NIM : 856444105
POKJAR: SELATPANJANG
UPBJJ – UT PEKANBARU
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang
Belajar adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam invidu dalam
Pembelajaran adalah suatu sistem yang dimana menyangkutkan hal hal yang
saling berinteraksi satu dengan lainnya dan melakukan kerjasama agar tercapainya
sebuah tujuan siswa dan sekokah. Di setiap kegiatan belajar kesiapan siswa dalam
megikuti pelajadan sangat diperlukan baik secara belajar individu maupun belajar
pelajaran yang dapat berakibat ke dalam hasil belajar siswa. Seperti kesiapan, Nilai
siswa, bakat, minat, perhatian dan konsentrasi siswa. Dimulai dari hal terkecil
pemusatan pikiran di dalam suatu objek yang ada di hadapannya, yang sedang
dipelajari dengan cara menghalau seluruh fikiran selain pada objek yang di
fokuskan. Konsentrasi siswa bisa di peroleh jika pengajaran dan kesesuain minat
siswa tersesuaikan. Oleh karena itu konsentrasi siswa menjadi prioritas guru dalam
mengajar.
informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada tahap ini anak memiliko
2. Tindakan komunikasi antar sesama siswa dan juga guru baik secara expresi
d) Pelafalan bahasa, pada tahap ini anak yang memiliki konsentrasi tinggi ditandai
Meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Di dalam penelitian ini ditemukan
pelajaran.
akhir siswa. Dalam hal ini guru memiliki peran untuk mengetahui, memahami, dan
peneliti, diperoleh suatu permasalahan dalam pembelajaran di kelas III SDN Kepau
Baru. Dimana guru hanya ceramah, sedangkan siswa hanya mendengar dan
mencatat apa yang dikatakan guru. Dalam hal ini pembelajaran hanya diarahkan
pada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami
Selain itu juga siswa di dalam kelas hanya duduk, diam dan mendengar
penjelasan dari guru saja. Selain itu terlihat juga siswa sibuk dengan urusanya
sendiri yaitu membolak balikkan buku tanpa dibaca dan ada yang asyik bicara
dengan temannya, sehingga pada saat guru mengajukan pertanyaan siswa kurang
mendapatkan nilai diatas KKM hanya 12 siswa, dan 15 siswa masih dibawah
KKM, sedangkan KKM yang ditetapkan adalah 70,00. Nilai hasil observasi yang
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa secara klasikal telah belajar tuntas
Indonesia, IPA, sbdp. Peneliti memiih pendekatan CTL sebab CTL (Contextual
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik di
alternatif upaya meningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik yang
Didalam kelas 3 di SD Negri 5 Kepau Baru masih terjadi adanya siswa yang
melamun di dalam kelas, siswa tidak fokus terhadap guru, siswa tidak memahami
pembelajaran yang mengakibatkan siswa tidak bisa mengerjakan soal dengan baik,
bahkan ada siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran
berlangsung. Hal seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap nilai mata pelajaran
tersebut.
B. Rumusan Masalah
ini adalah Bagaimana cara Menerapkan Model Contextual Teaching And Learning
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Di Sd Negri 5 Kepau Baru?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dibuatnya penelitian ini
And Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Di Sd Negri 5
Kepau Baru.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
hasil belajar, aktivitas, minat belajar pada mata pelajaran tematik dan
2. Bagi Guru
materi dan menghasilkan nilai yang diatas KKM. Bahkan menjadikan siswa
yang memiliki tujuan sesuai yang diinginkan oleh guru dan sekolah.
3. Bagi sekolah
baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HASIL BELAJAR
mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hasil
belajar yaitu kemampuan manangkap makna atau arti dari sesuatu yang
dipelajari.
jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam
Hasil belajar adalah kegiatan yang menghasilkan makna dari apa yang
dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada tujuan
Tekanan penguasaan materi akibat perubahan dalam diri siswa setelah belajar.
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu
didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa
situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentrasfer hasil
teori yaitu: teori disiplin formal (the displin theory), teori unsur-unsur yang
theory).
