Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BIOLOGI DENGAN METODE TPS DISERTAI


EKSPERIMEN PADA SISWA SMAN 1
BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

Chisca Mutiara

SMA Kartikatama Kota Metro


E-mail: chisca@yahoo.com

Abstrak: The purpose of the research is to increasing students learning outcomes. This
method provides a direct experience for students, students' thinking skills, develop
collaborative attitude with his partner and share knowledge with other students. The
subjects in this research were students on grade X3 of SMAN 1 Batanghari academic year
2009/2010. This research was conducted on November 2009 which was carried out in 2
cycles. Each cycle is held 3 times meetings and every meeting in each cycle carried out the
evaluation.The results of this research show that the students learning outcomes in the first
cycle with learning completeness percentage 53.13% with an average rating of 67.65, on
the second cycle increases with the percentage of mastery learning to be 84.37% with an
average rating of 83.28. Based on the results and discussion can be concluded that learning
with TPS that accompanied with experiments can increasing students learning outcomes.
The researchers suggest to teachers can be implement the TPS method accompanied with
experiments to increasing student learning outcomes.

Kata Kunci : TPS, eksperimen, hasil belajar

Pendidikan merupakan suatu usaha yang bermutu sendiri sangat ditentukan


yang dilakukan secara sadar dan sengaja pula oleh penyelenggaraan proses
untuk mengubah tingkah laku manusia pembelajaran yang berkualitas dan
baik secara individu maupun kelompok memberdayakan siswa.
untuk mendewasakan manusia melalui Pembelajaran yang berkualitas
upaya pembelajaran dan latihan. yaitu pembelajaran yang berpusat pada
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai siswa (student centered) yaitu yang
pembelajaran yang diselenggarakan di memberdayakan kemampuan siswa. Hal
sekolah sebagai lembaga pendidikan ini sesuai dengan pandangan
formal. Dimana misi pendidikan sendiri pembelajaran konstruktivistik
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa bahwasanya siswalah yang membangun
dan mengembangkan kualitas manusia pengetahuan mereka sendiri dan siswa
seutuhnya.Hal tersebut dapat diartikan dituntut aktif terlibat dalam kegiatan
bahwa pendidikan memegang peranan pembelajaran, sehingga dapat
yang sangat penting dalam menemukan konsep pengetahuan yang
perkembangan bangsa. Pendidikan yang bermakna bagi kehidupannya.
mampu memfasilitasi perkembangan Sejalan dengan hal itu,
bangsa salah satu diantaranya adalah pembelajaran sains biologi mempunyai
pendidikan yang bermutu. Pendidikan karakteristik yang berbeda dengan ilmu
lainnya baik dalam hal objek, persoalan yang dimilikinya dan hasil belajar yang
dan metodenya. Objek kajian biologi diperoleh maksimal.
berkaitan dengan makhluk hidup dan Dari uraian diatas, maka peneliti
alam sekitar, sehingga bukan hanya melaksanakan solusi pembelajaran yang
berupa fakta, prinsip, ataupun konsep, diharapkan mampu meningkatkan hasil
tetapi suatu proses penemuan. Proses belajar siswa. Metode yang digunakan
pembelajaran biologi menekankan pada yaitu cooperative learning tipe Think
pemberian pengalaman langsung untuk Pair Share (TPS) yang disertai dengan
mengembangkan kompetensi agar siswa eksperimen. Metode ini memungkinkan
mampu memahami alam sekitar. Oleh siswa terlibat langsung dalam
karena itu, pembelajaran biologi menemukan dan membuktikan suatu
idealnya dipelajari secara ilmiah untuk ilmu dan secara bersamaan mampu
meningkatkan hasil belajar. mengembangkan keterampilan proses
Hasil prasurvai yang telah sains yang ada pada siswa. Metode
dilakukan pada 28 Juli 2009 di SMA pembelajaran tipe TPS yang disertai
Negeri 1 Batanghari kelas X 3 semester eksperimen pada pembelajaran sains
ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 akan meningkatkan keterampilan proses
menunjukkan bahwa hasil belajar biologi sains siswa, karena melibatkan siswa
65,62 % siswa atau 21 dari 32 siswa untuk aktif secara langsung dalam
tidak tuntas dalam pembelajaran biologi. memperoleh pengetahuan, sikap dan
Siswa yang tidak tuntas merupakan keterampilan, seperti pada think dan
siswa yang belum mencapai KKM yang pelaksanaan kegiatan eksperimen siswa
telah ditetapkan, dalam hal ini KKM akan terampil menggunakan alat indera
yang dimaksud yaitu 70. Berdasarkan ataupun alat-alat yang digunakan dalam
hasil observasi, pada proses eksperimen untuk mengamati objek,
pembelajaran siswa cenderung bersifat pada pair siswa akan memiliki sikap
pasif, hal tersebut disebabkan metode kolaboratif dan kerjasama yang baik
pembelajaran yang digunakan masih dengan pasangannya dalam
berorientasi pada guru dan tidak mengklasifikasikan objek serta dalam
menyediakan kesempatan bagi siswa menjawab pertanyaan dan permasalahan
untuk terlibat langsung dalam yang dihadapi, sedangkan pada tahap
memperoleh pengetahuan, kondisi share siswa akan terampil dalam
tersebut nampak pada tidak adanya siswa menyampaikan hasil perolehan kepada
yang melakukan keterampilan proses siswa lain baik lisan, tulisan, gambar,
sains selama proses pembelajaran atau penampilan.
