegang.
Untuk itu sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.

 Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa


Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang
wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan
pengahargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak
yang merasa tidak senang dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan dapat
dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar atau
mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

 Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu
mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi
yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penialain harus dilakukan dengan segera
agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan
secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

 Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa


Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan
komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya
berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau
“teruskan pekerjaanmu”,dan lain sebagainya. Komentar positifdapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.

17
 Ciptakan persaingan dan kerjasa sama
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan
proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu,
guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa bersaing baik
antara kelompok maupun antar individu.

7. Menjadikan Guru sebagai Evaluator


Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan
perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi
kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah diprogramkan.

 Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa


Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa, evaluasi
memegang peranan yang sangat penting. Sebab, melalui evaluasi guru dapat
menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah
ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru, atau
malah sebaliknya siswa belum bisa mencapai standar minimal sehingga mereka
perlu diberikan program remedial.Evaluasi juga sebaiknya dilakukan bukan
hanya terhadap hasil belajar, akan tetapi juga proses belajar. Hal ini sangat
penting sebab evaluasi terhadap proses belajar pada dasarnya evaluasi terhadap
keterampilan intelektual secara nyata.

 Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru


Evaluasi dilakukan bukan hanya untuk siswa, akan tetapi dapat digunakan untuk
menilai kinerja guru itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi apakah guru telah
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan atau belum, dan
apa sajakah yang perlu diperbaiki. Biasanya evaluasi ini dilakukan setelah proses
pembelajaran berakhir, atau yang biasa disebut dengan post-tes.

18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kompetensi guru yaitu kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-


kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru berkaitan dengan
profesionalisme yaitu, guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan),
karena itu kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi.
Terdapat 4 Kompetensi yang harus di miliki oleh guru, yaitu :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional.

Keempat kompetensi guru tersebut mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang tenaga pendidik, pengajar, dan pembimbing. Sebab apabila
guru memiliki kompetensi, maka ia akan mampu menjadikan siswa-siswa cerdas, mandiri,
dan berkualitas baik bagi pembangunan bangsa maupun pembangunan siswa tersebut.

Kemudian pengertian peran guru adalah kehadiran dan pola tingkah laku seorang
pendidik dalam memberikan pelayanan kepada siswa agar menjadi siswa yang selaras dengan
tujuan sekolah dan juga mampu meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran.

Sedangkan peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :


1. Guru berperan sebagai pendidik
2. Guru berperan sebagai pengajar
3. Guru berperan sebagai pembimbing
4. Guru berperan sebagai pelatih
5. Guru berperan sebagai penasehat
6. Guru berperan sebagai pembaharu (innovator)
7. Guru berperan sebagai model dan teladan
8. Guru berperan sebagai pribadi
9. Guru berperan sebagai peneliti
10. Guru berperan sebagai pendorong kreativitas
11. Guru berperan sebagai pembangkit pandangan
12. Guru berperan sebagai pekerja rutin
13. Guru berperan sebagai pemindah kemah
14. Guru berperan sebagai pembawa cerita
15. Guru berperan sebagai aktor
16. Guru berperan sebagai emansipator
17. Guru berperan sebagai pengawet
18. Guru berperan sebagai kulminator.

19
Terakhir, cara mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Menjadikan guru sebagai sumber belajar
2. Menjadikan guru sebagai fasilitator
3. Menjadikan guru sebagai pengelola
4. Menjadikan guru sebagai demonstrator
5. Menjadikan guru sebagai pembimbing
6. Menjadikan guru sebagai motivator
7. Menjadikan guru sebagai evaluator

3.2. Saran

Untuk tercapainya tujuan pokok pendidikan hendaklah peran pendidik tidak hanya
berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan
juga berorientasi pada bagaimana seorang anak didik bisa belajar dari lingkungan dari
pengalaman dan kehebatan orang lain. Peran guru dalam dunia pendidikan khususnya
dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui tugas dan
tanggungjawabnya sebagai pendidik dan diharapkan terjalinnya hubungan yang harmonis
dengan para peserta didiknya sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan bisa
dengan mudah terwujudkan.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan
kesalahan dalam hal penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saya menantikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya. Dan saya juga mengharapkan mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Djaramah Syaiful Bahra dan Zain Aswan, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta.

Haidir dan Salim, 2012, Strategi Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing.

Moh Uzer Usman, 2011, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,.

Nata Abuddin. 2009, Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenedia Group.

Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi, 2012, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali
Press.

Wina Sanjaya, 2011, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana

https://husnabie.wordpress.com/2016/05/18/makalah-peran-guru-dalam-pembelajaran/
(Diakses pada tanggal 26 November 2021)

21

Anda mungkin juga menyukai