Anda di halaman 1dari 16

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI DI SDN DUHAT

COOPERATIVE LEARNING MODEL OF MAKE A MATCH TYPE IN


MATHEMATICS LEARNING CAN IMPROVE THE LEARNING
OUTCOMES OF CLASS VI STUDENTS AT SDN DUHAT

Hery Ocktariannor1
Sutimbul2
Muhardila Fauziah3

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka, Banjarmasin
1
2
Tutor Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Tabalong
3
Tutor Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta

Email:herymomo6@gmail.com
Email : drssutimbul@gmail.com
Email : mfauziah88@upy.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match di SDN Duhat.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Duhat
Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong dengan jumlah siswa 8 yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.
Penelitian dilaksanakan di SDN Duhat, Penelitian ini dilaksanakan mengunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
meliputi dua siklus pembelajaran, dimana setiap siklus terdiri dari observasi, perencanaan, pelaksanaan, refleksi. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 dengan masing-masing siklus dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa, 18 Oktober 2022. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Oktober 2022. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan serta analisis data yang diperoleh menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada
materi Operasi Hitung Campuran dapat disimpulkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata 79,9 dengan
ketuntasan klasikal 70,8% pada siklus I menjadi rata-rata 90,5 dengan ketuntasan klasikal 93,8% pada siklus II, Maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci :Model pembelajaran kooperatif, tipe Make a Match,Hasil Belajar

ABSTRACT

The purpose of this study was to improve the learning outcomes of Class VI students in Mathematics subject using the
make a match type cooperative learning model at Duhat Elementary School. The subjects of this study were class VI
students at Duhat Elementary School, Tanta District, Tabalong Regency with a total of 8 students consistingof 6 male
students and 2 female students.the research was carried out at Duhat Elementary School. This research was carried out
using a type of classroom action research (PTK) covering two learning cycles, where each cycle consisted of observation,
planning, implementation, reflection. the research was carried out in October 2022 with two meetings in each cycle. Cycle I
was held on Tuesday, 18 October 2022. Cycle II was held on Monday, 31 October 2022. based on the results of research
and discussion as well as analysis of data obtained using the cooperative learning model of the Make A Match type in the
Mixed Counting Operations material it can be concluded that student learning outcomes have increased from an average of
75.9 to 68.8% classical completenesscycle I to an average of 85.5 with classical completeness of 93.8% in cycle II, it can
be concluded that the cooperative learning model of the make a match type is able to improve student learning outcomes.