berlangsung. Sehingga, materi pelajaran Penggunaan metode ini juga
yang didapatkan siswa hanya bersifat memiliki hubungan yang erat dengan
verbal dan kurang bermakna, serta hasil hasil belajar siswa karena dengan siswa
belajar yang diperoleh tidak maksimal. memperoleh pengetahuan secara
Dengan demikian, diperlukan suatu langsung, maka konsep yang didapatkan
metode pembelajaran yang inovatif yang akan selalu diingat dan siswa mudah
memberikan pengalaman langsung pada memahami materi. Selain itu, siswa juga
siswa dalam proses pembelajaran, akan mampu untuk memecahkan
sehingga siswa dapat aktif masalah dengan berpikir mandiri
mengembangkan keterampilan proses sehingga dapat memberdayakan
kemampuan yang ada pada dirinya. meningkatkan hasil belajar siswa pada
Pengetahuan yang didapat akan semakin materi pokok Jamur (Fungi).Faktor yang
baik karena siswa akan berpasangan teliti adalah hasil belajar siswa dalam
dengan kelompoknya untuk berdiskusi proses pembelajaran biologi dengan
dan berbagi pengetahuan dengan siswa menggunakan metode cooperative
lainnya. Hal demikian akan learning tipe TPS yang disertai
memungkinkan siswa untuk lebih eksperimen. Penelitian ini menggunakan
meningkatkan proses konstruksi model penelitian Hopkins yang dikutip
pengetahuan dalam rangka memaknai Arikunto (2006:105), yang menyatakan
pengetahuan yang diperolehnya sendiri, bahwa daur dalam penelitian tindakan
sehingga pada akhirnya hasil belajar kelas diawali dengan perencanaan,
akan meningkat. penerapan tindakan, mengevaluasi
proses dan hasil tindakan, dan
METODE melakukan refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini
Rancangan Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
Metode dalam penelitian ini Batanghari pada siswa kelas X3 mata
adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). pelajaran biologi pada semester ganjil
Penelitian ini dilakukan untuk menguji tahun pelajaran 2009/2010, dengan
efektifitas metode pembelajaran tipe langkah-langkah yang ditempuh sebagai
TPS yang disertai eksperimen dalam berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Penelitian Tindakan Kelas Menurut Hopkins (Arikunto, 2006).


1. Persiapan 3) Guru memberikan beberapa
pertanyaan yang ada pada LKS,
Peneliti mengadakan survei ke kemudian siswa diminta untuk
sekolah yang akan dijadikan objek memikirkan jawaban secara mandiri
penelitian untuk mengetahui apakah untuk beberapa saat.
terdapat permasalahan pada proses 4) Untuk menemukan jawaban, siswa
pembelajaran biologi di kelas. Setelah dibagi dalam beberapa kelompok
mengetahui adanya permasalahan maka belajar secara heterogen untuk
peneliti merancang sebuah pembelajaran melakukan kegiatan eksperimen
di kelas dengan membuat desain dan alat dengan panduan LKS dan guru
pembelajaran. membimbing siswa dalam
melakukan eksperimen.
2. Pelaksanaan 5) Selanjutnya siswa berpasangan,
Pembelajaran dalam penelitian ini berdiskusi untuk menjawab
dilakukan dalam dua siklus, pelaksanaan pertanyaan dalam LKS.
dalam setiap siklus dilakukan dalam 4 6) Guru meminta setiap pasangan
tahap, yaitu: untuk berbagi pengetahuan dengan
a. Perencanaan (Planing) siswa lainnya dalam presentasi
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini kelas.
adalah : 7) Memberikan evaluasi kepada siswa
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan untuk dikerjakan secara individu.
Pembelajaran.
2) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa. c. Pengamatan (Observation)
3) Mempersiapkan lembar observasi.