B. Pembelajaran Kontekstual
Pikiran seseorang akan dipengaruhi oleh konteks di mana dia hidup dan
berada. Misalnya seorang anak yang sehari-harinya hidup di kota ketika diminta
untuk mengambilkan telur akan menuju ke lemari es (kulkas). Lain halnya dengan
seorang anak yang sehari-harinya hidup di desa pertanian akan menuju ke kandang
ayam. Respon kedua anak tersebut berbeda sebab mereka memiliki konteks yang
berbeda. Dalam konteks kota, pikiran anak akan tertuju pada lemari es (kulkas)
ketika berpikir tentang telur sedangkan dalam konteks desa pertanian pikiran anak
tertuju pada kandang ayam ketika berpikir tentang telur. Berdasarkan uraian
tersebut di datas, konteks berarti hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide atau
hari. Oleh karena itu, kontekstual berarti berkaitan dengan atau bersifat konteks.
kehidupan dan kebutuhan siswa akan meningkatkan motivasi belajarnya serta akan
menjadikan proses belajar mengajar lebih efisien dan efektif. Pendekatan belajar ini
kontekstual terjadi dalam situasi kompleks dan hal ini berbeda dengan pendekatan
Mundilarto (2004: 70) contextual teaching and learning merupakan konsep belajar
mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan di kelas
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
berasal dari pengalaman dan konteks dibangun oleh siswa sendiri bukan
oleh guru. Menurut Priyatni dalam Krisnawati dan Madya (2004: 56)
saling mengoreksi.
menyenangkan.
memetingkan kerjasama.
berikut:
kehidupan di masyarakat.
bermakna.
berikut:
rumah,
menjadi
education)
5) Mendorong siswa belajar dari satu dengan yang lainnya dan belajar
agar siswa dapat mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu mengaitkan
dengan apa yang ada di masyarakat, yaitu aplikasi dari konsep yang dipelajarinya.
proses pembelajaran secara kontekstual, peserta didik akan melalui satu atau lebih
atau
bersma-sama.
keterampilan barunya.
bertanya.
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negri 5 Kepau Baru yang beralamat
di Jl. Utama Kampung Baru Dusun III, Desa Kepau Baru, Kecamatan
Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti.
B. Waktu Penelitian
Waktu dilakukannya penelitian ini adalah pada Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2022/2023, yaitu pada Juli hingga Desember 2022.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini kelas III semester genap tahun pelajaran
2018/2019. Dengan jumlah 27 siswa. Karakter kemampuan siswa bervariasi
dengan pemberdayaan siswa laki-laki berjumlah 14 dan siswa perempuan 13
orang.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Waktu yang dilakukan
dalam tiap siklusnya adalah tiga kali pertemuan. Secara lebih rinci prosedur
penelitian untuk tiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini membuat persiapan mengajar yaitu:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL)
2) Menyusun soal tes hasil belajar.
3) Menyusun lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
4) Menyusun lembar observasi pengelolaan pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
ditentukan.Tindakan ini untuk memperbaiki keadaan atau tkegiatan
pembelajaran di kelas. Langkah yang akan dilakukan pada proses
pembelajaran dikelas adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan seksama.
b) Mengkondisikan siswa untuk belajar.
c) Memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal
siswa.
d) Memberikan motivasi.
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai indikator.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini peneliti menyampaikan:
a) Menyampaikan materi menggunakan metode Contextual
Teaching and Learninng (CTL) dengan materi yang akan
disampaikan setahap demi setahap. Menggali konsep siswa dan
menghubungkan konsep yang benar.
b) Meminta siswa untuk membentuk kelompok heterogen.
c) Membimbing siswa melakukan kegiatan belajar dalam
kelompok untuk menemukan konsep baru tentang materi yang
dipelajari melalui media gambar yang diberikan oleh guru.
d) Sehingga siswa dapat mengaitkan antara materi dengan
kehidupan sehari-hari, meminta siswa untuk menyampaikan
hasil wawancara, diskusi dan pengamatan dalam bentuk
laporan dengan presentasi didepan kelas.
e) Mengecek pemahaman siswa dengan memberi umpan balik,
apakah siswa sudah dapat melakukan tugas dengan baik dan
memberi penguatan mengenai konsep yang telah didapat.
