1. Peneliti
Memperoleh pengalaman tentang proses dan kegiatan penelitian, mengembangkan kreatifitas dan pola
berfikir sebagai calon guru yang nantinya akan berinteraksi dengan berbagai macam masalah
pendidikan.
2. Siswa
Mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan kompetitif sehingga bisa menghapus kesan
bahwa fisika hanyalah sebuah mata pelajaran yang suliit dan membosankan.
3. Guru
Menjadi bahan rujukan yang menjadi alternatif solusi untuk lebih banyak melibatkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Sekolah
Memberikan informasi tentang model pembelajaran untuk lebih menghidupkan suasana belajar yang
pada akhirnnya meningkatkan mutu dan kualitas sekolah yang bersaangkutan.
A. Kajian Peneliti Terdahulu
Di bawah ini penulis paparkan beberapa hasil penelitian yang bersinggungan dengan
judul penelitian, diantaranya adalah :
Hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Farid Nusawiguna (2016: 146) yang
meneliti tentang “pengembangan perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
KIT listrik dan phET melalui model kooperatif stad pada siswa kelas V SD”.
Metode eksperimen adalah cara penyajian yang menuntun siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2013).
Agar metode eksperimen berjalan efisien dan efektif, perlu diperhatikan hal-hal berikut
(Roestiyah, 2012) :
1) Jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2) Kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang ada di luar dari diri individu yang sedang belajar itu sendiri,
meliputi:
Faktor keluarga
Misalnya: keadaan ekonomi orang tua, keharmonisan keluarga, dan latar belakang budaya.
Faktor sosial
Misalnya: metode mengajar, kurikulum, alat belajar, dan relasi antara siswa dengan siswa.
Faktor masyarakat
Misalnya: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kegiatan masyarakat.
c. Tinjauan hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan (Suprijono, 2013).
pengukuran perubahan perilaku akibat belajar akan mencakup
pengukuran atas domain kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil
belajarnya, yang dikenal dengan istilah domain hasil belajar (Purwanto, 2013).
1) Tipe hasil belajar bidang kognitif
Menurut Krathwohl dan Anderson (2015), dimensi proses kognitif berisikan enam
kategori:
a. Mengingat
b. Memahami
c. Mangaplikasikan
d. Menganalisis
e. Mengevaluasi
f. Mencipta.
2. Tipe hasil belajar bidang afektif
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam domain afektif dan
psikomotor sebagaimana yang dijelaskan oleh Sudjana (2013). Ada beberapa
tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan
tersebut dimulai dari tingkat yang sederhana sampai tingkatan yang
kompleks.
1) Receiving/attending
2) Responding
3) Valuing
4) Organisasi
5) Karakteristik nilai
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan
(skill), kemampan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan
yakni:
Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif motorik dan lain-lain.
Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, kehamonisan, ketepatan.
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai keterampilan
yang kompleks.
Kemampuan yang berkenaan dengan nondecursive komunikasi seperti gerakan
akspresif dan interpretatif.
3. Tinjauan Materi Tekanan
a. Pengertian Tekanan
b. Tekanan pada zat padat
c. Tekanan pada zat cair
d. Tekanan pada zat gas
e. Hukum Pascal
f. Hukum Archimedes
g. Hukum Boyle
D. Kerangka Berfikir
Salah satu alternatif pilihan media dan metode pembelajaran yang dapat
digunakan yakni media pembelajaran simulasi PheT dan praktikum
1. Observasi
Keterangan:
O1 = Pemberian tes awal sebelum perlakuan (pretest)
O2 = Pemberian tes akhir setelah perlakuan (posttest)
X1 = Pembelajaran menggunakan simulasi PhET.
X2 = Pembelajaran dengan metode praktikum.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
E. Obyek/ Variabel penelitian
Obyek yang diteliti adalah efektivitas media pembelajaran
simulasi PhET dan praktikum terhadap hasil belajar siswa.
F. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian yakni
siswa kelas VIII MTs Al-Ikhlas Donggo tahun ajaran 2017/2018.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini yang diukur adalah aspek pada
ranah kognitif dan ranah psikomotorik. Data hasil belajar IPA
fisika siswa diperoleh melalui tes dan observasi. Tes
digunakan untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif
(C1 sampai C3) diberikan sebelum dan setelah rangkaian
kegiatan pembelajaran berlangsung, sedangkan tes hasil
belajar IPA fisika siswa pada ranah psikomotorik
dikumpulkan menggunakan lembar observasi pada tiap
berlangsungnya kegiatan.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap akhir
I. Instrumen Penelitian
Data hasil belajar yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan uji homogenitas kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
Normalitas Data
Homogenitas sampel
Uji hipotesis