Anda di halaman 1dari 10

Upaya Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Fisika

Menggunakan Metode Eksperimen dan Diskusi Terarah

Subuh Anggoro
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh Kembaran Banyumas 53182
Telp. 0281-636751, Fax. 0281-637239
email : subuh_anggoro@yahoo.com

Abstract
Aim of this study is to improve the understanding of the students in learning by using the of
experimental methods and guided discussion in physical science. The method used is CAR that
composed of 4 stages from planning, action, evaluation and reflection. The subjects were all
students of fourth semester who took this course. The results showed that (1) The average value
increased from the current 68.93 before use experimental method and the discussion into 83.98
after these methods. The number of students who scored above 70 earlier reached 46.94%, into
no one under 70 after these methods. Moreover the experimental method and guided discussions
can improve student understanding in physical science

Keywords: physical science, understanding, experiment method, guided discussion, CAR

Pendahuluan
Mahasiswa didik PGSD berasal dari beberapa latar belakang pendidikan. Sekitar 40%
mahasiswa didik berlatar belakang pendidikan IPA dan 60% berlatar belakang IPS. Disamping
itu terdapat peningkatan jumlah mahasiswa didik yang berlatar belakang SMK yang signifikan
dari 8 mahasiswa didik pada tahun 2007 menjadi 29 mahasiswa didik pada tahun 2009 dengan
beragam keahlian (Otomotif, Mesin, Informatika, Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Tata
Busana). Hal ini menuntut model pembelajaran Fisika yang dapat dipahami oleh beragam latar
belakang pendidikan tersebut.
Pemberian materi Bumi dan Ruang Angkasa dalam mata kuliah Bumi dan Ruang
Angkasa selama ini masih cenderung satu arah dan kurang mengajak aktivitas mahasiswa didik
sehingga mahasiswa didik kurang memahami konsepnya. Mengingat materi yang diberikan
merupakan pengulangan dari materi pelajaran yang telah diberikan di SMP dan SMA, dan
mahasiswa didik dipersiapkan untuk mengajar peserta didik sekolah dasar terutama kelas 5 dan 6
maka dirasakan perlu adanya perbaikan dalam model pembelajarannya. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan eksperimen dan diskusi terbimbing. Pemahaman mahasiswa

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 31


hendaknya dibentuk melalui serangkaian percobaan dan diskusi agar, mahasiswa lebih mudah
memahami konsep yang mendasari materi yang diberikan.
Pembelajaran PAKEM pada dasarnya adalah pembelajaran model CTL(Contextual
Teaching Learning), yaitu "A conception that helps teachers relate subject matter content to real
world situations and motivates students to make connections between knowledge and its
applications to their lives as family members, citizens, and workers." (Rekdale, 2005)
Kemampuan mahasiswa dalam melakukan pembelajaran PAKEM perlu dibekali dengan
pengalaman praktek. Hal ini penting dimiliki agar mereka memiliki pengetahuan tentang konsep-
konsep yang melandasi sebuah teori dan bagaimana mengajarkannya. Dalam pembelajaran
Fisika SD ini mahasiswa akan melakukan eksperimen pada empat tema materi yaitu energi,
gaya dan magnet dan tata surya.
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan
materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.
Eksperimen sulit dipisahkan dengan demonstrasi karena keduanya kemungkinan dapat
digunakan secara bersamaan. Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Dan setelah eksperimen
selesai siswa ditugaskan untuk membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain
diskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan ( Winarno dalam Winataputra 1997 : 4.20).

Metodogi Penelitian
3.1.Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Studi PGSD FKIP UMP dan dilakukan pada semester
gasal tahun akademik 2011/2012 yaitu Nopember 2011 sampai dengan April 2012. Sasaran
penelitian dilakukan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Fisika Tahun Akademik
2011/2012. Karena penelitian yang dilakukan adalah sebagai upaya untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah Fisika dengan menerapkan metode eksperimen dan
diskusi terarah. Faktor mahasiswa yang diamati adalah aspek kognitif mahasiswa dalam proses
pembelajaran tersebut. Sebagai indikator variabel pemahaman mahasiswa adalah dilihat dari
nilai UTS dan UAS semester gasal 2011/2012.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data-data yang
berupa angka-angka, diperoleh dari hasil penelitian secara objektif terhadap subyek penelitian.

