Anda di halaman 1dari 77

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA


PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II DI SDN BOJONG 3 PINANG
KOTA TANGERANG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keguruan Terpadu

Di Susun Oleh:
Shella Safitri
NPM : 192003017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BINA MADANI
TANGERANG SELATAN
2022 / 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, tingkat keberhasilan belajar siswa
sangatlah penting. Jika siswa belajar dengan optimal dalam proses
pembelajaran, maka proses pembelajaran pun akan berjalan dengan baik
dan tujuan akan tercapai dengan baik. begitupun sebaliknya jika siswa
kurang optimal dalam proses pembelajaran, maka pembelajaran pun akan
kurang maksimal dan tujuan tidak akan tercapai dengan baik. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran salah satu
nya ialah dimana guru harus bisa berpikir bagaimana cara untuk menarik
perhatian siswa dan seorang guru di harapkan mampu untuk
merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, baik dalam
merumuskan tujuan, memilih metode atau strategi.
Seorang guru harus bisa menimbulkan aktivitas siswa dalam
berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa
sendiri akan tidak mudah berlalu begitu saja, tetapi di pikirkan, di olah,
kemudian di realisasikan. Dengan demikian, aktivitas siswa sangat di
perlukan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa lah yang
seharus nya banyak aktif. karena siswa sebagai subjek didik artinya
adalah ia yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Menurut Kpolovie, mengatakan hasil belajar adalah kemampuan
siswa untuk belajar dan mengingat berbagai fakta dan
mengkomunikasikan pengetahuan nya secara lisan maupun tulisan dalam
sebuah ujian/tes. Dari hasil ujian siswa tersebut guru dapat memperoleh
informasi yaitu tentang sejauh mana siswa telah mampu memahami materi
yang di ajarkan nya.1

Hasil belajar adalah tolak ukur dari setiap perkembangan siswa di


sekolah. artinya hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang di
1
Kpolovie dalam Aulia, R., & Sontani, U. T (2018). Pengelolaan kelas sebagai determinan
terhadap hasil belajar. Jurnal pendidikan manajemen perkantoran (JPManper), 3(2), 149-157.

2
alami oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran, yang di tandai dengan
bertambah nya pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa. Melalui
hasil belajar siswa dapat mengetahui peningkatan atau kemajuan-kemajuan
yang telah di capainya dalam proses pembelajaran. Hasil belajar yang di
peroleh oleh siswa biasanya di laporkan dalam bentuk nilai yang di
berikan oleh masing-masing guru mata pelajaran sesuai dengan hasil yang
di capai oleh siswa. Hasil belajar siswa sangat erat kaitan nya dengan
kepercayaan diri yang di miliki oleh setiap siswa. hasil belajar ini
menunjukkan berhasil atau tidak nya tujuan pembelajaran yang sudah
terlaksana. Hasil belajar juga dapat memotivasi siswa untuk lebih giat
belajar guna mendalami nilai- nilai yang memang sekira nya belum
tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah di tentukan oleh
fihak sekolah.
Menurut Abdurahman mengatakan bahwa matematika adalah
bahasa simbol yang fungsi praktisnya untuk mengepkspresikan hubungan-
hubungan kuntitatif.2

Matematika merupakan salah satu bidang mata pelajaran yang


terdapat di lembaga formal seperti sekolah dasar. matematika juga
merupakan mata pelajaran yang wajib di kuasai oleh siswa. Matematika
membahas tentang bagaimana siswa menemukan jawaban dari setiap
rumus yang ada. Matematika melatih siswa untuk berfikir kritis dan
sistematis. Mengapa sistematis, karna matematika merupakan ilmu yang
tidak bisa di fahami hanya dengan teori saja, namun juga memerlukan
rumus untuk mendapat jawaban yang pas sesuai dengan soal yang ada.

Salah satu materi Matematika yang ada di kelas II sekolah dasar


adalah materi bangun datar beserta ciri nya. Mulai dari sisi nya, sudut nya
dan titik sudut nya. Bangun datar terdapat 8 yaitu, persegi, persegi
panjang, segitiga, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium
dan lingkaran. Untuk mempermudah siswa menemukan jawaban dari
2
Abdurahman dalam Muhammad Daut siagian. (2017). Pembelajaran matematika dalam
perskpektif Kontruktivisme. Jurnal pendidikan islam dan teknologi pendidikan. Vol vii (2)

3
setiap materi bangun datar. Untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi bangun datar, hendak nya guru telah memperisapkan dan memilih
metode yang cocok untuk materi tersebut. Salah satu metode yang cocok
untuk bangun datar adalah metode Contextual Teaching and Learning.

Menurut Suastra menjelaskan CTL adalah suatu konsepsi


pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi dengan kehidupan
dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat pengetahuan antara
dirinya dan kehidupan nya3

Pada metode ini, guru merupakan sumber informasi dari siswa. Di


mana guru menyampaikan pelajaran dengan cara memberikan contoh
benda yang ada di sekitar. Pada beberapa penjelasan di beri jeda. Tujuan
nya untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab
dengan guru. Mungkin terdapat beberapa hal yang belum di mengerti.
Untuk membuat metode ini lebih menarik, guru juga memberikan sedikit
humor agar siswa tidak merasa jenuh. Dan juga memberikan beberapa
pertanyaan yang memancing dan menarik untuk di jawab oleh siswa. Atau
bisa juga dengan memberikan beberapa contoh masalah untuk di
selesaikan agar siswa terlibat aktif. Selain itu, apresiasi atau ucapan
terhadap murid atas jawaban nya juga sangat di butuhkan untuk
membangun suasana kompetitif (dalam menjawab). seorang guru yang
menggunakan metode Contextual Teaching and Learning akan lebih
mudah dalam menjelaskan materi dan CTL mendorong agar siswa dapat
menemukan hubungan antara materi yang di pelajari dengan situasi
kehidupan nyata artinya siswa dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. metode
Contextual Teaching and Learning sering di terapkan di sekolah pada
umum nya.

3
Suastra dalam Ketut Gading dkk. (2019). Pengaruh CTL terhadap ekmampuan sains permulaan
anak taman kanak-kanan. Jurnal mimbar ilmu. Vol. 24(2)

4
Disinilah peneliti, meneliti penelitian dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Contextual
Teaching and Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II di
SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah


a. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya minat siswa sewaktu mengikuti materi pembelajaran
2. Kurang nya rasa percaya diri dalam mengajukan pertanyaan menjadi
salah satu penghambat siswa dalam proses pembelajaran
3. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal)
4. Antusias siswa masih terbilang rendah pada saat menerangkan materi
belajar
5. Potensi yang ada dalam diri siswa perlu di maksimalkan

b. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti
hanya akan membatasi nya pada: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Melalui Metode Contextual Teaching and Learning Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas II di SDN Bojong 3 Pinang Kota
Tangerang”.

C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah melalui metode contextual teaching and learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SDN
Bojong 3 Pinang Kota Tangerang?

D. Tujuan Penelitian

5
Berdasarkan Rumusan Masalah maka dapat dijelaskan tujuan dari
Penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah melalui metode contextual teaching and
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas II di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang.

E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari Tujuan Penelitian diatas adapun manfaat dari penelitian
ini
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai bahan
kajian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama
mengenai hasil belajar siswa melalui metode contextual teaching
and learning di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang.
b. Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian sejenis dimasa akan datang.
2. Secara praktis
a. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan
menambah ilmu serta wawasan bagi para pendidik tentang metode
contextual teaching and learning agar tercapainya tujuan
pendidikan terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan atau
referensi yang dapat di gunakan pada mata pelajaran yang sama.
Dan menguasai setiap metode yang di jalankan sehingga
pembelajaran tidak menjenuhkan atau membosankan.
c. Bagi siswa
Memotivasi siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih aktif
lagi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui potensi
yang ada di dalam diri nya secara leluasa.

6
d. Bagi peneliti
Penelitian ini di harapkan bisa di jadikan pengalaman tersendiri
bagaimana nanti nya bisa di jadikan pemahaman dan pengetahuan
pendidikan yang relevan dan empiris. Serta dapat mendorong rasa
keaktifan melalui metode contextual teaching and learning.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis
1. Hasil Belajar
a. Konsep Hasil Belajar
Menurut Sumarni, mengatakan bahwa hasil belajar adalah
berubahnya sikap/tingkah laku individu bukan hanya mengenai
perubahan pengetahuan saja akan teteapi juga mencakup kecakapan,
ketrampilan, kemampuan, sikap dan penguasaan yang semua nya
harus di lakukan secara sadar dan memiliki tujuan secara positif serta
bersifat berkesinambugan dan permanen.4
Menurut Kpolovie, mengatakan hasil belajar adalah kemampuan
siswa untuk belajar dan mengingat berbagai fakta dan
mengkomunikasikan pengetahuan nya secara lisan maupun tulisan
dalam sebuah ujian/tes. Dari hasil ujian siswa tersebut guru dapat
memperoleh informasi yaitu tentang sejauh mana siswa telah mampu
memahami materi yang di ajarkan nya.5
Menurut Telaumbanua, hasil belajar adalah kemampuan yang di
peroleh siswa melalui kegiatan rangkaian belajar. Dalam pengertian
lain hasil belajar meliputi sikap, nilai, kebiasaan, apresiasi dan
ketrampilan.6
Menurut Rahmawati, hasil belajar adalah suatu hasil yang telah di
capai oleh peserta didik setelah adanya aktivitas belajar pada suatu
mata pelajaran yang telah di teteapkan dalam waktu yang telah di
tentukan pula. Sehingga, dapat di katakan bahwa hasil belajar yaitu
hasil yang telah di capai peserta didik setelah melakukan
4
Sumarni dalam Sulikah, W., Setyawan, A., &Citrawati, T. (2020). Identifikasi hasil belajar siswa
Muatan IPA Materi perubahan wujud benda kelas V SDN Socah 4. Prosiding Nasional
Pendidikan: LPPM IKP PGRI Bojonegoro, 1 (1).
5
Kpolovie dalam Aulia, R., & Sontani, U. T (2018). Pengelolaan kelas sebagai determinan
terhadap hasil belajar. Jurnal pendidikan manajemen perkantoran (JPManper), 3(2), 149-157.
6
Telaumbanua dalam Gulo, A. (2022). Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik pada Materi Ekosistem. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 307-313.

8
pembelajaran yang sekaligus memberikan perubahan terhadap diri
peserta didik.7
Menurut Winkel menyatakan hasil belajar merupakan suatu
kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan
kemungkinan orang itu melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan
yang di milikinya.8
Berdasarkan pengertian di atas hasil belajar merupakan tolak ukur
dari setiap perkembangan siswa di sekolah. artinya hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang di alami oleh setiap siswa
dalam proses pembelajaran, yang di tandai dengan bertambah nya
pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa. Melalui hasil belajar
siswa dapat mengetahui peningkatan atau kemajuan-kemajuan yang
telah di capainya dalam proses pembelajaran. Hasil belajar yang di
peroleh oleh siswa biasanya di laporkan dalam bentuk nilai yang di
berikan oleh masing-masing guru mata pelajaran sesuai dengan hasil
yang di capai oleh siswa. Hasil belajar siswa sangat erat kaitan nya
dengan kepercayaan diri yang di miliki oleh setiap siswa. Dan hasil
belajar ini menunjukkan berhasil atau tidak nya tujuan pembelajaran
yang sudah terlaksana. Hasil belajar juga dapat memotivasi siswa
untuk lebih giat belajar guna mendalami nilai- nilai yang memang
sekira nya belum tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah di tentukan oleh fihak sekolah.
b. Manfaat hasil belajar
Hasil belajar pada hakekat nya adalah perubahan tingkah laku
seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar
tertentu.

