Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMELAJARAN IPA

A. PENDEKATAN LINGKUNGAN

Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan


ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis
karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan
sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya.

Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa.
Ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar,
yaitu : survey, camping / berkemah, field trip / karya wisata. Pendekatan lingkungan adalah
pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata. Misalnya, praktik lapangan,
mengundang nara sumber, proyek pelayanan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk


meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akaan menarik siswa, jika apa yang
dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan
kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di
sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan
kegiatan belajar.

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-
nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak
dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya sehingga dapat memecahkan masalah lingkungan,
dan menanamkan sikap cinta lingkungan.

Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :


 Lebih menarik dan tidak membosankan
 Hakikat belajar akan lebih bermakna
 Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih factual sehingga kebenarannya
lebih akurat
 Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
 Sumber belajar menjadi lebih kaya
 Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.

Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :


 Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
 Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens.
 Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif.
 Sangat tergantung cuaca konsentrasi audiens kurang.

Contoh Penerapan Pendekatan Lingkungan


Kelas /Semester : III/1
Aspek : Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan
Pendekatan dan Prosedur :
1. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan mengajak siswa
mendeskripsikan lingkungan tersebut.
2. Menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tidak sehat.
3. Mendemonstrasikan tentang adanya debu di lingkungan dan kemungkinan adanya zat
lain pada air yang tampak jenih.
4. Menjelaskan tentang penyebab lingkungan tercemar, faktor yang mempengaruhi
perlakuan manusia terhadap lingkungan-lingkungan (faktorpolitis, ekonomis, sosial-
budaya, ekologis), pentingnya bersikap peduli dan mencintai lingkungan.

B. PENDEKATAN STM (SALINGTEMAS)


Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran yang pada
dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari-
hari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan mampu menerapkan prinsip-
prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk
mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan
demikian dapat menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan
pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat.

Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan


terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi
belaajr, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
pengalaman.

Beberapa penerapan Sain Lingkungan Teknologi Masyarakat (STM) dalam kegiatan


pembelajaran :
 Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Percepatan perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satu
nya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori.
 Pengalaman intelektual, emosional dan fisik. Pengalaman ini dibutuhkan agar didapatkan
hasil belajar yang optimal. Ini berarti kegiatan pembelajaran yang mampu memberi
kesempatan kepada siswa memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah keterampilan
memproses semua fakta, konsep dan prinsip sangat dibutuhkan.
 Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi. Mengarahkan siswa pada kesadaran
keterbatasan manusiawi dan keunggulan manusiawi, apabila dibandingkan dengan
keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Dimyati dan Mudjiono,
2006 : 135 – 138).

Menurut Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) Ada 4 macam penerapan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dalam pembelajaran yaitu :
 Menyadari hubungan yang kompleks antara ilmu, teknologi dan masyarakat.
 Mengerti dan mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perubahan besar sebagai
akibat perkembangan IPTEK serta dampak-dampak bagi individu dan masyarakat.
 Mampu membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan teknologi dalam
masyarakat khusus nya yang melibatkan unsur-unsur sosial, seperti lingkungan, energi,
kependudukan, bio genetika, teknologi, maknan, transportasi dan lain-lain.
 Secara realistic dapat memproyeksikan alternative masa depan beserta konsekuensi
positif dan negatifnya.

Menurut Wahyudi, dkk dalam Munawarah (2004 : 7) ada beberapa keunggulan yang dapat
diperoleh dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu:
a. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi tujuan
 Meningkatkan keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping keterampilan proses.
 Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
 Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.

b. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran


 Menekankan keberhasilan siswa
 Menggunakan berbagai strategi
 Menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai
sumber informasi.

c. Keunggulan pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi


 Ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar
 Perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga
diperhatikan.
 Kualitas efisiensi dan keefektifan serta fungsi program juga dievaluasi.
 Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu
siswa.
Ada bebrapa tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), yaitu :
a. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi dan eksplorasi) yang mengemukakan isu atau masalah
aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.
b. Dalam pembentukan konsep yang siswa membangun atau mengkonstruksikan
pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
c. Tahap aplikasi konsep atau menyelesaikan masalah yang menganalisis masalah atau isu
yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami
sebelumnya.
d. Tahap pemantapan konsep, di mana guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi
kesalahan konsep pada siswa.
e. Tahap evaluasi penggunaan tes untuk mengetahui penguasaan konsep siswa terhadap
materi yang dikaji.