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 32


Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dengan mengukur tingkat keberhasilan belajar
mahasiswa

3.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Menurut Jihad dan Haris (2010:98) teknik pengumpulan informasi adalah cara penilaian
kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai. Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan tes
tertulis. Menurut Jihad dan Haris (2010:67), Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus
dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang
peserta didik telah menguasai pembelajaran yang disampaikan terutama meliputi ranah
pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan menurut Arikunto (1998:139) Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Menurut Margono (2005:170) tes ialah seperangkat rangsangaan (stimulasi yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk
uraian yang dilakukan pada materi yang telah dilaksanakan selama setengah semester . Tes
bentuk uraian ini merupakan tes hasil belajar produk. Tes hasil belajar produk digunakan untuk
mengukur tingkat ketuntasan belajar peserta didik, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan
tes akhir siklus.
Tes pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan nilai UTS
dan UAS Mata Kuliah Fisika pada tahun akademik 2011/2012. Tes yang digunakan berupa tes
tertulis dengan bentuk soal uraian, karena bentuk soal uraian memiliki kelebihan yaitu
meningkatkan daya kreatifitas peserta didik, yang artinya peserta didik tidak hanya dituntut
untuk menjawab benar tetapi juga darimana jawaban itu diperoleh.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam PTK ini yaitu:
a) Tes tertulis
Tes tertulis yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tes bentuk
uraian. Soal-soal tes yang disusun berdasarkan atas indikator penyelesaian masalah yang
akan diukur sehingga dapat melihat keberhasilan kegiatan.
b) Dokumentasi

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 33


Dokumentasi dimaksudkan sebagai bukti nyata dalam kegiatan penelitian. Dokumentasi
dalam bentuk foto dikumpulkan saat penelitian berlangsung, yaitu dengan menggunakan kamera
Hand Phone (HP), kamera digital ataupun dengan handicam.

4. Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah dicapai oleh mahasiswa didik melalui
tes kuantitatif.
a. Nilai rata-rata hasil UTS dan UAS

Keterangan : N = Skor total yang diperoleh peserta didik


n = jumlah peserta didik
Kriteria :
Skor rata-rata ≤ 50 = kurang baik
51 < rata-rata ≤ 70 = cukup baik
71 < rata-rata ≤ 85 = baik
Skor rata-rata ≥ 85 = sangat baik
Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan
1. Pada pertemuan pertama dan kedua mahasiswa diberi materi mengenai konsep dasar
dalam Fisika SD mengenai energi, gaya, cahaya, magnet dan tata surya. Materi diberikan
secara interaktif menggunakan multimedia berupa VCD Pembelajaran, Presentasi Visual,
Ceramah dan diskusi
2. Pada pertemuan ketiga sampai dengan keenam, mahasiswa melakukan praktek percobaan
tentang energi, cahaya, magnet dan tata surya dilakukan pembagian kelompok.
Mahasiswa dibagi menjadi enam kelompok dan diberi kegiatan penelitian yang harus
diselesaikan dengan menerapkan materi yang sudah diberikan. Sebelum melakukan
eksperimen, masing-masing kelompok diminta memperhatikan modul praktikum Fisika
SD yang sudah dibagi. Kemudian masing-masing kelompok melakukan eksperimen dan
mendapatkan kesimpulan hasil percobaan tersebut dengan cara berdiskusi .
3. Hasil kesimpulan yayng diperoleh kemudian dipresentasikan. Setelah satu kelompok
selesai mempresentasikan jawabannya, kelompok lain diminta komentarnya. Bila terjadi
perbedaan jawaban, dilakukan diskusi terhadap argumentasi masing-masing dan dipandu

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 34


oleh dosen yang sekaligus akan meluruskan bila terjadi salah pemahaman. Setelah semua
eksperimen selesai dibahas, maka mahasiswa diminta membuat revisi laporan hasil
diskusi

Hasil dan Pembahasan

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam pada bulan Nopeember 2011 sampai dengan
Maret 2012 terdiri dari 8 kali pertemuan dengan alokasi waktu, untuk setiap peretemuan adalah 2
x 40 menit. Pada setiap pelaksanaan tindakan dilakukan observasi untuk mengetahui aktivitas
mahasiswa didik, dan aspek afektif dan psikomotor mahasiswa didik dalam pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui hasil dari ranah kognitif mahasiswa didik dapat
dilihat dari hasil UTS dan UAS berupa tes tertulis. Adapun hasil dari penelitian setiap siklus ini
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Pelaksanaan Siklus I
a. Hasil Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan ini menghasilkan:
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai
dengan metode eksperimen dan diskusi terarah. Rencana pelaksanaan Pembalajaran
disusun oleh peneliti. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini berguna sebagai pedoman
dosen pengampu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Lembar penilaian afektif peserta yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah
afektif dan lembar penilaian psikomotor mengukur hasil belajar ranah psikomotor.
Sedangkan lembar aktivitas mahasiswa digunakan untuk mengukur kesesuaian proses
pembelajaran melalui metode diskusi terarah.
3) Sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan. Sarana yang digunakan dalam
setiap pembelajaran adalah alat dan bahan untuk eksperimen tentang gaya, energi,
magnet dan ruang angkasa,
4) Tes siklus. Tes siklus dilaksanakan pada akhir siklus (UTS dan UAS) yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar mahasiswa didik ranah kognitif dalam
menguasai materi yang diajarkan.