4) Mempersiapkan alat pembelajaran Pengamatan merupakan kegiatan
(spidol, penghapus, buku panduan) mendokumentasikan segala sesuatu yang
dan alat-alat yang digunakan pada berkaitan dengan pelaksanaan.
kegiatan eksperimen. Pengamatan dilakukan dengan
5) Menyusun alat evaluasi menggunakan lembar observasi yang
pembelajaran. telah disediakan setiap pembelajaran
berlangsung.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini dilaksanakan d. Refleksi (Reflecting)
pembelajaran tipe TPS yang disertai
eksperimen, dengan langkah-langkah Refleksi merupakan kegiatan
sebagai berikut : menganalisis, memahami, dan membuat
1) Guru menjelaskan kepada siswa perbaikan berdasarkan pengamatan dan
tentang tujuan pembelajaran yang catatan lapangan. Apabila belum tercapai
akan dilaksanakan dengan metode target yang diinginkan, maka siklus
eksperimen dan TPS. tindakan diulangi dengan memperbaiki
2) Guru membagikan LKS serta perencanaan pada siklus berikutnya.
memberikan penjelasan singkat Evaluasi tindakan dilakukan dalam
materi bahasan dan prosedur penelitian ini adalah :
pelaksanaan eksperimen.
1) Evaluasi terhadap kualitas desain reliabel akan menghasilkan data yang
pembelajaran yang telah dikembangkan. dapat dipercaya, apabila datanya
2) Evaluasi terhadap hasil belajar siswa memang benar dengan kenyataannya,
menggunakan metode cooperative maka beberapa kali pun diambil tetap
learning tipe TPS yang disertai akan sama. Instrumen yang telah dibuat
eksperimen. diuji cobakan kepada responden yaitu
siswa SMA Negeri 1 Batanghari kelas
XI IPA yang telah menerima materi
pelajaran sebelumnya. Hasil dari uji
Lokasi Dan Subjek Penelitian coba instrumen akan diuji kemantapan
Penelitian dilaksanakan di SMA dengan pengujian reliabilitas. Dari hasil
Negeri 1 Batanghari. Subjek penelitian uji coba soal yang telah dilakukan,
ini adalah siswa kelas X3 semester ganjil reliabilitas soal siklus I didapatkan 0,43
Tahun Pelajaran 2009/2010. dan siklus II diperoleh 0,59, setelah
dikonsultasikan dengan interpretasi r
Instrumen Penelitian maka soal-soal tersebut dapat digunakan
Dalam penelitian ini digunakan tes dalam penelitian dengan interpretasi
untuk memperoleh data hasil belajar cukup, sehingga instrumen dapat
siswa dalam penerapan metode digunakan untuk menguji kemampuan
cooperative learning tipe TPS yang siswa.
disertai eksperimen. Perangkat tes ini
digunakan setelah selesai kegiatan Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran pada akhir setiap siklus Teknik pengumpulan data pada
untuk mengetahui peningkatan hasil penelitian ini adalah melalui metode tes.
belajar siswa. Tes ini menggunakan butir Metode tes ini digunakan untuk
soal/instrumen untuk mengukur hasil mengetahui hasil belajar siswa setelah
belajar siswa yang disusun mengacu mengikuti proses pembelajaran dengan
pada indikator dan kompetensi dasar menggunakan metode cooperative
yang telah ditetapkan. Instrumen yang learning tipe TPS yang disertai
digunakan terlebih dulu diuji validitas eksperimen. Dengan metode tes ini
dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, ketuntasan belajar siswa diketahui.
validitas yang digunakan yaitu validitas
isi (content validity). Pengujian validitas Analisis Data
isi dapat dibantu dengan menggunakan Hasil belajar siswa dianalisis dengan
kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu rumus jumlah siswa yang mendapat nilai
terdapat variabel yang diteliti, indikator 70 atau lebih dibagi jumlah total siswa
sebagai tolok ukur, dan nomor butir- dikali 100%. Dari rumus tersebut
butir pertanyaan. Kisi-kisi yang pembelajaran dikatakan tuntas apabila
digunakan adalah kisi-kisi soal evaluasi. minimal 70% dari jumlah siswa yang
Reliabilitas dikenal dengan derajat mendapat nilai 70 ke atas.Penelitian
keajegan atau derajad konsistensi. dikatakan berhasil jika pada akhir
Sesuatu instrumen cukup dapat siklusnya hasil belajar siswa dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat mencapai KKM ≥70%.
pengumpul data karena instrumen
HASIL
tersebut sudah baik. Instrumen yang
Siklus 1 oleh guru. Siswa diberikan waktu selama
Pertemuan 1 45 menit untuk melakukan pengamatan,
Pertemuan 1 dilaksanakan pada seraya guru membimbing siswa dalam
hari Selasa, 3 Nopember 2009 dengan melakukan kegiatan pengamatan
alokasi waktu 2 x 45 menit. Kegiatan tersebut.
