PENDAHULUAN
kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui proses belajar mengajar dalam
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Metode pembelajaran ada berbagai
masing.
yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah terutama pada
materi yang dianggap sulit dengan banyak rumus hitungan. Metode tersebut
ini juga tidak memakan waktu banyak. Sedangkan metode lain yang biasa
digunakan guru yaitu metode diskusi dan kooperatif, dimana dalam penerapannya
fisika, hasil belajar rendah yaitu didapat data hasil ulangan materi dinamika rotasi
1
rata-rata kelas masih dibawah KKM yaitu 61. Hal ini karena kualitas
pembelajaran yang masih rendah dan guru kurang bervariasi dalam menggunakan
strategi pembelajaran. Oleh karena itu, perlu diadakan strategi pembelajaran yang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat
pengalaman nyata dalam belajar tersebut kurang efektif bila dilakukan dengan
pendekatan ekspositorik seperti yang selama ini sering dilakukan guru. Untuk itu
memberikan kepuasan dalam taraf tertentu apabila prediksi peserta didik sesuai
dengan hasil pengamatan. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi
2
dengan masalah tersebut, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran
B. Rumusan Masalah
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Leces ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut.
guru.
3
3. Bagi sekolah: memberi masukan kepada sekolah dalam mengambil
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat adanya
hidupnya, kapan saja dimana saja, baik di sekolah maupun di rumah dalam waktu
yang sudah ditentukan. Namun satu hal yang pasti bahwa belajar yang dilakukan
oleh manusia senantiasa dilandasi oleh itikad dan maksud tertentu (Hamalik,
2001).
sendiri pengetahuannya.
pembelajaran fisika, guru seharusnya hadir sebagai fasilitator bagi siswa dalam
5
tarik siswa jika penyajiannya melibatkan siswa secara aktif baik dari mental
siswa. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik,
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya. Implikasi teori perkembangan
kognitif Piaget dalam pembelajaran yaitu siswa hendaknya diberi peluang untuk
berbicara dan diskusi dengan teman-temannya (Akhmad Sudrajat, 2008) (on line)
merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
beda. Belajar dalam hal ini dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya
dengan struk-tur tertentu. Dengan maksud agar proses belajar dan prestasi belajar
yang dicapai dapat terkontrol dengan baik. Guru dengan sengaja menciptakan
mencapai tujuan tertentu dan dapat mem-berikan hasil yang diinginkan. Hal ini
berkesinambungan.
pelajaran yang diberikan guru dapat dikuasai oleh mahasiswa, atau sejauh mana
6
penguasaan siswa terhadap tujuan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru,
atau seberapa persen tujuan khusus dimiliki siswa dari sejumlah tujuan yang telah
menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.”
Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang
telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar adalah hasil dari
suatu kejadian yang telah dikerjakan, diciptakan, dan telah dicapai atau diperoleh
oleh anak adalam bentuk nilai-nilai mata pelajaran baik secara individual maupun
diperoleh didalam nilai yang tinggi, sedang, dan rendah. Melalui belajar secara
berlahan akan terjadi perubahan pada individu yang belajar baik perubahan dari
perubahan – perubahan yang terjadi pada diri individu terhadap suatu keadaan
yang lebih baik merupakan hasil belajar yang diperoleh, dimana hasil belajar itu
sendiri dapat menggambarkan sejauh mana perubahan itu telah terjadi pada diri
individu.
berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi
7
dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara
seseorang. Hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang
belajar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar prestasi belajar dapat dicapai
dengan baik, yaitu: (1) belajar dengan teratur, (2) disiplin, (3) konsentrasi, (4)
8
1) bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas;
Dilihat dari tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar, maka dalam
keputusan hasil belajar dapat diketahui secara umum baik oleh peserta
bukti usaha yang dicapai yang berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
9
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil
dalam penelitian ini adalah hasil tes yang diambil dari mata pelajaran fisika kelas
XI MIPA 3 SMA N 1 Leces pada materi pokok elastisitas. Pengertian hasil belajar
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan adalah nilai tes yang mengukur
C. Keaktifan Belajar
sesuai dengan keinginannya yang dilakukan secara rutin dan terprogram. Dalam
hal ini keaktifan bagi siswa diharapkan mampu menjalankan kegiatan dengan
aktif sehingga pada akhirnya hasil yang diperoleh manfaat yang lebih baik
mengutarakan gagasan
10
Menulis cerita, karangan, laporan, tes, dan menyalin materi Drawing
eksperimen, demonstrasi.