b. Hasil Tindakan

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 35


Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 8 kali pertemuan dengan alokasi waktu
masing-masing pertemuan adalah 2 x 40 menit. Pertemuan 1 – 4 dilaksanakan pada
minggu ke 1 – 4 bulan Nopember 2011 setiap hari Kamis. Pada pertemuan tersebut
mahasiswa diberi materi mengenai konsep dasar Fisika seperti gaya, energi listrik, magnet
dan sistem tata surya. Materi diberikan secara interaktif menggunakan multimedia berupa
VCD Pembelajaran, Presentasi Visual, Ceramah dan diskusi
Hasil pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama sampai dengan keempat
adalah sebagai berikut: Dosen meminta peserta didik untuk berdoa memulai pembelajaran,
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dimana tujuan pembelajaran pertemuan
pertama dan kedua yaitu agar mahasiswa didik dapat mengidentifikasi materi mengenai
konsep dasar tentang energi listrik dan magnet. Sedangkan pada pertemuan ketiga dan
keempat memahami konsep gaya dan tata surya. Dosen juga menyampaikan informasi
kepada mahasiswa didik tentang manfaat pentingnya materi pembelajaran. Dosen
menyampaikan cakupan materi pembelajaran dan penjelasan uraian kegiatan kepada
mahasiswa secara singkat.
Pertemuan kelima sampai dengan kedelapan dilakukan setelah UTS. Di
laboratorium IPA PGSD. Dosen membagi 49 mahasiswa didik menjadi 6 kelompok yang
masing-masing kelompok beranggotakan 8-9 mahasiswa dan diberi kegiatan eksperimen
yang harus diselesaikan dengan menerapkan materi yang sudah diberikan. Sebelum
melakukan eksperimen, masing-masing kelompok diminta memberikan membaca modul
kegitan yang terdiri dari 12 acara dan terbagi menjadi 4 kali pertemuan dengan topik gaya,
listrik, magnet dan tata surya.
Setelah melaksanakan praktikum, setiap kelompok melakukan diskusi tentang
percobaan yang telah dilakukan. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan. Bila
terjadi perbedaan jawaban, dilakukan diskusi terhadap argumentasi masing-masing dan
dipandu oleh dosen yang sekaligus akan meluruskan bila terjadi salah pemahaman. Dosen
memberikan motivator kepada peserta didik yang telah benar mengerjakan laporan
kegiatan.

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 36


Dosen membimbing mahasiswa didik menyimpulkan kegiatan dan materi yang
telah diajarkan. Dosen memberikan soal evaluasi tentang materi yang diajarkan dalam
bentuk UTS dan UAS dan memberikan penilaian.
4.1. Hasil Observasi
1) Prestasi belajar
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Mahasiswa didik yang Mengambil Mata Kuliah Fisika
Sebelum dan Setelah menggunakan Metode Eksperimen dan Diskusi
Terarah

No Indikator UTS UAS


1 Nilai tertinggi 93 90
2 Nilai terendah 37,5 75
3 Nilai rata-rata 68,91 83,98
Kriteria Cukup Baik
4
Baik
Kriteria :
Skor rata-rata ≤ 50 = kurang baik
51 < rata-rata ≤ 70 = cukup baik
71 < rata-rata ≤ 85 = baik
Skor rata-rata ≥ 85 = sangat baik

Berikut ini disajikan grafik perbandingan nilai rata- rata UTS dan UAS tahun
akademik 2011/2012.
90,00 83,98
80,00
68,91
70,00

60,00

50,00

40,00 Nilai rata-rata

30,00

20,00

10,00

0,00
UTS UAS

Gambar 4.1. Perbandingan nilai rata-rata UTS dan UAS Fisika SD pada tahun
akademik 2011/2012