yang dilakukan adalah guru memberikan Setelah kegiatan pengamatan
apersepsi dengan menghubungkan selesai, selanjutnya siswa diberikan
materi yang akan dipelajari dengan waktu selama 20 menit untuk berdiskusi
kehidupan sehari-hari. Kemudian guru dengan pasangannya menjawab
memberikan motivasi kepada siswa agar pertanyaan dalam LKS berdasarkan data
selalu aktif dalam proses pembelajaran, pengamatan yang diperoleh serta kajian
serta menyampaikan tujuan literatur. Diakhir pembelajaran, guru
pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membagikan LKS kepada seluruh siswa, membaca dan mempelajari kembali
kemudian memberikan penjelasan materi yang telah mereka dapatkan serta
singkat materi pelajaran dan prosedur menghimbau kepada siswa agar
pelaksanaan pembelajaran dengan mempersiapkan diri untuk melakukan
metode TPS yang disertai eksperimen presentasi pada pertemuan berikutnya.
yang tertulis pada LKS.
Kemudian guru memberikan Pertemuan 2
waktu kepada siswa selama 5 menit Pertemuan kedua dilaksanakan
untuk berpikir mandiri menjawab pada hari Jum’at tanggal 6 Nopember
pertanyaan yang ada pada LKS. 2009. Dengan alokasi waktu 1 x 45
Selanjutnya untuk membantu menit. Pada pertemuan ini kegiatan awal
mempermudah siswa dalam menemukan yang dilakukan guru adalah melakukan
jawaban, guru membagi siswa yang apersepsi serta memberikan motivasi
berjumlah 32 orang dalam kelompok- kepada siswa untuk selalu aktif dalam
kelompok kecil yang berjumlah 2 orang kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan
(berpasangan) untuk melakukan kegiatan ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan
eksperimen, sehingga total kelompok di dalam kelas, setiap siswa duduk sesuai
berjumlah 16 kelompok. Pembagian dengan urutan kelompok bersama
kelompok tersebut sebelumnya telah pasangannya.
dibentuk oleh guru secara heterogen Kegiatan inti yang dilakukan pada
berdasarkan nilai akademik yang pertemuan ini merupakan kelanjutan dari
didapatkan siswa pada ulangan harian. metode pembelajaran yang telah
Kegiatan selanjutnya adalah guru dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
mengajak siswa untuk memasuki Kegiatan yang dilakukan yaitu siswa
laboratorium biologi dalam rangka bersama dengan pasangannya melakukan
melakukan kegiatan eksperimen. Guru presentasi hasil pengamatan dan diskusi
meminta siswa untuk duduk berpasangan dengan pasangannya, seraya guru
sesuai dengan kelompoknya masing- membimbing jalannya presentasi siswa.
masing untuk melakukan kegiatan Kegiatan presentasi ini membutuhkan
eksperimen. Eksperimen yang dilakukan waktu 35 menit. Setiap kelompok
adalah pengamatan struktur tubuh jamur diberikan waktu ± 7 menit untuk
pada mikroskop yang telah disiapkan melakukan presentasi. Dalam waktu
tersebut terdapat 5 kelompok yang pembelajaran, guru meminta siswa untuk
melakukan presentasi yaitu kelompok 2, mempelajari materi selanjutnya sebagai
7, 3, 12, 14. 10 siswa yang bertanya dan materi pokok yang akan dipelajari pada
3 siswa yang memberikan tanggapan. pertemuan berikutnya.
Pada saat kegiatan presentasi
berlangsung, siswa lain yang tidak Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
melakukan presentasi diberi kesempatan
untuk menyampaikan pertanyaan atau Penilaian hasil belajar pada siklus I
memberikan tanggapan dengan dibatasi dilakukan pada akhir pertemuan yaitu
2 pertanyaan atau tanggapan untuk setiap pertemuan ke 3. Penilaian dilakukan
kelompok yang melakukan presentasi. dengan memberikan soal tes sebanyak
Diakhir pembelajaran, guru meminta 15 butir soal dalam bentuk pilihan
siswa agar mempersiapkan diri untuk ganda. Hasil dari tes tersebut digunakan
kegiatan presentasi serta mempelajari untuk menentukan tingkat ketuntasan
materi untuk kegiatan evaluasi pada siswa serta tingkat keberhasilan
pertemuan berikutnya. penelitian pada siklus I. Adapun hasil
belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
Pertemuan 3 pada Tabel 1.
Pertemuan ketiga dilaksanakan
pada hari Selasa, tanggal 10 Nopember Tabel 1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
2009, dengan alokasi waktu 2x45 menit. No Nilai Kategori
Jumlah
Presentase
Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu Siswa
1 ≥ Tuntas 17 53,13%
memberikan apersepsi serta memotivasi 70
siswa agar selalu aktif dalam kegiatan 2 < Tidak Tuntas 15 46,87%
pembelajaran. Seperti pada pertemuan 70
sebelumnya, setiap siswa duduk sesuai Jumlah 32 100%
urutan kelompok bersama pasangannya.
