Anda di halaman 1dari 27

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA 2 SUB TEMA 2


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIK
TIPE TGT DI KELAS III UPTD SD NEGERI 3
MUARA GADING MAS KECAMATAN
LABUHAN MARINGGAI TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

OLEH

ELMINA INDAH OKTAVIANI


NIM. 857019141
EMAIL : elminaindahoktaviani@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci : hasil belajar, TGT, tematik


Penelitian ini di dasari oleh menurunnya hasil belajar siswa dalam
pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 pada siswa kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara
Gading Mas . Rendahnya hasil belajar tersebut di sebabkan oleh guru yang dalam
melaksanakan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi pelajaran. Penelitian perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 dengan
menggunakan model pembelajaran Koopertif Tipe TGT di kelas III UPTD SD Negeri 3
Muara Gading Mas. Penelitian perbaikan pembelajaran berawal dari pengamatan video
pada laman GPO dan dilaksanakan selama dua siklus yang setiap siklusnya melalui
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil
penelitian perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Tipe TGT pada pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 di kelas III UPTD SD Negeri 3
Muara Gading Mas terbukti bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
siqnifikan dari setiap siklusnya, daya serap atau ketuntasan pada siklus I (58,3%) dan
siklus II mencapai (100%). Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 di kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara Gading
Mas Kecamatan Labuhan Maringgai Tahun Pelajaran 2022/2023.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
UU. No 20 Tahun 2003 teantang Sistem Pendidikan Nasional
tercantum pada pasal 3 secara lengkap berbunyi sebagai berikut: Pendidikan

1
saat ini menjadi pegangan yang paling penting yang harus dimiliki manusia
atau masyarakat. Istilah-istilah yang sering ditemui dalam dunia pendidikan
antara lain kurikulum, sekolah, guru, siswa atau murid, pembelajaran
termasuk pemerintah dan lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem
pendidikan. Proses belajar mengajar terjadi bila ada interaksi antara guru dan
siswa. Guru mengajar dan siswa belajar. Berdasarkan undang-undang tersebut
maka diharapkan pembelajaran di kelas mampu menciptakan interaksi aktif
antara siswa dengan guru agar tujuan pembelajarn dapat recapai.
Berdasarkan pengamatan video pembelajaran pada laman Guru Pintar
Online (GPO) tentang pembelajaran matematika, guru tersebut hanya
menjelaskan materi dengan metode ceramah yang membuat siswa bosan
dalam mengikuti pembelajaran. Metode ceramah (teacher centered) yaitu
suatu metode pembelajaran secara one way atau satu arah yang mengharuskan
siswa mendengarkan penjelasan dari guru semata, sehingga tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dan berpikir kreatif untuk
menyampaikan ide atau gagasan dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan
siswa jenuh karena kondisi pembelajaran yang monoton.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa kelas III di UPTD SD
Negeri 3 Muara Gading Mas dalam pembelajaran tematik yang belum
mencapai KKM sebanyak (75%). Dengan belum tercapainya KKM yang
dialami oleh sebagian besar siswa maka guru harus melakukan pembenahan
atau refleksi diri mengapa hal tersebut bisa terjadi. Rendahnya hasil belajar
siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh strategi atau model pembelajaran yang
belum sesuai dengan materi pelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar
maka guru harus mempersiapkan dengan matang strategi pembelajaran seperti
apa yang cocok digunakan pada pembelajaran tematik Tema 2 Sub Tema 2.
Salah satu strategi pembelajaran yang yang dapat digunakan yaitu dengan
menggunakan model pembelajara kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT). Dalam model pembelajaran ini siswa lebih dimungkinkan untuk aktif,
berinteraksi dengan siswa lain dalam bentuk berdiskusi dan berkompetisi.