3) Kegiatan Akhir
a) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa.
b) Melaksanakan tindak lanju dengan memberikan arahan,
kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan
yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observasi
dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan
guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat
dijadikan masukan ketika guru melakukan relfleksi untuk
penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus
berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang
dilaksanakan guru selama tindakan. Refleksi dilakukan dengan
menganalisis hasil tes dan obsevasi serta menentukan
perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar
perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
Hasil refleksi I digunakan dalam perbaikan dan
pengembangan tindakan pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II
pada dasarnya adalah untuk membuktikan apakah terjadi perubahan dan
peningkatan aktivitas dan hasil belajar setelah siswa memperoleh tindakan
pada siklus I.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan pada siklus
kegiatan dapat divisualisasikan dalam bentuk gambaran sebagai berikut:
Gambar 3.1
Bagan Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Hal yang akan
diamati antara lain yaitu: proses pembelajaran dengan metode CTL
(Contextual Teaching and Learning), dan hasil belajar aspek psikomotorik
(P2, P4, P4, P5).
Disamping itu observasi juga dapat digunakan mendapatkan
informasi atau data tentang keadaan, kondisi tertentu, kondisi kelas, kantor,
sekolah dan lain sebagainya, maka menggunakan observasi ,merupakan
teknik yang tepat, sebab peneliti dapat melihat secara langsung objek yang
ingin diteliti tanpa melalui perantar yang mungkin bisa melebih-lebihkan atau
mengurangi data sebenarnya
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya manumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan, dan sebagainya.
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan disekolah, ditempat
kerja, dan dimasyarakat. Tetapi perlu dicermati tidak semua dokumentasi
memiliki kredibilitas yang tinggi.
G. Indikator Keberhasilan
Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 5 Kepau Baru pada mata
pelajaran IPA. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya KKM
dengan nilai minimal 70 mencapai 70%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilaksanakan ketika subjek penelitian naik kelas III dimana peneliti
berkolaborasi dengan wali kelas yang bersangkutan sebagai observer.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Tematik kelas III SD Negri 5 Kepau Baru. Peneliti merancang
pembelajaran dengan menerapkan motode Contextual Teaching and Learning
(CTL). Pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklus
terdiri dari satu kali pertemuan.
1) Kondisi Awal
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada awal semester I
tahun pelajaran 2022/2023 hasil belajar mata pelajaran Tematik di kelas
III SDN 5 Kepau Baru Kec. Tebing Tinggi Tmur Kab. Kepulauan
Meranti, menunjukkan nilai hasil belajar siswa belum mencapai KKM
yaitu dibawah 70, selain itu terlihat masih ada siswa yang kurang fokus
dalam mengikuti pelajaran, sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya
dan kurang aktif mengikuti pembelajaran dikarenakan metode yang
digunakan oleh guru kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang
memahami pelajaran. Berikut adalah nilai hasil belajar siswa yang
diperoleh sebelum dimulainya pembelajaran pada Siklus I.
Tabel 4.1
Tabel 4.3
Data Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus
No Indikator Nilai
1 Nilai Rata-Rata 65,18
2 Nilai Tertinggi 100
3 Nilai Terendah 30
4 Tingkat Ketuntasan 44,4%
Sumber: Olahan Peneliti
Nilai rata-rata yang dipperoleh dari seluruh siswa adalah 65,18
dengan tingkat ketuntasan 44,4%. Nilai terendah yang diperoleh adalah 30
dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100.
2) Siklus I
a) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan penerepan motode CTL
dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan
adalah sebagai berikut.
1. Menentukan materi pokok bahasan. Materi pelajaran yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah Tema 1 yaitu
“Perkembangbiakan Tumbuhan Dan Hewan” Subtema 2
“Perkembangbiakan Tumbuhan”.
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Menyiapkan media dan bahan ajar yang mendukung
penggunaan metode pembelajaran seperti gambar
perkembangbiakan tumbuhan, biji-bijian dan stik es krim.
4. Mempersiapkan sumber belajar seperti buku pelajaran Tematik
SD/MI Kelas III dan buku-buku yang relevan.
5. Membuat perangkat evaluasi, dalam mempersiapkan perangkat
didasarka pada pembuatan kisi-kisi soal. Banyaknya soal pada
siklus ini adalah 5 soal berbentuk pilhan ganda dan 5 soal
berbentuk essay, yang akan diujikan akhir siklus (postest).