Pada pertemuan ini, kegiatan yang Dari Tabel 1 dapat diketahui
dilaksanakan yaitu presentasi kelas bahwa jumlah siswa yang telah tuntas
sebagai lanjutan dan pertemuan belajar sebanyak 17 siswa atau 53,13 %.
sebelumnya dengan alokasi waktu yang Siswa yang telah tuntas belajar ini
diberikan yaitu 35 menit. Siswa yang adalah siswa yang memperoleh nil≥ai
menyampaikan pertanyaan dan 70. Sedangkan siswa yang tidak tuntas
tanggapan diutamakan pada siswa yang belajar sebanyak 15 siswa atau 46,87%.
sebelumnya belum pernah Siswa yang belum tuntas belajar ini
menyampaikan pertanyaan ataupun adalah siswa yang memperoleh nilai <
memberikan tanggapan. 70.
Kegiatan selanjutnya yaitu Sedangkan nilai tertinggi, nilai
evaluasi dengan alokasi waktu yang terendah dan nilai rata-rata dapat dilihat
diberikan yaitu 40 menit. Guru pada Tabel 2.
membagikan lembar soal evaluasi dan
lembar jawaban kepada siswa
kemudianmeminta siswa untuk Tabel 2. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan
mengerjakan soal tersebut secara Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I
individu. Di akhir kegiatan
No Indikator Nilai bermain-main pada saat kegiatan
1 Nilai tertinggi 93,3 eksperimen berlangsung. 3)Memberikan
2 Nilai terendah 20
motivasi dan dorongan kepada siswa
3 Nilai rata-rata 67,65
agar mempersiapkan diri sebelum
melakukan presentasi di depan kelas. 4)
Pada tabel di atas, dapat
Menunjuk siswa yang ingin
dijelaskan bahwa dari 32 orang siswa
menyampaikan pertanyaan kepada
yang mengikuti tes, setelah diperoleh
kelompok penyaji secara bergantian,
nilai hasil belajar diketahu, nilai tertinggi
agar semua siswa memperoleh
yang diperoleh yaitu 93,3, sedangkan
kesempatan yang sama untuk
nilai terendah yang diperoleh yaitu 20,
menyampaikan pertanyaan atau
dengan nilai rata-rata yaitu 67,65.
tanggapan. 5) Memberikan motivasi dan
Setelah seluruh proses
dorongan kepada siswa untuk selalu aktif
pembelajaran pada siklus I selesai
dan bersungguh-sungguh dalam proses
dilaksanakan, peneliti, guru, dan
pembelajaran serta mempersiapkan diri
observer mendiskusikan hasil
sebelum pelaksanaan tes.
pengamatan untuk menemukan
kelemahan dan kekurangan yang
Siklus II
terdapat pada siklus I. selanjutnya,
kelemahan dan kekurangan tersebut Pertemuan 1
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Pertemuan pertama dilaksanakan
untuk melakukan perbaikan tindakan pada hari Jum’at, 13 Nopember 2009
pada siklus II. Adapun kelemahan- dengan alokasi waktu yaitu 1 x 45 menit.
kelemahan pada siklus I adalah: 1) Siswa Kegiatan yang dilakukan guru yaitu
belum menyesuaikan dengan metode menyampaikan apersepsi, tujuan
pembelajaran yang digunakan. 2) pembelajaran serta memberikan motivasi
Terdapat beberapa siswa yang bermain- kepada seluruh siswa untuk aktif dalam
main pada saat kegiatan eksperimen kegiatan pembelajaran. Sebelumnya
dilaksanakan. 3) Kurangnya kesiapan guru memastikan bahwa siswa telah
siswa untuk melakukan presentasi duduk bersama kelompoknya sesuai
terutama kelompok penyaji. 4) Banyak dengan urutan kelompok seperti pada
siswa yang merasa kecewa karena tidak siklus I. Selanjutnya guru membagikan
diberi kesempatan oleh kelompok LKS kepada seluruh siswa, kemudian
penyaji untuk menyampaikan menjelaskan materi LKS beserta
pertanyaan. 5) Hasil tes belum sesuai prosedur pelaksanaan pembelajaran
dengan harapan. yang dilakukan dengan metode TPS
Dari kelemahan-kelemahan yang yang disertai eksperimen. Kemudian
pada pelaksanaan siklus I, dilakukan guru mempersilahkan siswa berpikir
refleksi untuk mencari solusi untuk mandiri menjawab pertanyaan yang ada
mengatasi kelemahan pelaksanaan siklus pada LKS. Kemudian untuk membantu
I, yaitu: 1) Menjelaskan kepada seluruh siswa dalam menjawab pertanyaan, guru
siswa tentang langkah-langkah mengajak siswa ke Laboratorium untuk
pembelajaran dengan menggunakan melakukan kegiatan eksperimen yaitu
metode TPS yang disertai eksperimen. 2) mengamati berbagai bentuk jamur yang
Bersikap lebih tegas kepada siswa yang telah disediakan. Guru membimbing
siswa bersama kelompoknya dalam seluruh siswa agar mempelajari materi
melakukan pengamatan jamur pada saat yang telah diperoleh dan mempersiapkan
kegiatan eksperimen berlangsung. diri untuk evaluasi pada pertemuan
Selanjutnya guru memberikan selanjutnya.