2
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Tematik Tema 2 Subtema 2 Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT di Kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara Gading Mas Kecamatan
Labuhan Maringgai Tahun Pelajaran 2022/2023

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas telah
teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
a) Siswa kurang memahami materi yang diajarkan.
b) Siswa kurang berminat dalam Pembelajaran Tematik Tema 2
Subtema 2
c) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik Tema 2 Subtema
2 rendah.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan dapat diketahui
penyebab masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Guru kurang dalam menguasai kelas pada saat pembelajaran
berlangsung
b. Guru kurang mengenal karakteristik siswa
c. Guru dalam menyampaikan materi kurang belum menggunakan
model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi
pelajaran.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil analisis masalah diatas, alternatif pemecahan
masalah yang dilakukan adalah Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik

3
Tema 2 Subtema 2 di Kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara Gading
Mas Kecamatan Labuhan Maringgai Tahun Pelajaran 2022/2023.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Tema 2 Subtema 2 Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) di
Kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan
Maringgai Tahun Pelajaran 2022/2023 ?”.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini bertujuan untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Tema 2 Subtema 2
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games
Tournament) di Kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara Gading Mas Kecamatan
Labuhan Maringgai Tahun Pelajaran 2022/2023

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pada tema 2 subtema 2
tentang perkalian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Team Games Tournament)
2. Bagi guru
Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran
terhadap materi perkalian pa tema 2 subtema 2.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat berguna untuk meningkatkan
kualitas atau mutu Pendidikan, membangun institusi sekolah yang

4
memiliki keunggulan serta menumbuhkan kerjasama demi memajukan
sekolah serta dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi
belajar anak didik khususnya di SDN Muara Gading Mas.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Menurut Gracia dan Anugraheni (2021:437) hasil belajar adalah
pencapaian yang diperoleh siswa dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa setelah melalui proses pembelajaran yang dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal.
Menurut Suprijono (2014:5), hasil belajar adalah pola – pola perbuatan,
nilai – nilai, pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi, dan
keterampilan.
Sedangkan menurut Kistian (2018:73) hasil belajar merupakan tolak ukur
yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa, baik dalam
perubahan tingkah laku maupun kemampuan dalam pembelajaran. Hasil
belajar juga bisa dikatakan sebagai perubahan perilaku siswa akibat belajar.
Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan. Hasil belajar tersebut dilihat dari kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran berdasarkan pengalaman atau pelajaran setelah
mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas. Selesainya proses
belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar
dan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Dari hasil
evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk nilai atau angka.
Berdasarkan pengertian di atas tujuan utama hasil belajar adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Jadi dengan
adanya hasil belajar, guru dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menangkap dan memahami materi pelajaran tertentu.

5
Menurut Slameto (2015:54) faktor - faktor yang mempengaruhi hasil
belajar terbagi menjadi dua, yaitu: faktor Intern dan faktor Ekstern.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu. Faktor Intern dibagi
menjadi 3 faktor, yakni:
a. Faktor jasmaniah ini berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Beberapa faktor jasmaniah yang mempengaruhi proses belajar yaitu
kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologi ada tujuh yang mempengaruhi belajar yakni
intelegensi atau kecakapan, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ektern ini
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu :
a. Faktor keluarga dimana siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga, seperti: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar ini mencakup
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang merupakan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik perlu adanya bantuan dan
bimbingan guru guna meningkatkan prestasi belajar siswa dan terhindar dari

6
kesulitan belajar yang dialami siswa, dan akhirnya dapat dicapai hasil belajar
yang optimal.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Menurut Slavin E, (Rusman, 2014) pembelajaran kooperatif tipe TGT
terdiri dari lima tahapan yaitu tahap penyajian kelas (class presentation),
belajar dalam kelompok (team), permainan (games), pertandingan
(tournament) dan penghargaan kelompok (team recognition). Menurut
Rusman, (2014) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5
sampai 6 peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku
atau ras yang berbeda. Slavin (2005: 163) menyatakan “TGT adalah model
pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik dalam
menggunakan kuis-kuis, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim
mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara
seperti mereka”.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


Menurut Slavin (1995), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5
langkah tahapan yaitu:
1) Tahapan penyajian kelas (class precentation)
Pada awal pembelajarn guru mempresentasikan atau menyajikan materi,
menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa,
dan memberikan motivasi. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-
benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru,
karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok
dan pada saat game akan menentukan skor kelompok. Materi pelajaran
dalam TGT dirancang khusus untuk menunjang pelaksanaan game/
turnamen. Materi ini dapat dibuat dengan cara mempersiapkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS).