Aisyah (2007), mengemukakan empat hambatan pembelajaran dengan pendekatan


STM, yaitu waktu, biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder (orang tua,
masyarakat, dan birokrat). hambatan lain dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa
belum terbiasa untuk berpikir kritis dan belajar mengambil pengalaman di lapangan,
sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan guru untuk mengarahkan dan membimbing
siswa dalam pembelajaran

Contoh Penerapan Pendekatan STM


Kelas /Semester : IV/2
Aspek : Energi Dan Perubahannya
Pendekatan Dan Prosedur :
Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa dan
menerapkan langkah :
1. Curah pendapat tentang udara.
2. Mendefinisikan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara.
3. Curah pendapat tentang sumber untuk mengumpulkan informasi.
4. Menggunakan sumber informasi.
5. Melakukan analisi, sintesis, evaluasi, dan membuat salah satu di antara benda berikut:
roket dari kertas /baling-baling /pesawat kertas /parasut.
6. Mencoba menggunakan hasil ciptaan dan memberi komentar.

C. PENDEKATAN FAKTUAL

Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil


penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting.

Terkadang menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat
IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena
tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh.

Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan fakta-fakta hasil penemuan IPA dengan


harapan siswa dapat memperoleh informasi tersebut. Metodenya antara lain adalah dengan
membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi, latihan ( drill), dan
memberikan test.

Contoh Penerapan Faktual


Kelas /Semester : I /1
Aspek : Makhluk Dan Proses Kehidupan
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Menjelaskan bagian tubuh (panca indra dan anggota badan) memiliki kegunaan masing-
masing.
2. Menunjukkan hasil penelitian tentang ketidakberfungsian salah satu bagian tubuh
mempengaruhi bagian lain dan tentang perawatan yang baik agar semua bagian tubuh
berfungsi dengan baik.
3. Menjelaskan bahwa menurut para ahli tentang kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan
kuat.
4. Memberikan tugas membaca tentang ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat.
5. Menjelaskan tentang alasan penting nya merawat tanaman, hewan peliharaan dan
lingkungan.

D. PENDEKATAN KONSEPTUAL

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung


menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana
konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip,
hukum, dan teori.

Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir
abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan
baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Konsep dimulai
dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi
abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks.

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung


menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana
konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip,
hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi,
dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau
pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.

Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol


sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang
lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu
pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar
menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara
konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata ?, Berapa matamu ? “.
Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan
fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan pengalaman baru.

Dalam proses internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal, antara lain :
 Memperkenalkan benda-benda yang semula tak bernama menjadi bernama.
 Memperkenalkan unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain. Contoh :
Bunga-berbau (harum/tak harum), Berwarna (bermacam-macam), Berdaun (kecil, besar),
Berduri (lunak, keras).
 Menunjukkan ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan.
 Menunjukkan persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh..

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :


a. Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan dengan
pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran tentang benda
baru.contohnya :
 Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang sehari-hari untuk
menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar diminta mengamati dan
menghubungkan dengan apa yang pernah dialaminya atau barangkali ada kreasi baru.
 Pengajar bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang tersebut. Apakah
kamu pernah mengenakan barang seperti ini jawabnya ya atau tidak. Apakah kamu
pernah mengenakan barang seperti ini, jawabnya ya atau tidak. Apakah barang-
barang ini sambil diperagakan, dipakai di badan, disebagian badan atau di seluruh
badan serta dikaki, di tangan atau di leher, jawabnya “ ya atau tidak “.
b. Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ; Simbol, lambang, kode,
membandingkan antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya. Seta memberi nama, istilah, serta definisi. dimana pengajar
memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang ditunjukkan pada a dan b.
Pembelajar menunjuk dan menyebut ciri-ciri khusus tiap-tiap benda tersebut, dan
Pengajar bersama pembelajar memberi sebuah nama atau istilah. Gambar atau barang
yang termasuk baju dan gambar atau barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap.
Pembelajar secara lisan dapat menyebut dengan nama dan definisinya.
c. Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti ; Menyebut
nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

Contoh Penerapan Konseptual


Kelas /Semester : V /1
Aspek : Makhluk Dan Proses Kehidupan
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Menjelaskan dengan menggunakan contoh bahwa manusia dan hewan tergantung pada
tumbuhan hijau.
2. Menjelaskan dengan menggunakan gambar bahwa untuk mempertahankan hidup, hewan
dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3. Melakukan Tanya jawab dan memberi tugas serta menunjukkan fakta tentang mengapa
pelestarian makhluk hidup dan lingkungan menjadi penting untuk keseimbangan dalam
kehidupan dan lingkungan.

E. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan yang digunakan dalam mempelajari


suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang aktual menjadi suatu
keadaan, seperti yang kita kehendaki dengan memperhatikan prosedur pemecahan yang
sistematis.