kesempatan kepada siswa untuk
Pertemuan 3
berdiskusi secara kelompok bersama
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan
pasangannya untuk menjawab
pada hari Jum’at, 20 Nopember 2009
pertanyaan yang ada pada LKS
dengan alokasi waktu 1 x 45 menit.
berdasarkan hasil pengamatan dan
Sama halnya pada pertemuan
Kajian Literatur. Diakhir kegiatan
sebelumnya, kegiatan awal guru adalah
pembelajaran, guru meminta siswa untuk
memotivasi siswa dan memastikan
mempersiapkan diri untuk melakukan
seluruh siswa telah siap untuk mengikuti
kegiatan presentasi pada pertemuan
tes. Selanjutnya guru membagikan
selanjutnya.
kepada seluruh siswa soal evaluasi untuk
Pertemuan 2 dikerjakan secara individu. Soal yang
Pertemuan kedua ini dilaksanakan diberikan guru dalam bentuk pilihan
pada hari Selasa, 17 Nopember 2009 ganda sebanyak 15 item soal dengan
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. alokasi waktu yang diberikan 35 menit.
Kegiatan yang dilakukan guru yaitu Dalam tahap ini dilakukan
memberikan motivasi kepada seluruh observasi terhadap jalannya proses
siswa, dan memastikan siswa telah pembelajaran dengan menggunakan
duduk bersama dengan pasangannya. metode TPS yang disertai eksperimen,
Selanjutnya, guru memberikan waktu 15 termasuk didalamnya observasi terhadap
menit kepada setiap pasangan untuk keterampilan proses sains siswa. Dalam
mendiskusikan hasil pengamatan yang observasi ini, peneliti dibantu oleh
telah dilakukan pada pertemuan observer.
sebelumnya untuk menjawab pertanyaan
pada LKS. Selanjutnya setiap pasangan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
harus mempresentasikan hasil diskusi Data hasil belajar pada siklus II
mereka di depan kelas. Pada saat diperoleh dari hasil evaluasi yang
presentasi dilakukan, guru membimbing dilakukan pada pertemuan ke 3 dengan
jalannya presentasi dengan menunjuk soal yang diberikan dalam bentuk pilihan
dua dari beberapa siswa yang ingin ganda. Adapun hasil belajar siswa dapat
menyampaikan pertanyaan kepada dilihat pada Tabel 3.
kelompok penyaji, serta menunjuk siswa
Tabel 3. Data Hasil Belajar Siklus II
yang ingin menyampaikan tanggapannya Jumlah
secara bergiliran dan merata agar No Nilai Kategori Presentase
Siswa
kegiatan presentasi berjalan dengan baik 1 ≥70 Tuntas 27 84,37%
dan semua siswa dapat memperoleh 2 <70
Tidak
5 15,63%
kesempatan yang sama. Dari alokasi Tuntas
waktu yang digunakan untuk presentasi Jumlah 32 100%
kelas ± 65 menit, tercatat 11 kelompok Dari Tabel 3 dapat diketahui
yang melakukan presentasi. Diakhir bahwa jumlah siswa yang telah tuntas
pertemuan, guru meminta kepada belajar sebanyak 27 siswa atau 84,37 %..
Siswa yang telah tuntas belajar ini
adalah siswa yang memperoleh belajar siswa pada materi pokok Fungi
nil≥ai (Jamur) adalah sebagai berikut :
70. Sedangkan siswa yang tidak tuntas Berdasarkan hasil tes yang
belajar sebanyak 5 siswa atau 15,63%. dilakukan, hasil belajar siswa pada siklus
Siswa yang belum tuntas belajar ini I ke siklus II mengalami peningkatan.
adalah siswa yang memperoleh nilai < Peningkatan hasil belajar ini juga
70. ditunjukkan oleh peningkatan jumlah
Sedangkan nilai tertinggi, nilai siswa yang telah tuntas belajar.
terendah dan nilai rata-rata dapat dilihat Paningkatan hasil belajar siswa tersebut
pada Tabel 4. dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4 Nilai Tertinggi, Terendah, dan Rata-
Rata Hasil Belajar pada siklus II Tabel 5. Data Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
No Nilai Kategori Siklus I Siklus II Pening
No Indikator Nilai katan
1 Nilai Tertinggi 100
31,25
2 Nilai Terendah 53,3 1 ≥ 70 Tuntas 53,12% 83,37%
%
3 Nilai rata-rata 83,28
Tidak
Pada tabel di atas, dapat dijelaskan 2 < 70
Tuntas
46,87% 15,62% -
bahwa dari nilai hasil belajar siswa pada
siklus II didapatkan nilai tertinggi dari
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat
32 siswa yaitu 100, sedangkan nilai
bahwa persentase siswa yang tuntas
terendah yaitu 53,3, dengan nilai rata-
belajar dari siklus I ke siklus II
rata 83,28.
mengalami peningkatan sebesar 31,25%.
Refleksi pada siklus II merupakan
Pada siklus I persentase siswa yang
hasil analisis secara keseluruhan dari
tuntas belajar hanya mencapai 53,12%,
penelitian yang telah dilakukan. Pada
persentase ini belum mencapai target
pelaksanaan siklus I masih banyak
keberhasilan penelitian yaitu 70%, akan
terdapat kelemahan dan target yang
tetapi persentase ini telah mengalami
diinginkan belum tercapai, sehingga
peningkatan apabila dibandingkan
perlu diadakan perbaikan dalam
dengan persentase pada pra PTK yaitu
pelaksanaan penelitian pada siklus II.
34,37%. Pada siklus II persentase siswa
Pada siklus II secara keseluruhan target
yang tuntas belajar mencapai 83,37%.
yang diinginkan telah tercapai, sehingga
Persentase tersebut mengalami
penelitian ini hanya sampai pada siklus
peningkatan dari siklus I sebesar
II, karena hasil belajar siswa kelas X 3
31,25%. Persentase ini telah mencapai
SMA Negeri 1 Batanghari telah
target keberhasilan penelitian yaitu 70%.
meningkat dan mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
PEMBAHASAN
telah diuraikan di atas, maka diperoleh
gambaran tentang pembelajaran dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan
menggunakan metode cooperative
bahwa metode cooperative learning tipe
learning ipe TPS yang disertai
TPS yang disertai eksperimen dapat
eksperimen dalam meningkatkan hasil
meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan ini dikarenakan
pembelajaran yang dilakukan dengan oleh peningkatan rata-rata skor
TPS yang disertai eksperimen, dapat keterampilan proses. Partisipasi aktif
meningkatkan hasil belajar siswa. siswa dalam proses pembelajaran akan
Karena dalam pelaksanaannya siswa meningkatkan prestasi belajarnya,
dapat mengembangkan kemampuan sehingga siswa yang aktif
berpikir, bekerjasama dengan mengembangkan keterampilan proses
pasangannya, mendapatkan pengalaman dalam pembelajaran akan cenderung
langsung untuk memperoleh fakta dan mendapatkan hasil belajar yang tinggi.
konsep pada materi yang dipelajari untuk Jadi, metode coopeative learning tipe
dapat berbagi pengetahuan dengan siswa TPS yang disertai eksperimen dapan
lainnya dalam rangka memperoleh hasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas
belajar yang maksimal. X3 Semester Ganjil SMA Negeri 1
Penelitian ini mendukung Batanghari Tahun Pelajaran 2009/2010.
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sugiyanta (2009). Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran yang dilakukan dengan
TPS yang didalamnya terdapat kegiatan Kesimpulan
eksperimen dapat meningkatkan hasil Berdasarkan analisis data hasil
belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
penelitian, meningkatnya hasil belajar disimpulkan bahwa penerapan metode
siswa keterampilan proses sains ketika cooperative learning tipe TPS yang
melakukan eksperimen. Peningkatan disertai eksperimen dapat meningkatkan
tersebut dikarenakan pada pembelajaran hasil belajar siswa kelas X3 semester
menggunakan TPS yang disertai ganjil SMA Negeri 1 Batanghari tahun
eksperimen baik secara parsial dalam pelajaran 2009/2010 pada materi pokok
setiap tahapannya, maupun secara Jamur (Fungi). Peningkatan yang terjadi
keseluruhan mampu meningkatkan yaitu pada awal siklus persentase
keterampilan proses sains siswa dalam ketuntasan belajar sebesar 53,12%
rangka memaknai proses pembelajaran dengan nilai rata-rata hasil belajar
sehingga pada akhirnya berpengaruh 67,65., dan pada akhir siklus persentase
terhadap meningkatnya hasil belajar ketuntasan belajar sebesar 84,37%
siswa. Hal tersebut didukung oleh dengan nilai rata-rata hasil belajar
pernyataan Semiawan (1989) bahwa sebesar 83,28.
keterampilan proses menjadi roda
penggerak penemuan, pengembangan Saran
fakta dan konsep, sehingga siswa yang Untuk meningkatkan hasil belajar
aktif melakukan keterampilan proses siswa pada materi pokok Jamur (Fungi),
dalam belajarnya mengalami maka peneliti menyarankan agar guru
peningkatan penguasaan konsep siswa. mengimplementasikan metode TPS yang
Hasil penelitian ini didukung oleh disertai eksperimen dalam pembelajaran
penelitian sebelumnya yang dilakukan biologi.
oleh Muhfahroyin (2009). Dari hasil
penelitiannya menujukkan bahwa DAFTAR RUJUKAN
peningkatan hasil belajar ditunjukkan
Ali, Muhammad. 2008. Pendekatan Pengembangan Profesi Guru .