7
2) Belajar dalam kelompok (teams study)
Kelompok biasanya terdiri dari 5-6 siswa yang anggotanya heterogen
secara akademik, jenis kelamin dan ras. Masingmasing kelompok diberi
kode, misalnya I, II, III, IV, dan seterusnya. Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya agar bekerja dengan
baik dan optimal pada saat game. Setelah guru menginformasikan materi
dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan LKS.
Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama,
saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok
yang salah dalam menjawab. Perlu disampaikan kepada siswa bahwa
mereka akan bekerja sama dalam kelompok selama beberapa kali
pertemuan dan mereka akan memainkan suatu permainan akademik untuk
menambah poin kelompok mereka, kelompok yang memperoleh nilai
tertinggi akan mendapatkan penghargaan.
3) Permainan (game)
Game terdiri dari pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan
yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Permainan
diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang
berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah
semua anggota kelompok telah menguasai materi, di mana pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah
didiskusikan dalam kegiatan kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4) Turnamen (tournament)
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja. Turnamen pertaman guru membagi siswa ke dalam beberpa

8
meja turnamen. Empat siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada
meja A, empat siswa selanjutnya pada meja B dan seterusnya.

5) Penghargaan Kelompok (teams recognition)


Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan. Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan
pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar
penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan
diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria (rerata predikat


kelompok)
30 sampai 39 Tim kurang baik
40 sampai 44 Tim baik
45 sampai 49 Tim baik sekali
50 ke atas Tim istimewa
(Sumber Slavin, 1995)
3. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
Menurut Rusman, (2014:224) kelebihan model TGT yaitu lebih
meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, mengedepankan penerimaan
terhadap perbedaan individu, proses belajar mengajar mengikut sertakan
keaktifan peserta didik, mendidik peserta didik untuk bersosialisasi,
motivasi peserta didik belajar lebih tinggi, hasil belajar lebih baik, serta
meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sedangkan
kelemahan model TGT yaitu bagi guru sulit mengelompokkan peserta
didik yang memiliki kemampuan heterogen pada bidang akademis, bagi
peserta didik kesulitan membagi kelompok yang memiliki kemampuan
tinggi dan kurang memahami materi saat berdiskusi.

9
C. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan suatu
konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa
akan belajar lebih baik dan bermakna. (Majid 2014 : 87). Pernyataan
tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sholehah (2017) yang
menyatakan bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata
pelajaran menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu. Sumber lain
yang ditemukan mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan
sistem pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga siswa memiliki pengalaman yang
bermakna. (Pebriana dkk : 2017). Berdasarkan beberapa pengertian
pembelajaran tematik menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari pembelajaran tematik yaitu pengintegrasian suatu materi
dari beberapa mata pelajaran menjadi suatu tema atau topik pembelajaran
sehingga siswa akan belajar lebih baik dan bermakna.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Karakteristik dari sebuah model pembelajaran akan membuat model
pembelajaran tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dari model
pembelajaran lainnya. Model pembelajaran tematik menurut Rusman
(2013: 258-259) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung.
3) Pemisahan pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
5) Bersifat fleksibel.
6) Hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

10
Karakteristik model pembelajaran tematik dapat salah menjadi salah satu
kelebihan dari model pembelajaran tersebut. Karakteristik model tematik
menunjukkan pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di SD.
Umumnya, karakteristik model tematik menuju pada siswa SD, seperti
perkembangan pikir yang melihat segala sesuatu dari satu keutuhan
(holistik), perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional.