Keywords: Cooperative learning model, Make a Match type, Learning Outcomes


Pendahuluan

Matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua


peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemapuan
bekerjasama (Soviawati,2011:80). Kompetensi tersebut di berikan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif
Banyak Model Pembelajaran yang dapat dilakukan agar pemahaman konsep
Matematika peserta didik dapat tertanam dengan baik. Namun beberapa model
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dirasa masih monoton sehingga belum
mampu meningkatkan minat dan hasil belajar Peserta didik, misalnya pada Peserta didik
kelas VI SDN Duhat yang sebagian besar Peserta didik nya kurang berminat untuk
mengikuti pelajaran khususnya matematika.
Karena sejatinya guru harus mampu menerapkan multimetode, multistrategi,
multimodel dan multimedia dalam kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran lebih
bervariatif, bermakna, tidak membosankan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan (Rusman, 2017). Untuk mengintegrasikan sebuah permainan melalui
multimedia interaktif, guru perlu memperhatikan kesesuaian antara materi dengan
permainan yang akan dipilih. Multimedia interaktif bermuatan game edukasi yang
digunakan dalam pembelajaran dapat difungsikan dengan baik apabila kontennya sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan (Ratih, 2017). Dengan menerapkan
metode permainan ini maka diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang
disampaikan dan dapat menambah pengetahuan siswa sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian iniyaitu : (1)Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian kelas VI SDN Duhatdengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match?
Berdasarkan Rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di SDN Duhat.
Kajian Pustaka
Model Kooperatif Tipe Make A Match
Mulyantiningsih (2013) menyatakan bahwa Model pembelajaran make a
match merupakan model pembelajaran kelompok yang memiliki dua orang anggota.
Masing-masing anggota kelompok tidak diketahui sebelumnya tetapi dicari
berdasarkan kesamaan pasangan misalnya pasangan soal dan jawaban. Setelah
menjelaskan materi, guru membuat dua kotak undian, kotak pertama berisi soal dan
kotak kedua berisi jawaban. Peserta didik yang mendapat soal mencari peserta didik
yang mendapat jawaban yang cocok, demikian pula sebaliknya, metode ini dapat
digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta didik belajar dan cocok digunakan
dalam bentuk permainan. Rusman (2012) menyatakan model make a match (membuat
pasangan) merupakan salah satu jenis model dalam pembelajaran kooperatif. Model
ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan. Penerapan model ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa
diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas
waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin. Langkah-langkah
pembelajarannya model kooperatif tipe make a match menurut Rusman (2012) adalah
sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 3) Siswa mencari pasangan
yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban). 4)
Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 5) Setelah
satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya. 6) Kesimpulan.
Hasil Belajar
Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut
bermanfaat bagi guru dan siswa. Menurut Bloom (M. Tobrani & Arif Mustofa,
2013:), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Domain Kognitif mencakup: 1) Knowledge (pengetahuan, ingatan); 2)
Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh); 3) Application
(menerapkan); 4) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan); dan 5)
Evaluating (menilai).
b. Domain Afektif mencakup: 1) Sikap menerima; 2) Responding (memberikan
respons); 3) Valuing (nilai); 4) Organisasi; dan 5) Karakteristik.
c. Domain Psikomotor mencakup:1)Initiatory; 2) Pre-routine; 3) Raoutinized; 4)
Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual
Sementara itu, Hasil belajar menurut Gagne dalam M. Tobrani & Arif Mustofa
(2013) berupa hal-hal berikut:
a) Informasi verbal, yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
b) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analisis-sintesis fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
c) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
d) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil
tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut akan
meningkat apabila seseorang mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-
sungguh. Dalam penelitian ini hasil belajar adalah hasil pencapaian/penguasaan
materi setelah diterapkan model kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran
matematika. Hasil belajar tersebut diketahui melalui tes yang diberikan kepada siswa.
Dengan mengetahui hasil tes siswa, maka dapat diketahui apakah penerapan model
kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Petunjuk bahwa
suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal berikut
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individu maupun kelompok,
2. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dalam pelajaran matematika, hasil belajar siswa
meningkat. peningkatan hasil belajar dilihat melalui nilai tes.
Metodologi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Duhat Kecamatan Tanta
Kabupaten Tabalong dengan jumlah siswa 8 yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 2
siswa perempuan.Waktu Penelitianini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 dengan
masing-masing siklus dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 18
Oktober 2022. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Oktober 2022.
Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas VI dan Lingkungan sekitar SDN Duhat
Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi
(2011), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru,
sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat. Lebih lanjut, Arikunto, dkk (2012)
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.Dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan
model penelitian yangdikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yaitu menggunakan
siklus sistem.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilakukan evaluasi
untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini antara lain: a) Menyiapkan RPP dan
LKS yang disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, b)
Mempersiapkan bahan dan media yang menunjan KBM, c) Menyusun instrument
penelitian berupa tes dan format observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dengan model pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe make a match
3. Observasi dan evaluasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
telah berlangsung di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disediakan. Hasil observasi kemudian di evaluasi sesuai dengan prosedur analisis hasil
observasi.
4. Refleksi
Berdasarkan observasi dan evaluasi, peneliti mengadakan refleksi untuk melihat
seberapa besar keberhasilan dan kegagalan dalam penerapan model pembelajaran yang
dirancang. Refleksi dilakukan terhadap aktivitas siswa belajar dan mencari faktor-
faktor penyebab ketidakberhasilan tindakan serta mencari solusi terhadap
permasalahan tersebut. Disamping itu juga dilakukan refleksi terhadap pencapaian
pemahaman konsep siswa, serta upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Pencermatan yang dilakukan pada penerapan siklus I (pertama)
dievaluasi dan diinterpretasi penyebabnya untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan
dalam melakukan pemantapan pada siklus II (kedua) pada bahan kajian
berikutnya.Teknik Pengumpulan Data yaitu:
a. Tes, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa baik sebelum dilaksanakan
kegiatan maupun setelah dilakukan tindakan berupa soal pretes dan postes.
b. Observasi, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Analisis data yang diperoleh dari proses belajar ditafsirkan kedalam kalimat
kualitatif yakni; sangat baik (90-100%), baik (80-89%), cukup (65-79%), kurang (55-
64%), dan gagal (<55%) (Ngalim Purwanto, 2012).