Keterampilan Proses. (Online). Jakarta: Rajagrafindo Persada.
http://teoripembelajaran.teknodik.ne
Lie, Anita. 2004. Cooperative Leaning :
t. Diakses pada 3 Maret 2009
Mempraktikan Cooperative
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta: Grasindo.
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Marnasusanti, Ardian. 2007. Analisis
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Keterampilan Proses Sains Siswa
Mengajar. Jakarta: Grasindo. SMA Negeri 5 Tegal Kelas XI IPA
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Dalam Sub Pokok Materi
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Melalui Metode Praktikum. Skripsi.
Hermawati, Aira. 2009. Pembelajaran Tidak Diterbitka. Program Sarjana.
dengan Metode Eksperimen unuk Semarang: Uneversitas Negeri
Meningkatkan Keterampilan Proses Semarang.
IPA dan Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas VII MTs. Roudhlotul Ulum Marselina. 2007. Kesuksesan dalam
Sumber Agung Seputih Mataram mencapai Prestasi Belajar.
Lampung Tengah Tahun Pelajaran (Online). http//www. marselina
2007/2008. Skripsi. Tidak .co.cc. Diakses 10 Juni 2009.
Diterbitkan. Metro : UM Metro. Martiningsih. 2007. Macam-macam
Holil, Anwar. 2008. Keterampilan Metode Pembelajaran. (Online).
Proses. (Online). http:// http//www. martininsih .co.cc.
anwarholil.blogspot.com diakses Diakses 10 Juni 2009.
pada 3 Maret 2009. Muhfahroyin. 2009. Memberdayakan
Kemampuan Berpikir Kritis.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000.
Makalah disajikan dalam Pelatihan
Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
Pembelajaran Biologi
University Press.
Konstruktivistik Untuk
Isjoni. 2007. Cooperative Learning : Memberdayakan Kemampuan
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA, di
Belajar Berkelompok. Bandung : Universitas Muhammadiyah Metro
Alfabeta. pada tanggal 10 Januari 2009.
Karlina, Ina. 2008. Pembelajaran Muhfahroyin. 2009. Pengaruh Strategi
Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran Integrasi STAD dan
sebagai Salah Satu Strategi TPS dan Kemamuan Akademik
Membangun Pengetahuan Siswa. Terhadap Hasil Belajar Kognitif
(Online). http://www.sd- Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis
binatalenta.com. Diakses 20 Maret Dan Keterampilan Proses Sains
2009. Siswa Sma Di Kota Metro. Disertasi.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Tidak Diterbitkan. Program Pasca
Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarjana Malang : Universitas Negeri
Malang.
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep Dan Pair Share pada Siswa Kelas X
Makna Pembelajaran. Bandung: SMA Muhammadiyah Trimurjo
Alfabeta. Semester Ganjil Tahun Pelajaran
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi 2006/2007. Skripsi. Metro: UM
Pembelajaran Berorientasi Standar Metro.
Proses Pendidikan. Jakarta: PT
Kencana.
Semiawan, Conny dkk. 1987.
Pendekatan Keterampilan Proses.
Jakarta: Gramedia.
Sugiyanta. 2009. Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Thing-
Pair-Share (TPS) Pada Pokok
Bahasan Zat Dan Wujudnya Di
SMP N 1 Kalasan. (Online).
http://lpmjogja.diknas.go.id. diakses
30 September 2009.
Sofa. 2008. Metode Demonstrasi Dan
Metode Eksperimen. (Online).
http://massofa.wordpress.com/
diakses 10 Juni 2009.
Suprianti, Dhia. 2009. Penggunaan
Metode Eksperimen Dalam
Pembelajaran IPA.
(http://dhiasuprianti.wordpress.com/
. diakses 10 Juni 2009).
Suyatna. 2007. Modul: Penelitian
Tindakan Kelas. Makalah disajikan
dalam Pendidikan dan Pelatihan
Profesi Guru. Departemen
Pendidikan Nasional FKIP.
Universitas Lampung, Bandar
Lampung, November 2007.
Trianto. 2007. Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi
Pustaka.
Wahyudi, Indra. 2007. Upaya
Meningkatkan Ketuntasan Belajar
Fisika melalui Pembelajaran
Cooperative Learning Model Think

Anda mungkin juga menyukai