3. Manfaat Pembelajaran Tematik


Model pembelajaran memiliki manfaat salah satunya untuk
memaksimalkan pembelajaran. Pembelajaran tematik memiliki manfaat
dalam proses pembelajaran, baik manfaat bagi siswa maupun guru. Rusman
(2013: 258) menyebutkan manfaat pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi
mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2) Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna, karena isi/
materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana ataun alat, bukan
tujuan akhir.
3) Pembelajaran tidak terpecah-pecah karena siswa dilengkapi dengan
pengalaman belajar terpadu, sehingga akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang lebih terpadu juga.
4) Memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata, sehingga dapat
mempertinggi transfer belajar.
5) Pemaduan antar pembelajaran akan membuat penguasaan materi
pembelajaran menjadi semakin baik dan meningkat.
Manfaat model tematik akan menjadi salah satu pertimbangan untuk
menggunakan model tematik dalam pembelajaran. Secara umum, model
tematik dapat mempermudah Guru dan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dan hasil pembelajaran akan
tercapai secara maksimal.

11
III.PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III UPTD SD Negeri 3 Muara
Gading Mas Semester I, jumlah siswa 12 orang. Yang terdiri dari 6 laki-
laki dan 6 Perempuan dalam karakteristik yang berbeda-beda.

2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan di UPTD SD
Negeri 3 Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lampung Timur.

3. Waktu Penelitian
Waktu kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilakukan sejak
dari pengamatan video pembelajaran pada laman GPO dari tanggal 13
Oktober 2022 sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II pada tanggal
03 November 2022.Adapun jadwal pelaksanaan secar rinci tertuang pada
table dibawah ini:

Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Hari /Tanggal Mata Pelajaran Keterangan


1 13 Oktober 2022 Pengamatan video GPO Prasiklus
2 27 Oktober 2022 Tematik Siklus 1
3 3 November 2022 Tematik Siklus 2

4. Pihak yang Membantu


Penelitian perbaikan pembelajaran sampai pada penyusunan laporan ini
dapat terlaksana karena ada berbagai pihak yang membantu yaitu:
a. Bapak Sumadi, M.Pd selaku Supervisor 1 sekaligus pembimbing
PKP
b. Ibu Leni Roslaini, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 3 Muara
Gading Mas

12
c. Ibu Rusnawati, S.Pd selaku Supervisor 2
d. Pihak guru yang membantu berjalannya penelitian

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran yang berawal dari yang berawal
dari pengamatan video dalam Guru Pembelajar Online (GPO), diidentifikasi,
dianalisis dan disusun rancangan perbaikan pembelajaran dalam dua siklus
yang setiap siklusnya melalui empat tahapan yakni perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun prosedur pelaksanaanya
adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I diawali dengan refleksi dan
analisis awal penulis, dibantu dengan supervisor 2 terhadap hasil belajar
siswa sebelum perbaikan, mengidentifikasi masalah, menganalisa
masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah. Berdasarkan hasil
tersebut, penulis dibantu supervisor 2 melakukan hal-hal sebagai berikut;
1. Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran dari hasil
pengamatan video pada laman GPO siklus I.
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3. Menyiapkan lembar soal evaluasi yang akan dibagikan kepada
siswa dirumah masing-masing.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran di kelas dan di rekam
melalui video pembelajaran pada hari kamis tanggal 27 Oktober 2022
yang mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang dimulai
dengan apresiasi dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan pada kegiatan
inti guru menyampaiakn materi pelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe TGT. Dan pada kegiatan akhir guru memberikan umpan

13
balik terhadap materi yang disampaikan. Selanjutnya siswa mengerjakan
soal secara individu untuk mengukur keberhasilan pembelajaran siswa
pada siklus I dengan evaluasi pembelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan peneliti melibatkan guru pendamping atau
supervisor 2 selama pelaksanaan siklus I, untuk mengamati jalannya
pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengamati kinerja guru untuk itu guru
pendamping menggunakan instrumen APKG 1 dan APKG 2 .
Sedangkan lembar soal untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah siklus I selesai dilaksanakan, peneliti berdiskusi dengan
supervisor 2 untuk melaksanakan pengolahan data yang terkumpul dan
hasilnya bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT hasil
belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 telah
mengalami peningkatan walaupun belum optimal, sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu siklus II dengan memperbaiki
kekurangan dalam pembelajaran pada siklus I.