6. Membuat alat pengumpulan data berupa lembar observasi
kegiatan (guru dan siswa) dalam pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin, 11 Maret, 2019
dilakukan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan materi
“Perkembangbiakan Hewan Dan Tumbuhan” subtema
“Perkembangbiakan Tumbuhan” dengan metode Contextual
Teaching And Learning (CTL). Adapun langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
Kemudian guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran. Setelah itu Menyanyikan lagu wajib nasional
”Garuda Pancasila” dan Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ” Perkembangbiakan Tumbuhan”.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru membagi siswa menjadi 5
kelompok. Guru membuka pelajaran dengan mengenalkan
subtema 2, yaitu Perkembangbiakan Tumbuhan sambIL
mengajak siswa memperhatikan gambar yang telah ditempel
di papan tulis untuk menunjukkan dan mengamati bentuk
tunas, spora, dan umbi, dan lainnya.
Guru memberikan gambar tumbuhan beserta cara
perkembangbiakannya kepada siswa untuk di amati oleh,
Siswa pun memperhatikan dengan seksama, meskipun ada
beberapa siswa yang terlihat ribut dan mengobrol dengan
temannya bahkan berjalan kesana-kemari tanpa
menghiraukan penjelasan gurunya namun ketika di tegur
mereka akan kembali memperhatiakan gurunya.
Setelah menjelaskan materi, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan
tanggapan tentang materi yang telah disampaikan apabila ada
materi yang belum dipahami atau dimengerti oleh siswa.
Selanjutnya, setelah selesai sesi tanya jawab, guru
mempersilahkan peserta didik mengidentifikasi teks tentang
cara perkembangbiakan tumbuhan (tunas, spora dan umbi)
yang terdapat dalam buku siswa. Peserta didik membaca
tahapan perkembangbiakan tumbuhan yang terdapat dalam
buku siswa.
Kemudian guru menunjukkan beberapa contoh
tumbuhan biji-bijian sambil mempersilahkan siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan guru. Setelah
itu guru menunjukkan karya seni yang terbuat dari biji-bijian
sambil menjelaskan tentang tumbuhan yang berkembang
biak dengan biji dan manfaat biji-bijian. Peserta didik
menuliskan alat dan bahan yang digunakan untuk membut
karya seni mozaik biji-bijian dan guru membagikan biji-
bijian yang akan dibuat menjadi mozaik kepada siswa yang
telah dibagi menjadi 5 kelompok. Peserta didik secara
berkelompok membuat karya seni mozaik sederhana yang
terbuat dari berbagai macam biji-bijian.
Setelah selesai membuat mozaik dari biji-bijian,
Peserta didik mengamati contoh penyelesaian soal
penjumlahan menggunakan teknik nilai tempat dan susun
teknik susun kebawah. Guru akan menjelaskan kepada
peserta didik tentang cara penyelesaian soal penjumlahan
dengan menggunakan tabel penjumlahan dan stik eskrim
matematika.
3. Penutup
Akhir dari pembelajaran adalah guru mengadakan
post-test terdiri dari 5 soal pilihan ganda dan 5 soal essay,
dan dikerjakan secara individu, setelah waktu habis guru
menutup pembelajaran dengan salam. Keadaan siswa pada
ketiga siklus I ini mengalami peningkatan, siswa mulai
terbiasa mengikuti proses pembelajaran dengan guru yang
baru. Siswa sudah bisa menjawab pertanyaa guru ketika
ditunjuk menjawab. Meskipun sudah mulai terbiasa
menyesuaikan diri, tetapi rencana yang telah dibuat belum
sepenuhnya tercapai.
c) Pengamatan
Setelah siswa melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode selanjutnya dilakukan penilaian hasil belajar
siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa ditunjukan oleh nilai
postest yang dilakuan diakhir pertemuan pada siklus I. Adapun data
hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Berikut adalah hasil
pengamatan siswa pada siklus I.
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Indikator Nilai
1 Nilai Rata-Rata 69,25
2 Nilai Tertinggi 100
3 Nilai Terendah 40
4 Tingkat Ketuntasan 70%
Sumber: Olahan Peneliti
d) Refleksi
Dari hasil pengamatan oleh observer pada siswa kegiatan siklus
I ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1. siswa masih kurang antusias dalam menjawab pertanyaan dari
guru, maupun mengajukan pertanyaan untuk guru terhadap
materi yang kurang di pahami karena masih canggung dengan
adanya guru baru.