Kelebihan pendekatan pemecahan masalah, yaitu :


 Pendekatan ini terpusat pada masalah.
 Pendekatan ini singkat
 Pendekatan ini inovatif.
 Pendekatan ini bersifat mengarahkan.
 Pendekatan ini lebih sistematis.
 Pendekatan ini terpusat pada pribadi.
 Pendekatan ini memiliki ukuran

Secara garis besar strategi pemecahan masalah mengacu kepada model empat-tahap
pemecahan masalah yang diusulkan oleh George Polya sebagai berikut.
 Memahami masalah
 Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah
 Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua
 Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh

Selain itu, John Dewey juga mengemukakan tentang strategi pemecahan masalah dan
gambaran pemecahan masalah, yaitu :
 Merumuskan masalah dengan jelas
 Menelaah permasalahan
 Merumuskan permasalahan secara jelas
 Menghipun, mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
 Pembuktian hipotesis
 Menentukan pilihan pemecahan/keputusan

Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang di kemukakan oleh David


Johnson dan Frank Johnson adalah sebagai berikut :
 Definisi masalah
 Diagnosis masalah
 Merumuskan alternatif strategi
 Penentuan dan penerapan susatu strategi
 Evaluasi keberhasilan strategi

Ciri-ciri pendekatan pemecahan masalah yaitu :


 Diawali dengan masalah yang rutin dengan memilih masalah yang berkaitan dengan
situasi nyata dalam kehidupan
 Mempunyai penyelesaian yang berbeda
 Mengembangkan sifat ilmiah seperti jujur, teliti, terbuka,propesional dan kerja keras
mengaplikasikan pemahaman pengetahuan dalam kehidupan

Contoh Penerapan Pemecahan Masalah (1)


Kelas /Semester : VI /1
Aspek : Benda Dan Sifatnya
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan mencari cara agar
makanan/minuman bertahan lama untuk tetap panas.
2. Merumuskan permasalahan : Bagaimana menyimpan minuman agar tetap panas? Bulan
terbuat dari apa yang membuat minuman tetap panas?
3. Merumuskan hipotesi: Air panas yang disimpan dalam botol yang dibungkus busa tipis
akan lebih tahan panas dari pada yang dibungkus kain katun dan yang dibungkus
aluminium foil.
4. Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk membuktikan hipotesis
bahwa air panas yang disimpan dalam botol yang dibungkus busa tipis akan lebih
bertahan lama panasnya.

Contoh Penerapan Pemecahan Masalah (2)


Kelas /Semester : VI /1
Aspek : Benda Dan Sifatnya
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan cara menyimpan
minuman (air panas) agar tetap panas).
2. Merumuskan hipotesis : Sendok logam memiliki sifat menghantarkan panas lebih baik
dari pada batang kaca, sendok plastik, dan pensil kayu.
3. Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk membuktikan hipotesis
bahwa bahan logam memiliki sifat menghantar panas paling baik dibandingkan dengan
kaca, plastik, dan kayu.
4. Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan mengindentifikasi
penghantar panas (konduktor) dan bukan penghantar panas (isolator).

F. PENDEKATAN NILAI

Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan suatu
nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara/
daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku yang
diharapkan yang terkait produk dan proses namun tidak secara langsung tentang proses
bagaimana produk itu dihasilkan.

Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu
nilai dan pada akhirnya siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan nlai tsb dalam
keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kesepurnaan kehidupa, lingkungan, dan alam
semesta.

Contoh Penerapan Nilai


Kelas /Semester : II /1
Aspek : Makhluk Hidup Dan Alam Semesta
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Mengidentifikasi tentang makhluk hidup yang menguntungkan, merugikan, serta tidak
menguntungkan dan tidak merugikan bagi manusia.
2. Membahas tentang tempat hidupnya masing-masing.
3. Mendiskusikan akibat yang terjadi jika makhluk hidup yang tidak menguntungkan
dimusnahkan semua dan yang menguntungkan dikembangbiakkan secara besar-besaran.
4. Menanamkan nilai perlunya menjaga keseimbangan dan keserasian antara makhluk hidup
baik yang merugikan maupun menguntungkan manusia.

G. PENDEKATAN INKUIRI

Inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa,


merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil
pemecahan masalah. Sehingga anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.

Tujuan pendekatan inkuiri yaitu :


 Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan
pelajarannya.
 Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman
belajarnya.
 Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
yang tiada habisnya.
 Memberi pengalaman belajar seumur hidup

Alasan penggunaan pendekatan inkuiri, yaitu :


 Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.
 Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar.
 Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
 Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.