2. Siklus II
a. Perencanaan
1. Menyusun RPP perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I,
yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk perbaikan pembelajaran
pada siklus II ini.
2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT agar pembelajaran lebih
efektif.
3. Membuat soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa dirumah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran bersama siswa dikelas dan direkam
melalui video pembelajaran pada hari Kamis tanggal 3 November 2022

14
yang mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang dimulai
dengan melakukan apresiasi dalam rangka menarik perhatian dan
meningkatkan minat siswa, dan dilanjutkan dengan kegiatan inti dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran serta kegiatan akhir dengan
melakukan umpan balik dan penguatan bagi siswa. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal secara individu untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran siswa pada siklus II dengan evaluasi pembelajaran.
c. Pengamatan
Pada siklus II Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran kembali
diamati oleh supervisor 2 yang menggunakan instrumen APKG 1 dan
APKG 2 untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Sedangkan lembar soal untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam pembelajaran siklus II.
d. Refleksi
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, peneliti berdiskusi dengan
supervisor 2 untuk melakukan pengolahan data hasil belajar siswa yang
terkumpul dan hasilnya bahwa melalui media audio visual hasil belajar
siswa pada pembelajaran tematik telah mengalami peningkatan secara
signifikan, sehingga hasil belajar siswa telah memenuhi indikator
keberhasilan.

C. Teknik Analisis Data


Untuk mengumpulkan data-data dalam pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran menggunakan beberapa instrument yaitu :
1. APKG 1 dan APKG 2 untuk mengamati kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran baik dari perencanaanya maupun
pelaksanaannya
2. Lembar soal yang sesuiai dengan materi setiap siklusnya, kemudian
dianalisis, dituangkan dalam bentuk tabel untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini diawali dengan pengamatan video yang pada laman GPO.
Kemudian peneliti melakukan analisis masalah yang terdapat dalam video
dan membuat rancangan kegiatan perbaikan pembelajaran. Penelitian ini
terdiri dari dua pertemuan (dua siklus), yang setiap siklusnya melalui empat
tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III dalam
pembelajaran Tematik Tema 2 Sub Tema 2 dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) di UPTD SD
Negeri 3 Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai Tahun Pelajaran
2022/2023. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pembelajaran siklus 1 dilaksanankan pada hari Kamis tanggal
27 Oktober 2022. Pada kegiatan perencanaan ini peneliti menyusun
rancangan pembelajaran serta alat dan bahan yang diperlukan. Berikut
langkah-langkah perencanaan yang dipersiapkan:
1) Guru membuat rencana pembelajaran yang mengacu pada refleksi
terhadap Video GPO.
2) Guru merencanakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
dan menyiapkan bahan ajar (silabus, RPP perbaikan siklus I)
sebagai acuan agar pembelajaran menjadi terarah.
3) Guru menyiapkan bahan ajar yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
4) Guru membuat instrumen penilain berupa 10 soal evaluasi yang
akan dikerjakan siswa pada saat akhir pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada tahapan ini, adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut.