7
Rahmawati dalam Wijayanti, N., & Widodo, S., A. (2021). Studi Korelasi Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika selama Daring. Journal of Instructional Mathematics. 2(1), 1-
9.
8
Winkel dalam Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. MISYKAT: Jurnal ilmu-ilmu Al-Qur’’an, Hadist, Syariah dan Trbiyah, 3(1),171.

9
Hasil belajar harus membuktikan perubahan keadaan menjadi lebih
baik, sehingga bermanfaat untuk:
1. Menambah pengetahuan
2. Lebih memahami sesuatu yang belum di fahami
3. Mengembangkan semua potensi yang ada pada diri siswa
4. Memotivasi untuk menjadi lebih baik.
Pendidikan dan pengajaran di katakan berhasil apabila telah memiliki
perubahan-perubahan yang tampak pada siswa.
c. Indikator hasil belajar
Menurut Nana Sudjana Indikator hasil belajar sebagai terbagi menjadi
3 ranah, yaitu9:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Ranah kognitif terdapat 6 bagian dalam proses
berfikir yaitu, pengetahuan, pemahaman, pengaplikasian,
pengkajian, pembuatan dan evaluasi. Segala upaya yang
menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan
sikap seseorang yang dapat di ketahui perubahan nya bila telah
memiliki penguasaan pengetahuan yang telah tercapai tingkat
maksimalnya. Ranah afektif kaitan nya terdiri dari penerimaan,
menjawab dan menilai. Hasil belajar afektif akan terlihat dalam
berbagai tingkah laku siswa seperti motivasi belajar, di siplin,
kebiasaan belajr dan hubungan sosial (menghargai guru dan
teman kelas nya).
3. Ranah Psikomotorik: kreatifitas dan ketrampilan.

9
Nana Sudjana dalam Novita, L., Sukmanasa, E., & Pratama, M. Y. (2019). Penggunaan media
pembeajaran video terhadap hasil belajar siswa SD. Indonesian journal of Promary Education,
3(2), 64-72

10
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkenaan
dalam bentuk kreatifitas dan ketrampilan (skill). Ada 6
tingkatan ketrampilan, yaitu gerakan reflek (ketrampilan pada
gerak yang tidak sadar di lakukan), ketrampilan pada gerak-
gerak sadar, kemampuan perceptual, ketrampilan di bidang
motorik, ketrampilan kompleks dan ketrampilan komunikasi.
d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Vandini Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar pada diri seseorang terbagi menjadi dua bagian, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal10. Secara rinci kedua faktor
tersebut akan di jelaskan sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah segala aspek yang terdapat dalam diri


individu yang belajar, Faktor- faktor Internal antara lain:

a. Minat
Minat merupakan suatu yang pokok dan harus di miliki ketika
kita akan melakukan sesuatu. Jika seseorang tidak memiliki
minat yang tinggi pada suatu hal, maka ia akan kesulitan dan
tidak tertarik untuk melakukan nya.
Menurut Slameto minat belajar adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal tanpa ada yang
memerintahkan, artinya nya semua di lakukan atas kesadaran
dari diri sendiri.11
b. Bakat
Menurut Semiawan mengyatakan bahwa bakat merupakan
kemampuan yang sudah ada sejak lahir (bawaan) yang maka
10
Vandini dalam Wijayanti, N., & Widodo, S., A. (2021). Studi Korelasi Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika selama Daring. Journal of Instructional Mathematics. 2(1), 1-
9.
11
Slameto dalam Ratnasari Ika Wanda. (2017). Hubungan minat belajar terhadap prestasi belajar
matematika pada siswa-siswi SMA Negri 11 Samarinda. Jurnal Psikologi

11
dari itu kemampuan dan potensi itu masih perlu untuk di
kembangkan dan di latih. Pada dasar nya setiap manusia
memiliki bakat pada suatu bidang tertentu dengan kualitas yang
berbeda-beda pula. bakat yang di miliki oleh seseorang dalam
bidang tertentu memungkinkan nya mencapai prestasi pada
bidang nya.12
c. Motivasi
Menurut Atkinson menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah
istilah yang mengarah kepada adanya kecendrungan bertindak
untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh.13
Motivasi merupakan hal yang penting dan harus di miliki oleh
setiap siswa agar seorang siswa semangat dalam belajar.
d. Cara belajar
Cara belajar adalah strategi yang di lakukan agar siswa lebih
memahami materi yang di jelaskan dengan cara belajar yang di
senangi oleh siswa. Jika siswa senang dalam cara belajar nya
maka pelajaran pun akan mudah memahaminya.

2.Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berkaitan dari luar.
menurut Vaulina yang termasuk faktor eksternal sebagai berikut:
a. Keadaan keluarga
salah satu peran keluarga pada perkembangan anak adalah
sebagai perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan
baik di sekolah maupun di lingkungan sosial. Di keluargalah
setiap orang mendapatkan pendidikan. Pengaruh pendidikan di
lingkungan keluarga, suasana di lingkungan keluarga, cara
orang tua mendidik, keadaan ekonomi, hubungan antar anggota

12
Semiawan dalam Anggraini dkk. (2020). Mengidentifkasi minat bakat siswa usia dini di SD
Adiwiyata. Jurnal Pendidikan.
13
Atkinson dalam Hartata Rus. (2019). Model pembelajaran based learning (PBL) sebagai upaya
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah (peminatan). Jurnal Pendidikan

12
keluarga, pengertian orang tua terhadap pendidikan dan hal-hal
lain nya. Di dalam keluarga turut memberikan karakteristik
tertentu dan mengakibatkan aktif dan pasif nya anak dalam
mengikuti kegiatan belajar. Jadi, sebelum anak memasuki
lembaga formal (sekolah) anak sudah mendapat pendidikan
dari orang tua nya.
b. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa
mengikuti belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat
di dalam nya. Seperti bagaimana guru menyampaikan materi,
metode, pergaulan dengan teman nya dan lain-lain. Turut
mempengaruhi tinggi rendah nya kadar aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar.
c. Media pembelajaran
Sekolah yang cukup memiliki media di perlukan untuk belajar
di tambah dengan cara guru dalam menggunakan media
tersbeut, akan menumbuhkan aktivitas siswa dalam belajar.
d. Motivasi sosial
Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang di luar
tanggung jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak
kehidupan lingkungan masyarakat atau bersumber pada
lingkungan alam. Oleh karena itu, corak hidup suatu
lingkungan masyarakat tertentu dapat mendorong seseorang
untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar atau sebalik
nya.14

e. Upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa

Guru atau pendidik berarti orang yang bertanggung jawab memberi


pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani

14
Vaulina dalam Gunawan, G., Kustiani, L. & Sri Haliani, L. (2020). Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Jurnal penelitian dan Pendidikan IPS, 12(1), 14-22.

13
nya, agar mencapai tingkat kedewasaan nya. Peran guru sangatlah
penting dalam mengatasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Usman peran guru merupakan terciptanya serangkaian


tingkah laku yang saling berkaitan yang di lakukan dlaam situasi
tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa menjdi tujuan nya.15 adapun beberapa
kegiatan yang dapat di lakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang


harus di capai sebelum kegiatan pembelajaran di mulai, artinya
tujuan pembelajaran tidak semata-mata di tentukan oleh guru,
akan tetapi di harapkan siswa pun terlibat dlam menentukan
dan memutuskan nya.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas-
tugas apa yang sebaik nya di kerjakan oleh siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya di tentukan oleh
guru akan tetapi melibatkan siswa. Hal ini penting di lakukan
untuk memupuk tanggung jawab siswa. Biasanya manakala
siswa terlibat dalam menentukan jenis tugas dan batas
penyelesaian nya, siswa akan lebih bertanggung jawab untuk
mengerjakan nya.
c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang
harus di lakukan. Dengan memberitahukan rencana
pembelajaran, maka siswa akan semakin paham apa yang harus
di lakukan. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih
aktif dan kreatif.
d. Memberikan bantuan atau pelayanan kepada siswa yang
memerlukannya. Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki
kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena itu kemampuan
15
Usman dalam Fadila Nawang Utami. (2020). Peranan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. 2(1). 93-101

14
nya itu guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk
melayani setiap siswa yang di anggap lambat dalam belajar.
e. Memberikan motivasi. Mendorong siswa untuk belajar dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Dalam
hal ini pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk menguji
kemampuan siswa melainkan melalui pertanyaan guru dapat
mendorong siswa mendorong siswa agra termotivasi untuk
belajar, selain itu melalui pertanyaan guru juga dapat
membimbing dengan berbagai ketrampilan bertanya harus di
kuasai oleh guru.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam
proses pembelajaran sebaiknya guru tidak menyimpulkan
sendiri pokok bahasan yang di pelajari, proses dan kesimpulan
apa yang dapat di tarik sebaiknya di serahkan kepada siswa
namun tetap dengan bantuan dari guru, maksudnya ialah guru
hanya berperan sebagai pembantu dan pengarah bagi siswa
dalam merumuskan kesimpulan.
g. Guru tidak menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber
informasi, tetapi berperan sebagai petunjuk dan fasilitator
dalam memanfaatkan sumber belajar lainnya.
Menurut Wina Sanjaya peran guru sebagai fasilitator di lihat
dari sejumlah indikator yaitu ciri atau penanda sesuatu itu
berhasil atau berjalan dengan baik atau tidak. indikator penting
untuk mengetahui dan mengukur peran guru sebagai
fasilitator.16

16
Wina Sanjaya dalam Siti Shofiya dkk. (2020). Peran guru IPA SMP sebagai fasilitator dalm
kegiatan belajar dari rumah. Jurnal pendidikan dan pembelajaran sains Indonesia (JPPSI). 3(2)

15
2. Contextual Teaching and Learning
a. Konsep contextual teaching and learning
Kata contextual berasal dari kata contexs yang berarti
“hubungan”. Atau pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada roses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan
materi yang di pelajari dan menghubungkan nya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkan nya
dalam kehidupan nyata mereka. Secara umum contextual
mengandung arti yang berkenaan dengan relevan atau saling
keterkaitan. Artinya keterkaitan materi dengan dunia nyata.
Menurut Kunandar Contextual teaching and Learning
adalah konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar
lebih baik jika lingkungan di ciptakan secara alamiah, artinya
belajar akan lebih bermakna jika anak bekerja dan mengalami
sendiri apa yang di pelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya.17
Menurut Zulaiha Contextual Teaching and Learning adalah
suatu konsep belajar yang dimana guru mengahadirkan situasi
dunia nyata dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungsan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan
nya dalam kehidupan, sementara siswa memperoleh pengetahuan
sedikit demi sedikit dan dari proses mengkontruksi diri sebagai
bekal memcahkan masalah dalam kehidupan nya.18
Menurut Suastra menjelaskan CTL adalah suatu konsepsi
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi dengan

17
Kunandar dalam Ahmad Humaini. (2019). Strategi model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning. Jurnal Tarbawi. 4(1)
18
Zulaiha dalam Kirana Chityadewi. (2019). Meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi
operasi hitung penjumlahan pecahan dengan pendeketan CTL. Journal of education technology.
Vol. 3(3)

16
kehidupan dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat
pengetahuan antara dirinya dan kehidupan nya19
Menurut Sanjaya CTL adalah suatu sistem pengajaran yang
cocok dengan otak yang konteks dari kehidupan yang
menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik
dari kehidupan sehari-hari siswa.20
Menurut Blanchard CTL merupakan pendekatan yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dan
menghubungkan nya dengan situasi nyata.21
Jadi, definisi dari contextual teaching and learning ini
adalah suatu proses pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan peserta didik secara utuh agar dapat menemukan
materi yang di pelajari serta menghubungkan nya dengan situasi
nyata, sehingga siswa dapat menemukan segala jawaban dari
materi yang ada. Baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat
maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna
materi tersebut bagi kehidupan nya.
b. Tujuan contextual teaching and learning
Tujuan dari contextual teaching teaching and learning antara lain:
1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk
menemukan materi, artinya proses belajar di orientasikan pada
proses pengalaman secara langsung. Proses pembelajaran
dalam konteks CTL tidak mengharap agar siswa hanya
menerima pelajaran tetapi siswa mencari dan emnemukan
sendiri materi pelajaran tersebut.
2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan
antara materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata

19
Suastra dalam Ketut Gading dkk. (2019). Pengaruh CTL terhadap ekmampuan sains permulaan
anak taman kanak-kanan. Jurnal mimbar ilmu. Vol. 24(2)
20
Sanjaya dalam Winarto dkk. (2021). Penerapan model pembelajaran CTL di sekolah dasar.
Jurnal dialektika jurusan PGSD. Vol. 11(2)
21
Blanchard dalam ketut surata, (2019). Pendekatan CTL berbasis lembar kerja peserta didik untuk
meningkatkan aktivitas belajar biologi. Jurnal bioedusiana. 4(2)

17
artinya siswa dapat menangkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan, artinya bukan hanya mengharap siswa memahami
mateti akan tetapi bagaimana materi dapat mewarnai kehidupan
sehari-hari sebagai bekal kehidupan nyata.22
c. Prinsip contextual teaching and learning
Pembelajaran CTL dalam pelaksanaan pembelajaran nya memiliki
3 prinsip, sebagai berikut:
1. Prinsip saling ketergantungan
Prinsip saling ketergantungan menyatakan bahwa kehidupan ini
merupakan suatu sistem. Lingkungan belajar merupakan suatu
sistem yang di dalam nya terdapat berbagai kompinen belajar
yang terintegrasi secara fungsional. Prinsip saling
ketergantungan menegaskan bahwa sekolah merupakan sebuah
sistem kehidupan dan komponen dari sistem tersebut.
2. Prinsip diferensiasi
Prinsip diferensiasi merujuk pada keanekaragaman perbedaan
dan keunikan dalam kehidupan. Yang mendorong peserta didik
untuk dapat berfikir kritis sehingga dapat menemukan makna
dari keanekaragaman tersebut.
3. Prinsip pengaturan diri
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa setiap entitas di
alam semesta memiliki kemampuan potensial untuk mengatur
diri sendiri. Prinsip ini mendorong peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang di miliki secara optimal atas
dasar kesadaran diri bahwa dirinya mampu melakukan hal ini.

22
Ratih Marhaeni Juni A. (2020). Penggunaan metode CTL dalam peningkatan hasil belajar siswa
SMP kelas VIII pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal ilmiah universitas batanghari
jambi. 1053-1059

18
d. Komponen contextual teaching and learning
Komponen CTL terbagi menjadi tujuh 23, sebagai berikut:
1. Kontruktivisme
Merupakan pembelajaran yang terfokus kepada bagaimana cara
seseorang untuk mengarahkan atau mengkonstruksi
pengetahuan menjadi sebuah pengalaman
2. Inquiry (menemukan)
Merupakan proses pembelajaran yang di fokuskan kepada
pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir secara kritis
dari obyek yang di lihat sesuai riset yang ada
3. Quesrioning (bertanya)
Merupakan sebuah proses pembelajaran yang melibatkan
bertanya dan menjawab. Bertanya sebagai rasa keingin tahuan
yang mendalam untuk memahami suatu hal sedangkan
menjawab sebagai cerminan kemampuan seorang dalam
berfikir
4. Masyarakat belajar
Merupakan proses pembelajaran yang melibatkan semua
kalangan dan memerlukan kerja sama dengan orang lain.
Dimana pun tempat nya. Masyarakat belajar cenderung bersifat
universal atau umum.
5. Pemodelan (modeling)
Merupakan proses pembelajaran dengan menggambarkan atau
memeragakan sesuatu sebagai contoh yang dapat di tiru oleh
siswa
6. Refleksi
Merupakan cara berfikir tentang apa yang baru di pelajari atau
berfikir ke belakang tentang apa yang sudah di lakukan di masa
23
Zaini Gunawan & Ainur Rahmah., (2019). CTL approaches and its application in PAI learning
in scholl. Jurnal pedagogik. Vol 06(2)

19
lalu. Refleksi juga merupakan respon terhadap pengalaman
belajar yang sudah di lakukan.
7. Penilaian nyata
Merupakan proses yang di lakukan oleh guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
e. Perbedaan pembelajaran kontekstual dan tradisional
Menurut Kunandar mentakan perbedaan antara kontekstual dan
tradisional sebagi berikut24:
a. Pembelajaran kontekstual
 Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran
 Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa
 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau
masalah yang di terapkan
 Cenderung mengintegrasi beberapa bidang
 Perilaku di bangun atas kesadaran diri
 Keterampilan di kembangkan atas dasar pemahaman
 Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri
 Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik
 Siswa menggunakan waktunya untuk menemukan,
menggali, berdiskusi, berpikir kritis atau mengerjakan
projek dan pemecahan masalah
 Menyandarkan pada memori spesial (pemahaman
makna)
b. Pembelajaran tradisional
 Siswa secara pasif menerima informasi
 Pemilihan informasi di tentukan oleh guru
 Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
 Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu
 Perilaku di bangun atas kebiasaan
24
Kunandar dalam Ari Nuryana dkk. (2021) perbedaan pendekatan kontekstual dan tradisonal dan
penerapan nya di kelas. Jurnal SDG

20
 Keterampilan di kembangkan atas dasar latihan
 Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai
(angka) rapor
 Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
 Waktu belajar siswa sebagian besar di pergunakan
untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah,
dan mengisi latihan yang membosankan
 Menyandarkan pada hapalan.
f. Kelebihan dan kekurangan contextual teaching and learning
Menurut Suyadi mengatakan bahwa Setiap metode pembelajaran
pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari metode contextual teaching and learning. Sebagai
berikut25:
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan CTL

No Kelebihan Kekurangan

1 Menyadarkan siswa Pengetahuan yang di dapat


. tentang apa yang oleh siswa akan berbeda-beda
mereka pelajari dan tidak merata

2 Pembelajaran lebih Tidak semua siswa dengan


. menyenangkan dan mudah menyesuaikan diri dan
tidak membosankan mengembangkan kemampuan
yang di miliki nya

3 Siswa dapat berpikir Guru sulit dalam memberikan


. kritis dan kreatif dalam materi pelajaran karena tingkat
memahami setiap pencapaian siswa yang tidak
makna sama

25
Suyadi dalam Anju Nofarof Hasudungan. (2022). Pembelajaran CTL pada masa pandemi
COVID-19: sebuah tinjaun. Jurnal Dinamika. Vol 3(2)

21
4 Pemilihan informasi Dalam pembelajaran CTL akan
. berdasarkan kebutuhan nampak jelas bgai siswa yang
siswa tidak di tentukan memiliki kemampuan kurang
oleh guru sehingga menimbulkan rasa
kurang percaya diri pada siswa
tersebut

5 Memberikan Bagi siswa yang tertinggal


. kesempatan kepada pelajaran akan sulit mengejar
siswa untuk menggali nya karna sudah tertinggal.
potensi yang di miliki
nya

3. Pembelajaran Matematika
a. Konsep matematika
Matematika berasal dari bahasa latin yakni “manthanein”
atau “mathema” yang artinya adalah belajar hal yang pelajari.
Dalam bahasa belanda di sebut “wiskunde” artinya adalah ilmu
yang pasti.
Pada hakikat nya matematik tidak terlepas dari menghitung.
Karena dalam kehidupan nyata pun dalam menjalani kehidupan
tidak bisa terlepas dari kegiatan menghitung. Seperti jual dan beli.
Menurut Alhaq menyatakan bahwa Matematika adalah ilmu
universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia.26
Menurut menurut james matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lain nya.27
26
Alhaq dalam sri hastuti noer dkk. (2019). Pengaruh pendekatan RBL terhadap pemahaman
konsep matematis siswa. Jurnal pendidikan matematika. Vol 8(2)
27
James dalam Renita Citra. (2017) komoparasi hasil belajar matematika menggunakan CTL
dengan pembelajaran konvensional siswa kelas vii SMP negeri 9 merangin. Jurnal pendidikan
matematika. Vol 2(2)

22
Menurut Kamarullah matematika adalah ilmu yang
mengglobal. Ilmu yang selalu berkembang sesuai dengan tuntunan
kebutuhan manusia akan teknologi.28
Menurut Abdurahman mengatakan bahwa matematika
adalah bahasa simbol yang fungsi praktisnya untuk
mengepkspresikan hubungan-hubungan kuntitatif.29
Menurut Suandito matematika merupakan ilmu yang
universal dalam perkembangan teknologi modern.30
Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan dalam berfikir, memberikan solusi
dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Serta memberikan
dukungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jadi, matematika adalah kegiatan belajar yang di lakukan siswa
dalam menemukan titik terang atau pola, menyelesaikan masalah
dan mengkomunikasikan hasil-hasil nya yang berhubungan dengan
materi matematika yang di ajarkan di sekolah dasar.

b.Tujuan Matematika

Berdasarkan kurikulum KTSP 2006 mata pelajaran matematika


bertujuan sebagai berikut:

a. Siswa mampu menggunakan penalaran pada pola dan dan sifat.


Lalu mengeneralisasikan, dan membuat bukti sesuai riset
b. Siswa mampu memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan menyelesaiakan model dan menafsirkan solusi
yang di peroleh dari suatu objek

28
Kamarullah. (2017) pendidikan matematika di sekolah kita. Jurnal pendidikan dan
pembelajaran matematika. Vol 1(1)
29
Abdurahman dalam Muhammad Daut siagian. (2017). Pembelajaran matematika dalam
perskpektif Kontruktivisme. Jurnal pendidikan islam dan teknologi pendidikan. Vol vii (2)
30
Suandito dalam Tiofanny, S.Pd (2022). Perkembangan matematika dan pendidikan matematika
di indonesia berdasarkan filosofi. Jurnal of mathematics education and applied Vol 2(2)

23
c. Siswa mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
rumus, tabel untuk memperjelas keadaan atau masalah dari
suatu objek
d. Siswa mampu menghargai berbagai manfaat dari matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Berawal dari rasa ingin tahu
menjadi mahir di bidang matematika. Serta berguna dalam hal
keuangan seperti transaksi jual beli.31
3. Ruang lingkup Matematika
Ruang lingkup matematika pada satuan sekolah dasar adalah
sebagai berikut:
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data (rumus).

Untuk ruang lingkup kompotensi dasar dan indikator matematika


pada kelas II Sekolah Dasar yaitu:

MATEMATIKA (Ruas Garis Bangun Datar)


Kompetensi Dasar:
3.1 Menjelaskan dan mengenalkan bentuk bangun datar
4.1 Mengklasifikasi dan mengelompokan bangun datar sesuai
dengan sisi, sudut dan titik sudut nya.
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi bangun datar berdasarkan ciri-ciri nya
(sisi, sudut dan titik sudut).
4.1.1 Mengkategorikan bangun datar sesuai dengan sisi, sudut
dan titik sudut di lingkungan sekitar. Misal, meja berbetuk persegi
panjang.

31
Peraturan menteri pendidikan nasional RI dalam Syaifudin dkk. (2021). Kemampuan
pemahaman konsep pada pembelajaran matematika menggunakan metode penemuan terbimbing di
SMA Negeri 14 Palembang. Jurnal penelitian pendidikan matematika. Vol 5(2)

24
B. Kerangka berfikir

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa berkaitan dengan


berbagai faktor yang saling terkait dalam pembelajaran matematika antara
lain guru, siswa dan metode pembelajaran. Guru mempunyai peran
penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyanangkan
dan menarik sehingga dapat mudah di ingat oleh siswa. Salah satu metode
yang sangat menarik untuk di manfaatkan dalam pembelajaran matematika
adalah metode Contextual Teaching and Learning.

Metode CTL (Contextual Teaching and Learning) itu sendiri merupakan


sarana yang di ambil oleh guru yang dimana di harapkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran matematika pada materi bangun datar. Dalam
pengunaan metode CTL ini siswa di tuntut aktif dalam proses belajar
mengajar jadi sebelum pembelajaran di mulai siswa harus mempelajari
materi yang akan di ajarkan terlebih dahulu.

Dimana materi bangun datar ini memerlukan contoh atau bayangan untuk
mengetahui suatu objek. Guna dapat menentukan ciri dari bangun datar.
Seperti sisi nya, sudut nya dan titik sudut nya. cara siswa berandai tentang
suatu benda di kehidupan nyata. Misal nya seperti meja yang berbentuk
segi empat. Maka siswa dapat langsung merespon berapa jumlah sisi,
sudut dan titik sudut dari benda tersebut. Sehingga metode CTL dapat
memudahkan siswa memahami suatu pembelajarn dengan materi bangun
datar.

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat rekletif oleh pelaku tindakan
yang di lakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang di lakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek pembelajaran tersebut di lakukan.
Sesuai dengan penelitian yang di pilih, yaitu penelitian tindakan
kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yang
hanya mencakup kelas saja. Yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke
siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan
dan refleksi. langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang
sudah di revisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada
siklus 1 di lakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Siswa kelas II A di SDN Bojong 3
Pinang Kota Tangerang Tahun pelajaran 2022/2023. Kelas II A di
SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang itu sendiri memiliki siswa dan
siswi berjumlah 32 orang. Terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswi
perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang
Kota Tangerang.
3. Waktu Penelitian

26
Penelitian ini di laksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2022/2023. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 1
bulan 15 hari, di bulan November sampai bulan Desember tahun 2022.
4. Suasana Belajar
Suasana belajar di kelas II A, yaitu Masih terdapat beberapa siswa
yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan
Potensi siswa perlu di maksimalkan.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan dan di rancang dengan
menggunakan siklus spiral. Siklus spiral ini di perkenalkan oleh hopkins
bahwa dalam 1 siklus terdiri dari 4 langkah yaitu: perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Untuk penjelasan lebih mendetail nya, berikut peneliti jabarkan prosedur
penelitian di bawah ini. terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Siklus 1
1. Perencanaan
Beberapa hal yang di laksanakan pada tahap perencanaan di
antaranya adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP
(rencana pelaksanaan pembelajaran) yang akan di pakai selama
pembelajaran berlangsung, daftar hadir dan mengidentifikasi awal
mula permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Tentunya dengan
menyiapkan solusi alternatif sebagai pemecahan masalah yang ada.
2. Tindakan
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Tindakan ini adalah
melaksanakan serta mengaktualisasikan pembelajaran di kelas. Serta
menyampaikan materi yang akan di pelajari yaitu materi Bangun Datar
dengan menghubungkan materi sesuai kehidupan nyata siswa. Metode
dan media yang di pilih harus sesuai dengan skenario yang tercantum
di rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Observasi

27
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Observasi ini adalah
mengamati keadaan atau situasi kegiatan pembelajaran di kelas,
mengamati keaktifan siswa dalam diskusi maupun tanya jawab, dan
mengamati metode apa yang di pakai guru dalam melaksanakan
pembelajaran sebelumnya.
4. Refleksi
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Refleksi ini adalah
menemukan apa saja yang menjadi kelemahan dalam kegiatan belajar
mengajar, mengkaji kegiatan yang di rasa kurang efektif dalam proses
kegiatan belajar mengajar dan merencanakan dengan guru untuk
menumbuhkan atau kualitas akademik pada kegiatan belajar mengajar
pada pertemuan berikutnya.
Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan
siklus sebelum nya. yang dimana siklus ini pun memakai 4 tahapan dalam
melewati setiap rangkaian prosedur penelitian. Yaitu perencanaan,
tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Tujuan dari penelitian
tindakan kelas pada siklus ke II adalah mencari solusi untuk
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas ke arah yang lebih
baik lagi. berikut peneliti jabarkan setiap rangkaian prosedur penelitian
pada siklus II di bawah ini:
1. Perencanaan
Beberapa hal yang di lakukan pada kegiatan Perencanaan ini yaitu:
a. Menemukan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I beserta
solusi alternatif sebagai pemecahan masalah yang ada.
b. Mengembangkan dan mengoptimalkan program (metode dan
media) yang akan di laksanakan pada Tindakan ke II
2. Tindakan
Kegiatan yang di lakukan tahap Tindakan pada siklus II ini adalah
melaksanakan pembelajaran di kelas dengan materi Bangun Datar

28
dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning
(CTL) yang artinya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.
3. Pengamatan
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Pengamatan ini adalah
mengamati kemampuan merangsang atau memahami materi yang telah
di ajarkan oleh guru dan mengamati aktivitas siswa menggunakan
lembar observasi yang telah di siapkan sebelum nya
4. Refleksi
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Refleksi ini adalah peneliti
menarik kesimpulan akhir dari ke dua siklus yang sudah terlaksana
dengan data hasil belajar dan membuat hasil pengamatan pembelajaran
yang sudah di lakukan.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang di butuhkan, maka peneliti melakukan
tekhnik pengumpulan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tes
Tes merupakan metode atau cara yang dapat di gunakan sebagai
langkah yang perlu di ambil dalam rangka pengukuran dan penilaian di
bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
tugas. baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab atau
perintah yang harus di kerjakan. Tentunya dengan melakukan
pengukuran yang matang sesuai riset sehingga menghasilkan hasil dari
aspek yang di teliti.
Tes yang di ambil dari penelitian ini, menggunakan 2 test yaitu pre test
dan post test. Berikut peneliti uraikan Definisi dari pre test dan post
test:
a. Pre Test adalah tes yang di berikan sebelum pembelajaran di mulai,
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai
materi yang akan di berikan.

29
b. Post Test adalah tes yang di berikan sesudah pembelajaran
berlangsung, tujuan nya ialah untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah menguasai bahan yang telah di ajarkan.
Perbedaan kedua jenis tersebut ini akan di tentukan oleh proses
belajar dan mengajar, karena jika proses belajar dan mengajar baik
maka akan terdapat perbedaan besar antara pre test dan post test. Agar
kedua hasil ini dapat di jadikan penilaian dan pengukuran dari
penelitian ini maka seorang peneliti harus pintar dalam memilah
metode dan media yang akan di ajarkan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Tes hasil belajar ini di berikan berupa tes tertulis dengan jenis soal
uraian dengan jumlah 5 butir soal dan masing-masing soal akan di
berikan nilai 20 dan nilai 0 jika menjawab salah. Jadi jika di jabarkan
setiap skor yang benar di beri nilai 20 di kalikan dengan jumlah soal
yang ada yaitu 5 soal. 20x5= 100. Nilai tertinggi dari test yang berikan
adalah 100 dan nilai terkecil 20.
2. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan terhadap objek dengan
maksud mengetahui pengetahuan atau hasil dari sebuah kejadian
berdasarkan fakta untuk mendapatkan informasi-informasi yang di
butuhkan untuk data suatu penelitian. Hasil informasi berupa ruang
(tempat), objek atau pelaku, kegiatan, kejadian atau peristiwa dan juga
waktu. Metode ini di gunakan untuk memperoleh data keadaan
lingkungan sekolah serta proses belajar mengajar Matematika di ruang
kelas II A SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang.
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang di tempuh untuk
tekhnik pengumpulan data yang sesuai dengan kejadian nyata atau
biasa di sebut dengan Data fakta. Wawancara adalah percakapan antara
dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan
pewawancara. Narasumber merupakan orang yang dapat memberikan

30
informasi tentang apa yang di butuhkan oleh pewawancara.
Sedangkan, pewawancara adalah orang yang menanyakan suatu hal
yang dibutuhkan yang akan di gunakan sebagai data penelitian.
Wawancara di lakukan pada tahap akhir setiap siklus, dengan
tujuan untuk mencari kesulitan siswa dalam memahami materi bangun
datar dan untuk melihat seberapa jauh pemahaman yang telah di capai
oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung dari materi yang
telah di sampaikan.
Peneliti menjadikan informan untuk di wawancarai adalah guru
kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang. Untuk
mendapatkan informasi tentang proses pengajaran berlangsung,
kesulitan-kesulitan dalam menghadapi tingkah laku dari masing-
masing siswa dan hasil belajar yang di dapat siswa pada setiap
pembelajaran serta gambaran tentang suasana pembelajaran dengan
menggunakan metode yang guru kelas pakai sebelum nya.

E. Tekhnik Analisis Data


Analisis data adalah suatu rangkaian yang mengatur urutan data,
menggabungkan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Sedangkan menurut suprayogo (dalam Tanzeh) analisis data adalah proses
langkah kegiatan mendalami, pengelompokan atau penggabungan,
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah kejadian atau
fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sample melalui
instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah
dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui
penyajian data.
Data yang terkumpul tidak mesti seluruhnya disajikan dalam
pelaporan penelitian, penyajian data ini adalah dalam rangka untuk

31
memperlihatkan data kepada para pembaca tentang realitas yang
sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian, oleh karena
itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah data yang terkait
dengan tema bahasan saja yang perlu disajikan. Aktifitas dalam analisis
data yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan/verifikasi data (conclusion drawing/verification).
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka
untuk itu perlu dicatat secara teliti, rinci dan jelas. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari sesuai tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
dan mencarinya bila diperlukan.
2. Menyajikan Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil
reduksi dengan cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang
telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang
sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna baik dalam
bentuk narasi, grafis maupun tabel.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberikan
kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga
mencakup pencarian makna data serta pemberian penjelasan. Selanjutnya
dilakukan kegiatan verifikasi yaitu kegiatan mencari validitas kesimpulan
dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran langsung dengan metode Teaching and
Learning maka data yang diperlukan berupa data hasil belajar yang
diperoleh dari hasil belajar/nilai tes.

32
Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk
mengetahui ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes
dengan kriteria ketuntasan belajar, presentase hasil belajar yang diperoleh
siswa tersebut kemudian dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang telah ditentukan. Seorang siswa disebut tuntas belajar jika
telah mencapai skor 75 persen ke atas, untuk menghitung hasil belajar
dengan membandingkan jumlah nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah
skor maksimum kemudian dikalikan 100% atau digunakan rumus

R
S= X 100
N
Keterangan:
S: Nilai yang dicari/diharapkan
R: jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar
N: skor maksimal ideal dari tes tersebut.
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini yakni dengan
membandingkan persentase keberhasilan belajar dalam penerapan model
pembelajaran langsung dengan metode ContextualTeaching and Learning
pada siklus I, II dan III.
Sedangkan persentase keberhasilan belajar dihitung dengan cara
membandingkan jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah siswa
secara keseluruhan (siswa maksimal) kemudian dikalikan 100%.
Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %
Keterangan tingkat keberhasilan:
81% - 100% : tanggapan belajar siswa tinggi
71% - 80% : tanggapan belajar siswa sedang
61% - 70% : tanggapan belajar siswa cukup
>60% : tanggapan belajar siswa kurang

33
BAB IV
HASIL PENERAPAN, PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penerapan
Masalah penting yang sering di hadapi oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar adalah hasil belajar yang tidak sesuai harapan dan
pemilihan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai
kompotensi. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, memiliki pengaruh
besar terhadap proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Salah satu cara
untuk menjadikan siswa aktif dan ikut berpatisifasi dalam proses
pembelajaran ialah dimana guru harus berfikir bagaimana cara untuk
menarik perhatian siswa dan seorang guru di harapkan mampu untuk
merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, baik dalam
merumuskan tujuan, memilih metode, media ataupun strategi sehingga
dapat memberikan hasil belajar yang baik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan metode Teaching and Learning pada mata pelajaran
Matematika kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang,
mengaplikasikan metode Teaching and Learning ini di harapakan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang Kota
Tangerang pada mata pelajaran Matematika, metode ini dapat membantu
siswa dalam merangsang, menalar serta memahami materi pelajaran yang
di berikan oleh guru. Materi ini juga dapat mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata yang bisa di simulasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini di awali dengan kegiatan Pra

34
Tindakan yang di lakukan selama 1 bulan 15 hari setelah melakukan
observasi dan Pretest maka peneliti dapat menemukan masalah yang
terjadi di kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang.
Permasalahan tersebut adalah Kurang nya rasa percaya diri dalam
mengajukan pertanyaan menjadi salah satu penghambat siswa dalam
proses pembelajaran dan Masih terdapat beberapa siswa yang belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Permasalahan-permasalah
tersebut jelas mempengaruhi hasil belajar peserta didik terhadap mata
pelajaran Matematika, hal ini di buktikan dengan hasil pretest yang di
laksanakan pada tanggal 7 November 2022 Dengan perolehan nilai rata-
rata 65% sehingga perlu adanya tindakan perbaikan untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang
Kota Tangerang.
Untuk memperbaiki proses kegiatan pembelajaran dan
memperbaiki hasil belajar siswa maka peneliti dan guru melakukan
Refleksi pada permasalahan permasalahan yang telah di sebutkan di atas.
Dalam Refleksi tersebut di temukan solusi yaitu dengan adanya penerapan
metode yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
proses belajar mengajar di kelas. Maka di pilihlah metode yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode Teaching and Learning
pada kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang.
Metode Pembelajaran Teaching and Learning merupakan metode
pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Metode
ini sangat tepat di terapkan untuk materi Bangun Datar. Dimana siswa di
perintahkan oleh guru untuk menyebutkan satu benda yang ada di sekitar
sesuai bentuk Bangun Datar lalu menyebutkan sisi, sudut dan titik sudut
nya dengan begitu siswa lebih cepat menangkap dan menalar dari apa yang
di lihat nya. misal nya papan tulis, papan tulis berbentuk segi empai. Segi
empat memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut. Dengan begitu siswa jadi
lebih mudah untuk memahami materi Bangun Datar.

35
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Kegiatan Penelitian Tindakan kelas pada siklus 1 dapat di deskripsikan
sebagai berikut:
a. Rancangan pembelajaran
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari RPP, buku paket Tematik, soal
formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 di
lakukan pada tanggal 7 November 2022 di kelas II a dengan
jumlah 32 Siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu kepada Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah di siapkan.
Pengamatan atau observasi di laksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada awal proses belajar mengajar siswa di beri tes formatif
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa luas pengetahuan siswa
tentang bangun datar. Adapun hasil penelitian pada siklus 1 adalah
sebagai berikut:
c. Hasil Tindakan

Dari hasil pelaksanaan siklus 1 pembelajaran Matematika


dapat di temukan hasil sebagai berikut:
Tabel 2 – hasil tes formatif siswa pada siklus 1
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
T TT
1. Adinda Irawan 60 
2. Alifah Nur Durrah 80 
3. Alya Astila Rahmadani 80 
4. Amanina Nurfathiyah 60 

36
5. Andhika Batara Putra 80 
6. Andra Nugraha 40 
7. Arsya Chafy Hafizar 40 
8. Aulia Putri Octaviani 80 
9. Bustomi Rahadian 60 
10. Bilqis Hufaira Kaes 60 
11. Callysta Beril Wardhana 60 
12. Dviana Marwah 60 
Najalana
13. Dyandra Kinara Putri 80 
14. Fisesa Aina Roselin 80 
15. Gadiel Ghalib 60 
16. Jami Muamar Soleh 60 
17. Kanisya Zahrani 80 
18. Kenzie Athalla Zaidan 80 
19. Khoirul Nizam 40 
20. Marchelo Deni Saputra 60 
21. Melodi Salsabila Dinata 80 
22. Mohammad Nafis 60 
23. Muhammad Haikal R. 20 
24. Nabiel Yusuf Albani 80 
25. Nanda Fenalia R. 80 
26. Pandu Rayyan Pranadja 80 
27. Razkha Achmad Alfian 80 
28. Rayhan Akbar Afandi 40 
29. Shella Aura Syafira 80 
30. Silvi 60 
31. Siti Nurjanah Nano 60 
32. Syahriel Ibrahim 60 

37
JUMLAH 2.080 13 19
RATA-RATA 65
KETUNTASAN KLASIKAL 34%

Keterangan :
TT = Tidak Tuntas
T = Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 13
Jumlah siswa yang tidak tuntas: 19
Ketuntasan Klasikal : Belum tuntas
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus 1
1 Nilai rata-rata tes formatif 65
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 11

3 Persentase ketuntasan belajar 34%

Ketuntasan belajar klasik = Σ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑥 100 %


Σ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
= 13 X 100 %
32
= 34 %
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siswa di atas dalam
menghitung ketuntasan belajar klasik siswa masuk ke dalam kategori
Tanggapan belajar siswa kurang. Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa
dengan menerapkan metode contextual teaching and learning di peroleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65% dan ada 13 siswa dari 32
siswa yang sudah tuntas dalam belajar sedangkan masih banyak siswa
yang belum tuntas sebanyak 19 siswa. Hasil tersebut menunjukan bahwa
pada siklus pertama bila di lihat dari ketuntasan klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70% hanya sebesar
34% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang di kehendaki. Hal ini di

38
sebabkan karena siswa masih perlu beradaptasi dengan metode baru yang
di gunakan yaitu metode CTL (Contextual Teaching and Learning).

2. Siklus II
Kegiatan Penelitian Tindakan kelas pada siklus II dapat di
deskripsikan sebagai berikut:
a. Rancangan pembelajaran
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari RPP, buku paket Tematik, soal
formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II di
lakukan pada tanggal 14 November 2022 di kelas II A dengan
jumlah 32 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu kepada Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan revisi
pada siklus 1 sehingga kesalahan atau kekurangan tidak terulang
lagi di siklus II. Pengamatan atau observasi di laksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa di beri tes
formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa tentang bangun datar. Adapun hasil penelitian pada siklus II
adalah sebagai berikut:
c. Hasil Tindakan
Dari hasil pelaksanaan siklus II pembelajaran Matematika
dapat di temukan hasil sebagai berikut:
Tabel. 3 hasil tes formatif dari siklus II
N NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
O T TT
1. Adinda Irawan 80 

39
2. Alifah Nur Durrah 80 
3. Alya Astila Rahmadani 60 
4. Amanina Nurfathiyah 100 
5. Andhika Batara Putra 100 
6. Andra Nugraha 40 
7. Arsya Chafy Hafizar 40 
8. Aulia Putri Octaviani 80 
9. Bustomi Rahadian 60 
10. Bilqis Hufaira Kaes 80 
11. Callysta Beril Wardhana 100 
12. Dviana Marwah Najalana 80 
13. Dyandra Kinara Putri 100 
14. Fisesa Aina Roselin 80 
15. Gadiel Ghalib 80 
16. Jami Muamar Soleh 60 
17. Kanisya Zahrani 80 
18. Kenzie Athalla Zaidan 80 
19. Khoirul Nizam 40 
20. Marchelo Deni Saputra 80 
21. Melodi Salsabila Dinata 80 
22. Mohammad Nafis 80 
23. Muhammad Haikal R 20 
24. Nabiel Yusuf Albani 80 
25. Nanda Fenalia R 100 
26. Pandu Rayyan Pranadja 100 
27. Razkha Achmad Alfian 80 
28. Rayhan Akbar Afandi 40 
29. Shella Aura Syafira 80 
30. Silvi 60 

40
31. Siti Nurjanah Nano 80 
32. Syahriel Ibrahim 80 
JUMLAH 2.388 22 10
RATA-RATA 74
KETUNTASAN KLASIKAL 68,75%

Keterangan :
TT = Tidak Tuntas
T = Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 22
Jumlah siswa yang tidak tuntas: 11
Ketuntasan Klasikal : Belum tuntas

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I


No Uraian Hasil Siklus 1
1 Nilai rata-rata tes formatif 74
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 22

3 Persentase ketuntasan belajar 68,75%

Ketuntasan belajar klasik = Σ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑥 100 %


Σ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
= 22 X 100 %
32
= 68,75%
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siswa di atas dalam menghitung
ketuntasan belajar klasik siswa masuk ke dalam kategori Tanggapan
belajar siswa kurang. Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa dengan
menerapkan metode contextual teaching and learning di peroleh nilai rata-
rata prestasi belajar siswa adalah 74% dan ada 22 siswa dari 32 siswa yang
sudah tuntas dalam belajar sedangkan masih banyak siswa yang belum

41
tuntas sebanyak 10 siswa. Hasil tersebut menunjukan bahwa pada siklus
pertama bila di lihat dari ketuntasan klasikal siswa belum tuntas belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70% hanya sebesar 68,75% lebih
kecil dari persentase ketuntasan yang di kehendaki. Namun dengan begitu
siswa sudah memiliki kemajuan dari siklus I. walaupun tanggapan belajar
siswa masih kurang di lihat dari persentase yang telah di buat.

3. Siklus III
Kegiatan Penelitian Tindakan kelas pada siklus II dapat di
deskripsikan sebagai berikut:
a. Rancangan pembelajaran
Setelah melakukan refleksi dan hasil tindakan yang di lakukan
pada siklus 1 dan siklus II, peneliti menyusun kembali melalui
siklus III dengan tahap perencanaan yaitu menyusun RPP yang
akan di terapkan dan di laksanakan pada siklus III dengan
memperhatikan kekurangan pelaksanaan efektif yang terjadi
dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning
dan peneliti menyiapkan soal sebagai penilaian dari peningkatan
pemahaman soal uji kompotensi berupa butir-butir soal yang harus
di jawab siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III di
lakukan pada tanggal 19 November 2022 di kelas II A dengan
jumlah 27 siswa dan yang tidak hadir berjumlah 5 orang. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu kepada Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan memperhatikan revisi pada siklus II sehingga
kesalahan atau kekurangan tidak terulang lagi di siklus III.
Pengamatan atau observasi di laksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.

42
Pada akhir proses belajar mengajar siswa di beri tes
formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa tentang bangun datar. Adapun hasil penelitian pada siklus II
adalah sebagai berikut:
c. Hasil Tindakan
Dari hasil pelaksanaan siklus III pembelajaran Matematika
dapat di temukan hasil sebagai berikut:
Tabel 1V – hasil tes formatif siswa pada siklus 1II
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
T TT
1. Adinda Irawan 100 
2. Alifah Nur Durrah 100 
3. Alya Astila Rahmadani 20 
4. Amanina Nurfathiyah 80 
5. Andhika Batara Putra 80 
6. Andra Nugraha 80 
7. Arsya Chafy Hafizar 80 
8. Aulia Putri Octaviani 100 
9. Bustomi Rahadian 60 
10. Bilqis Hufaira Kaes 100 
11. Callysta Beril Wardhana 100 
12. Dviana Marwah N. 80 
13. Dyandra Kinara Putri 80 
14. Fisesa Aina Roselin 80 
15. Gadiel Ghalib 80 
16. Jami Muamar Soleh 80 
17. Kanisya Zahrani 100 
18. Kenzie Athalla Zaidan 80 
19. Khoirul Nizam 80 

43
20. Marchelo Deni Saputra 100 
21. Melodi Salsabila Dinata 80 
22. Mohammad Nafis 80 
23. Muhammad Haikal R. 80 
24. Nabiel Yusuf Albani 80 
25. Nanda Fenalia R. 100 
26. Pandu Rayyan Pranadja 100 
27. Razkha Achmad Alfian 100 
28. Rayhan Akbar Afandi 40 
29. Shella Aura Syafira 80 
30. Silvi 60 
31. Siti Nurjanah Nano 100 
32. Syahriel Ibrahim 100 
JUMLAH 2.588 28 4
RATA-RATA 80,87
KETUNTASAN KLASIKAL 87,5%

Keterangan :
TT = Tidak Tuntas
T = Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 28
Jumlah siswa yang tidak tuntas: 4
Ketuntasan Klasikal : Tanggapan Belajar Tinggi

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III


No Uraian Hasil Siklus
II1
1 Nilai rata-rata tes formatif 80,87
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 28

3 Persentase ketuntasan belajar 87,5%

44
Ketuntasan belajar klasik = Σ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑥 100 %
Σ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
= 28 X 100 %
32
= 87,5%

Berdasarkan tabel di atas di peroleh nilai rata-rata tes formatif


sebesar 80,87% dan dari 32 siswa yang telah tuntas sebanyak 28 siswa dan
yang belum tuntas sebanyak 4 siswa. Maka secara klasikal ketuntasan
belajar yang telah tercapai sebesar 87,5% (termasuk kategori tuntas atau
tanggapan belajar siswa tinggi). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus I dan II. Adanya peningkatan hasil
belajar pada siklus III ini di pengaruhi oleh adanya peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan metode CTL (Contextual Teaching
and Learning). Sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang
telah di berikan yaitu materi bangun datar. Pada siklus III ini ketuntasan
secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada
siklus III.

d.Refleksi
dari data di atas dapat di ketahui bahwa dengan menggunakan
metode CTL (Contextual Teaching and Learning) yang peneliti gunakan
pada siklus III di peroleh nilai rata-rata 80,87%. Sebanyak 28 siswa sudah
mencapai KKM yang di harapkan dari jumlah 32 siswa. Peneliti
menyimpulkan metode yang di lakukan sudah maksimal dan siswa sudah
memahami terkait materi yang di sampaikan.

C. Pembahasan

45
Setelah memperhatikan beberapa hasil baik pada siklus I maupun
siklus III maka dapat diberikan analisis bahwa hasil belajar siswa dapat
meningkat dengan pembelajaran yang lebih terencana dan kondusif. Hal
itu dapat di buktikan dengan adanya hasil yang cukup baik pada tindakan
siklus I dan setelah dilakukan evaluasi dan perbaikan pada siklus III
hasilnya lebih meningkat mengingat rata-rata nilai dan ketuntasan
klasikalnya dapat melampaui target yang di inginkan. Target rata-rata yang
diinginkan adalah dengan KKM 70 dapat telah mencapai ketuntasan
klasikal sebesar 70%. Dengan melihat data yang sudah ada dapat diambil
kesimpulan bahwa target tersebut dapat terlampaui pada siklus III dengan
rata-rata nilai siswa 80,87% dan ketuntasan klasikal sebesar 87,5%.
Melalui hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode contextual teaching
and learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajat
siswa pada materi Bangun Datar.

46
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan tindakan baik dalam siklus I sampai siklus III
sehingga dapat di lihat dari hasil prestasi belajar siswa pada siklus I rata-
ratanya hanya 65 dan kriteria ketuntasan minimum yaitu 34%. Sedangkan
hasil prestasi belajar siswa pada siklus III rata-ratanya menjadi 80,87 dan
kriteria ketuntasan minimum yaitu 87,5%. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa: Penggunaan metode Contextual Teaching and Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pokok
Bahasan Ruas garis bangun datar pada kelas II A di SDN Bojong III
Pinang Kota Tangerang.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian penerapan metode Contextual Teaching
and Learning pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan Ruas garis
Bangun Datar pada kelas II A di SDN Bojong 3 Pinang Kota Tangerang
dan memperhatikan hasil yang dicapai pada penelitian tersebut, ada
beberapa hal yang dapat disarankan demi tercapainya pembelajaran yang
baik pada masa yang akan datang dengan harapan jika pembelajaran di
laksanakan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik maka akan
mendapat prestasi yang tinggi, Beberapa saran tersebut diantaranya adalah:
1. Bagi siswa
Lebih aktif dalam bertanya sehingga suasana kelas menjadi hidup dan
tidak monoton, maksimalkan potensi yang di miliki dan minat.
2. Bagi guru

47
Guru sebagai tenaga pendidik hendak nya terus berupaya menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif sehingga siswa tidak
merasa jenuh dan tetap bersemangat dalm belajar nya. dan Guru harus
mampu menggali setiap informasi yang berasal dari berbagai sumber
yang dapat diterima semua peserta didik yang mengikuti pembahasan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya di harapkan dapat melakukan penelitian dengan
populasi yang lebih besar dan lebih memperhatikan faktor-faktor lain
nya yang berkaitan erat dengan hasil belajar.

48
DAFTAR PUSTAKA

49
LAMPIRAN I
Soal Pretest siklus 1 penelitian SDN Bojong III

Nama : ……………………………………………………………
Kelas : II (Dua) A
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………
A. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang di maksud dengan bangun datar?...
2. Sebutkan 3 macam bangun-bangun datar?...
3. Bangun datar yang memiliki 3 sisi, 3 sudut dan 3 titik dudut merupakan bangun
datar apa?...
4. Sebutkan benda yang berbentuk lingkaran?...
5. Berapa sisi, sudut dan titik sudut dari Trapesium?...

JAWABAN
1. Bangun yang memiliki sisi, sudut dan titik sudut Namun tidak memiliki ruang.
2. Segitiga, persegi empat dan Lingkaran
3. Segitiga
4. Jam Dinding dan Bola
5. 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut

50
LAMPIRAN II
Soal Post Test siklus 1I penelitian SDN Bojong III

Nama : ……………………………………………………………
Kelas : II (Dua) A
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………
A. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan 3 benda yang ada di sekeliling kalian dari bangun datar persegi
empat?.
2. Apakah Belah Ketupat termasuk dari bangun datar?...
3. Berapa sudut dari segitiga, segi empat, layang-layang dan jajar genjang?...
4. Pintu merupakan bentuk dari bangun datar apa? Tuliskan berapa sisi, sudut dan
titik sudut nya?...
5. Berapa sisi nya…
Berapa sudut nya….
Berapa titik sudut nya….

JAWABAN
1. Papan Tulis, Pintu dan Kotak Pensil
2. Iya, Belah Ketupat merupakan macam dari Bangun Datar
3. Sudut dari segitiga yaitu 3, sudut dari segi empat yaitu 4 dan sudut dari jajar
genjang yaitu 4
4. Pintu berbentuk Segi empat. Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut

51
5. Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut.

LAMPIRAN III
Soal Post Test siklus 1I penelitian SDN Bojong III

Nama : ……………………………………………………………
Kelas : II (Dua) A
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………
A. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan sisi, sudut dan titik sudut dari jajar genjang, trapesium, layang-layang
dan belah ketupat?...
2. Sebutkan sisi, sudut dan titik sudut dari benda di bawah ini.
a. Bola
b. lemari
c. buku
3. Sebutkan benda yang kalian miliki di rumah sesuai dengan bentuk bangun
datar?
4. lengkapi gambar di bawah ini dengan benar!

….. ……. ……. …….

5. Berapa sisi nya…


Berapa sudut nya….
Berapa titik sudut nya….

JAWABAN

52
1. masing-masing memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut
2. bola (1 sisi 0 sudut dan 0 titik sudut), lemari (4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut),
buku (4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut)
3. penghapus, bingkai, telfon genggam dan bola
4.
5. Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN


Nama Sekolah : SDN Bojong 3
Kelas/ Semester : 2/1
Tema : 4 Hidup Bersih dan Sehat
SubTema : 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Pembelajaran ke :1
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2x35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru
KI-3 : Memahami pengetahuan, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

53
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
B.Indonesia
Kompotensi Dasar:
3.1 Mengenalkan kosa kata yang berkaitan erat dengan hidup bersih
dan sehat seperti rapih yang artinya teratur. dll
4.1 Mensimulasikan dan Memberikan contoh kegiatan apa saja yang
dapat menciptakan hidup bersih dan sehat. Contoh membuang
sampah pada teampat nya
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu mengenal kosa kata yang berkaitan dengan hidup
bersih dan sehat.
4.1.1 Siswa mampu menerapkan hidup bersih dan sehat di dalam
kehidupan sehari-hari.
Matematika
Kompetensi Dasar:
3.1 Menjelaskan ruas garis (sisi, sudut dan titik sudut) bangun datar
4.1 mengklasifikasikan bangun datar sesuai dengan ciri-cirinya.
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu mengenal ruas garis datar
4.1.1 Siswa mampu memahami bangun datar berdasarkan ciri-cirinya
SBdP
Kompetensi Dasar:
3.1 Mengenalkan not nada melalui lagu-lagu anak
4.1 Mensimulasikan not nada melalui lagu-lagu anak
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu memahami setiap not nada pada lagu anak
4.1.1 Siswa mampu menampilkan lagu sesuai dengan nada atau irama
yang di ajarkan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Memahami dan mengenal kosa kata yang berhubungan dengan hidup
bersih dan sehat

54
b. Menghitung ruas garis pada bangun datar (sisi, sudut dan titik sudut)
c. Menyanyikan lagu anak sesuai dengan nada keras dan lembutnya
suara.

D. MATERI PEMBELAJARAN
a. Membaca teks mengenai cerita “hidup bersih dan sehat” lalu
mengamati kegiatan yang mereka lakukan untuk menciptakan hidup
bersih dan sehat. Juga berdiskusi mengenal kosa kata yang
berhubungan dengan hidup bersih dan sehat
b. Mengenal ruas bangun datar bangun datar
c. Berlatih bernyanyi sesuai keras dan lembutnya suara pada lagu anak.

E. METODE PEMBELAJARAN
a. Metode pembelajaran : CTL (contextual teaching anda learning)
yang artinya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


Buku pegangan siswa (buku tema, buku tulis dan LKS) beserta alat tulis
dan perangkat lainnya.
G. SKENARIO PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan.
a. Guru memerintahkan siswa untuk
baris berbaris di depan kelas
terlebih dahulu
b. Guru membuka kelas dengan
salam dan doa
c. Guru mengecek kehadiran siswa
d. Guru menanyakan kondisi 10 menit
kesehatan dan kesiapan siswa
dalam melaksanakan
pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi inti
dan tujuan pembelajaran yang
akan di laksanakan.

2. Kegiatan inti 50 menit


a. Guru meminta peserta didik untuk
membuka halaman buku tema

55
sesuai materi yang ingin di
ajarkan.
b. Guru memberikan pretest kepada
siswa
c. Guru membacakan teks cerita
dengan intonasi yang jelas
d. Guru meminta peserta didik untuk
menyimak dari setiap kata atau
teks yang telah di baca oleh guru
e. Guru meminta siswa untuk
berdiskusi seputar kosa kata
berdasarkan arti hidup bersih dan
sehat
f. Guru meminta siswa untuk
memberikan contoh kegiatan yang
dapat menciptakan hidup bersih
dan sehat
g. Guru memberikan refleksi agar
pembelajaran tidak tegang dan
monoton (ice breaking).
h. Setelah itu guru mengenalkan ruas
garis (sisi, sudut dan titik sudut)
pada bangun datar
i. Kemudian guru meminta siswa
untuk berlatih mengenal ruas garis
pada bangun datar. Dan mengisi
nya secara bersama
j. Di lanjut dengan guru
mengenalkan panjang pendek
nada
k. serta meminta siswa untuk
mencoba menampilkan lagu anak
sesuai dengan nada yang telah di
ajarkan
l. Guru menanyakan bagian mana
saja yang belum di fahami.
m. Guru memberikan penguatan atas
pemahaman yang telah di fahami
oleh siswa
3. Penutup
a. Guru menyimpulkan materi yang
telah di sampaikan 10 menit
b. Guru menutup mata pelajaran hari
ini dengan berdoa dan salam.

56
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap.
No Aspek Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D
penilaian
1 Di siplin
2 Percaya diri
3 Antusias

Keterangan:
A= sangat baik C= cukup
B= baik D= kurang

2. Penilaian Pengetahuan.
No Aspek penilaian Nilai
1. Penguasaan materi
2. keaktifan
Keterangan:
100= istimewa 80= baik
90= sangat baik 70= cukup
Tangerang, 7 November 2022

Guru Pamong kelas 2a Mahasiswi PPKT

(Maryam S.Pd) (Shella Safitri)


NIP. 196702032022212002 NPM. 192003017

Mengetahui

57
Kepala Sekolah SDN Bojong 3

(Drs. Nur Halim)


NIP. 196308151984101012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN


Nama Sekolah : SDN Bojong 3
Kelas/ Semester : 2/1
Tema : 4 Hidup Bersih dan Sehat
SubTema : 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Pembelajaran ke :6
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2x35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru
KI-3 : Memahami pengetahuan, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

58
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Bahasa Indonesia
Kompotensi Dasar:
3.1 Menjelaskan arti dari bersih dan sehat. Serta, cara menjaga
kebersihan pekarangan rumah
4.1 Menggambarkan dan Memberikan contoh kegiatan apa saja yang
dapat menjaga kebersihan pekarangan di rumah. Contoh menyapu
halaman.
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu memahami arti dari kosa kata ‘’bersih dan sehat”
4.1.1 Siswa mampu mencontoh dan menerapkan bagaimana cara
menjaga kebersihan pekarangan rumah (kehidupan nyata).

PKN
Kompetensi Dasar:
3.1 Menerangkan arti dari kata “persatuan” dalam keluarga
4.1 Menjabarkan manfaat dan akibat dari kata “persatuan” di ruang
lingkup keluarga dalam menjaga kebersihan pekarangan rumah.
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu memahami arti “persatuan” di dalam rumah
4.1.1 Siswa mampu menyebutkan manfaat dan akibat dari “persatuan”
dalam menjaga kebersihan pekarangan rumah dan mensimulasikan
nya dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika
Kompetensi Dasar:
3.1 Mengenal dan menyebutkan bentuk bangun datar dari setiap benda
yang ada di rumah. Misal nya konblok

59
4.1 Mencontohkan benda dan menghitung jumlah sisi, sudut dan titik
sudut dari benda yang di temui
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu memahami dan menyebutkan bentuk bangun datar
dari setiap benda yang ada di rumah
4.1.1 Siswa mampu menghitung sisi, sudut dan titik sudut dari benda
yang di temui.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mengenal kata “bersih dan sehat” dan menyebutkan cara bagaimana
menjaga kebersihan pekarangan rumah
 Memahami arti, manfaat dan akibat dari “persatuan” dalam ruang lingkup
keluarga
 Menghitung jumlah sisi, sudut dan titik sudut dari benda yang di temui.

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Membaca teks dan menulis hasil pengamatan sesuai gambar
 Menyebutkan contoh sikap persatuan di dalam rumah dalam ruang lingkup
keluarga
 Berlatih menghitung sisi, sudut dan titik sudut dari bangun datar.

E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : CTL (Contextual Teaching and Learning)

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


Buku pegangan siswa (buku tema, buku tulis dan LKS) beserta alat tulis
dan perangkat lainnya.
G. SKENARIO PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan. 10 Menit
 Guru memerintahkan siswa untuk
baris berbaris di depan kelas
terlebih dahulu
 Guru membuka kelas dengan
salam dan doa
 Guru mengecek kehadiran siswa

60
 Guru menanyakan kondisi
kesehatan dan kesiapan siswa
dalam melaksanakan
pembelajaran
 Guru menyampaikan materi inti
dan tujuan pembelajaran yang
akan di laksanakan.

2 Kegiatan inti 50 Menit


 Guru meminta peserta didik untuk
membuka halaman buku tema
sesuai materi yang ingin di
ajarkan.
 Guru meminta siswa membaca
teks cerita dengan intonasi yang
jelas
 Guru meminta peserta didik untuk
menyimak dari setiap kata atau
teks yang telah di baca oleh
teman nya
 Guru meminta siswa untuk
mengamati gambar yang ada
 Guru meminta siswa untuk
menuliskan laporan sederhana
dari gambar yang telah siswa
amati
 Guru menjelaskan manfaat dan
akibat dari arti “persatuan’’ dalam
keluarga dan meminta siswa
untuk menyebutkan 1 kegiatan
yang merupakan sikap dari
persatuan
 Guru memberikan refleksi agar
pembelajaran tidak tegang dan
monoton (ice breaking).
 Setelah itu guru menjelaskan
tentang benda yang yang
termasuk bangun datar
 Guru meminta siswa untuk
menghitung sisi, sudut dan titik
sudut pada bentuk bangun datar
yang ada di dalam buku
 Kemudian guru meminta siswa
untuk menyebutkan contoh benda
dan menghitung sisi, sudut dan

61
titik sudut nya.
 Guru memberikan post test
kepada siswa
 Di lanjut dengan guru mengulas
materi
 Guru menanyakan bagian mana
saja yang belum di fahami.
 Guru memberikan penguatan atas
pemahaman yang telah di fahami
oleh siswa

3 Penutup
 Guru menyimpulkan materi yang
telah di sampaikan 10 menit
 Guru menutup mata pelajaran hari
ini dengan berdoa dan salam.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap.
No Aspek Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D
penilaian
1 Di siplin
2 Percaya diri
3 Antusias
Keterangan:
A= sangat baik C= cukup
B= baik D= kurang
2. Penilaian Pengetahuan.
No Aspek penilaian Nilai
1. Penguasaan materi
2. keaktifan
Keterangan:
100= istimewa 80= baik
90= sangat baik 70= cukup

62
Tangerang, 14 November 2022
Guru Pamong kelas 2a Mahasiswi PPKT

(Maryam S.Pd) (Shella Safitri)


NIP. 196702032022212002 NPM. 192003017

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Bojong 3

(Drs. Nur Halim)


NIP. 196308151984101012

63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN


Nama Sekolah : SDN Bojong 3
Kelas/ Semester : 2/1
Tema : 4 Hidup Bersih dan Sehat
SubTema : 2 Hidup Bersih dan Sehat di sekolah
Pembelajaran ke :1
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2x35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru
KI-3 : Memahami pengetahuan, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

64
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
PKN
Kompotensi Dasar:
3.1 Mengenalkan arti dari Musyawarah
4.1 Mensimulasikan dan Memberikan contoh kegiatan apa saja yang
dapat menciptakan hidup bersih dan sehat di sekolah. Contoh
membuang sampah pada tempat nya
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu memahami arti dari kosa kata ‘’Musyawarah”
4.1.1 Siswa mampu mencontoh dan menerapkan hidup bersih dan sehat
di sekolah (kehidupan nyata).

SBdP
Kompetensi Dasar:
3.1 Mengenalkan gerakan menyapu lantai kepada siswa dan
mengenalkan beberapa alat musik
4.1 Mengamati bentuk alat musik sesuai dengan bangun datar
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu meniru gerakan menyapu lantai dan mengenal
beberapa nama alat musik
4.1.1 Siswa mampu mengenal alat musik sesuai dengan bentuk bangun
nya

Matematika
Kompetensi Dasar:
3.1 Mengenal bentuk bangun datar
4.1 Mengelompokan bangun datar sesuai dengan sisi, sudut dan titik
sudut
Indikator:
3.1.1 Siswa mampu memahami dan mengenal bangun datar

65
4.1.1 Siswa mampu Mengelompokan bangun datar sesuai dengan sisi,
sudut dan titik sudut

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Memahami dan mengenal kosa kata yang berhubungan dengan hidup
bersih dan sehatdi sekolah “Musyawarah”
 Meniru dan mengenal alat musik sesuai bentuk bangun datar
 Mengelompokan sisi, sudut dan titik sudut pada bangun datar

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Mengamati dan membaca teks percakapan Dayu dan teman-teman
 Mengenal dan meniru gerakan menyapu lantai dan mengenal beberapa
alat musik
 Mengelompokan bangun datar sesuai dengan sisi, sudut dan titik sudut

E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : CTL (contextual teaching anda learning) yang
artinya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


Buku pegangan siswa (buku tema, buku tulis dan LKS) beserta alat tulis
dan perangkat lainnya.

G. SKENARIO PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan. 10 Menit
 Guru memerintahkan siswa untuk
baris berbaris di depan kelas
terlebih dahulu
 Guru membuka kelas dengan
salam dan doa
 Guru mengecek kehadiran siswa
 Guru menanyakan kondisi
kesehatan dan kesiapan siswa
dalam melaksanakan
pembelajaran
 Guru menyampaikan materi inti

66
dan tujuan pembelajaran yang
akan di laksanakan.

2. Kegiatan inti 50 Menit


 Guru meminta peserta didik untuk
membuka halaman buku tema
sesuai materi yang ingin di
ajarkan.
 Guru membacakan teks cerita
dengan intonasi yang jelas
 Guru meminta peserta didik untuk
menyimak dari setiap kata atau
teks yang telah di baca oleh guru
 Guru meminta siswa untuk
berdiskusi seputar kosa kata
berdasarkan arti “Musyawarah”
tentang hidup bersih dan sehat di
sekolah
 Guru meminta siswa untuk
memberikan contoh kegiatan yang
dapat menciptakan hidup bersih
dan sehat di sekolah
 Guru memberikan refleksi agar
pembelajaran tidak tegang dan
monoton (ice breaking).
 Setelah itu guru memeragakan
gerakan menyapu lantai kepada
siswa dan siswa menirukan nya
 Guru meminta beberapa siswa
untuk menirukan gerakan
menyapu lantai
 Kemudian guru meminta siswa
untuk mengenal beberapa nama
alat musik beserta bangun datar
 Di lanjut dengan guru mengulas
materi serta meminta siswa
mampu mengelompokan bangun
datar sesuai dengan sisi, sudut dan
titik sudut
 Guru memberikan post test kepada
siswa
 Guru menanyakan bagian mana
saja yang belum di fahami.
 Guru memberikan penguatan atas
pemahaman yang telah di fahami

67
oleh siswa

3. Penutup
 Guru menyimpulkan materi yang
telah di sampaikan
10 Menit
 Guru menutup mata pelajaran hari
ini dengan berdoa dan salam.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap.
No Aspek Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D
penilaian
1 Di siplin
2 Percaya diri
3 Antusias

Keterangan:
A= sangat baik C= cukup
B= baik D= kurang

2. Penilaian Pengetahuan.
No Aspek penilaian Nilai
1. Penguasaan materi
2. keaktifan

Keterangan:
100= istimewa 80= baik
90= sangat baik 70= cukup

Tangerang, 19 November 2022


Guru Pamong kelas 2a Mahasiswi PPKT

68
(Maryam S.Pd) (ShellaSafitri)
NIP. 196702032022212002 NPM. 192003017

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Bojong 3

(Drs. Nur Halim)


NIP. 196308151984101012

69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN


Nama Sekolah : SDN Bojong 3
Kelas/ Semester : 2/1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Ruas Garis Bangun Datar
Pembelajaran ke :1
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2x35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru
KI-3 : Memahami pengetahuan, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

70
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
MATEMATIKA
Kompetensi Dasar:
3.1 Menjelaskan dan mengenalkan bentuk bangun datar
4.1 Mengklasifikasi dan mengelompokan bangun datar sesuai dengan
sisi, sudut dan titik sudut nya.
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi bangun datar berdasarkan ciri-ciri nya (sisi, sudut
dan titik sudut).
4.1.1 Mengkategorikan bangun datar sesuai dengan sisi, sudut dan titik
sudut di lingkungan sekitar. Misal, meja berbetuk persegi panjang.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
d. Mampu memahami dan mengenal bentuk bangun datar berdasarkan
ciri-ciri nya (sisi, sudut dan titik sudut).
e. Mampu menyebutkan benda-benda di sekitar sesuai bentuk bangun
datar berdasarkan ciri-cirinya (sisi nya, sudut nya dan titik sudut nya).
f. Mampu mengelompokan bentuk bangun datar selanjutnya dengan
pola-pola yang ada.

D. MATERI PEMBELAJARAN
d. Menjelaskan bangun datar dan bentuk bangun datar berdasarkan ciri-
cirinya.
Contoh:

Nama bentuk bangun datar Sisi Sudut Titik sudut


Persegi panjang 4 4 4

Persegi empat 4 4 4

Segitiga 3 3 3

71
Lingkaran 1 0 0

e. Menyebutkan benda-benda yang ada di sekitar dalam bentuk bangun


datar berdasarkan cir-cirinya.
Contoh:
a. Meja, berbentuk persegi panjang. Persegi panjang memiliki 4
sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut
b. Penggaris segitiga, berbentuk segitiga. Segitiga memiliki 3 sisi,
3 sudut dan 3 titik sudut. Dll

f. Mengelompokan bentuk bangun datar selanjutnya dengan pola-pola


yang ada.
Contoh:
a.
…… …… …….

E. METODE PEMBELAJARAN
b. Metode pembelajaran : CTL (contextual teaching anda learning)
yang artinya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


a. Ropinka (Roda Pintar Matematika).
b. Buku pegangan siswa, buku tulis beserta alat tulis dan perangkat
lainnya.

G. SKENARIO PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Waktu
4. Pendahuluan. 10 menit
f. Guru memerintahkan siswa untuk
baris berbaris di depan kelas
terlebih dahulu
g. Guru membuka kelas dengan
salam kepada siswa
h. Guru meminta ketua kelas untuk

72
memimpin doa sebelum belajar
i. Guru mengecek kehadiran siswa
j. Guru menanyakan kondisi
kesehatan dan kesiapan siswa
dalam melaksanakan
pembelajaran
k. Guru menyampaikan materi inti
dan tujuan pembelajaran yang
akan di laksanakan.

5. Kegiatan inti 50 menit


n. Guru meminta peserta didik untuk
membuka buku tulis dan buku
tema untuk mengulas materi
tentang bangun datar.
o. Guru menjelaskan definisi dari
bangun datar
p. Guru menyebutkan bentuk bangun
apa saja yang termasuk dari
bangun datar beserta ciri-cirinya.
q. Guru meminta peserta didik untuk
menyimak dari setiap penjelasan
yang telah di sampaikan.
r. Guru menunjukan media yang
akan di pakai untuk materi ruas
bangun datar. (Ropinka)
s. Guru meminta siswa untuk
Menyebutkan satu benda yang
merupakan bentuk dari bangun
datar beserta ciri-ciri nya
t. Kemudian guru meminta 1 siswa
maju ke depan kelas untuk
membuktikan apakah media
Ropinka dapat memudahkan siswa
dalam belajar materi bangun datar.
u. Setelah itu, Guru memberikan
refleksi agar pembelajaran tidak
tegang dan monoton (ice
breaking).
v. Guru memberikan latihan kepada
siswa tentang, bangun datar
beserta cirinya, menyebutkan
benda dari bangun datar dan
melengkapi pola bangun datar di

73
titik titik yang kosong sehingga
menjadi bangun datar yang runtut.
w. Guru meminta siswa untuk maju
mengisi latihan di papan tulis dan
di isi bersama sama
x. Guru menanyakan bagian mana
saja yang belum di fahami.
y. Guru memberikan penguatan atas
pemahaman yang telah di fahami
oleh siswa

6. Penutup
c. Guru menyimpulkan materi yang
telah di sampaikan
d. Guru menutup mata pelajaran hari 11 menit
ini dengan berdoa dan salam.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap.
No Aspek Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D
penilaian
1 Di siplin
2 Percaya diri
3 Antusias

Keterangan:
A= sangat baik C= cukup
B= baik D= kurang

2. Penilaian Pengetahuan.
No Aspek penilaian Nilai
1. Penguasaan materi

74
2. Keaktifan

Keterangan:
100= istimewa 80= baik
90= sangat baik 70= cukup

3.Penilaian ketrampilan

Aspek penilaian bobot jumlah


Menalar 40%
Mengkomunikasikan 40%
Menulis materi 20%
jumlah 100%

I. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


Remedial
a. Mengulas kembali materi bangun datar
b. Memberikan soal latihan kepada siswa yang belum mencapai nilai
KKM guna melihat sejauh mana pemahaman nya tentang Bangun
Datar

No Nama Siswa Nilai Awal Nilai sesudah


Remedial
1 Haykal 20 70
2 Bilqis 55 80
3 Silvi 40 80
4 Rayhan 40 80
Pengayaan
a. Siswa mengamati ruang kelas dan menyebutkan benda sesuai
dengan bangun datar dan ciri nya (sisi, sudut dan titik sudut)
b. Siswa di ajak bermain tebak-tebak an untuk mengetes sejauh mana
kemampuan yang di dapat siswa.

75
No Nama Siswa Nilai
1. ...………………………
2. …………………………
3. …………………………
4. …………………………
5. …………………………

Tangerang, ……........2022
Guru Pamong kelas 2a Mahasiswa PPKT

(Maryam S.Pd) (Shella Safitri)


NIP. 196702032022212002 NPM. 192003017

Mengetahui
Kepala Sekolah SDN Bojong 3

(Drs. Nur Halim)


NIP. 196308151984101012

76
77

Anda mungkin juga menyukai