interupsi.
melakukan percobaan.
membuat keputusan.
11
h. Kegiatan-kegiatan emosional : seperti minat, membedakan,
berlangsung.
g. Umpan balik atau feedback, umpan balik atau feedback dari guru maupun
siswa lain didalam kelas akan membuat siswa lebih aktif kegiatan
pembelajaran.
h. Tes atau mengerjakan lembar kerja siswa, dengan adanya tes atau lembar kerja
d. Berdiskusi.
12
Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati keaktifan siswa dengan indikator
yaitu :
D. Metode PROBEX
metode yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan dan cocok untuk kontek
pisik maupun dunia nyata. Metode ini dapat digunakan untuk menemukan ide
serta memotivasi siswa yang ingin menyelidiki konsep. Menurut Pella &
Voelker dalam penelitian konsep perubahan fisika pada siswa sekolah dasar
13
Metode pembelajaran PROBEX ini berasal dari bahasa inggris yang
guru bersama siswa memahami apa yang sedang mereka pikirkan. Diharapkan ada
kesesuaian antara apa yang dipikirkan guru dengan apa yang dipikirkan
siswa. Pemahaman siswa tentang situasi yang dihadapi bisa merentang sangat
Treagust (1995) komitmen mengenai prediksi yang harus dibuat sebelum kegiatan
fenomena itu dan meminta siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi dan (3)
Guru menerima prediksi siswa. Pada tahap ini untuk topik suhu dan kalor dengan
gambar dan suatu pernyataan untuk diprediksikan oleh siswa sebelum eksperimen.
14
jika perlu mengulang eksperimennya. dan (3) Guru memeriksa pengamatan
siswa.
Ini adalah tahap akhir dari metode pembelajaran PROBEX. Pada tahap
ini siswa mendiskusikan prediksi dan pengamatan mereka. biasanya ini bukan
tugas yang mudah, hal ini disebabkan oleh komitmen dalam mengubah
dari pengamatan, (2) Siswa membuat rangkuman. Pada saat presentasi hasil
kegiatan harus apa adanya, sebagai contoh seandainya prediksi berbeda dengan
yang akan terjadi pada sustu objek/ benda jika diberi perlakuan, lalu
15
3 Explain Setiap kelompok melakukan kegiatan mengkomunikasikan hasil diskusi - Mengkomuni
yang telah dilakukan dan guru membimbing peserta didik menyimpulkan kasikan
hasil diskusi - Membuat
kesimpulan
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
menggunakan model PROBEX yang berguna untuk ketuntasan belajar siswa dan
tekanan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri
dari empat tahapan utama sebagai berikut : (1) perencanaan (planning), (2)
tahap kegiatan ini disebut satu siklus pemecahan masalah. Sedangkan menurut
Supardi PTK mengandung empat tahapan, untuk setiap putaran (siklus). Daur
ulang setiap siklus dalam PTK diawali dengan perencanaan tindakan (planning),
(indikator/kriteria/keberhasilan.
Pelajaran 2022/2023. Subyek penelitian yang terdiri dari keseluruhan siswa kelas
September 2023 selama 135 menit dan siklus 2 pada 16 September 2023 selama
135 menit.
17
C. Desain Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan;
(2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Alur (langkah)
tindakan dan pengamatan yang dilakukan disaat bersamaan dan diakhiri dengan
refleksi untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan. Penelitian ini
dikatakan berhasil apabila hasilnya sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu
meningkatnya hasil belajar fisika siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Leces
D. Siklus Penelitian
18
1. Siklus I
a.Tahap Perencanaan
(prosedur) tertentu agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat
4) Melakukan eksperimen.
kesimpulan.