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 37


Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa meningkat dari
kriteria cukup baik menjadi baik. Hal ini disebabkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan
melalui kegiatan eksperimen dan diskusi terarah.. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno dalam
Winataputra (1997) bahwa eksperimen memiliki keunggulan antara lain Keunggulan metode
eksperimen antara lain :
a. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b. Dapat membangkitkan rasa ingin menguji sesuatu
c. Menimbulkan rasa kurang puas, ingin lebih baik
d. Isi pembelajaran dapat bersifat actual
e. Siswa mampu membuktikan sesuatu
f. Dapat mengembangkan sikap kritis dan ilmiah
g. Belajar membuktikan sesuatu.
.
Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa mahasiswa mencoba mengerjakan sesuatu serta
mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Dan setelah eksperimen selesai mahasiswa ditugaskan
untuk membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain diskusikan bila ada
perbedaan dan kekeliruan ( Winarno dalam Winataputra 1997). Dari penjelasan di atas dapat di
simpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang dalam proses
pembelajarannya yaitu dengan mencobakan sesuatu dan mengamatanya lalu menarik kesimpulan
dari percobaan tersebut
Berdasarkan hasil kognitif yang ditunjukkan dari nilai UTS dan UAS menunjukkan
adanya peningkatan jumlah mahasiswa yang mendapat nilai diatas 70. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 4.10 berikut ini.

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 38


30

25

20

Nilai UTS
15
Nilai UAS
10

0
X<50 50-59 60-69 70-79 80-89 X>90

Gambar 4.10. Perbandingan jumlah mahasiswa yang mendapat nilai tertentu


dalam mata kuliah Fisika SD sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen dan diskusi terarah

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan 36,73% mahasiswa yang mengambil mata


kuliah Fisika sebelum melakukan eksperimen mendapat nilai 70-80 atau dalam kategori baik
dan hanya 16,33% yang mendapat nilai sangat baik yaitu 80 keatas. Sedangkan setelah
melakukan kegiatan eksperimen dan diskusi terarah, jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai
antara 70 – 89 mencapai 69,39% dan yang mendapat nilai 90 keatas sebesar 30,69%. Disamping
itu tidak ada lagi mahasiswa didik yang mendapat nilai dibawah 70, dibandingkan sebelum
melakukan eksperimen dan 46,94%.
Berdasarkan hasil perolehan nilai dan pengamatan dapat diketahui bahwa pembelajaran
Fisika menggunakan metode eksperimen dan diskusi terarah telah berhasil meningkatkan
pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran Fisika.
Simpulan

1. Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen dan diskusi terarah dapat


meningkatkan pemahaman mahasiswa, terbukti dengan peningkatan nilai rata-rata dari
68,91 pada saat UTS menjadi 83,98 pada saat UAS
2. Pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran Fisika meningkat, ditunjukkan dari
jumlah mahasiswa yang mendapat nilai dibawah 70 menurun dari 46,94% pada waktu

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 39


sebelum dilakukan eksperimen dan diskusi terarah menjadi tidak ada setelah dilakukan
eksperimen dan diskusi terarah

DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, S dan Arief Husin, 2008. Upaya Peningkatan Pemahaman Mahasiswa didik dalam
Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Melalui Pembelajaran CBSA Model Pengajaran
Discovery. Laporan Hibah Pengajaran P3AI UMP Tahun 2009. UMP. Purwokerto

Anggoro, S. dan Badarudin, 2009. Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa didik dalam Mata
Kuliah Konsep Dasar IPA pada Pokok Bahasan Energi dan Perubahannnya
menggunakan Model Pembelajaran CBSA dengan Pendekatan Discovery. Laporan
Hibah Pengajaran PHK S 1 PGSD Tahun 2009. UMP. Purwokerto

Anggoro, S. dan Karma I. Eka, 2009. Dry Lab Model (Upaya Pengembangan Perangkat
Praktikum Pembelajaran BIOLOGI SD). Laporan Hibah Pengajaran PHK S 1 PGSD
Tahun 2009. UMP. Purwokerto

Hamalik,O. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Tarsito. Bandung


.
Nur, M., dkk. 1999. Teori Belajar. University press. Surabaya.

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contectual Teaching and Learning/CTL) dan
Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang.

Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rhineka Cipta. Jakarta.

Soedjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

Sudjana, N. dan W. Suwariyah. 1991. Model-model Mengajar CBSA. Sinar Baru.


Bandung.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia. Jakarta.

Wardani, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah …. 40

Anda mungkin juga menyukai