16
1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan
pendahuluan yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan
berdoa dan mengabsen siswa. Selanjutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi
pembelajaran. Guru meminta siswa memperhatikan penjelasan
guru. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Kemudian guru melakukan pembelajaran dengan
metode TGT di mana siswa diajak untuk bermain games
mengenai materi perkalian komutatif yang ada di tema 2 subtema
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan
menjelaskan kepada siswa bagaimana alur permainan yang akan
dilakukan. Setelah siswa mengerti, permainan pun dimulai,
setelah itu guru menghitung jumlah perolehan skor yang
didapatkan oleh tiap kelompok.
3) Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa mengambil kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Di akhir kegiatan pembelajaran
guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Langkah terakhir adalah guru mengakhiri
proses belajar dengan berdoa dan mengucap salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
diamati oleh supervisor 2 menggunakan lembar observasi
kemudian peneliti bersama supervisor 2 mengumpulkan hasil
evaluasi siswa kemudian mengolah menjadi sebuah data. Data
yang diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa. Data nilai

17
selanjutnya dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Berikut data hasil evaluasi yang diperoleh:

Tabel 4.1
Data Perolehan Hasil Belajar Siklus I
KK Tidak
No Nama Nilai Tuntas
M Tuntas
1 Alfi Azzahra 80 65 T
2 Aprilia Anisa Putri 60 65 TT
3 Dafa Ramadhan 70 65 T
4 Eka Nurjanah 60 65 TT
5 M. Novan Tri Setyawan 70 65 T
6 M. Bahrul Alimudin 80 65 T
7 M. Reihan Alhafidz 60 65 TT
8 Neysha Kalista 60 65 TT
9 Putri Pitaloka Sari 70 65 T
10 Rama Darel Nugraha 70 65 T
11 Syakila Alifa Safitri 80 65 T
12 Tri Cahyo Prastiyo 60 65 TT
Jumlah 820 7 5
Nilai rata-rata 68,3
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 60
Daya serap/Ketuntasan 58,3 %

Selain dalam bentuk tabel hasil evaluasi belajar siswa juga


disajikan dalam bentuk grafik.

Gambar 4.1
Grafik Hasil Evaluasi Kelas III Pada Siklus I

Nilai Siswa
6
5
4
3
2

1
0
60 70 80

18
Dari data diatas,jelas terlihat perbandingan jumlah siswa
yang memperoleh skor tertentu. Sangat jelas terlihat,bahwa sebaran
skor 60 s/d 80. Diantara tiga sebaran skor tersebut, skor 60
diperoleh oleh 5 orang siswa yakni (41,7%), skor 70 diperoleh 4
siswa yakni (33,3%). Sedangkan skor 80 hanya diperoleh oleh tiga
orang siswa saja (25%). Dengan nilai rata-rata 68,3. Dari data
tersebut hanya 58,3 % siswa yang telah mencapai kriteria
ketuntasan hasil belajar (≥65). Sedangkan, pembelajaran dikatakan
berhasil apabila 85 % siswa telah mencapai kriteria ketuntasan
hasil belajar (≥65).Berdasarkan data perbaikan pembelajaran
tersebut, maka perbaikan pembelajaran pada siklus I ini belum
berhasil.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan supervisor 2 dalam
melakukan permenungan terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran masih terdapat siswa yang malu-malu dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran yang sedang diterapkan. Guru memberi pengertian
kepada siswa untuk lebih percaya diri dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Kekurangan tersebut akan dilakukan perbaikan
dalam sebuah rancangan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanankan pada
hari Kamis tanggal 03 November 2022. Pada kegiatan perencanaan ini
peneliti menyusun rancangan pembelajaran serta media pembelajaran
yang diperlukan. Langkah-langkah perencanaan yang dilaksanakan
sebagai berikut.

19
1) Guru memperbaiki kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan
pembelajaran yang mengacu pada hasil refleksi siklus I.
2) Guru merencanakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
3) Guru menyiapkan bahan ajar serta alat dan media pembelajaran
yang diperlukan.
4) Guru membuat instrument penelitian berupa 10 soal evaluasi yang
akan dikerjakan siswa diakhir kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Adapun langkah pembelajaran yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan
pendahuluan yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan
berdoa dan mengabsen siswa. Selanjutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi
pembelajaran. Guru meminta siswa memperhatikan penjelasan
guru. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Kemudian guru melakukan pembelajaran dengan
metode TGT di mana siswa diajak untuk bermain games
mengenai materi perkalian komutatif yang ada di tema 2 subtema
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan
menjelaskan kepada siswa bagaimana alur permainan yang akan
dilakukan. Setelah siswa mengerti, permainan pun dimulai,
setelah itu guru menghitung jumlah perolehan skor yang
didapatkan oleh tiap kelompok.
3. Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa mengambil kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Di akhir kegiatan pembelajaran