19
c. Tahap Pengamatan
belajar mengajar yang yang dilakukan oleh guru dan keaktifan siswa
atau tidak.
d. Tahap Refleksi
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
rendah.
4) Membuat lembar observasi guru dan siswa serta test evaluasi terhadap
materi pembelajaran
b. Tahap Tindakan
20
Pada penelitian ini dilakukan tindakan yang sama pada siklus I. Setelah
sedangkan seorang guru yang lain sebagai observer mengisi lembar observasi
Ternyata pada siklus 2 ini hasil belajar sangat meningkat sekali dan
21
E. Teknik Pengumpulan Data
dilaksanakan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan, dan pada
proses pembelajaran.
penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dilakukan secara
deskriptif interaktif yang dapat digambarkan sebagai berikut. Teknik ini meliputi
tiga tahapan utama, yaitu tahap kategori data, tahap interpretasi data, dan tahap
penarikan kesimpulan.
uraian permasalahan secara sistematis. Pada tahap ini juga untuk memilih data
22
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dilakukan penafsiran keadaan
data tersebut dengan cermat dan objektif. Dalam tahap ini peneliti juga akan
menguji teori-teori yang telah dfisikaparkan dalam kajian teori, dalam artian
tersebut.
Tahap ini merupakan jawaban atau simpulan dari masalah yang diteliti dan
anggapan dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam tahap ini peneliti
juga akan menguji teori-teori yang telah dfisikaparkan dalam kajian teori,
Indikator penelitian tercapai didasarkan pada perolehan nilai tes tiap akhir
siklus yang mencerminkan pemahaman peserta didik pada materi yang telah
diperoleh masing-masing peserta didik yaitu minimal 75% dari jumlah peserta didik
mencapai nilai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) yaitu 75 dalam tes
akhir siklus. Diharapkan minimal 75% peserta didik telah memahami materi yang
23
BAB IV
A. Deskripsi Data
Peneliti merupakan salah satu guru yang mengajar di sekolah ini. Penelitian ini
dilakukan pada September tahun 2022 sebanyak 2 siklus, tiap siklus terdiri dari
1 pertemuan.
perempuan.
1. Pra Siklus
metode ceramah, diskusi, dan kooperatif saja. Sehingga pemahaman peserta didik
kurang optimal akibat dari tingkat keaktifan mereka dalam pembelajaran yang
masih sangat rendah. Berdasarkan hasil belajar siswa pada materi hukum newton
didapat nilai rata-rata kelas 61. Nilai tersebut dibawah KKTP yaitu 75, dari 28
peserta didik hanya 4 siswa yang tuntas. Sehingga persentase peserta didik yang
mencapai KKTP hanya sebesar 14%. Dari data tersebut terlihat bahwa tujuan
pembelajaran belum tercapai dikarenakan oleh berbagai hal, salah satunya guru
diskusi.
24
Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
dalam pembelajaran.
observer.
tindakan penelitian berupa alat dan bahan untuk eksperimen, yaitu: statif,
belajar dan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa.
25
Tahap pelaksanaan dalam siklus ini dilakukan dalam satu pertemuan
(2 x 45’) untuk proses pembelajaran dan 45’ untuk tes siklus I. Siklus I
1) Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi
2) Kegiatan inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
eksperimen.
diskusi kelompok.
26
- Peserta didik menuliskan hasil eksperimen dan membandingkannya
c. Konfirmasi
3) Kegiatan penutup
c. Tahap Pengamatan
dan dibantu oleh observer sebagai pengamat. Pengamatan yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh guru dan keaktifan siswa dalam proses belajar yang sedang
d. Tahap Refleksi
27
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator sebagai observer merefleksikan
merata).