Secara operasional pendekatan inkuiri mempunyai karakteristik :


 Diawali dengan pengamatan dan berkembangan untuk memahami konsep atau fenomena.
 Membuat pertanyaan atau menentukan masalah dari hasil pengamatan.
 Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat
dipecahkan oleh murid.
 Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan ”mengapa”, ”bagaimana kita
mengetahui”, dan ”betulkah kesimpulan ini” ?
 Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu dan tidak ada dalam buku
pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran.
Saran untuk menentukan jawaban bukan memberi jawaban.
 Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mereka sendiri.
 Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen,
melakukan pengamatan, membaca, dan menggunakan sumber-sumber lain.
 Semua usul dinilai bersama, bila mungkin ditentukan asumsi-asumsi, keterlibatan, dan
kesulitan-kesulitan.
 Murid-murid melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
 Murid mengolah data, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan.
 Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.

Berikut merupakan penjelasan dari siklus pembelajaran pendekatan inkuiri :


a. Mengamati adalah Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam sekitar melalui
pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa atau pengecap.
Informasi yang diperoleh dapat menuntun keinginan tahu, mempertanyakan, memikirkan,
melakukan intepretasi tentang lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
b. Bertanya. Kegiatan dimana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang mendalam yang
diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang dipelajari.
c. Hipotesis adalah Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang
telah dibuat.
d. Mengumpulkan data adalah Kegiatan mencari informasi berupa data dari bahan atau
materi yang diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa melalui kegiatan observasi,
misalnya membaca buku untuk memperoleh informasi pendukung.
e. Menganalisis data adalah kegiatan Mengolah data dan menyajikan data tertentu untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya dapat berupa tulisan,
gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
f. Menarik kesimpulan adalah Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis data.

Contoh Penerapan Pendekatan Inkuiri


Kelas /Semester : IV /2
Aspek : Energi Dan Perubahannya
Pendekatan Dan Prosedur :
Memilih menentukan kegiatan sebagai wahana pembelajaran inkuiri, yaitu :
1. Menggerakkan bola
2. Kegiatan mengamati gaya pada benda jatuh dan kegiatan mengamati gaya pada bola yang
menggelinding
3. Kegiatan mengamati gaya pada benda yang terbang
4. Kegiatan pengaruh gaya terhadap plastisin/tanah liat
5. Kegiatan mengetahui penyebab benda terapung, melayang, dan tenggelam
6. Kegiatan mengetahui penyebab logam terapung
7. Kegiatan menimbang berat benda dalam air.

Contoh Penerapan Pendekatan Inkuiri (2)


Kelas /Semester : IV /2
Aspek : Energi Dan Perubahannya
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Melakukan kegiatan secara demonstrasi guru dan siswa atau kerja kelompok dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
2. Mengajarkan tentang cara mengubah gerak dan bentuk benda, menggerakkan benda yang
diam dengan memberi gaya, gaya pada benda yang sedang bergerak, Contoh : gaya yang
dapat mengubah bentuk dan gerakan benda.
3. Menugaskan siswa untuk membaca bacaan terkait materi dan atau memberi tugas.

Contoh Penerapan Pendekatan Inkuiri (3)


Kelas /Semester : V /1
Aspek : Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Memilih menentukan kegiatan sebagai wahana pembelajaran inkuiri, yaitu : Kegiatan
yang membuktikan bahwa cahaya matahari dibutuhkan dalam fotosintesis, Kegiatan yang
menunjukkan tentang hasil fotosintesis.
2. Melakukan kegiatan dan mendiskusikan hasil kegiatan.
3. Mengajarkan bagaimana tumbuhan hijau membuat makanan, dimana tumbuhan
menyimpan makanan cadangan, bagian tumbuhan yang dijadikan makanan oleh manusia
dan hewan, tumbuhan hijau sebagai sumber energi, dan pengaruh tumbuhan hijau
terhadap kehidupan.
4. Menugaskan siswa untuk membaca bacaan terkait materi atau memberi tugas.

H. PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan


belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang
sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan IPTEK.

Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual.
Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis
sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan
penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat
hipotesis. Agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan
mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar sains
menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari
seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains yang sedang dipelajari
sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar.

Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak
pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi
pertumbuhan dan perkembangan IPTEK. Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika
sesuai dengan kesiapan intelektual. Pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut
urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep
serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 2002: 16).

Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan beberapa langkah,


sebagai berikut :
 Observasi. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang
gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai
dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera
secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
 Mengklasifikasikan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan
syarat-syarat tertentu.
 Menginterpretasikan atau menafsirkan data. Dimana yang dikumpulkan melalui
observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat
atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
 Meramalkan (memprediksi). Dimana hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan
untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang
akan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari
hasil pengamatan yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil
pengamatan.
 Membuat hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka
tabir penemuan berbagai hal baru.
 Mengendalikan variabel. Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel
adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang
tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
 Merencanakan penelitian / eksperimen. Eksperimen adalah melakukan kegiatan
percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
 Menyusun kesimpulan sementara bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah
dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang
lainnya.
 Menerapkan (mengaplikasikan) konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah
yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
 Mengkomunikasikan bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan
maupun tabel secara lisan maupun tertulis.
 Praktik pengajaran dengan PKP menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan
berkeahlian, kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap mendayagunakan aneka media
serta sumber belajar. Jadi guru bersama siswa semakin dituntut bekerja keras agar praktik
PKP berhasil efektif dan efisien.
 Ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah di alam sekitar
melalui proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam
kurikulum 2006, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi
produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun
konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif
terhadap kualitas maupun produk pendidikan.
Sementara itu Darmodjo dan Kaligis, (2002: 52) merinci keterampilan-keterampilan proses
dalam pendidikan IPA itu meliputi :
 Keterampilan mengobservasi ( membedakan, menghitung dan mengukur.
 Keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-golongkan atas dasar aspek-
aspek tertentu, serta kombinasi antara menggolongkan dengan mengurutkan.
 Keterampilan menginterpretasi, termasuk menginterpretasi data, grafik, maupun mencari
pola hubungan yang terdapat dalam pengolahan data.
 Keterampilan memprediksi, termasuk membuat ramalan atas kecenderungan dalam
pengolahan data.
 Keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berpikir deduktif dengan
menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
 Keterampilan mengendalikan variabel, yaitu upaya mengisolasi variabel yang tidak
diteliti sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang
diteliti.
 Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi
penetapan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis.
 Keterampilan menyimpulkan atau inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari
pengolahan data.
 Keterampilan menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau hasil penelitian
ke dalam perikehidupan dalam masyarakat.
 Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa untuk dapat
mengkomunikasikan pengetahuannya, hasil pengamatan, maupun penelitiannya kepada
orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.

Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu :


 Kemampuan mengamati, merupakan salah satu keterampilan dengan memanfaatkan
seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang
diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan
pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
 Kemampuan menghitung.
 Kemampuan mengukur.
 Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan.
 Kemampuan menemukan hubungan. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah: fakta,
informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk
menentukan hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
 Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan). Kemampuan membuat ramalan atau
perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat
ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu
perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
 Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan). penelitian (percobaan) merupakan
kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen
praktis.
 Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data. siswa perlu menguasai bagaimana
cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif.
 Kemampuan menginterpretasikan data. siswa perlu menginterpretasikan hasil yang
diperoleh karena kemampuan mengkomunikasikan hasil.

Surapranata (2004) mengemukakan berbagai bentuk penilaian yang dapat digunakan,


khususnya dalam penilaian berbentuk kelas, yakni: Tes tertulis, Tes perbuatan, Pemberian
tugas, Penilaian proyek, Penilaian sikap, da Penilaian Portofolio.

Adapun keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah :


 Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran
 siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari
 melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam pembelajaran
 mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru
 memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75),
sebagai berikut :
 Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran
yang ditetapkan dalam kurikulum
 Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat
menyediakannya
 Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk
memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu
melaksanakannya.

I. PENDEKATAN SEJARAH

Adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan
oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan
ilmu IPA sendiri. Dengan menggunakan metode membaca buku atau menjelaskan.

Siswa diajak untuk membaca buku atau mendengarkan informasitemuan-temuan IPA


bukan untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya pendekatan faktual dan pendekatan
konseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit
menjelaskan proses mendapatkantemuan tsb, namun tidak banyak melibatkan siswa dengan
bagaimana proses konkret yang dilaluinya.

Contoh Penerapan Pendekatan Sejarah


Kelas /Semester : VI /2
Aspek : Energi Dan Perubahannya
Pendekatan Dan Prosedur :
1. Menceritakan tentang bagaimana Newton menemukan teori gaya dan bagaimana Thomas
Alfa Edison menemukan bola listrik.
2. Menjelaskan hubungan gaya dan gerak, memberi contoh tentang model jungkat-jungkit,
model traktor sederhana, dan sebaginya.
3. Menjelaskan pemanfaatan teori gaya dalam kehidupan manusia.
4. Menjelaskan perpindahan dari perubahan energy listrik.
5. Memberi tugas untuk mengidentifikasi kegunaan energy listrik dan upaya
penghematannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai