JUDUL
ABSTRACT
Cooperative learning and problem posing are models of learning that can be developed and
implemented to address the issues of low activity and learning achievement. One of the methods
in cooperative learning that can be used to encourage students to actively pose problems is the
snowball throwing method. This research adopts a qualitative approach with the Classroom
Action Research (CAR) method, consisting of two cycles. Based on the research results, it is found
that cooperative learning using the snowball throwing method has proven to enhance the learning
outcomes of 1st-grade students at SD Negeri 3 Tuban. This is evident from the average scores
obtained in the initial data, Cycle I, and Cycle II (71, 75, and 80) and the classical learning
completeness of 83.3%. Therefore, it is recommended that mathematics teachers incorporate the
cooperative learning model, specifically the Snowball Throwing method, into their mathematics
instruction.
Keywords: Mathematics Learning, Cooperative Learning Model, Snowball Throwing
ABSTRAK
Pembelajaran kooperatif dan pengajuan masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat dikembangkan dan diterapkan untuk mengatasi masalah rendahnya aktifitas dan prestasi
belajar. Salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan agar siswa aktif
mengajukan masalah adalah metode snowball throwing. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terbukti dapat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri 3 Tuban. Hal ini dapat ditunjukkan
dari skor nilai rata-rata yang diperoleh dari data awal, siklus I dan siklus II (71, 75, dan 80) dan
ketuntasan belajar klasikal adalah 83,3%. Untuk itu, disarankan kepada guru matematika dalam
pembelajaran matematika dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing.
Kata Kunci: Pembelajaran matematika, Model pembelajaran kooperatif, Snowball throwing
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang
begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan
negara lain. Salah satu usaha yang dilakukan adalah meningkatkan sumber daya manusia
yang paling tepat dilaksanakan lewat jalur pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka
dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang
integral (Firdaus 2016).
LANDASAN TEORITIS
Berikut beberapa landasan teoritis yang digunakan untuk menganalisis,
menginterpretasi, atau menghubungkan informasi yang disajikan dalam penelitian ini.
Serta bertujuan untuk memahami topik penelitian, mengaitkan temuan, atau
mengembangkan argumen dalam penulisan penelitian. Hal-hal tersebut diantaranya
sebagai berikut,
1. Metode Pembelajaran di Sekolah
Metode pembelajaran di sekolah merujuk pada pendekatan atau strategi yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan membantu
mereka memahami, mengingat, dan mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan
yang diajarkan. Metode pembelajaran mencakup cara guru menyajikan informasi,
mengelola kelas, melibatkan siswa, dan mengevaluasi pemahaman mereka.
pembelajaran dengan gaya belajar individu siswa, memastikan bahwa setiap siswa
dapat memahami dan mengingat materi dengan lebih baik.
g) Meningkatkan Retensi dan Pemahaman Jangka Panjang
Metode pembelajaran yang aktif dan mendalam membantu siswa untuk
mempertahankan pengetahuan dalam jangka panjang. Mereka tidak hanya mengingat
informasi untuk ujian, tetapi juga memahami konsep-konsep yang mendasarinya,
yang bisa mereka aplikasikan di berbagai situasi.
Dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan relevan, sekolah
dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan siswa secara
holistik, membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka
butuhkan untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Ada berbagai metode pembelajaran
yang digunakan di sekolah untuk mengajar siswa.
Pemilihan metode pembelajaran dapat bergantung pada tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, dan kebutuhan siswa. Beberapa metode pembelajaran yang umum digunakan
di sekolah meliputi:
a) Pembelajaran Langsung (Direct Instruction): Guru memberi penjelasan langsung
tentang konsep atau keterampilan kepada siswa. Metode ini sering digunakan untuk
menyampaikan informasi dasar.
b) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning): Siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini mengajarkan
keterampilan kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah.
c) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Siswa belajar melalui
proyek atau tugas yang melibatkan riset, perencanaan, dan presentasi. Metode ini
menekankan pada aplikasi praktis dari pengetahuan dan keterampilan.
d) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Siswa mempelajari
materi dengan memecahkan masalah nyata atau kasus-kasus yang kompleks. Metode
ini mendorong pemikiran kritis dan pemecahan masalah.
e) Pembelajaran Berbasis Game (Game-Based Learning): Pembelajaran disusun dalam
bentuk permainan atau simulasi untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan
memfasilitasi pembelajaran konsep-konsep kompleks.
f) Pembelajaran Daring (Online Learning): Siswa belajar melalui platform daring
menggunakan materi pembelajaran digital, video, dan interaksi online. Pembelajaran
daring bisa bersifat sinkron (real-time) atau asinkron (tidak real-time).
g) Pembelajaran Berbasis Keterampilan (Skills-Based Learning): Fokus pembelajaran
pada pengembangan keterampilan tertentu, seperti keterampilan berbicara,
mendengarkan, menulis, atau keterampilan matematika.
h) Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning): Siswa belajar melalui
pengalaman langsung, misalnya kunjungan lapangan, simulasi, atau percobaan
praktis. Metode ini meningkatkan pemahaman konsep melalui pengalaman langsung.
i) Pembelajaran Terbalik (Flipped Learning): Siswa mempelajari materi secara mandiri
di rumah melalui video atau bahan pembelajaran lainnya, sementara waktu di kelas
digunakan untuk diskusi, latihan, dan pemecahan masalah.
METODE PENELITIAN
Sebuah karya ilmiah tidak terlepas dari yang namanya penggunaan metode
penelitian. Metode penelitian sendiri merupakan sebuah cara atau langkah secara
sistematis untuk mendapatkan suatu data berdasarkan pada logika dan fakta yang dimiliki.
Penelitian sendiri berarti pengumpulan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang
dilakukan secara ilmiah. Disini berarti seseorang melakukan penelitian secara mendalam
pada suatu hal untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam membuat karya ilmiah.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan
jenisnya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian yaitu kelas 1 SD
Negeri 3 Tuban. Instrumen yang digunakan adalah tes dan lembar observasi. Observasi
dilakukan oleh dua orang rekan sejawat yang mengobservasi aktivitas peneliti dan
kegiatan siswa. Lembar observasi yang digunakan terbagi menjadi dua yakni lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa. Intrumen lain yang juga digunakan sebagai
sumber data dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang diperoleh selama proses
pelaksanaan penelitian. Catatan lapangan memuat kejadian dan fakta di kelas, tempat
berlangsungnya penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
tahap yaitu, mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Untuk
pengecekan keabsahan datanya dibutuhkan ketekunan pengamatan, triangulasi, dan
pemeriksaan teman sejawat. Kemudian tahap-tahap pelaksanaan penelitiannya terdiri
dari, tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
merupakan ciri-ciri yang menonjol pada model pembelajaran kooperatif. Pada kegiatan
inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, kemudian guru memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi sedangkan siswa
yang lain ditugaskan untuk mempelajari materi secara individu. Setelah mendapat
penjelasan dari guru masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Kemudian guru
memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab dalam satu kelompok. Setelah itu, masing-masing siswa diberikan satu
lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok dan kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan dilempar dari siswa ke siswa yang lain. Setelah siswa dapat satu bola atau
satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Hal ini karena
pembentukan konsep atau generalisasi perlu diikuti latihan soal agar siswa yakin bahwa
setiap konsep yang dipelajari itu benar-benar telah dimengerti sebelum mempelajari
konsep atau generalisasi berikutnya.
Hasil Penelitian Model Pembelajaran Snowball Throwing
Keberhasilan tindakan diukur dengan pencapaian ketuntasan belajar yang
disesuaikan dengan Kriteria Ketentusan Minimum (KKM) yang digunakan pada mata
pelajaran matematika di SD Negeri 3 Tuban adalah 70. Adapun ketuntasan secara klasikal
yaitu sebesar 75% siswa mencapai nilai ≥ 70 dari jumlah siswa. Sebelum penelitian,
peneliti menggunakan nilai ulangan harian untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan harian adalah 71,94 dan
persentase ketuntasan belajar klasikal diperoleh sebanyak 65,63%.
Tabel 1 Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Keterangan Prestasi Awal Siklus I Siklus II
Nilai rata – rata 71 75 80
KKM 70 70 70
Siswa yang memenuhi KKM 18 siswa 21 siswa 25 siswa
Ketuntasan belajar siswa 60% 70% 83,3%
siswa yang tidak tuntas adalah 30%. Dari hasil belajar matematika pada siklus I peneliti
dapat menyimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata siswa
setelah diberikan tindakan meningkat dari 71 menjadi 75. Ketuntasan belajar yang dapat
dicapai dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 diperoleh
sebanyak 70% siswa atau sebanyak 21 siswa. Hal ini menunjukkan bahawa kreteria
keberhasilan penelitian belum tercapai karena siswa yang mencapai KKM masih kurang
dari 75%. Oleh sebab diputuskan untuk melaksanakan siklus II guna memenuhi
ketuntasan belajar yaitu mencapai 75% dari total keseluruhan siswa.
Pada tes akhir siklus II hasil ketuntasan belajar diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
siswa adalah 80 dan nilai tersebut adalah rata-rata secara klasikal. Dari hasil belajar
individu dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar adalah 25 siswa dari seluruh
siswa yang memperoleh nilai ≥ 73 sehingga nilai ketuntasan belajar siswa untuk tes akhir
siklus II adalah 83,3% dan siswa tidak tuntas adalah 16,7%. Dari data hasil belajar
matematika pada siklus II peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa karena persentase ketuntasan yang diperoleh berada diatas nilai ketuntasan
pada indikator keberhasilan tindakan. Nilai rata-rata siswa setelah diberi tindakan
meningkat dari 75 menjadi 80. Ketuntasan belajar yang dapat dicapai dengan
menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 diperoleh sebanyak 83,3%
siswa atau sebanyak 25 siswa. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dalam kelas sudah
tuntas karena diperoleh sebanyak 25 siswa telah mencapai kriteria yang telah ditentukan.
Dengan hasil ini diperoleh informasi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe snowball
throwing berhasil mencapai kriteria yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian tersebut, maka diperoleh beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat
meningkatkan hasil belajar matematika.
2. Deskripsi kegiatan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada pokok
bahasan Statistik adalah sebagai berikut,
a) Kegiatan Awal
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, mengkaitkan dengan
kehidupan sehari-hari dan memotivasi siswa dalam belajar. Motivasi belajar
sangat berperan penting dalam rangka menyiapkan siswa untuk belajar.
b) Kegiatan Inti
Sebelum proses pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berlangsung,
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari siswa yang
heterogen berdasarkan prestasi akademik. Kemudian guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari, kemudian guru memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi sedangkan siswa yang
lain ditugaskan untuk mempelajari materi secara individu.
c) Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami materi yang dipelajari.
3. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data hasil dari siswa kelas 1 SD Negeri
3 Tuban yaitu pada siklus I mendapat nilai rata-rata 75, dengan 21 siswa yang
memenuhi KKM, serta presentase ketuntasan belajar siswa yaitu 70%. Pada siklus II
mendapat nilai rata-rata 80, dengan 25 siswa yang memenuhi KKM, serta presentase
ketuntasan belajar siswa yaitu 83,3%.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah, Yuli. & Arigiyati, T.A. (2015). Efektivitas Model Pembelajaran Snowball
Throwing Melalui Pemanfaatan Prized Chart terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VII SMP N 11 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 (2),
169-176.
Asmarani, Dewi. (2017). Pembelajaran Statistik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar di Kelas VII SMP
Negeri 1 Singosari. Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Vol. 5 (1), 55-64.
Firdaus, Andi Mulawakkan. (2016). Efektivitas pembelajaran matematika melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Jurnal Tadris
Matematika, Vol. 9 (1), 61-74.
Hamid, Sholeh. (2012). Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press.
Hirzi, R.S. Sripatmi. Hapipi. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Snowball Throwing pada Pembelajaran Segiempat Untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Prestasi Belajar Siswa SMPN 1 Lingsar Kelas VII-1 Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pijar MIPA, Vol. 10 (1), 37-40.
Lumika, Kholif. (2010). Implementasi Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two
Stray (TS- TS) pada Materi Dimensi Dua untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas XI SMK PGRI 02 Malang.
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi
Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2011). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana.
Yanti, S. (2020). Penggunaan Metode Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Soal Cerita pada Siswa SD. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan,, Vol. 6 (3), 227-231.