2. Beberapa siswa kurang serius dalam memperhatikan penjelasan
dari guru.
3. Masih ditemukan siswa yang saling mengobrol.
4. Beberapa siswa kurang aktif dalam kerjasama dengan
kelompoknya atau berdiskusi.
5. Beberapa siswa tidak melatih diri dalam menghadapi kesulitan
belajar sehingga hasil belajar siswa masih rendah.
Namun dalam pelaksaan kegiatan pada siklus I, terdapat beberapa
kelebihan pada motode pembelajaran yang dilakukan, yaitu.
3) Siklus II
a) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan penerepan motode CTL
dalam proses pembelajaran. Perencanaan materi Siklus II sama dengan
Siklus I namun pada Siklus II pemebelajaran dilakukan sepenuhnya di
luar kelas. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan materi pokok bahasan Materi pelajaran yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah Tema 1 yaitu
“Perkembangbiakan Tumbuhan Dan Hewan” Subtema 2
“Perkembangbiakan Tumbuhan.
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) perbaikan.
3. Menyiapkan media dan bahan ajar yang mendukung
penggunaan metode pembelajaran seperti gambar-gambar
bentuk perkembangbiakan tumbuhan, biji-bijian dan stik es
krim.
4. Mempersiapkan sumber belajar seperti buku pelajaran Tematik
SD/MI Kelas III dan buku-buku yang relevan.
5. Membuat perangkat evaluasi, dalam mempersiapkan perangkat
didasarkan pada pembuatan kisi-kisi soal. Banyaknya soal pada
siklus ini adalah 5 soal berbentuk pilhan ganda dan 5 soal
berbentuk essay, yang akan diujikan akhir siklus (postest).
6. Membuat alat pengumpulan data berupa lembar observasi
kegiatan (guru dan siswa) dalam pembelajaran.
b) Pelaksanaan Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II, pembelajaran dibagi menjadi 3
sesi yaitu, pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Materi yang
akan diajarkan pada Siklus II sama dengan materi yang diajarkan
pada Siklus I, namun pada Siklus II seluruh pemeblajaran dilakukan
di luar kelas sehingga siswa dapat lebih mengaitkan pembelajaran
dengan keadaan sekitar. Pada akhir pelajaran siswa diberikan post-
test dengan 5 soal pilihan ganda dan 5 soal essay.
c) Pengamatan
Berikut adalah hasil belajar yang diperoleh siswa pada Siklus
II.
Tabel 4.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Indikator Nilai
1 Nilai Rata-Rata 78,51
2 Nilai Tertinggi 100
3 Nilai Terendah 60
4 Tingkat Ketuntasan 88%
Sumber: Olahan Peneliti
d) Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang diperoleh, pada
siklus II siswa mendapatkan nilai yang lebih baik daripada hasil
evaluasi pada siklus I. Dapat disimpulkan bahwa siswa sangat
antusias dalam mengikuti pelajaran. Kelebihan dalam menerapkan
pembelajaran kontekstual adalah siswa mengikuti pelajaran dengan
perasaan gembira karena dapat melihat langsung jenis-jenis
perkembangbiakan tumbuhan dan jenis biji-bijian serta diberi
kesempatan untuk membuat kolase dari biji-bijian. Siswa mulai
berkonsentrasi penuh pada pelajaran yang disampaikan guru dan
siswa yang mengobrol sudah berkurang karena guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kepada teman satu
kelompok mengenai perkembangbiakan tumbuhan. Serta siswa
menjadi sangat bersemangat dalam belajar karena guru mengajak
siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempelkan
mozaik di kertas yang ditempelkan ke papan tulis secara bergiliran
dan menghitung menggunakan stik es krim.
Namun, dalam menerapkan metode pembelajaran
kontekstual, guru harus lebih kreatif dalam menyajikan materi serta
harus mempersiapkan alat peraga yang disukai siswa dan
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Namun dalam
melakukan simulasi pembelajaran ini, siswa yang biasanya sulit
berkonsentrasi di kelas menjadi fokus dan berkonsentrasi. Metode
pembelajaran kontekstual ini sangat baik diterapkan dalam
pembelajaran untuk merangsang keingintahuan siswa sehingga
rasa ingin tahu tersebut membuat siswa lebih fokus dalam belajar.