28
Tabel 4. 1. Data hasil tes akhir Siklus I
No Nama Keterangan
1 Nilai tertinggi 90
2 Nilai terendah 50
3 Rata-rata 74,54
4 Presentase siswa yang tuntas 64,28%
yaitu dari sebelum perbaikan sebesar 14,28% menjadi 64,28% namun sepenuhnya
materi elastisitas.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
29
3) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya
tindakan penelitian berupa alat dan bahan untuk eksperimen yaitu statif,
b. Tahap Tindakan
(2 x 45’) untuk proses pembelajaran dan 45’ untuk tes siklus II. Siklus II
1. Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
30
b. Elaborasi
eksperimen.
apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika peserta didik
klasikal.
c. Konfirmasi
31
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
3. Kegiatan penutup
kesimpulan.
sedangkan seorang guru yang lain sebagai observer mengisi lembar observasi
seri paralel. Adapun temuan hasil refleksi pada siklus ini adalah:
32
4. Pembagian kelompok diskusi sudah lebih merata dan homogen.
signifikan.
Ternyata pada siklus 2 ini hasil belajar sangat meningkat dan sudah
4.2. Oleh karena itu penelitian dilakukan hanya sampai siklus II saja.
B. Analisis akhir
1. Kognitif
mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui
33
kegiatan kelompok. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Pada akhir pembelajaran guru
belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan
pada penerapan model pembelajaran PROBEX yang lebih optimal. Selama proses
78.5% meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa
siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar KKTP
75%.
siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai tuntas. Hal ini
disebabkan karena daya serap siswa terhadap materi sangat rendah, dan
2. Keaktifan
Perolehan tingkat keaktifan siswa pada siklus I masih belum optimal yaitu
hanya sebesar 62%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya
siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran dan siswa yang aktif itu
34
pun sebagian besar merupakan siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan
tindakan dan juga merupakan siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi.
Siswa yang belum aktif dalam pembelajaran salah satunya disebabkan karena
meraka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan
kemampuan akademiknya tinggi. Siswa yang kurang pandai belum percaya diri
menumbuhkan sikap percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie yang
memerlukan waktu lebih lama bagi siswa untuk berinteraksi mengenai ide-ide
kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada siklus
I ini siswa yang tuntas belajar baru mencapai 64,28% dengan nilai rata-rata 74,54.
siswa yang turut aktif dalam menemukan konsep tentang materi yang dipelajari
35
akan lebih mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya
sekedar melihat dan mengamati. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Darsono
bahwa siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil
merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Oleh karena
itu sedapat mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan agar
mereka berusaha menemukan sendiri suatu konsep yang dipelajari. Guru hanya
sumber, orang yang menunjukkan dan mengenalkan kepada peserta didik tentang
kepercayaan diri untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru
bagi siswa, tidak menegangkan, serta memungkinkan siswa untuk terlibat secara
36
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PROBEX dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok elastisitas
pada siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Leces Tahun Pelajaran 2022/2023,
yaitu sebelum perbaikan siswa yang mencapai KKTP hanya 14,28 %, setelah
B. SARAN
guru dalam proses pembelajaran agar aktivitas siswa dan prestasi belajar
meningkat adalah:
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
37
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2012. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual.
Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatkhurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama.
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru
Algesindo.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Jakarta: Rajawali Press.
Purwanto, M Ngalim. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis. Jakarta: Rineka Cipta.
Roestiyah NK. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman AM. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudijono, Anas. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana, Nana. 2008. Pendekatan dalam Pembelajaran. Jakarta: Sinar Baru
Algesindo
Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutanto, Agus. 2008. Pembelajaran Konstruktivisme. Semarang : Balai Penataran
Guru Semarang.
Trianto, 2010. Pembelajaran FISIKA Terpadu. Malang: Pustaka Media.
Trianto, 2010. Pembelajaran Konstruktivistik dalam FISIKA. Malang: Pustaka
Media.
Wiriatmadja, Rochiati. 2003. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta:
Gaung Persada.
38