20
guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Langkah terakhir adalah guru mengakhiri
proses belajar dengan berdoa dan mengucap salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti sedang melakukan perbaikan
pembelajaran diamati oleh supervisor 2 dengan menggunakan
instrumen APKG 1 dan APKG 2 untuk mengamati kinerja guru dan
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya hasil
evaluasi siswa kemudian dianalisis menjadi sebuah data. Data yang
diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa. Data nilai selanjutnya
dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan
pembelajaran. Berikut data hasil evaluasi yang diperoleh:
TABAEL 4.2
Data Perolehan Hasil Belajar Siklus II

Tidak
No Nama Nilai KKM Tuntas
Tuntas
1 Alfi Azzahra 100 65 T
2 Aprilia Anisa Putri 80 65 T
3 Dafa Ramadhan 90 65 T
4 Eka Nurjanah 80 65 T
5 M. Novan Tri Setyawan 90 65 T
6 M. Bahrul Alimudin 100 65 T
7 M. Reihan Alhafidz 80 65 T
8 Neysha Kalista 70 65 T
9 Putri Pitaloka Sari 90 65 T
10 Rama Darel Nugraha 100 65 T
11 Syakila Alifa Safitri 100 65 T
12 Tri Cahyo Prastiyo 80 65 T
Jumlah 1.060 12 -
Nilai rata-rata 88,3
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Daya serap/Ketuntasan 100 %

21
Selain dalam bentuk tabel hasil evaluasi belajar siswa juga
disajikan dalam bentuk grafik.

Gambar 4.2
Grafik Hasil Evaluasi Kelas V Pada Siklus II

Nilai Siswa
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
70 80 90 100

Nilai Siswa

Dari data diatas, jelas terlihat perbandingan jumlah siswa yang


memperoleh skor tertentu. Sangat jelas terlihat,bahwa sebaran skor 70
s/d 100. Diantara empat sebaran skor tersebut, skor 70 diperoleh 1
orang siswa yakni (8,3%). Skor 80 diperoleh oleh 4 orang siswa
(33,3%). Skor 90 diperoleh oleh 3 orang siswa (25%). Skor 100
diperoleh oleh 4 orang siswa (33,3%). Dengan nilai rata-rata (88,3).
Dari data tersebut 100% atau semua siswa memiliki nilai hasil belajar
diatas KKM Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85 % siswa telah
mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar (≥65). Berdasarkan data
tersebut, maka perbaikan pembelajaran pada siklus II ini sudah
memenuhi indicator keberhasilan
d. Refleksi
Pada tahab ini kembali peneliti melakukan diskusi dengan
supervisor 2 untuk melakukan permenungan hasil pembelajaran pada
siklus II. Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus
I, aktivitas dan motivasi belajar siswa meningkat terbukti data hasil belajar
siswa meningkat secara siqnifikan dengan daya serap atau ketuntasan

22
mencapai (100%), hasil tersebut telah memenuhi indicator keberhasilan
dan dinyatakan telah berhasil

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1, dan
siklus II, maka terdapat perbandingan prestasi hasil belajar siswa kelas III dalam
tema 2 sub tema 2 materi perkalian yang sangat signifikan sekali. Hal tersebut
dapat kita lihat melalui tabel perbandingan prestasi belajar siswa pada siklus I,
dansiklus II sebagai berikut :

Tabel 4.3
Perbandingan Prestasi Hasil Belajar Siswa,Pada Prasiklus, Siklus I, Dan
Siklus II