Hasil dan Pembahasan


Hasil
1. Diskripsi Hasil Pembelajaran Siklus I
a. Persiapan
Persiapan penelitian ini meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi operasi hitung campuran. Kemudian Penyusunan tes
untuk pelaksanaan tes akhir pembelajaran beserta kunci jawaban. Berikutnya
menyiapkan format obeservasi aktivitas siswa dan pembentukan kelompok
belajar siswa.
b. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make AMatch sebagai
berikut:
a. Kegiatan awal
Guru mengkondisikan siswa dan membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam.Dilanjutkan dengan berdoa sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing dipimpin ketua kelas.Guru melanjutkan dengan
melakukan presensi pada siswa.Guru melakukan apersepsi sebagai awal
komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.Siswa
mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan hari
ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa
yang sederhana dan dapat dipahami..
b. Kegiatan inti
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertulisan soal atau
jawaban.Siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegangnya.Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu
diberi nilai.Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan
hukuman yang telah disepakati bersama.Setelah satu babak, kartu dikocok lagi
agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya demikian
seterusnya.Siswa mengadakan tanya jawab mengenai materi yang belum
dipahami oleh siswa. Guru meluruskan pemahaman siswa yang masih salah.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan dari
materi pelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu guru bersama siswa
mengadakan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.Guru memberikan tes/ tes kepada siswa secara individual untuk
mengetahui perkembangan nilai siswa yang dilanjutkan guru memberi
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilaipeningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).Siswa
diberikan pekerjaan rumah sabagai tindak lanjut.Guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam.
c. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 1Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Aktivitas siswa Pert.1 Pert.2
Tanggung jawab 53.0% 63,5%
Perhatian 50,0% 60,4%
Kerjasama 50,9% 60,3%
Rata-rata 50.0% 60.8%

Berdasarkan tabel di atas observasi yang dilakukan terhadap aktivitas


siswa berupa tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama siswa selama
pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match pada materi Operasi Hitung Campuran. Adapun data hasil
observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama mengenai tanggung jawab
sebesar 53%, perhatian siswa sebesar 50%, dan kerjasama siswa sebesar 50,9%.
Dengan demikian rata-rata aktivitas siswa pada pertemun pertama sebesar 50%.
Pada pertemuan kedua diperoleh data mengenai tanggung jawab sebesar 63,5%,
perhatian siswa sebesar 60,4%, dan kerjasama siswa sebesar 60,3%. Dengan
demikian rata-rata aktivitas siswa pada pertemun pertama sebesar 60,8%.
d. Data Nilai Tes Hasil Belajar Siswa
Tabel 2Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kegiatan Pert.1 Pert.2 Rata-rata
Rata-rata 75.4 78.4 79.9
Ketuntasan 65,5% 75% 70,8%

Data hasil penelitian tindakan siklus I terdiri dari masing-masing nilai tes
akhir pembelajaran siswa pada materi Operasi Hitung Campuran menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match nilai hasil belajar siswa pada
materi operasi hitung campuran menggunakan model pembelajaran kooperatif
Tipe Make A Match tersebut digambarkan kecendrungan peningkatan hasil belajar
pertemuan pertama siklus I yaitu rata-rata 75,4 dengan ketuntasan klasikal 65,5%.
Pada pertemuan kedua diperoleh nilai rata-rata 78,4 dengan ketuntasan klasikal
75%. Dengan demikian hasil belajar siklus I dapat dirata-ratakan 79,9 dengan
ketuntasan klasikal 70,8%. Pencapaian nilai hasil belajar belum memenuhi
indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian, dan ini akan dijadikan
bahan untuk perbaikan pada pelaksanaan penelitian siklus II.
2. Diskripsi Hasil Pembelajaran Siklus II
a. Persiapan
Persiapan penelitian ini meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi operasi hitung campuran. Kemudian Penyusunan tes
untuk pelaksanaan tes akhir pembelajaran beserta kunci jawaban. Berikutnya
menyiapkan format obeservasi aktivitas siswa dan pembentukan kelompok
belajar siswa.Penelitian siklus II ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 4 kali 35 menit. Kegiatan pembelajaran siklus II menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match untuk membahas materi
Operasi Hitung Campuran. Adapun instrument dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar siswa, lembar obsrvasi aktivitas guru dan siswa serta angket.Pada
siklus II siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang kemudian
mengerjakan LKS, dan untuk penyelesaian masalah yang diberikan guru siswa
secara bergantian berpindah ke kelompok lain. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini berupa data hasil belajar siswa dan data hasil observasi aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe Make A Match.
b. Pelaksanaan Kegiatan Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan dan setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2 x 35
menit). Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2022
sedangkan Siklus II Pertemuan 2 dilaksanakan tanggal 7September
2022.Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe make A Match sebagai
berikut:
a. Kegiatan awal
Guru mengkondisikan siswa dan membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam.Dilanjutkan dengan berdoa sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing dipimpin ketua kelas.Guru melanjutkan dengan
melakukan presensi pada siswa.Guru melakukan apersepsi sebagai awal
komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.Siswa
mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan hari
ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa
yang sederhana dan dapat dipahami.
b. Kegiatan inti
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertulisan soal atau
jawaban.Siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya.
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya Setiap siswa
yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu diberi nilai Jika siswa
tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat menemukan
kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman yang telah
disepakati bersama.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan dari
materi pelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu guru bersama siswa
mengadakan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.Guru memberikan tes/ tes kepada siswa secara individual untuk
mengetahui perkembangan nilai siswa yang dilanjutkan guru memberi
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilaipeningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).Siswa
diberikan pekerjaan rumah sabagai tindak lanjut.Guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam.
c. Hasil Penelitian Siklus II
a. Aktivitas Siswa
Tabel 3 Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Aktivitas siswa Pert.1 Pert.2
Tanggung jawab 85.3% 90.5%
Perhatian 86.3% 92.7%
Kerjasama 87.5% 93.7%
Rata-rata 88.0% 94.0%

Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa berupa tanggung


jawab, perhatian, dan kerjasama siswa selama pembelajaran berlangsung
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada materi
operasi hitung campuran. Adapun data hasil observasi aktivitas siswa pada
pertemuan pertama mengenai tanggung jawab sebesar 85,3%, perhatian siswa
sebesar 86,3%, dan kerjasama siswa sebesar 87,5%. Dengan demikian rata-rata
aktivitas siswa pada pertemun pertama sebesar 88,0%. Pada pertemuan kedua
diperoleh data mengenai tanggung jawab sebesar 90,5%, perhatian siswa
sebesar 92,7%, dan kerjasama siswa sebesar 93,7%. Dengan demikian rata-rata
aktivitas siswa pada pertemun pertama sebesar 94%.
b. Data Nilai Tes Hasil Belajar Siswa
Tabel 4 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II

Kegiatan Pert.1 Pert.2 Rata-rata


Rata-rata 80.7 94.4 90.5
Ketuntasan 87,5% 100% 93,8%

Data hasil penelitian tindakan siklus II terdiri dari masing-masing nilai


tes akhir pembelajaran siswa pada materi operasi hitung campuran
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match nilai hasil
belajar siswa pada materi Operasi Hitung Campuran menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match tersebut digambarkan
kecendrungan peningkatan hasil belajar pertemuan pertama siklus II yaitu rata-
rata 80,7 dengan ketuntasan klasikal 87,5%. Pada pertemuan kedua diperoleh
nilai rata-rata 94,4 dengan ketuntasan klasikal 100%. Dengan demikian hasil
belajar siklus II dapat dirata-ratakan 90,5 dengan ketuntasan klasikal 93,8%.
Pencapaian nilai hasil belajar sudah memenuhi indikator keberhasilan yang
ditetapkan dalam penelitian. Dengan penelitian tindakankelas ini dikatakan
berhasil.
Pembahasan
1. Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match pada materi Operasi Hitung Campuran pada siswa disajikan pada Tabel 5
berikut.

Tabel 5 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II


Kegiatan Siklus I Siklus II
Aktivitas Siswa 60,8% 94%

Berdasarkan data pada Tabel 5aktivitas siswa baik siklus I dan siklus II
dapat disajikan pada grafik berikut.

Aktivitas Siswa
100.0%
90.0% 94%
80.0%
70.0%
60,8%
60.0% Aktivitas Siswa
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Siklus I Siklus II

Gambar 1. Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar di atas rata-rata aktivitas siswa mengalami kenaikan


dari 60,8% pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 94%.
2. Hasil Belajar
Data yang diperoleh berdasarkan tes hasil belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada materi Operasi Hitung
Campuran baik siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Kegiatan Siklus I Siklus II
Rata-rata 79.9 90.5
Ketuntasan 70,8 93.8

Berdasarkan tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar berikut:


93,8
90,5
79,9
70.8%

Ketuntasan
Rata - rata

SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan datapadatabel dan grafik di atas mengenai hasil belajar siswa


terjadi peningkatan dari 79,9 dengan ketuntasan 70.8% pada siklus I mengalami
peningkatan menjadi rata-rata 90,5 dengan ketuntasan 93,8%. Data yang
diperoleh pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan. Dengan
demikian penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil.
Sesuai dengan hasil penelitian salah satu keberhasilan guru dalam
mengajar siswanya bisa dilihat melalui nilai, semakin banyak siswa yang bisa
melampaui KKM, semakin besar tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.
Respon siswa positif dan mencapai rata-rata 93 termasuk kategori amat
baik. Dengan demikian maka penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil,
dan hipotesis penelitian dapat diterima.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis data yang diperoleh
melalui penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make
A Match pada materi Operasi Hitung Campuran dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada materi Operasi Hitung Campuran menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe Make A Match mengalami peningkatan dari rata-rata 79,9 dengan
ketuntasan klasikal 70,8% pada siklus I menjadi rata-rata 90,5 dengan ketuntasan klasikal
93,8% pada siklus II
Saran
1. Bagisiswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
hendaknya dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, agar
siswa dapat memotivasi diri yang nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil
belajarnya.
2. Bagi guru. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat
menambah perbendaharaan model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
mengajar guru.
3. Bagi kepala sekolah. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan informasi
guna perbaikan mutu pembelajaran di sekolah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Banyak pihak yang membantu peneliti dalam perencanaan, pelaksanaan dan
menyusun laporan penelitian ini, yakni Tutor Pembimbing Bapak Sutimbul, M.Pd,
Kepala Sekolah SDN Duhat Bapak Sirajudin,S.Pd, Guru Kelas Rekan Mengajar di
sekolahan Bapak Syajudin, S.Pd, beserta guru-guru lainnya dan juga Siswa-Siswi
KelasVI.Obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas VI
SDN Duhat tahun ajaran 2022dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match.
Daftar Pustaka

Adriana, Sofia Ira. 2007. Penerapan Teori Belajar matematika dan Penalaran Siswa Sekolah
Dasar. Surabaya: Surabaya Intelectual Club (SIC).

Amri, Sofan. dan Ahmadi, Iif Khoiru. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inofatid dalam Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Alfurqon. 2011. Karakteristik Belajar Siswa. Beranda-mainmenu.(Online).


(http://www.alfurqon.or.id/beranda-mainmenu-39/64-guru/54-karakteristik-belajar-
siswa, Rabu, 30 September 2013)

Arikonto, Suharsimi. Suhardjo.dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.

Ariyanti, Wiwi. 2009. Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar matematika Tentang Operasi Hitung Campuran di Kelas V SDN
Ampukung Hulu Kecamatan Kelua Tabalong.Banjarbaru: Unlam PGSD.
Asnaldi. 2010. Journal. Multiply. (Online).http://asnaldi.multiply.com/journal/item/5, Rabu,
30 September 2013).

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Beritague. 2011. Pengertiaan Hasil Belajar. Lifestyle.


(Online).http://www.beritague.com/lifestyle/pengertian-hasil-belajar-/, Rabu, 30
September 2013)

Budiman, Nandang. 2006. Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral


Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Hastuti, Sri. 2009. Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match di kelas
V SDN 1 Paya Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Banjarbaru: UNLAM PGSD.

Hernawan, Asep Herry. Susilana, Rudi. Julaeha, Siti. dan Sanjaya, Wina. 2008.
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Johnson, David W. Johnson, Roger T. dan Holubec, Edythe Johnson. 2010. Colaborative
Learning Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama. Bandung: Nusa Media.

Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan Profesi


Guru.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi KTSP. Jakarta: Rajawali Pers.


Kurnia, Ingridwati. Simon, Irene Maya. Trihastuti, Maria Claudia Wahyu. dan Wanei, Gerda
K. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Mikarsa, Lestari Hera. Taufik, Agus. dan Prianto, Lestari Puji. 2007. Pendidikan Anak Usia
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muliawan, Jasa Unggah. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Yogyakarta: Gava Media.

Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar Pengertian dan Definisi.Blogspot.


(Online).http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html, Rabu, 30 September 2013)

Ulfa, Maria. 2007. Penerapan keterampilan matematika di SD. Surabaya: Surabaya


Intelectual Club.

Slavin, Robert E. 2009.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Indeks.

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).


Jakarta: Rineka Cipta.

Sukarman, Hery. 2004. Dasar-Dasar Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

Sumantri, Mulyani. Dan Syaodih, Nana. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Anda mungkin juga menyukai