B. Pembahasan
Berikut adalah rekap hasil belajar siswa pada Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus
II.
Tabel 4.10
Rekap Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
No Nilai Pra-Siklus Siklus I Siklus II
1 100 1 3 4
2 90 2 3 4
3 80 3 3 6
4 70 6 9 10
5 60 10 6 3
6 50 3 2
7 40 1 1
8 30 1
Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 4.1
Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
30
25 10
20
3
6
15 9
6
10 10
4
4
3 6
5 3 0
2
3
3 3
2 0
1
1 1 1
0
0
100 90 80 70 60 50 40 30
Pada siklus II, siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan mencapai 88%
dengan jumlah siswa mencapai 24 orang yang telah mendapat nilai di atas 70,
sementara 3 orang siswa masih mendapat nilai di bawah 70.
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa hasil belajar
siswa pada Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II mengalami kenaikan yang
signifikan. Pada Pra-Siklus tingkat ketuntasan siswa pada Pra-Siklus adalah
44,4%. Kemudian pada siklus I, tingkat ketuntasan naik hingga mencapai 70%.
Dan pada siklus II, siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan mencapai 88%.
Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan temuan yaitu penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) yang memusatkan pembelajaran
pada kehidupan secara nyata dan sesuai kehidupan sehari-hari siswa, sehingga
peserta didik lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Selain itu,
siswa juga lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru karena
memancing rasa ingi tahu siswa sehingga siswa berani bertanya, menjawab,
mengungkapkan pendapat serta berdiskusi dengan kelompok.
B. SARAN
Dengan adanya hasil penelitian ini maka saran dari peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik kelas III SDN 5 Kepau Baru supaya lebih aktif dan lebih
giat lagi dalam proses pembelajaran karna akan lebih mudah memahami
materi yang disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar, karena dengan melihat nyata bentuk sebuah bahan yang
di pelajari akanlebih mudah mengingatnya.
2. Bagi pendidik dapat meningkatkan profesionalisme dalam mengelola
pembelajaran sehingga dapat terwujudnya kualitas pembelajaran, dengan
bertambahnya wawasan pengetahuan yang baru akan membuat guru lebih
terinovasi lagi dalam memilih media ataupun metode yang sesuai dengan
materi yang akan di ajarkan kepada anak didik. Supaya proses belajar
mengajar itu tidak monoton dan membosankan.
3. Bagi sekolah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa.
Dan memperbaiki proses belajar mengajar guna mencapai tujuan yang di
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Wijaya, Candra & Syahrum. (2013). Penelitian Tindakan Kelas: Melejitkan
Kemampuan Penelitian Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru.
Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Farhana, Husna & Awiria, Awiria (2019) Penelitian tindakan kelas. Jakarta:
Harapan Cerdas.
Mu'alimin & Rahmad Arofah, HC. (2014) Penelitian tindakan kelas; Teori dan
praktik. Yogyakarta: Ganding Pustaka.
Taniredja, Tukiran; Faridli, Efi Miftah & Harmianto Sri. (2013). Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Rumanta, M. (2021). Penelitian Tindakan Kelas (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
Jurnal:
Primayana, Kadek Hengki . Lasmawan, I Wayan & Adnyana, Putu Budi. (2019).
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan Terhadap
Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Minat Outdoor Pada Siswa Kelas IV. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaan IPA Indonesia. 9(2). 72-79.
Nilasari, Elfi. Djatmika, Ery Try & Santoso, Anang. (2016). Pengaruh
Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan. 1(7). 1399-1404.
Afriani, Andri. (2018). Pembelajaran Kontekstual (Cotextual Teaching And
Learning) Dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Al-Muta’aliyah STAI
Darul Kamal NW Kembang keran. 1(3). 80-88.
Nurrita, Teni. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Misykat 3(1), 171-187.
Amir, M.F. & Kurniawan, M.I. (2016). Penerapan Pengajaran Terbalik untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD UMSIDA Pada Materi
Pertidasamaan Linier. PEDAGOGI: Jurnal Pendidikan, 5(1), 13-26.