Hasil Belajar Per siklus


No Nama
Siklus I Siklus II
1 Alfi Azzahra 80 100
2 Aprilia Anisa Putri 60 80
3 Dafa Ramadhan 70 90
4 Eka Nurjanah 60 80
5 M. Novan Tri Setyawan 70 90
6 M. Bahrul Alimudin 80 100
7 M. Reihan Alhafidz 60 80
8 Neysha Kalista 60 70
9 Putri Pitaloka Sari 70 90
10 Rama Darel Nugraha 70 100
11 Syakila Alifa Safitri 80 100
12 Tri Cahyo Prastiyo 60 80
Jumlah 820 1.060
Nilai rata-rata 68,3 88,3
Nilai tertinggi 80 100
Nilai terendah 60 70
Daya serap/Ketuntasan 58,3 % 100%

23
Gambar 4.3
Grafik Perbandingan Hasil Evaluasi Kelas V Pada Siklus I Dan Siklus II

Nilai siswa
6

0
60 70 80 90 100

Siklus 2 Siklus 1

Berdasarkan data dan grafik perbandingan diatas selanjutnya


dilakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Siklus I
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus
I dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT, terlihat
bahwa guru sudah sangat baik dalam penerapannya dan kegiatan
pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah disusun
dalam RPP. Namun masih terlihat ada beberapa siswa yang belum turut
serta aktif dalam kegiatan pembelajaran, beberapa siswa masih terlihat
berdiam diri dan malu-malu. Hal ini disebabkan karena dalam
pembelajaran model ini siswa diminta aktif siswa masih terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan metode cermaha di mana guru yang lebih
aktif menjelaskan dibanding siswa. Sehingga kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I belum terlaksana secara maksimal terlihat dari
hasil evaluasi dengan nilai rata-rata (68,3) serta ketuntasan belajara
sebesar (58,3%). Hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan,

24
maka dilakukanlah perbaikan-perbaikan yang disusun dalam Rancangan
Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II.

2. Siklus II
Berdasarkan refleksi pembelajaran pada siklus 1, maka dilakukan
beberapa perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus II. Pada kegiatan
pembelajaran siklus II sudah tidak ditemukan adanya kelemahan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil evaluasi belajar
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata
(88,3) dan daya serap atau ketuntasan mencapai (100%). Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 di UPTS SD
Negeri 3 Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai tahun
pelajaran 2022/2023. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman,
(2014:224), yang mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dapat membuat hasil belajar lebih baik/meningkat sebab model
TGT ebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, mengedepankan
penerimaan terhadap perbedaan individu, proses belajar mengajar
mengikut sertakan keaktifan peserta didik, mendidik peserta didik untuk
bersosialisasi, motivasi peserta didik belajar lebih tinggi, serta
meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament) mampu meningkatkan aktivitas dan motovasi
pembelajaran tematik tema 2 sub tema 2 pada siswa kelas III UPTD
SD Negeri 3 Muara Gading Mas.

25
2. Dengan meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa berdampak
pada meningkatnya hasil belajar siswa, terbukti ketuntasan hasil
belajar pada siklus 1 (58,3%) dan meningkat pada siklus 2 (100%).

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan simpulan tersebut hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh


guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya adalah:
1. Guru hendaknya dapat memotivasi dan melibatkan siswa untuk selalu
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.
3. Guru harus selalu kreatif dalam menciptakan susana pembelajaran yang
berbeda dan sesuai agar siswa tidak bosan dan tercipta kegiatan belajar
yang aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Agus Suprijono. (2014). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (2000). Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Alimatus Sholehah, Lutfi. (2017). Perbedaan Kemampuan Kognitif Siswa


Menggunakan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing dan Jigsaw
pada Pembelajaran Tematik Tema 9 Kelas V SD. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan Sekolah Dasar, 5(2) : 760-76

Pebriana Ulifatus, Dkk. (2017). Peningkatan Keterampilan Menyimak melalui


Model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan pada
Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pojok II Kedungadem Bojonegoro.
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD Vol. 5, No. 2.

Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

26
Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme
Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slavin.(1995). Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Alvabeta.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Laerning. London: Allymand Bacon.

27

Anda mungkin juga menyukai